Jake and Drew
Drew membawa mobilnya menuju rumah Jake. Lelaki itu menyangka Jake yang menyebabkan Kyla pergi.
" Lelaki brengsek itu penyebabnya semua ini." Maki Drew sambil menghempaskan pintu mobilnya ssdikit keras. Matanya menyalang menatap Jake yang sedang berjalan bersama Bianca.
Jake yang melihat kedatangan Drew memicingkan matanya. Lalu berjalan menghampiri Drew yang menyandar di pagar pembatas rumahnya.
" Ada apa?" Tanya Jake dingin.
" Kyla pergi." Ucap Drew datar. Jake menatap Drew yang sedang menatap dirinya begitu tajam. Ada amarah dalam tatapannya.
" Lalu apa hubungannya denganku?" Tanya Jake sambil tersenyum kecut.
" Tentu saja ini semua karenamu. Kau selalu membuatnya menangis sedih." Ucap Drew sengit. Jake tertawa.
" Dia pergi tidak akan lama, dia itu teramat mencintakku. Nanti pun dia akan kembali padaku." Ucap Jake begitu penuh percaya diri. Drew mendengus kesal.
" Kau tidak usah khawatir. Kau itu hanya temannya tapi terkadang terlalu peduli, melebihi aku yang kekasihnya." Sungut Jake sambil menatap Drew.
" Kau bukan lagi kekasihnya. Semua sudah selesai, Jake. Aku menemuimu inginnya memukulmu, karena dirimu yang brengsek dan sialan membuat gadis tercintaku itu pergi." Ucap Drew mulai terpengaruh amarah. Dia kesal dengan tampang Jake yang seolah tanpa dosa.
" Gadis tercinta. Gadis tercintamu itu mencintaiku. Dia hanya menganggap dirimu itu teman. Teman saja. Hanya teman." Ejek Jake dengan tawa. Drew berdecak.
" Yah, Teman. Teman yang pertama kali memeluknya, yang pertama kali menciumnya dan yang mampu memilikinya." Ucapan tenang Drew membuat Jake meradang.
" Bangsat." Maki Jake kasar sambil mengeratkan rahangnya. Kedua tangannya terkepal. Lelaki itu siap untuk menyerang tapi seolah tidak mampu melakukannya.
" Kau akan memukulku?" Tanya Drew sambil menatap Jake dengan senyum. Jake hanya menatap Drew garang.
" Aku tahu, kau tidak akan berani. Kecuali kau ingin menemani Ayahmu itu, membusuk di penjara."
Jake menatap Drew sambil menghela napas. Posisinya sulit. Ayah Jake yang kini mendekam di penjara karena telah mencelakai Ayah dan Ibu Drew yang mengakibatkan kematian, saat melakukan aksinya dibantu oleh Jake. Tapi karena Jake saat itu masih di bawah umur jadi hanya wajib lapor dengan memastikan tidak akan melakukan tindakan kriminal atau mengusik keluarga Drew.
Drew meninggalkan Jake yang terlihat kesal. Lelaki itu menarik napas berat dan membuangnya dengan kasar.
" Kyla, kau di mana sayang. Inginnya aku menghajar lelaki brengsek itu sampai dia tidak dapat lagi bergerak." Ucap Drew pelan.
" Tapi aku teringat dirimu, Ky. Kau paling tidak suka melihatku marah, apalagi memukul orang."
Drew menepikan mobilnya. Lelaki itu mengecek ponselnya. Dia berharap ada pesan dari Kyla. Tapi ternyata tidak ada. Dia juga segera mencoba menghubungi Kyla tapi tidak ada jawaban. Bahkan nada sambung pun tidak terdengar.
" Ya Tuhan, Ky. Malam semakin larut, kau di mana. Kau berada di mana." Keluh Drew dengan nada sedih dan putus asa.
" Kau tidak pernah pergi jauh. Kau pun tidak punya banyak teman. Ky, aku khawatir sekali."
Drew menengadahkan kepalanya. Sedikit meregangkan ototnya yang tegang. Berusaha menjernihkan pikirannya yang terasa keruh.
" Berpikir Drew, come on." Gumam Drew sambil memukul mukul sisi kepalanya.
" Kyla, aku mencintaimu. Aku bahkan menginginkanmu menjadi Istriku. Menjadi Ibu dari anak anakku. Ky, percayalah aku mencintaimu. Tuhan, tolong aku. Ky, bicaralah. Beritahukan keberadaanmu. Aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu, Ky."
Drew trus berbicara sambil menutup matanya. Lelaki itu berusaha untuk memusatkan pikirannya. Membuka satu persatu lembar ingatannya. Membongkar rekaman pembicaraan dengan Kyla tercintanya.
" Aku lelah, Drew. Aku ingin pergi dari sini." Drew meringis mengingat ucapan Kyla beberapa hari lalu.
" Jadi sebenarnya kau memang ingin pergi." Lirih Drew.
" Aku malas bertemu orang orang yang selalu saja menatapku sinis. Apalagi Monica. Drew, apa kau tidak malu selalu berada di dekatku?"
Drew seakan tersentak, kata kata itu yang diucapkan Monica tadi siang. Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya. Menutup matanya erat erat. Lalu berteriak keras.
" Ky, apa kau pergi karena mendengar kata kata Monica. Oh Monica, kau gadis sialan." Rutuk Drew kesal.
" Ky, aku tidak peduli dengan pikiran dan ucapan orang lain, yang aku tahu aku mencintaimu. Teramat sangat mencintaimu, Ky." Ucap Drew sambil menumpukan keningnya di atas kemudi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top