viii. cowok 'payah' menurut line

"Jadi gini, sebelum lo bingung, gue mau jelasin kalau yang bisa lihat kita bertiga cuma lo doang, Key. Jadi lo enggak usah khawatir orangtua lo nanya-nanya kita siapa," jelas Instagram sebelum kami berangkat ke mal, membuatku menganga.

"Kenapa? Lo heran?" tanya LINE dengan ekspresi bingung yang lebih cocok dipakai ketika dia mengerjakan ujian.

"Berarti nanti waktu jalan-jalan, lo semua enggak kelihatan?" tanyaku, memastikan.

Wattpad mengangguk. "Iya, jadi lo enggak perlu khawatir kalau nanti ketemu teman sekolah lo dan jadinya harus ngenalin kita bertiga ke teman lo. Walaupun kalau memang kita kelihatan dan lo mau ngenalin kita ke teman lo, tolong kenalin gue dengan nama Wattpad, bukan Weti apalagi Wati, karena—"

"Masalahnya justru kalau gue kelihatan jalan sendirian," selaku. Melihat Instagram, LINE, dan Wattpad masih tampak bingung, aku pun melanjutkan, "Nanti kalau ada teman atau followers gue ngelihat gue jalan sendirian, gue pasti bakal diketawain. Gue kalau jalan-jalan itu harus sama orang lain. Paling enggak sama Wanda. Kalau mereka enggak bisa, ya paling sama orangtua gue atau sama Kak Karel—enggak pernah sendiri! Menyedihkan banget kalau gue jalan-jalan sendiri."

Selama beberapa saat, Instagram, Wattpad, dan LINE masih menatapku dengan bingung. Tapi kemudian, LINE berkata sambil menatapku dengan senyum lebar, "Tenang aja, lo enggak sendirian, kok. Kan ada kita."

Sebelum aku bisa mengerang sebal, Instagram mengangguk. "Iya, teman kan, enggak harus bisa kelihatan sama orang lain. Kelihatan sama lo aja, udah cukup, kan? Toh kita teman lo, bukan teman orang-orang lain yang mau lihat lo jalan sendirian."

Ahhh! jeritku dalam hati sambil berdoa semoga tidak ada satu pun dari followers-ku yang melihatku jalan sendirian di mal nanti.

*

Ternyata, aku tidak seberuntung itu. Malah bisa dibilang, aku sial sekali.

Lebih buruk daripada bertemu salah satu dari ribuan followers-ku, aku malah bertemu Bima!  Oke, terakhir aku cek, Bima memang masih menjadi salah satu follower-ku di Instagram, tapi bagaimana kalau gara-gara aku tidak post foto kemarin, Bima memutuskan untuk meng-unfollow Instagramku karena menurutnya, aku dan isi Instagramku tidak menarik lagi? Gawat!

Oke, itu memang tidak segawat sekarang—saat Bima sedang menghampiriku sambil tersenyum bingung.

"Halo, Key. Sendirian aja?" tanya Bima.

Di sampingku, Instagram sedang merapikan rambutnya (seperti ada yang mau melihat dia saja!), LINE sedang menyemangatiku dengan senyum dan dua jempolnya yang teracung, sedangkan Wattpad sedang membisikkan kata-kata penuh semangat untukku (yang kuabaikan, tentu saja).

Sambil berusaha tersenyum kepada Bima, aku berkata, "Eh, iya, lagi pengin sendiri. Kalau lo? Sendirian juga?"

"Oh, enggak, gue lagi nungguin teman gue yang lagi di toilet," jawab Bima. Setelah beberapa saat, Bima bertanya, "Lo enggak marah sama gue kan, Key?"

"Marah? Kenapa?" tanyaku bingung.

"Lo enggak jawab LINE gue kemarin," jawab Bima, membuatku harus menahan diri tidak berteriak kepada ketiga 'teman'ku yang merupakan dalang dibalik hilangnya ponselku. (Oke, aku tahu yang mengambil ponselku ibu mereka si Mama Facebook atau siapalah, tapi tetap saja, mereka kan ada hubungannya.)

"Eh itu, ponsel gue rusak," jawabku akhirnya.

Bima tersenyum. "Oh, bagus, deh. Gue kira lo marah," katanya. Tidak lama kemudian, seorang cowok yang tidak kukenal keluar dari toilet dan melambaikan tangannya ke arah Bima.

"Oke, itu teman gue udah selesai," kata Bima. "Gue duluan ya, nanti kalau ponsel lo udah benar, jangan lupa bales LINE gue."

Setelah itu, Bima pun berlalu pergi, meninggalkanku yang sedang deg-degan.

Kira-kira, apa yang Bima katakan di LINE, ya? Apa jangan-jangan dia memberi kode kepadaku?

Atau jangan-jangan... dia menembakku?! AAAH! Aku harus segera membuka LINE. Aku butuh LINE-ku sekarang juga!

"Gue enggak suka cowok kayak gitu," komentar LINE dengan tampang tidak suka, membuatku mendelik kesal. Aku butuh LINE-ku yang sebenarnya, bukan cowok bernama LINE di sebelahku ini. Menyebalkan!

"Kenapa?" balasku dengan kesal, tidak peduli kalau ada orang yang melihatku bicara sendiri, aku sedang kesal.

LINE menggeleng, ekspresinya serius. "Gue enggak suka aja kalau gue lebih sering dipakai buat PDKT. Kalau mau ngedeketin, cowok harusnya ngomong langsung, jangan lewat chat doang. Payah."

Sebelum aku bisa membalas ucapan LINE, Wattpad sudah memekik kegirangan. "Ya ampun! Akhirnya LINE ngomong panjang! Harus diabadikan, nih. Supaya semua orang tahu, LINE akhirnya ngomong panjang. Hm, gue ingat-ingat dulu deh, lo ngomong apa, supaya gue bisa kasih tahu ke orang-orang dan orang-orang bisa ngasih feedback. Kalau banyak komentar positifnya, berarti ucapan lo bagus!" cerocos Wattpad.

Sementara itu, Instagram mengangguk-angguk. "LINE, kata-kata lo bisa gue pakai buat caption kayaknya."

Sementara itu, aku hanya bisa mengerang kesal mendengar percakapan mereka. Kenapa aku sesial ini, sih?![]

a.n

haihaii! kayaknya mulai sekarang dan seterusnya, chapter-chapter di WSMCA ini bakal agak panjang-panjang gitu, hehe. Semoga betah x D.

17 Juli 2017

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top