Drew

Drew menatap Kyla yang terlelap dalam tidurnya. Wajah cantiknya tampak begitu damai. Terlihat sangat tenang. Gadis itu sesekali bergerak dan menyusupkan dirinya ke dalam pelukan hangat lelaki yang saat ini menciumi puncak kepalanya.

" Stay with me, Ky." Bisik Drew mesra. Lelaki itu tidak ingin mengganggu lelap tidur gadisnya.

" I love you, baby." Bisiknya lagi, tepat di telinga gadis yang tertidur pulas itu.

Lalu dengan tangan yang memeluk erat tubuh ringkih gadis itu, Drew pun ikut terlelap. Merengkuh mimpi kedamaian dalam kenyamanan rasa hatinya yang mampu menghadirkan kebahagian di hati kekasih tercinta.

Malam perlahan beranjak menepi, berlalu dengan redupnya sinaran bintang. Lalu sedikit demi sedikit sinar mentari pagi menyapa hari. Memancarkan sinar semangatnya untuk memulai hari yang lebih baik.

Drew terbangun dengan tanpa ada lagi tubuh yang dipeluknya, tapi wangi tubuh yang selalu mengguar manis masih terasa begitu lekat dipenciumannya. Lelaki itu menarik dalam napasnya. Matanya terpejam, terlihat begitu merasai aroma yang seakan memenuhi hati dan juga pikirannya.

" Sayang, sudah bangun?"

Sebuah sapa yang teramat lembut dan penuh perhatian dengan nada kasih, menerpa pendengaran Drew yang langsung tergegau. Matanya berbinar menatap sosok yang terlihat segar keluar dari kamar mandi.

" Beautiful." Ucap Drew dengan cinta yang terlihat tidak mampu ditutupi.

" Mandilah, cepat. Aku akan siapkan sarapan." Kyla menatap Drew yang lekat menatapnya.

" Aku akan mandi, sayang. Setelah kau memberikanku pelukan dan juga ciuman."

Kyla tersenyum menatap Drew yang ucapannya terdengar merengek itu. Senyumnya terulas manis. Ringan gadis itu melangkah, mendekat ke arah lelaki yang kini telah merubah posisinya. Duduk dengan tangan terentang.

Kyla menyambutnya. Menyelusupkan tubuhnya ke pelukan hangat yang merengkuhnya, lalu mendaratkan ciuman singkat di bibir lelaki yang wajahnya terlihat begitu berseri itu.

" Kau jadi pergi dengan Tania?" Tanya Drew pelan. Kyla mengangguk cepat.

" Baiklah. Buatlah sarapan, aku akan mandi." Drew mencium bibir yang tadi memberikan ciuman. Sedikit lama. Lalu beranjak dari tempat tidur.

" Kau jadi mencari apartement?" Tanya Kyla sambil menatap Drew yang melangkah menuju ke kamar mandi. Lelaki itu menatapnya dengan senyum, kemudian mengangguk.

" Lalu bagaimana Nenekmu di sana dan juga ehm, Monica" Kyla terlihat menunduk. Drew cepat menghampiri gadis itu.

" Hey, sayang. Nenekku ada yang menjaga dan merawat di sana. Kau tidak usah khawatir dan Monica, kau tahu aku tidak peduli."

Drew mengusap lembut pipi Kyla yang menatapnya dengan mata begitu gelisah. Lelaki itu mencium lembut bibirnya yang hendak berucap.

" Jangan selalu memikirkan orang lain, sayangku. Coba pikirkan juga kebahagianmu." Ucap Drew lembut.

" Apa aku punya hak untuk itu?"

Kyla menunduk dalam. Drew cepat saja menangkup wajah itu lalu dia menengadahkannya. Menatap tepat manik mata bening nan cantik di depannya.

" Kau sangat berhak untuk itu dan aku akan mewujudkannya. I swear."

Drew cepat memeluk tubuh ringkih yang kerap kali terlihat gamang itu. Mengecup dalam puncak kepalanya. Lelaki itu seolah ingin menyampaikan akan kesungguhan ucapan dan juga rasanya.

Drew mengusap sayang kepala gadis yang masih dalam pelukannya itu. Tangannya seakan menyengatkan semangat ke diri gadis tercintanya itu.

" Satu yang harus kau tahu, Ky. Aku teramat mencintaimu dan aku tidak ingin lagi menjauh darimu. Aku tidak akan pernah lagi memberi peluang dan kesempatan kepada siapa pun untuk mendekatimu dan berpura pura meyakinkan hatiku bahwa kau akan bahagia bersamanya." Drew sejenak menghela napasnya.

" Mengalah dan mengenyahkan rasa cintaku hanya karena menghargai aturan dan keinginan konyol Kakek dan Nenekku. Kau dengar, Ky. Kau dengar, bahkan aku akan melakukan apa pun untuk tetap berada di sini. Di sisimu, bersamamu. Hingga akhir waktu."

Ada nada emosi dan cinta mendalam dalam setiap kata yang diucapkan oleh Drew. Lelaki itu seakan ingin sekali membuat Kyla percaya dan yakin akan kesungguhan rasa di hatinya.

" Aku tahu, kau masih meragukanku. Kau seakan tidak pernah percaya akan keinginanku. Kau masih saja menyimpan tanya akan cinta yang kupunya untukmu. Ky, please. Percayalah."

Drew menatap Kyla dengan sorot mata penuh permohonan. Wajahnya seakan dipenuhi beribu pengharapan.

" Drew, jangan pernah membuatku kehilangan kepercayaanku." Lirih Kyla, Drew cepat merengkuh tubuh itu. Lalu dengan tegas menjawab ucapan penuh keraguan Kyla.

" No, I won't. I promise. I swear. I love you, Kiky."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top