Kyla

Sedih, kecewa dan marah. Entah kata apalagi yang bisa mewakili perasaan gadis itu saat ini.

Sedih, Kyla teramat sedih. Empat tahun bukanlah waktu yang sebentar dalam menapaki hari. Merajut rasa kasih sayang, diantara dirinya dan Jake. Merenda cinta sederhana yang berjalan begitu penuh canda dan keceriaan.

" Ya Tuhan. Kau begitu tega, Jake." Lirih Kyla dalam dekapan Drew yang saat itu menemukan gadis itu kalap dalam tangis dan amarahnya.

" Aku antar pulang." Ucap Drew lembut sambil mengandeng pundak Kyla, menuju mobilnya.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Kyla, tidak ada satu patah kata pun terdengar. Drew yang berkonsentrasi menatap jalanan. Sementara Kyla masih dengan tangis kecewanya. Drew hanya sesekali melirik Kyla yang sibuk dengan pikirannya.

" Istirahatlah." Ucap Drew begitu mobilnya berhenti tepat di depan rumah Kyla yang sepi.

" Terima kasih." Ucap Kyla pelan. Gadis itu beranjak keluar dari mobil dan membawa langkahnya memasuki rumahnya. Drew hanya menatapnya.

Kyla langsung menuju kamarnya. Tidak menghiraukan sapaan Ibunya yang jadi terbengong melihat anaknya  yang pulang berwajah sedih dan juga berlinang air mata.

" Paling mereka ribut lagi." Ketus wanita setengah baya itu sambil melanjutkan kegiatannya. Menonton acara showbiz.

Termenung. Kyla merenungi empat tahunnya yang kini terasa sia sia. Empat tahun yang dia habiskan untuk mengimbangi sikap dan sifat Jake yang egois dan terkadang sedikit kasar.

" Entah berapa banyak pengorbanan yang kuberikan hanya untuk tetap berada di sisimu." Ucap Kyla dengan air mata yang terus mengalir.

" Entah berapa banyak pelukan dan ciuman yang telah kau ambil." Tubuh Kyla bergetar.

" Dan entah berapa kali kau merasai tubuh wanita itu. Tubuh Bianca. Wanita yang kau bilang hanya teman." Kyla terlihat semakin bergetar.

" Dia hanya teman, sayang. Kebetulan saja dia mampir. Percaya padaku, cantik. Dia hanya teman lama masa sekolah."

Kyla teringat sanggahan Jake dikala gadis itu menemukan Bianca keluar dari rumah Jake, dengan pakaian seronoknya. Sekilas gadis itu menatap tajam Kyla dengan senyum yang seakan melecehkannya.

" Dan kau membohongiku." Lirih Kyla getir.

Kecewa. Tentu gadis itu teramat kecewa. Banyak cinta yang Kyla tolak hanya karena dia teramat mencintai Jake. Banyak nasehat dan penjelasan yang tidak dihiraukannya tentang Jake, hanya karena dia percaya lelaki itu juga mencintainya.

" Tapi ternyata aku salah." Ucap Kyla sambil mulai menatapi satu persatu bingkai foto yang terpasang dan menampakkan kemesraan antara dirinya dan Jake.

Gadis itu mulai beranjak mendekati bingkai foto itu lalu mengambilnya, menatapnya sekilas, membantingnya keras. Bunyi pecahan kaca terdengar begitu mengguris hati. Tidak hanya satu, gadis itu mulai membanting semua foto yang terpajang. Gemas sepatu bootnya menginjak remuk kaca bingkai itu.

" Mulai detik ini aku tidak akan percaya lagi, Jake. Cukup selama ini aku menjadi gadis tolol yang begitu mempercayai kebohonganmu."

Kyla tidak hanya membanting bingkai foto tapi semua barang barang milik Jake, yang sudah beberapa tahun ini menghuni kamarnya. Menjadi obat penghapus rindunya dikala Jake tidak di sisinya.

" Keluar kota, bull shit. Kau bohong, Jake. Kau bukan keluar kota, tapi menuntaskan napsumu dengan wanita itu." Maki Kyla penuh amarah sambil membanting gitar kesayangan pemberian Jake dua tahun yang lalu.

" Kau brengsek, Jake. Bajingan tengik. Kurang ajar." Umpat Kyla sambil terus membanting barang barang milik Jake.

Marah. Selama ini Kyla tidak pernah semarah ini. Gadis itu terkenal kalem dan sabar. Tutur katanya halus dan selalu lembut. Senyum dan tawanya selalu saja mewarnai kecantikannya.

Tapi kini amarah itu begitu kental terlihat di wajahnya. Matanya pun seakan menyorot penuh akan bara dendam.

" Kau akan menerima karmamu, Jake. Dan jika saat itu tiba, aku akan berada di sana. Menertawakan keadaanmu. Aku bersumpah untuk itu." Sinis Kyla sambil melemparkan pakaian Jake keluar dari lemari.

" Ya, Tuhan. Apa yang terjadi, Ky. Mengapa kamarmu seperti kapal pecah begini. Ky, ada apa?"

Suara teriakan Ibunya membuat Kyla terperanjat. Gadis itu menatap Ibunya dengan air mata yang berhamburan dari matanya.

" Jake, Mom." Ucapnya dengan suara tercekat. Tertelan isakannya. Lalu tubuh itu cepat menghambur ke pelukan Ibunya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top