5.Cari Jodoh
Saat jam istirahat
"Lo nggak ikut ke kantin Jav?" tanya Idet.
"Enggak ah, lo berdua aja ke kantin. Gue mau di kelas aja," jawab Java.
"Jangan bilang lo mau belajar!" sambung Tio.
"Ya, gue mau belajar. Setelah istirahat kita ada ulangan matematika guys jadi gue mau belajar dulu."
"Halah lo Jav, lo blajar gak blajar bakalan dapet nilai seratus juga. Yuk Det, cabut," ajak Tio.
"Trus, ulangan kita nanti gimana dong?" tanya Idet dengan wajah tanpa dosa.
"Kan ada Java," jawab Tio santai.
Siapapun tidak akan pernah mendapati Java membaca buku lain selain buku pelajarannya. Cowok itu memang suka belajar. Selain buku pelajaran buku yang dibacanya adalah buku teori fisika, teori matematika, hukum pitagoras, matematika terapan dan buku matematika lainnya yang seharusnya dibaca mahasiswa.
Dia adalah cowok yang suka belajar baginya hidup adalah rumit seperti matematika dan asik jika bisa menyelaikannya seperti menyelesaikan pelajaran matematika.
"BAAA," Maya tiba-tiba muncul di depan Wajah Java yang tengah membaca buku pelajaran.
Java langsung terkejut. Begitu melihat Maya entah kenapa ia rasa-rasa ingin tersenyum, ia pun menahan senyumnya hingga bibirnya terkatup.
Ada-ada aja. Batin Java.
"Java.... darling," sapa Maya dengan gaya sok imut.
"Iya Kak, seger amat Kak dari mana?" tanya Java mencairkan suasana.
"Dari mata turun ke hati, Java darling," jawab Maya sambil menaik turunkan alisnya.
"Kakak bisa aja sih," Java kembali tersenyum.
Java berpikir bahwa hari-harinya akan suram setelah bertemu gadis aneh ini, tapi kenyataan tidak demikian ia justru sering menahan tawanya.
"Darling, kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Maya.
"Haduh Kakak, dari tadi bercanda terus sih, to the point aja Kak, Kakak ada perlu apa ke kelasnya Java?"
"Aku?" tanya Maya sambil menunjuk wajahnya.
"Hmmm" Jawab Java.
"Nyari Jodoh!!!"
"Nyari jodoh?"
"Hmmm," jawab Maya yakin.
"Emangnya nyarinya di sini?"
"Iya," jawab Maya yakin.
"Udah ketemu?"
"Nih, di depan mataku,"
"Astaga..." Jawab Java kembali menahan senyum.
"Java, Darling.... Kamu lagi apa sih?"
"Lagi belajar Kak?" jawab Java.
"Kamu mah, belajar terus ya darling, sama kayak aku."
"Oh iya Kak? Emangnya Kakak sekarang lagi belajar?"
"Iya Darling, kan belajar mencintaimu," jawab Maya dengan suara intonasi yang cukup keras.
"Astaga..." Java mengusap-usap kepalanya.
Baru sekali ini Java melihat ada cewek ganas yang suka ngerayu-rayu gombal. Wajah cewek di depannya ini sebenarnya benar-benar memuakkan untuk gadis seusianya. Rambutnya di cat agak kemerah-merahan. Wajahnya berbedak tebal dan lipstiknya mengalahkan lipstik guru-guru.
"Darling ikut aku yuk!" ajak Maya.
"Kemana?"
"Ayo ikut!!"
"Enggak mau Kak, Java mau blajar," tolak Java.
"Ya... kamu ma blajar terus, sekarang belajar sama aku yuk," ajak Maya sambil menarik tangan Java.
Maya menarik tangan Java hingga Java mengikuti ajakan Maya.
"Emangnya belajar sama Kakak belajar apa sih Kak?"
"Belajar mencintai, ayok lah..."
"Enggak mau Kak, Kakak harus bilang dulu sama Java, Kakak mau ngajak Java kemana?"
"Ke KUA, ayok lah."
"Ke KUA? Enggak mau ah, nikah dong kita?" tolak Java.
"Ayok lah darling, bentar aja...."
"Enggak mau Kak,"
"Lima menit aja."
"Ini terakhir kalinya Kak, Kakak sebenarnya mau mengajak aku kemana?"
"Ke KUA."
Java mulai menyumpah serapah dalam hati. Semua sumpah serapah ia ucapkan tanpa terkecuali. Java memang anak yang sopan, dia tidak akan menyampaikan sumpah serapahnya dengan lantang.
"Aku serius Kak," Akhirnya Java mulai muak melihat tingkah konyol Maya.
"Aku juga serius, makanya ayok kita ke KUA."
"Kak, jangan gitu Kak, aku serius nih!"
"Iya aku juga serius, aku pengen serius sama kamu."
Akhirnya Java menuruti kata-kata Maya mereka pun berjalan ke kantinnya Bude Marni. Dan mereka duduk berhadap-hadapan di salah satu meja kantin Bude Marni. Kedatangan mereka tidak terlalu disadari pelanggan kantin.
Lagi-lagi Java menahan senyumnya ketika melihat wajah Maya dari dekat. Ceewek berbedak tebal itu menatap Java lekat-lekat.
"Ya udah Kakak, cepetan mau ngomong apa?"
"Darling kamu belum punya pacar kan?"
"Sudah Kak, maaf."
"Ah, kamu bohong. Kata Delia teman sekelasmu kamu belom punya pacar!"
"Iya Kak, maaf aku gak mau pacaran."
"Kenapa?"
"Males aja Kak, aku mau fokus belajar."
"Iya, sama dong kita, aku juga fokus belajar,"
"Jangan bilang kalau Kakak belajar mencintai."
"Iya kamu bener banget Darling, aku kan belajar mencintaimu."
Ya elah...sudah tiga kali cewek ini mengatakan belajar mencintai. Antara marah dan lucu akhirnya Java kembali menahan tawanya dengan merapatkan bibirnya.
"Kenapa senyum-senyum? Udah mulai naksir ya?"
Astaga... ke GR-an banget. Siapa juga yang naksir sama kamu. Wajah penuh bedak gitu. Gak ada alami-alaminya. Batin Java.
"Enak aja," jawab Java sedikit sebal.
"Darling, Kapan?"
"Kapan apa sih Kak?"
"Kapan kamu melamarku."
"Astaga Kakak...." jawab Java sambil menggaruk kepalanya.
Maya justru melihat Java dengan rasa gemas. Cowok culun itu kalau dikerjai bisa juga kelihatan lucu. Sementara Java yang dikerjai tetap bersikap biasa aja. Dia sendiri tidak ingin bersikap kasar kepada wanita.
Java juga canggung berada di kantinnya Bude, Java tidak biasanya berada di tempat ramai. Ia lebih suka menyendiri. Sejak tadi Maya membawa Java ke kantin cowok itu selalu di gombali hingga ia senyum-senyum simpul menahan tawa. Cowok serius yang mengutamakan belajar itu akhirnya tertawa juga oleh Maya.
"Kenapa senyum-senyum?"
"Iya, Kakak lucu sih?"
"Ah, kamu juga lucu," kata Maya sambil mencubit pipi Java.
"Wadow," sakit kampret. Java membathin.
"Aw... sakit ya... maaf darling maaf," kata Maya sambil mengusap-ngusap pipi Java dengan tissu.
Makin lama gue disini makin gak waras nih.
Teetttt teeeetttt teeettt...
Akhirnya gue selamat. Alhamdulilah.
"Kak, aku balik ke kelas ya."
"Eh, nanti lah.... kita kan belom selesai ngobrolnya," kata Maya.
"Iya Kak, tapi sudah bel masuk, Java mau ada ulangan matematika."
"Ya udah kalau gitu, kamu bawa ini," Maya memberikan kotak bekal berwarna pink berbentuk kepala Hello Kitty.
"Aduh Kak nggak usah repot-repot," kilah Java.
"Udah bawa aja, pasti kamu suka. Aku masak spesial buat kamu loh."
"Ini enggak ada racunnya kan?" tanya Java ragu-ragu.
"Enggak, mana mungkin aku ngeracuni pacarku sendiri."
Java melihat kotak itu dengan ragu-ragu. Dia benar-benar takut kalau kenapa-kenapa. Di racun mungkin tidak, tapi Java meragukan apakah makanan dalam kotak itu mengandung pelet jaran goyang? Dengan malas, Java membawanya.
"Ya udah, aku balik ke kelas ya Kak,"
"Oke, muah...muah..." Maya memberikan kiss bye.
"Ampun...." kata Java sambil geleng-gelang.
****
"Akhirnya lo ke kantin juga sama Nenek Lampir itu! hahaha... udah gue ajakin ke kantin pakai sok mau belajar," cerca Idet.
"Apaan sih, brisik,' jawab Java.
"Nih, gue bawain kalian makanan," Java memberikan kotak makanan yang diberikan Maya kepada Idet.
"Tumben lo baik," komentar Idet.
"Rezeki nomplok Det," kata Tio sambil membuka kotak bekal.
"Busyet enak banget," idet mencium aroma bakso bakar.
"Bakso bakar Det, ayok kita hajar," ajak Tio.
Mereka berdua memakan bakso bakar yang aromanya enak dan rasanya lezat itu.
"Yo engak Jak?" tanya Idet kepada Java dengan mulut berisi makanan.
Java hanya menggeleng.
Idet dan kristio menghabiskan makanan itu tanpa basa-basi dan baru sadar kalau si empunya tidak ikut makan.
"Gue Cuma mau ngetes aja."
"Ngetes apa maksut lo?" kata Tio.
"Eh lo ngetes apa? Semprul. Jadi ini makanan ada racunya?" tanya Idet.
"Bangsat lo! Jadi gue lu jadikan kelinci percobaan? Sambung Tio.
"Makanya jadi orang jangan rakus, main sikat aja," jawab Java.
"Dia tes kita Jok! Kalau ada racunnya kita mati duluan," kata Idet terheran-heran.
"Tega ni orang," sambung Tio sambil membersihkan bibirnya dari bekas kecap.
"Enggak, kalau racun sih enggak. Gue yakin," Java menimpali.
"Maksut lo tes apaan?" tanya Idet.
"Gue lihat kalian berdua besok! kalian tergila-gila sama Kak Maya apa enggak. Kalau iya, berarti gue selamat, kalau enggak tergila-gila berarti makanan itu steril dari pelet jaran goyang," kata Java panjang lebar.
"Bang Ke, sama aja gue jadi kelinci percobaan lo," pekik Kristio.
"Mampus kita Tio," kata Idet dengan pandangan kosong.
"Kalau aja dia bukan sumber kunci pelajaran eksak, udah gue jadiin dodol ni orang," kata Tio sambil menunjuk-nunjuk Java.
Note:
Terimakasih untuk tang menyempatkan membaca, terimakasih juga untuk yang cuma scrol-scrol aja dan cuma vote aja hihihihihii....
Emak ngutip kata-kata salah satu anak emak di grub wa wattpad katanya nulis aja untuk diri sendiri gak usah pedulikan orang lain mau baca apa enggak. Wkwkwk bener juga tuh...
Emak di sini juga baru blajar nulis teenlit, jadi yang berhubungan dengan remaja udah agak2 lupa.
Ini buat kalian guys...
Cast Idet Praja Satya
Kalau mau cerita tentang Idet ada postinganku yg lain judulnya imel & idet
Kristio Amartha Putra
Bisa cek cerita khusus Tio di postinganku yang lain judulnya Meet Up
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top