Kyla

Selesai mandi dan makan pagi yang digabung makan siang. Kyla dengan manja merengek, meminta Drew untuk membawanya menikmati pemandangan lembah Rhine yang indah.

" Aku ingin ke sana tapi tanpa harus lelah berjalan jalan menaiki bukit." Tunjuk Kyla ke arah Monumen Germania. Drew tersenyum sambil mengangguk mengiyakan.

" Kita bisa menaiki Ruhreeim's Cable Car, jadi tidak usah berjalan untuk menaiki bukit itu." Ucap Drew lembut sambil menatap sayang kekasihnya itu.

Lalu sambil menggenggam jemari Kyla, Drew membawa langkahnya menuju Ruhreeim's Cable Car. Kyla yang berjalan di sisinya mengulas senyum manis.

" Aku juga ingin sekali menaiki kursi gantung Niederwald Castle yang ada di Assmannshausen. Menurut Tania Assmannshausen itu sebuah desa romantis yang patut dikunjungi." Ucap Kyla dengan mata berbinar.

Pemandangan dari ketinggian kereta gantung menawarkan panorama yang mengesankan di atas kebun anggur dan air sungai Rhine yang berkilauan.

" Cantik sekali." Gumam Kyla yang disambut senyum oleh Drew.

" Kau lebih cantik sayangku." Bisik Drew. Kyla tersipu.

" Dimana kau mengenal Tania?" Tanya Drew tiba tiba yang membuat Kyla menoleh menatapnya. Ragu mulut gadis itu hendak terbuka dan Drew seakan melihat sesuatu yang tidak baik.

" Kiky." Drew lembut mengusap pipi Kyla. Gadis itu sedikit tersentak.

" Kakak Tania menyukaiku. Dia kepala bagian di mini market tempatku bekerja." Ucap Kyla pekan pada akhirnya. Drew menarik napas lalu menghembuskan cepat.

" Mr. Hendri. Lelaki itu kakak Tania dan kau pergi ke sini untuk menemui lelaki itu, begitu?" Drew menatap lekat Kyla yang cepat menggeleng.

" Tidak. Tidak seperti itu. Aku datang ke sini untuk bertemu Tania yang mau menjadi temanku tanpa melihat siapa aku." Tegas Kyla sambil tangan gadis itu merangkum tangan Drew.

" Tania menerimaku dengan sangat baik. Bahkan ketika dia tahu aku tidak dapat menerima rasa yang ditawarkan Mr. Hendri, apalagi membalas rasa itu." Lanjut Kyla dengan mata yang mulai berkaca kaca.

" Sayang, sayang. Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu bersedih." Ucap Drew penuh dengan nada sesal.
Lelaki itu merengkuh tubuh ringkih itu.

" I'm so sorry." Desis Drew. Kyla kini menatap Drew dengan lekat.

" Drew, bahkan Jake yang telah menemaniku selama empat tahun, tidak juga dapat menghapuskan bayanganmu dan rasa cintaku untuk dirimu." Ucap Kyla lirih.

Drew terlihat begitu menyesal, lelaki itu bahkan sampai memeluk erat Kyla dan menciumi wajahnya.

" I love you, Ky. I love you, so much." Bisik Drew.

Lalu mereka menghabiskan seharian itu dengan penuh canda dan tawa. Drew begitu menunjukan rasa sayang dan cintanya kepada Kyla. Lelaki itu seakan ingin memperlihatkan semua kesungguhan rasa yang dimilikinya.

" Kapan kau akan menghapus Tattoo nama lelaki sialan itu?" Tunjuknya pada lengan Kyla yang masih tertutup perban.

" Besok, Tania akan membawaku ke tempat temannya." Jawab Kyla pasti.

" Aku akan membuatkan namamu." Ucap Kyla tenang. Drew menggeleng.

" Tidak, jangan. Cukup kau simpan namaku di hati saja." Ucap Drew dengan senyum. Kyla membalas senyuman itu.

" Namamu selalu berada di hatiku sejak kau memberiku cokelat lucu berbentuk kelinci itu." Ucap Kyla sambil terus mengulas senyum.

" Aku juga, menyimpan nama gadis lugu dan cantik ini. Sejak kulihat menangis diayunan karena ingin membeli cokelat." Drew mengacak rambut Kyla yang tergelak karena ulahnya.

" Dan sejak saat itu, kau selalu saja menemaniku. Menghadirkan senyum dan memberikan bahagia." Kyla cepat mengecup pipi Drew yang langsung melengkungkan senyuman.

" Kau sumber kebahagianku, Kiky. Walaupun aku sempat merasa, bahwa kau tidak akan kumiliki. Takdir yang seakan tidak berpihak pada kita dan aku terus terang saja, merasa sangat takut memikirkannya." Tangan Drew mengusap sayang pipi gadis cantik tercintanya. Kyla tersenyum dengan mata mengerjap begitu cantik. Drew cepat merengkuh ke dalam peluknya.

" Hari sudah sore, Dear. Sebentar lagi malam. Aku rasa saatnya kita kembali ke hotel." Drew menaut tangan Kyla lalu membawanya melangkah menuju ke Hotel.

" Besok kau pergilah bersama Tania. Aku akan mencari apartement." Lanjut Drew. Kyla langsung menoleh, menatapnya seakan tidak percaya.

" Apa kau akan menetap di sini?" Tanya Kyla ragu. Drew mengangguk cepat.

" Kita akan menetap di sini." Ralat Drew cepat. Kyla menatapnya dengan wajah yang masih tidak percaya. Drew kembali mengangguk tegas. Meyakinkan Kyla yang langsung menjerit senang. Drew memeluk sayang tubuh itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top