1. Prolog
Prolog
–
Waktu yang membawaku kepadamu, dan aku harap, waktu jualah yang takkan membawaku pergi darimu.
–
Diandra menarik napasnya dalam-dalam, perempuan itu memandang kota Banjarmasin dari atas, dari tempat ia duduk sekarang, lama-kelamaan, pandangannya kabur, matanya ingin sekali menumpahkan air yang sedari tagi tergenang, menumpahkan rasa sesak yang selama ini ia rasakan, ia tidak mengerti lagi harus bagaimana, selain menangis.
Ia menyukai laki-laki itu, menyukai laki-laki yang sudah menolongnya delapan bulan lalu, laki-laki itu masih saja ada di kepala Diandra, walau pun sudah menghilang selama enam bulan belakangan ini.
Merasa kehilangan, merasa ditinggalkan, Diandra harusnya sudah sadar, Rafin – laki-laki yang sudah mencuri hatinya itu, yang membuat detak jantungnya menggila saat bersama dengannya, sudah meninggalkanya, sebagai perempuan yang tak diinginkan oleh Rafin, harusnya Diandra sadar, ia tidak dibutuhkan Rafin.
Azlan mengelus rambut Diandra yang sudah ikut jatuh di saat kepalanya tertunduk, dadanya bergemuruh hebat, harusnya ia mengungkapkan semuanya, mengungkapkan bahwa Azlan mencintai perempuan itu, dan akan membuatnya bahagia, tidak diam seperti ini, seperti laki-laki pengecut.
"Diandra." Azlan memanggil dengan lirih, ia mengangkat dagu Diandra, menyapu air mata yang turun dari mata perempuan itu, dan tanpa izin Diandra, Azlan menyatukan bibir mereka, mengecup lembut bibir merah Diandra, Diandra tidak menolak, juga tidak memebrontak, tapi Diandra juga tidak membalas lumutan yang diberikan oleh Azlan.
Diandra hanya ingin Rafindra, bukan Azlan.
--
Terima kasih sudah membaca sampai sini, dan masih mengikuti akun ini, semoga rajin update cerita ini ya.
Bdj, 29 Des 2019,
Mahdung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top