Jake
Beberapa hari ini Jake lebih sering terlihat diam menyendiri. Bahkan lelaki itu menolak kehadiran Bianca tadi sore yang datang dengan senyum genit menggodanya.
Lelaki itu duduk terpekur di balkon kamarnya. Menatapi malam gelap tidak berbintang. Biasanya setelah lelah bekerja seperti ini, Kyla akan menghubunginya. Bertanya apakah dia sudah mandi dan makan malam.
" Beberapa malam ini tidak ada yang mengingatkanku, Ky." Desah napas kecewa Jake terdengar.
Bahkan biasanya Kyla juga akan datang dengan membawa menu makan malam. Gadis itu selalu saja penuh perhatian.
" Aku saja yang bodoh, Ky." Rutuk Jake sambil menjambak rambutnya.
Jake mendongak, menatapi langit gelap. Hatinya seakan bertanya tanya.
" Adakah orang lain yang akan menggantikan tempatku, Ky. Seperti saat ini." Jake memejamkan matanya seakan tidak sanggup membayangkan hal itu terjadi.
" Aku mohon kau kembali memberiku kesempatan, Ky. Aku tahu kau butuh cinta dan aku berharap kau tidak secepat itu beralih."
Jake membayangkan wajah datar dan sinis Kyla, ketika terakhir kali mereka bertemu. Gadis itu pun begitu ketus berucap. Wajahnya begitu kental akan aura kemarahan. Tidak ada lagi binar cinta kasih di sana yang selalu terangi bayangan di wajah cantik itu.
" It's over, Jake. Done. Finished."
Kata kata itu seakan terus terngiang di telinga Jake. Kata kata yang tidak pernah keluar dari mulut Kyla selama ini. Sampai akhirnya terdengar begitu nyaring dan tegas kemarin itu. Jake seakan merinding mengingatnya.
" Aku hanya manusia biasa. Bukan gadis hebat ataupun gadis super."
Jake menyadari benar ucapan Kyla. Sekuat apa pun gadis itu bertahan, pada akhirnya dia menyerah juga. Lalu kesalahan itu mengarah semua kepada dirinya. Kelakuannya dan juga kebiasaannya.
" Tapi, Ky. Seandainya kau mau memenuhi keinginanku untuk memiliki dirimu. Mungkin aku tidak akan bermain dengan wanita wanita itu. Kaulah yang akan memuaskan hasratku."
Jake membela dirinya kala itu. Disaat Kyla menyalahkannya yang sering kali menuntaskan hasratnya dengan Bianca atau wanita lainnya.
" Aku bersyukur tidak memenuhi keinginanmu itu untuk memuaskan hasratmu." Ketus Kyla sambil dengan sinis menatap Jake.
" Apa jadinya jika aku menyerahkan diriku kepadamu dan kau seenaknya tidur dengan yang lainnya."
Telak, ucapan Kyla yang ketus dan tegas itu begitu membuat Jake semakin merasa bersalah.
Jake menggelengkan kepalanya. Rasa sesal dan kesal membuat lelaki itu jenuh. Dengan sangat ringan kakinya melangkah. Membawa dirinya untuk melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat yang diyakininya mampu sedikit menghilangkan penatnya.
" Hey, Man. Lama tidak terlihat. Aku pikir kau telah bertobat." Sapa salah seorang pelayan di sana, begitu Jake memasuki tempat itu. Jake meringis.
Lalu tangannya mulai mengangkat botol minuman yang disodorkan pelayan tadi, menuang isinya ke dalam gelas lalu meneguknya sampai habis. Ada rasa panas dan pahit yang menjalari tenggorokan, disamping rasa yang tajam dan menyengat di lidah. Lalu menyusul rasa hangat yang menjadikan Jake merasa sedikit tenang.
" Ky, aku merindukanmu." Desis Jake.
Lalu ketika lelaki itu sudah beralih ke botol yang ke empat. Tubuhnya mulai terasa ringan dan melayang. Dia tidak hilang akal tapi jadi sedikit meracau dan amarahnya jadi tidak terkendali.
" Guys, Thank you." Teriak Jake sambil mengangkat tangannya. Dengan terhuyung lelaki itu menuju mobilnya.
" Biar aku yang mengemudi." Ucap sebuah suara. Jake tertawa sambil mengangguk.
Ketika bunyi kicau burung terdengar dan sinar mentari yang terasa hangat menerpa wajahnya. Jake mengeliat. Tubuhnya terasa masih sedikit lelah. Lelaki itu mengucek matanya dan menatap dirinya yang tidur tanpa pakaian. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuhnya.
" Kau mabuk semalam."
Jake menoleh ke arah kamar mandi begitu mendengar suara seorang wanita.
" Bianca, bagaimana bisa kau berada di sini?" Jake menatap tajam ke arah wanita itu.
" Tadi sudah kubilang, kau mabuk semalam. Kebetulan aku lewat Club dan melihatmu. Aku mengantarmu dan kau meminta kutemani. Kau bilang kau merindukanku." Ucap Bianca sambil duduk di sisi tempat tidur.
Jake berdecak. Lalu lelaki itu segera membulatkan matanya begitu pintu kamarnya terbuka, menampakkan sosok yang semalam teramat sangat dirindukannya.
" Maaf, aku menganggu. Aku hanya akan mengantarkan pakaianmu yang tertinggal di rumahku."
Setelah berkata dengan suara datar, gadis itu segera berlalu, berjalan tergesa meninggalkan Jake yang berteriak kesal dengan kedua tangannya yang terkepal.
" Kyla. Aaaahhh."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top