Cerita 18 :: Semua Tentang Kita

Tidak banyak yang mereka lakukan setelahnya, obrolan di pesan chat juga tidak banyak. Januari membahas mengenai hal-hal yang mereka sukai di masa lalu, cowok itu juga sedikit bercerita mengapa ia masih belum melupakan Tabinda. Katanya, hanya saat bersama Tabinda cowok itu merasa bahagia. Memang terkesan hiperbola, tapi Januari berkata kalau ia jujur saat mengatakannya. Januari tidak berusaha untuk memenangkan hati Tabinda, murni hanya ingin menjawab keingintahuan gadis itu saja.

Beberapa saat setelahnya, keduanya sepakat untuk berhenti sampai di situ. Hari sudah melebihi tengah malam dan keduanya harus bekerja esok hari. Kemudian, percakapan selesai.

Benar-benar tidak ada yang cowok itu katakan lagi, bahkan keesokan harinya, Tabinda sama sekali tidak melihat notifikasi pesan dari Januari. Memang sih, mereka baru saja bertemu, agak terlalu berlebihan jika Tabinda sudah menuntut ini dan itu pada Januari padahal status hubungan mereka masih sama, mereka masih menjadi mantan kekasih satu sama lain. Kendati Januari tidak memiliki pasangan dan Tabinda pun sama, tetap saja rasanya aneh. Mereka belum banyak melalui hal bersama-sama, Tabinda harusnya tidak perlu berharap lebih.

Bahkan sampai sore hari, ketika Tabinda baru saja pulang dari sekolah. Hari ini, sekolahnya memang mengadakan rapat rutin dan juga makan-makan di luar, jadi Tabinda telat pulang. Sampai di rumah pun masih ia sendiri. Tabinda bahkan tidak mengerti kapan dan bagaimana orang tuanya pulang. Pagi tadi mereka masih bertemu di meja makan, berbicara seperlunya lalu berangkat ke tempat kerja masing-masing.

Baru saja selesai mandi, Tabinda dikejutkan dengan nada dering ponselnya yang berbunyi. Ketika dilihat siapa penelfonnya, ternyata Januari. Orang yang sebenarnya Tabind tunggu kehadirannya sejak tadi pagi. Sebelum mengangkat teleponnya, Tabinda berdeham terlebih dahulu, ia memastikan suaranya tidak terdengar terlalu antusias.

"Kenapa?"

"Siap-siap, setengah jam lagi aku jemput."

"Hah? Ke mana?"

"Ada tempat yang mau aku kunjungi lagi sama kamu, jadi siap-siap. Nggak perlu dandan yang cantik, kamu sudah jadi Wanita paling cantik buatku sekarang. Dah, ketemu setengah jam lagi. Ini aku lagi di jalan on the way ke sana."

"Oke, hati-hati."

Telepon terputus.

Tabinda merasa begitu senang, saking senangnya ia sedikit berteriak. Untungnya tepat sekali Tabinda baru saja selesai mandi. Sejujurnya Tabinda tidak punya bayangan Januari akan mengajaknya ke mana. Berhubung cowok itu yang memang sejak tadi ia tunggu, rasa kesal dan bingung akan hubungan mereka yang sebenarnya mendadak sirna. Tabinda merasa terlalu senang bahkan hanya dengan ajakan keluar mendadak dari Januari seperti ini.

Apa karena perasaannya masih sama? Dan orang yang paling ia inginkan akhirnya datang, membuat Tabinda melupakan segala perasaan gelisahnya hanya dengan keluar bersama Januari seperti ini.

Setengah jam berlalu, Tabinda sudah siap dan rapi dengan dandanan feminimnya. Tabinda saat ini mengenakan dress di bawah lutut dengan motif floral berwarna kuning muda dan juga dengan riasan setipis dan senatural mungkin. Tabinda masih ingin terlihat jual mahal dan tidak terlalu antusias dengan ajakan Januari. Harga dirinya sebagai Perempuan harus dijunjung tinggi walaupun Januari mengetahui perasaannya, tapi Tabinda tidak boleh terlihat terlalu gampangan. Tidak bisa.

Beberapa saat kemudian, Januari datang dengan mobil yang sama seperti yang kemarin datang ke sini. Tabinda keluar rumah setelah cowok itu mengatakan kalau dia ada di depan. Awalnya Tabinda mengira bahwa Januari menunggu di dalam mobil, tapi ternyata cowok itu berada tepat di depan gerbang rumah Tabinda. Saat Tabinda bertanya mengapa Januari menunggu di sana, jawaban yang paling tidak terduga terdengar di telinga Tabinda.

"Sengaja, karena hari ini kali pertama aku ngajak kamu ngedate secara resmi, mau nggak kencan bareng aku hari ini? Soalnya agak gimana gitu kalau aku ngajak kamu keluar tanpa alasan yang jelas, walaupun tadi emang nggak jelas di telfon karena aku mau ngajak kamu secara langsung," katanya.

Mendengar hal tersebut, hati Wanita mana yang tidak meleleh?

Tabinda juga sama. Ia merasa sangat diperlakukan secara special oleh Januari. Padahal ini bukan kali pertama mereka keluar bersama walaupun sebenarnya bisa dihitung kali pertama setelah sekian tahun mereka berpisah. Akhirnya Tabinda mengiyakan dan Januari menggiringnya ke mobil, bahkan sampai membukakan pintu mobil untuk Tabinda. Perlakuan Januari memang sangat manis, namun tidak hanya itu ucapannya pun tidak kalah manis menurut Tabinda.

"Baru sekarang kita bisa keluar pake mobil kayak gini, dulu kita masih pake motor dan ke mana-mana kadang kehujanan." kata Januari lagi ketika mereka berdua sama-sama berada di dalam mobil.

"Kamu masih inget?"

Januari tertawa. "Kamu ini beneran meragukan perasaanku ya? Mau kamu tanyain semua hal tentang masa lalu kita juga aku bisa jawab tau." 

🌸🌸🌸

31 Januari 2025

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top