Mulai menginap

Setelah perjalanan yang cukup membuat Hazel merinding melihat ke arah luar kaca mobil. Setelah kelokan dan tikungan tajam mobil mereka lewati. Akhirnya mobil tersebut berhenti di depan sebuah rumah kayu yang tidak cukup besar, namun penuh dengan tumbuhan-tumbuhan hijau yang segar.

Sebelum turun ayah mengingatkan anak-anaknya untuk membersihkan sisa makanan yang berceceran di sofa mobil.

Ayah menengok ke arah jam tangannya.
"Pas, jam 10 malam"

Hazel kemudian keluar terlebih dahulu dan ke belakang mobil untuk mengambil kursi roda milik ayahnya.

Sedangkan Liam membuang sisa makanan di tempat sampah yang tersedia di depan
rumah tersebut.

Pintu mobil di sisi ayah Hazel duduk pun di buka. Dengan sabar Hazel menuntun ayahnya untuk duduk di kursi roda tersebut.

"Ayah....rumahnya sepi, apa Tante sudah tidur?" Bisik Hazel.

"Ah..ga mungkin, ini masih jam 10 malam, Tante bahkan pernah tidur jam 2 pagi gara-gara kebanyakan liat drama Korea."

Hazel menggangguk memaklumi. Karena tidak ada yang menyambut mereka, mereka bergegas langsung ke depan rumah tersebut dan mengetuk pintunya beberapa kali.

Satu kali ketukan

Dua kali ketukan

Tiga kali ketukan (Sunnah)

Melihat tidak ada respon dari tuan rumah. Hazel dan ayahnya seketika saling bertatapan keheranan.

Hazel mencoba untuk kedepan rumah dan mengintip keadaan di dalam rumah dari kaca pintu.

"Aman-aman saja...lampu hidup barang-barang ada di posisi yang seharusnya di ruang tamu, namun kenapa Tante tidak kunjung datang?" Pikir Hazel keheranan.

Hazel meraih ganggang pintu dan mencoba mendorongnya perlahan...lah Ndak dikunci?

"Assalamualaikum....Tante?" Ucap Hazel sambil perlahan menapakkan kakinya di depan pintu rumah itu.

Hazel kemudian kembali untuk mendorong kursi roda ayah ke dalam.

Setelah sampai di ruang tamu. Mereka bergegas meletakkan tas kecil berisi makanan ringan serta Liam merebahkan diri diatas sofa merah empuk yang ada di ruangan tersebut.

Namun, Hazel dan ayahnya bingung kenapa Tante tidak kunjung turun dan menyambut kedatangan mereka?

"Mbak?? Ini Broto." Ucap Ayah Hazel sedikit keras.

Sunyi....masih sunyi...

Namun...tunggu!

Hazel mendengar suara rintihan orang kesakitan dari sebelah kiri ruang tamu.

"Bukannya itu ruang dapur yah?!" Tanya Hazel panik.

Gadis tersebut berjalan cepat dan mulai mencium bau menyengat, spontan Hazel menutup hidungnya sendiri lalu menemukan seorang wanita terduduk lemah di sebelah meja makan sambil memegang botol minuman dari kaca.

Lantas gadis tersebut membulatkan matanya.
"Tante??!!" Kaget Hazel.

Gadis itu spontan merebut botol minuman tersebut dan menghirup aromanya untuk memastikan jenis minuman tersebut. Sedetik kemudian gadis itu menatap wanita tersebut dengan pandangan nanar tidak percaya.

Dengan cepat Hazel membuang air yang ada di dalam botol tersebut kedalam wastafel lalu membilas tangannya dengan air sabun. Setelah itu botol nya langsung Hazel buang di tempat sampah.

Hazel mendapatkan ilmu dari ekstrakulikuler kesehatan remaja yang ada di sekolahnya, dia sangat tahu bau yang ada di botol itu. Kenapa wanita ini meminumnya, apa orang ini mau mati??

Dengan lembut gadis tersebut melingkarkan tangan kanan wanita tersebut lalu mengangkatnya dan menuntun tubuhnya perlahan ke ruang tamu. Wanita tersebut berjalan sempoyongan namun masih dapat menyadarkan dirinya sendiri dan diam sepanjang dituntun oleh gadis tersebut.

"Mbak??? Loh kenapa Tante zel?!" Ucap ayah Hazel panik.

Hazel mengisyaratkan Liam untuk menepi dari sofa tengah untuk meletakkan tubuh lemah Tante disana.

"Tante minum alkohol kadar tinggi yah, tadi Hazel liat Tante sudah duduk lemas di sebelah meja makan. Syukurlah kita bisa datang tepat waktu. Kalau begitu Hazel ke dapur terlebih dahulu untuk membuat air madu hangat untuk Tante." Dengan cepat Hazel langsung pergi ke dapur meninggalkan ayah, Liam, dan Tante disana.

Ayah menggerakkan roda kursinya ke depan sofa. Pandangan ayah sangat tidak memercayai hal ini. Sudah berapa lama dia melakukan hal seperti ini.

Tante yang terbaring disana kemudian menutup matanya dengan tangannya dan menangis sejadi-jadinya. Mereka yang ada diruangan itu bingung. Kenapa? Apa yang terjadi pada wanita ini?

Ayah Hazel menoleh dan menatap sendu ke arah Liam.
"Liam, mau membantu Kakak di dapur?"

Dengan cepat Liam mengangguk dan melesat ke arah dapur setelah itu Ayah Hazel menoleh kembali ke arah Kakaknya yang masih menangis.

"Mbak....kenapa begini?" Ucap ayah Hazel sendu.

Tante tidak merespon apapun selain menangis, hal ini semakin membuat ayah Hazel bingung. Akhirnya dengan lembut ayah Hazel mengaitkan jemarinya di jemari kakaknya dan mengusap tangan kakaknya itu. Lalu berharap dia merasakan kehangatan sedikit dan tangisannya bisa mereda walau hanya sesaat.

Hazel berjalan perlahan mendatangi ayah dan tantenya di ruang tamu sambil membawa nampan berisi air lemon madu hangat.

"Ayah.." Ucap Hazel.
"Taruh saja dulu di meja ya, Hazel." Ucap ayahnya tanpa menoleh ke arah gadisnya.

Hazel mengangguk dan meletakkan nampannya.

"Kamu dan Liam ke atas dulu untuk bersih-bersih dan segera tidur, ayah akan menjaga Tante. Bisa ya?" Ucap ayah Hazel kini beliau menghadap ke arah Hazel dan Liam sambil tersenyum penuh kepercayaan.

"Baik ayah" Ucap Hazel dan Liam serempak.
.
.
.
Hazel dan Liam naik keatas dan menemukan 1 buah kamar terbuka tanpa sekat disana. Ruangan tersebut memiliki dua kasur dengan salah satunya yang di bawah kasurnya di lengkapi dengan kotak mainan. Hazel berfikir ini adalah kamar yang akan Hazel dan Liam tempati.

Mereka menuju ke kasur masing-masing lalu dengan kompak merebahkan diri dan menghela nafas bersamaan.

Kemudian Liam dari kasur sebelah menoleh ke arah Kakaknya yang terdiam menatap langit-langit kamar tersebut yang rapat karena kamar tersebut ada tepat di bagian atap rumah. Begitu cantik dengan lampu dan jendela diantara kedua kasur tersebut.

"Kak....tadi Liam lihat Tante nangis." Ucap Liam lirih.

Hazel mengangguk lalu membalas.

"Hmm...kira-kira ada apa dengan Tante ya, Liam? Apa karena ditinggal ibu?"

"Tante sayang dengan Ibu. Bahkan tiap ibu berkunjung, Tante selalu berbincang hangat dengan Ibu." Balas Liam lalu beralih menatap langit-langit.

"Mungkin itu yang membuat Tante melakukan hal seperti itu." Ucap Hazel.

Liam mengangguk.

Hazel menoleh ke arah Liam.
"Kalau gitu kita tunggu besok sampai Tante ga nangis lagi, baru kita bisa tanyakan hal ini ke Tante oke?"

"Oke kak" Balas Liam lalu menoleh ke arah Kakaknya.

"Kalau begitu Liam dan kakak ganti baju dulu lalu segera tidur. Besok baru mandi karena sekarang sudah malam." Jelas Hazel disusul dengan anggukan dari adiknya.
.
.
.
Setelah selesai berganti dan meletakkan baju kotor dalam keranjang cuci, mereka segera menuju ke kasur dan menutupi seluruh badan mereka dengan selimut.

Sebelum mematikan lampu Hazel dan Liam saling menatap satu sama lain dengan seksama. Setelah itu mereka berdua tersenyum.

"Semoga kita bisa ke istana megah di mimpi ya Liam?" Ucap Hazel berbisik.

"Wah aku harap istana itu muncul dimimpi Liam lagi, bersama dengan kakak disana." Ucap Liam membalas berbisik juga.

Mereka berdua tertawa pelan.
"Sudah sudah, kalau begitu selamat tidur Liam." Ucap Hazel lirih

"Selamat tidur kak."Ucap Liam tidak kalah lirih.

Hazel dengan cepat mematikan lampu.
.
.
.
Ayah Hazel yang sedari tadi berusaha menenangkan kakaknya akhirnya bisa bernafas lega, karena kakaknya sudah tertidur dan minuman dari Hazel sangat membantu kakaknya agar menjadi lebih tenang.

Setelah itu ayah Hazel mengambil selimut dari gudang kecil di sebelah ruang tamu dan menyelimuti kakaknya.

Lalu beliau mematikan lampu ruang tamu dan mengerakkan kursi rodanya untuk ke kamar bawah lalu mengistirahatkan raganya juga.
.
.
.
Di kamar atas, Liam merasa sedikit kedinginan. Berkali-kali Liam membolak-balikkan posisi tidurnya tetap saja dia merasa kurang nyaman. Hingga akhirnya matanya terbuka.

Liam menoleh ke arah Kakaknya kemudian terdiam, sedetik kemudian dia turun dari kasur. Liam menghampiri kasur kakaknya.

Dia langsung mengangkat satu tangan Hazel dan masuk kedalam pelukan kakaknya. Setelah itu Liam meninggikan selimut tersebut sampai se-kepalanya.

"Hangat.." Pikir Liam.

"Liam tidur di kasur kakak ya hari ini?" Tanya Liam lirih, lalu menoleh ke arah wajah teduh kakaknya yang terlelap, berharap kakaknya masih bangun.

Tetapi, karena tidak ada respon akhirnya Liam memejamkan mata dan membenamkan wajahnya lalu sedikit menggeliat dalam pelukan Hazel berusaha untuk tidur. Setelah itu kembali tenang.

Tiba-tiba Liam merasakan tangan kakaknya mengelus pucuk kepalanya secara perlahan.

"Jangan sampai jatuh dari kasur ya..." Lirih Hazel tanpa membuka matanya,

Liam pun membuka matanya dan tersenyum lalu kembali untuk tidur diikuti oleh Hazel yang semakin mengeratkan pelukannya terhadap Liam.

Baiklah, Satu hari telah terlewati, sejak kematian ibunda. Maka biarkanlah mereka semua tidur sejenak. Karena kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
------------------------------------------------------
Yuhuu okey gaiseu pemberitahuan, WYLI mulai hari ini dan seterusnya (sampai selesai) akan di up 2× seminggu setiap hari selasa dan Sabtu.

Terimakasih telah membaca, sampai jumpa lagi! ❤️

-Delzy1

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top