Drew

Drew tidak menunggu lama untuk segera menemui Kyla. Lelaki itu langsung saja menarik tasnya dan memasukkan beberapa pakaian ke dalamnya. Bergegas keluar dari rumah dan melajukan mobilnya. Malam beranjak kian larut, tapi tidak sedikit pun kantuk menyerangnya.

" Bahkan aku melupakan nikmatnya terlelap." Gumam Drew dengan senyum miris.

" Aku lebih tertarik cepat menemui dirimu dan melupakan kantukku." Gumamnya lagi sambil menyalakan musik sedikit keras untuk menemani perjalanan panjangnya.

Jalanan besar itu terlihat lengang di malam yang hampir mendekati dini hari. Senyap seakan membawa rasa rindu yang seharian ditahan Drew naik kepermukaan. Lelaki itu terlihat mengukir senyum sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

" Tidak pernah aku merasa ketakutan seperti ini. Merasakan takut akan kehilangan. Ky, kau teramat kuat menguasai hatiku, jiwaku dan juga hidupku." Keluh Drew sambil kembali tersenyum malu, seakan mengejek dirinya sendiri.

" Aku bahkan seperti orang gila, Ky. Lihatlah, ini hampir dini hari dan aku bukannya tidur malah berkeliaran di jalanan untuk menemui dirimu. Aku teramat mencintaimu, Kiky sayang."

Drew menjalankan mobilnya sedikit cepat tapi tetap sangat fokus. Lelaki itu seakan tidak sanggup menahan rasa yang terus bergejolak.

" Kau tahu, Kiky sayang. Rindu ini berat sekali. Konyolnya lagi aku baru saja tidak melihatmu seharian ini. Bagaimana jika aku tidak lagi dapat melihatmu selamanya. Ya Tuhan, aku tidak dapat membayangkannya."

Drew tidak berhenti, dia terus saja bersuara. Mungkin untuk mengusir rasa kantuknya yang bisa saja datang secara tiba tiba.

Lalu kemudian keheningan mengisi perjalanan Drew. Mungkin lelaki itu lelah terus saja berceloteh. Kali ini dia lebih memilih bersenandung pelan, mengikuti nyanyian merdu tentang rindu yang mengalun dari audio mobilnya.

" If I could, then I would. I'll go wherever you will go. Way up high or down low, I'll go wherever you will go."

Drew bernyanyi dengan suara yang terdengar begitu penuh kesungguhan. Lelaki itu seolah mengungkapkan isi hatinya.

" I know now, just quite how. My life and love might still go on. In your heart, in your mind. I'll stay with you for all of time."

Drew berteriak diujung lagunya, dia seakan gemas menahan rasa yang terus meronta di dasar hatinya.

" Kyla, I love you and I miss you much."

Lelaki itu seolah hilang sadar. Dia berteriak, mengungkapkan akan semua rasa yang ada di hatinya.

Ketika mobilnya memasuki The Rhine Valley. Drew seakan disergap oleh rasa damai. Lukisan panorama nan indah tergambar di latar belakang kota kecil itu. Jajaran kebun anggur yang diterpa kilau sinar kemerahan dari ufuk timur, seakan memberikan satu janji kepada lelaki itu.

" Ky, aku telah sampai. Di mana aku dapat menemuimu?" Ucap Drew cepat begitu dapat menghubungi Kyla.

" Tunggulah di depan Drosselhof Stubchen. Aku ke sana sekarang." Suara serak Kyla terdengar. Drew menarik napas lega. Lalu lelaki itu memusatkan pandangannya, mencari tempat yang dimaksud oleh Kyla.

Drew segera memicingkan matanya, berusaha meyakinkan pandangannya. Dari kejauhan terlihat sosok yang di rindukannya. Berlari cepat kearahnya dengan senyum terukir indah di bibir gadis itu.

Segera Drew keluar dari mobilnya dan merentangkan tangannya. Lelaki itu menyambut tubuh mungil yang kini menubruknya. Drew segera merengkuhnya. Membenamkannya ke dalam pelukannya. Menciumi puncak kepalanya dengan penuh rasa sayang.

" Maaf aku membangunkanmu sepagi ini." Bisik Drew. Kyla menggeleng.

" Aku bahkan tidak bisa memejamkan mataku." Ucap Kyla pelan.

Drew menengadahkan wajah Kyla. Menatap wajah cantik dengan mata sembab itu.

" Berapa lama kau menangis. Matamu sampai bengkak begitu." Ucap Drew. Kyla hanya diam sambil membalas tatapan Drew. Lembut Drew mencium mata sembab Kyla yang langsung saja memejam.

" Jangan pernah sekali pun pergi tanpa memberitahukanku, Ky. Aku sampai mau gila rasanya." Ucap Drew sambil mengusap pipi Kyla. Gadis itu cepat mengangguk.

" Aku sudah katakan. Aku akan selalu mengikuti kemana pun kau pergi. Jadi jangan pernah lagi pergi tanpa ada aku yang menemanimu."  Ucap Drew lagi dan lagi lagi Kyla mengangguk. Drew dengan perasaan gemas cepat menunduk dan meraup bibir gadis itu.

Sinar mentari yang mulai menerangi, begitu berkilau menyapa indahnya pagi. Memulai hari dengan keyakinan akan rasa.

" I love you. Tetaplah terus berada di sisiku."

Drew menatap sayang gadis cantik tercintanya yang pipinya merona karena ungkapan rasanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top