Drew

Kesal, marah dan sakit hati. Perasaan itu seakan muncul begitu saja, setiap kali melihat gadis cantik itu berurai air mata. Berurai air mata untuk kesekian kalinya.

" Aku tidak tega, Ky. Selalu melihatmu berurai air mata. Sampai kapan kau akan terus menerima dan diam saja." Gerutu Drew sambil memukul keras kemudi mobilnya. Rahang lelaki itu mengeras.

Kesal. Dia teramat sangat kesal sekali dengan kelakuan Jake. Lelaki itu selalu saja mempermainkan gadis cantik yang diam diam teramat dicintai dan disayanginya. Gadis yang telah menjadi temannya sejak lama. Gadis yang selalu diinginkannya tapi begitu sulit dimiliki.

" Ingin rasanya aku memukul wajah bajingan itu. Membuatnya terkapar tidak berdaya." Umpat Drew kesal.

Marah. Aura kemarahan terlihat jelas di wajah Drew. Dia tidak mendengar sepatah pun kata dari mulut Kyla, tapi Drew tahu kesakitan, kecewa juga kemarahan yang terpancar di wajah gadis itu.

" Kau brengsek, Jake." Geram Drew. Sambil membanting keras pintu mobilnya.

Sakit hati. Rasa itu seakan mendera jiwanya. Membayangkan bagaimana kalutnya gadis yang selalu dipujanya saat ini.

" Kali ini aku tidak akan pernah lagi mengalah dengan aturan itu. Aku tidak akan lagi menunggu. Aku akan membuatmu menjadi milikku." Bisik Drew meyakinkan hatinya.

" Drew, aku mencarimu. Dari mana saja kau?"

Drew menoleh, menatap gadis yang selalu saja menempelinya tapi tidak mampu membuatnya tertarik sedikit pun. Bahkan dengan segala perhatian yang diberikannya.

" Drew."

" Pergilah, Monica. Aku lelah." Ucap Drew sambil cepat masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan gadis itu terbengong sendirian.

" Sulit sekali untuk menyentuh hati, Drew." Bisik Monica dengan nada sedih. Gadis itu beranjak pergi dengan wajah lesu.

Drew yang hatinya sedang gelisah tidak mampu lagi menahan dirinya. Lelaki itu dengan tergesa membawa langkahnya menuju rumah Kyla yang berjarak beberapa meter saja.

" Hey, Mrs. Summer. Kiky ada?" Sapa Drew sopan. Ibu Kyla tersenyum ramah menyambut Drew.

" Hey, Drew. Sepertinya anak gadisku itu sedang menangis di kamarnya. Baru saja dia pulang dari rumah Jake." Ucap Ibu Kyla dengan senyum masih terukir di bibirnya, sambil mempersilahkan Drew untuk masuk. Drew tersenyum sambil mengangguk.

" Untuk apa kau menemui dia?" Tanya Drew begitu masuk ke kamar Kyla yang pintunya tidak terkunci.

" Drew." Kyla menatap Drew. Gadis itu mengusap matanya yang berair.

" Berhentilah membelanya, Ky. Mengatakan kepada semua orang bahwa lelaki brengsek itu sangat baik dan berhentilah berpura pura, bahwa kau baik baik saja." Ucap Drew sambil mendudukkan dirinya di sebelah Kyla yang menunduk.

" Drew." Kyla menubrukkan tubuhnya ke dalam pelukan Drew yang seolah telah bersiap merengkuhnya.

" Sudah selesai, Drew. Kali ini benar benar selesai. Ini terlalu sakit." Ucap Kyla dengan nada sedih. Isakannya terdengar lirih.

Sakit hati. Rasa itu kembali hadir memenuhi ruang hati Drew yang jadi terasa linu. Mata Drew memejam erat. Bibirnya mengecup sisi pipi Kyla.

" Aku mencintaimu, Ky." Bisik Drew tanpa sadar. Kyla melengak, seolah tidak percaya menatap Drew yang masih memejamkan matanya.

" Drew. Kau.."

" Aku mencintaimu, Ky. Sejak dulu." Ucap Drew meyakinkan dengan mata terbuka dan menatap lekat Kyla.

" Drew, kau dan Monica...."

" Aku mencintaimu, Kiky. Bukan Monica." Ucap Drew meyakinkan dengan nada tegas. Kyla termangu.

" Tapi kau dan Monica sudah dijodohkan sejak kecil. Kau tidak akan semudah itu melanggar aturannya atau tidak peduli dengan keinginan Almarhum kakekmu dan lagi, nenekmu tidak menyukaiku." Lirih Kyla sedih, gadis itu semakin menyusupkan kepalanya. Drew semakin erat juga merengkuh gadis itu.

" Aku akan melanggarnya dan aku tidak peduli, Ky." Parau suara Drew terdengar.

Drew terus menciumi kepala Kyla lalu tangannya menengadahkan wajah cantik itu.

" Bagaimana mungkin kau akan melanggarnya, Drew?" Tanya Kyla lirih sambil matanya menatap lekat Drew yang menunduk, menatapnya.

" Aku akan melanggarnya saat ini juga." Ucap Drew mantap. Mata lelaki itu seakan menajam, menatap Kyla.

" Maksudmu?" Gadis itu terlihat mengerutkan dahinya. Drew seakan meyakinkannya. Lelaki itu pelan mengangukkan kepalanya.

" Percaya padaku. Aku mencintaimu." Ucapnya pelan sebelum bibirnya meraup bibir Kyla yang setengah terbuka karena kaget dengan apa yang dilakukan lelaki itu.

Drew memastikan hatinya. Membuat keyakinan untuk disampaikan oleh rasa yang kini tidak akan ditahannya lagi. Menyatakan kepemilikan atas diri gadis yang kini direngkuhnya. Dicumbuinya dengan segenap rasa. Dilabuhkan hasrahnya yang sudah tersaput gairah.

" Aku terpaksa melakukannya, Ky. Ini jalan pintas yang aku ambil, yang membuat kita bisa bersama." Gumam Drew dalam desahan napasnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top