Prolog

Kyla tersenyum sambil mengangguk. Meyakinkan Dreg yang akan bersiap memainkan alatnya dengan jarum runcing di ujungnya itu, menyentuh kulit putih mulus Kyla. Menancap, menembus kulit arinya dan menari membentuk satu tulisan dengan gambar hati.

" Namanya berwarna biru, warna yang Jake sukai. Untuk bentuk hati itu berwarna merah, tentu warna yang paling kusukai." Celoteh Kyla ringan.

Dreg hanya menatapnya sambil mengangguk. Gadis cantik itu duduk nyaman di kursi empuk, seperti kursi eksekusi untuk hukuman mati.

" Kau bersiap untuk menahan rasa sakitnya, okay. Sedikit sakit." Ucap Dreg begitu jarum itu bergetar dan bersiap menembus kulit Kyla. Gadis itu meringis. Dreg terkekeh.

Kyla mampu menahan rasa sakit itu. Rasa panas dan perih ketika jarum itu menembusi kulitnya. Gadis itu hanya menggigit perlahan bibir bawahnya, matanya kadang terpejam begitu erat. Jari jemarinya kuat meremas ujung pegangan kursi. Lalu ketika matanya terbuka, tanpa disadari gadis itu menolehkan tatapnya ke samping. Mata bermanik amber itu bertemu tatap dengan mata hijau tua milik seorang lelaki yang sedari tadi menatapnya dengan sorot cemas dari luar jendela.

" Okay, finish." Ucap Dreg pelan yang membuat Kyla mengalihkan tatapnya dari pemilik mata hijau tua itu.

Kyla tersenyum puas menatap hasil karya Dreg. Lalu ketika Dreg menutup dengan perban hasil karyanya, gadis itu kembali tersenyum.

" Aku akan mengagetkan Jake dengan tattoo ini. Thank you Dreg." Ucap Kyla ceria. Gadis itu melangkah ringan menuju rumah Jake yang berjarak kurang lebih 200 meter dari tempat Dreg.

Kyla berpapasan dengan lelaki bermanik hijau tua yang tadi menatapinya. Kyla mengulas senyum manisnya.

" Hey, Drew." Sapa Kyla ramah. Lelaki itu tersenyum samar.

" Mengapa kau melukai tubuhmu hanya untuk seorang lelaki yang belum tentu setia kepadamu." Ucapnya ketus yang membuat Kyla mengerungkan dahinya.

Lelaki bernama Drew itu pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Kyla yang telah membuka mulutnya. Gadis itu pun berdecak sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

Kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya. Beberapa pasang mata menatap dengan senyum, gadis cantik berambut pirang yang ramah itu. Bibirnya yang selalu saja mengukir senyum tulus membuat semua orang menyukainya.

Kyla melangkah memasuki halaman rumah Jake yang terlihat sepi. Lalu dengan hati hati membuka pintu rumah itu. Dengan senyum Kyla membawa langkahnya menuju ke kamar lelaki itu.

" Pasti dia masih tidur. Dasar pemalas." Gumam Kyla sambil terkekeh. Gadis itu sudah biasa keluar masuk rumah kekasihnya itu.

Tangan Kyla tanpa ragu membuka pintu kamar Jake yang tidak terkunci. Mata bermanik amber itu melotot, menatap nanar ke arah tempat tidur. Dengan cepat tangannya membekap mulutnya yang hendak berteriak. Di sana, gadis itu menemukan Jake sedang memeluk sesosok tubuh polos tidak berpakaian. Mulut lelaki itu dengan liar dan panas mencumbui tubuh itu.

" Oh my gosh. Bianca, Jake." Lirihnya dengan air mata yang mulai berderai.

Gadis bernama Bianca dan juga Jake menoleh ke arahnya. Tampak sekali lelaki itu terperanjat. Sementara gadis telanjang itu hanya menundukkan wajahnya.

Segera saja Kyla berlari keluar dari rumah Jake. Tidak memperdulikan teriakan Jake yang memanggilnya. Gadis itu terus saja berlari. Membawa luka hati dan kekecewaannya. Juga rasa tidak percayanya.

" Ya, Tuhan. Ya Tuhan. Aku tidak percaya." Ucapnya berulang ulang sambil menghapusi air mata yang deras mengalir. Pandangannya serasa kabur karena banyaknya air mata yang menghalangi pandangannya.

Lalu ketika tubuhnya menubruk tubuh seseorang. Kyla merasakan tubuhnya seakan melayang. Dia pasrah, jika saja aspal keras yang akan menerima jatuhnya tubuhnya. Gadis itu memejamkan matanya. Tapi tidak. Tubuhnya tidak merasakan sedikit pun benturan keras. Dia malah merasakan rengkuhan hangat dengan suara berat khas seorang lelaki yang terdengar mengalun dengan penuh kecemasan.

" Mengapa kau berlari sambil menangis seperti itu. Apa yang terjadi?"

Kyla melengak, dia menatap lekat si pemilik suara. Dengan segera dia menyusupkan kepalanya ke dada lelaki itu.

" Drew." Gumam Kyla sambil terisak dalam rengkuhan lelaki yang kini dipeluknya dengan erat.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top