40. Zeyeng
Setiap malam jumat, Java mengikuti latihan silat. Sejak kecil Java menyukai beladiri. Dari sekian banyak beladiri ia tertarik pada beladiri silat khususnya silat aliran Minangkabau seperti yang diperagakan di film Marantau, film kesukaan Java sejak kecil. Sebelumnya waktu SMP di Jogja Java juga sudah pernah mengikuti latihan silat, tapi setelah di Jakarta Java tetap melanjutkan beladiri kesukaannya itu hanya saja alirannya lebih di fokuskan pada aliran silat Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat itu.
Beberapa waktu sebelumnya Java masih bersemangat untuk latihan silat. Tapi untuk hari ini Java agak enggan latihan silat hal ini dikarenakan dia satu latihan dengan Kay yang sekarang mencoba-coba dekat dengan Maya. Java baru menyadari Kay satu latihan dengan dirinya khusus latihan hari ini Java terlihat malas, ia hanya latihan sedikit saja, memperhatikan gerakan yang diajarkan oleh pelatih dan banyak duduk serta mencur-curi pandang melihat gerak-gerik Kay.
Sebelumnya Java tidak terlalu memperhatikan Kay, tapi karena sering melihat Maya yang beberapa kali berurusan dengan Kay Java menjadi mulai memperhatikan cowok yang mempunyai nama lengkap Khairul Anwar itu. Kali ini ia melihat cowok ganteng berkulit exotis itu dari dekat, dan mereka secara tidak sengaja duduk bersebelahan.
"Baiklah semuanya, pada kesempatan ini kita akan mempersipakan diri untuk pelaksanaan Pekan olahraga Nasional. Sebelumnya kita akan laksanakan seleksi dulu ya untuk perguruan silat kita. Untuk kelas light peraih medali emas PON tahun lalu adalah Kay, ayo Kay kamu maju. Perlihatkan pada adik-adik lainnya," kata Pak Budi Pelatih silat.
Kay maju dengan bangganya karena ia peraih medali emas PON tahun lalu. Ternyata Kay bukan cowok sembarangan seperti yang ada dalam pikiran Java. Di sekolah Java mendengar gosip dari cewek-cewek yang ngobrol-ngobrol kalau Kay adalah salah satu cowok most wanted tapi nilainya jatuh dibanding Angkasa karena Kay terbukti playboy.
Java tidak terlalu ingin tahu tentang Kay, tapi berhubung Java sering melihat Maya diantar Kay pulang Java menjadi kepo. Java selalu ingin tahu tentang Kay, bahkan siapa pacar Kay Java juga ingin tahu. Setelah mendengar gosip dari cewek-cewek penggosip di kelasnya yang diketuai Delia, terungkap bahwa Kay punya pacar yang bernama Bella, bukan Maya. Sedikit lega.
"Ya silahkan, kamu ananda!" tiba-tiba Pak Budi menunjuk Java.
"Saya Pak?" Java menunjuk dirinya.
"Iya, kamu Ananda yang baru, Bapak perkenankan kamu berhadapan dengan Kay!"
"Hah, gawat! Gue musti melawan peraih medali emas? Yang benar saja gue di sini baru. Apa Bapak ini mau menghajar gue?" pikir Java.
"Bisa? Walaupun baru sepertinya bapak lihat kamu cukup kuat dan lincah dan bisa mengafal semua jurus-jurus maut!" kata Pak Budi bersemagat.
"Siap bisa pak!" jawab Java.
Sementara Kay mencoba senyum ramah pada cowok yang akan menjadi penantangnya, cowok itu tak lain adalah "Zeyeng" yang sering di sebut-sebut Maya. Kay sendiri sebelumnya juga ragu pada "Zeyeng" sebab Zeyeng di sekolah memakai kacamata bergagang hitam, tapi di tempat latihan Zeyeng tidak memakai kacamata. Zeyeng sepertinya berbeda daripada cowok kacamata lainnya yang selalu berkutat dengan buku atau game online. Zeyeng sepertinya bukan cowok berkacamata biasa buktinya ia tertarik dengan beladiri.
Java berdiri dan memberikan salam dengan membungkukkan badanya. Java siap memulai melawan Kay dan pertarungan latihan pun dimulai. Java dan Kay mengambil langkah ampek dan memulai latihan.
HIYAAAAAA..........
***
Kay menjerit kesakitan setelah dihajar Java habis-habisan. Ternyata Java benar-benar tidak bisa diremehkan. Ia tak hanya jenius dalam pelajaran tapi dia juga jenius dalam memakai jurus-jurus yang diajarkan Pak Budi. Tangkisan Java sangat baik dan ternyata cukup membuat Kay sedikit terluka. Kay sudah menerapkan jurus yang seharusnya tapi tetap saja Java bisa mengambil celah untuk melawan Kay.
Setelah latihan ini, Java dinilai sangat baik dan akan diikutkan pada seleksi lanjut tingkat Provinsi. Java hanya diminta lebih fokus latihan dan sering latihan di rumah. Setelah mendapat sedikit ceramah dari Pak Budi, Java mendatangi Kay yang sedang mengompres pipinya.
"Gue minta Maaf Kay," kata Java sambil mengulurkan tangannya mengajak salaman.
Kay mengambil tangan Java dan menggenggam erat seperti salam persahabatan. "No problem, namanya juga latihan Zeyeng."
"Kenapa lo manggil gue Zeyeng?" jawab Java ketus.
"Lo memang Zeyeng kan?"kata Kay kembali.
"Iya tapi-tapi," kata Java.
"Sialan gue dipanggil Zeyeng, yang boleh manggil Zeyeng itu Maya, bukan lo," batin Java.
"Satu sekolah tahu kalau lo dipanggil Zeyeng," kata Kay.
Sejak Maya memanggil Zeyeng panggilan Java memang berubah menjadi Zeyeng. Sebelumnya Java merasa risih jika dipanggil Zeyeng. Tapi saat ini ia justru rindu ingin dipanggil Zeyeng. Java mencoba duduk di sebelah Kay. Ia ingin sekali banyak bercerita dengan Kay dan bertanya mengapa punya pacar tapi masih mendekati Maya.
"Kay!"
"Apa?" jawab Kay masih mengompres pipinya.
"Gue minta lo menjauhi Maya! Sebab gue tahu lo pacaran sama Bella," kata Java tiba-tiba.
"Lo kenapa sih? Jadi lo menghajar gue tadi karena lo pengen gue jauhi Maya?" Kay mulai bernada keras.
"Enggak, enggak ada hubungannya sama latihan tadi, tapi gue minta lo jauhi dia, " jawab Java singkat.
"Woi, lo enggak bisa misahin gue sama Maya!" protes Kay.
"Bagi gue gak ada yang gak bisa!" kata Java tajam.
"Gak ada yang bisa misahin gue sama Maya apapun yang terjadi!" sambung Kay dengan memutar bola mata ke atas.
"Gue bakalan usaha!"
"Usaha?" tanya Kay dengan menaikkan alisnya sebelah.
"Iya, gue suka sama Maya. Gue mau pendekatan! Lo enggak boleh menghambat langkah gue! Tolong lo fokus sama pacar lo yang sekelas sama gue itu!" dengus Java.
"Walau usaha apapun lo, lo enggak bakalan bisa misahin gue sama Maya!" Kay makin meninggikan suaranya.
"Kenapa?" Java bertanya dengan nada sengit.
"Lo nanya kenapa? Lo geblek banget sih! Gue tu sepupuan sama Maya! Lo pinter sekolah tapi buat hal-hal remeh begini to enggak pinter!" dengus Kay.
"Jadi lo sama Maya sepupuan?" Java bertanya kembali untuk memastikan.
"Iya, bokap gue adik bokap dia!" Kay memberi penjelasan.
Java menghembuskan napas lega. Menyesal mengapa tidak dari kemarin ia bertanya langsung. Kalau ia tahu kemarin ia pasti tidak akan lupa mengerjakan PR sejarah dan terpaksa menyalin PR Idet. Itu semua membuat pamornya jatuh karena memikirnkan Maya hingga lupa mengerjakan PR.
"Lo kenapa? Lo ngira gue naksir sama Maya?" Kay bertanya.
Java terdiam, dia malu. Baru saja ia telah menghajar adik ipar sendiri.
"Gue aja baru denger ada yang naksir Maya dan itu lo orangnya!" kata Kay sambil terkekeh lucu.
"Maya itu sepupu gue. Orangtua Maya di Perancis Maya di sini biasanya sama Kak Naya kakaknya Maya. Naya sudah menikah beberapa bulan yang lalu dan mengikuti suamiya tugas ke Bandung. Karena Maya sakit dan pas banget motor gue rusak akhirnya gue yang antar jemput Maya dan itu pesan Maminya, sekarang udah ngerti kan?" Kay bercerita.
Java tersenyum, rasa penasarannya hilang. Ia tak perlu berprasangka buruk pada Kay lagi. semuanya lega, tinggal bagaimana ia mencari jalan untuk mengambil hati Maya kembali. Agar panggilan Zeyeng yang ia rindukan itu kembali mewarnai hari-harinya.
Pluk!
Tiba-tiba tepukan Kay mengenai bahu Java yang duduk di sebelahnya.
"Zeyeng! Gue yakin dia masih mikirin lo!" Kata Kay tiba-tiba. Kay ingat sekali saat mengantar Maya pulang, Maya memandangi foto Java dari galeri ponselnya.
"Berhenti manggil gue Zeyeng!" kata Java.
"Kayaknya gue enak manggil lo Zeyeng kayak Maya," cibir Kay.
Tiba-tiba Pak Budi meng hampiri mereka dan mengingatkan untuk latihan tambahan.
"Zeyeng! Kita latihan hari sabtu, harap kamu dan Kay datang tepat waktu," kata Pak Budi mengingatkan
"Iya, Pak," jawab Java.
"Kenapa semua orang memanggil gue Zeyeng? sampai-sampai pelatih silat juga manggil gue Zeyeng" batin Java dengan wajah terheran-heran.
Haiii gaeeess.... Aku up lagi.... Makin dekat ke akhir nih... Jangan cuma scrol2 aja ya... Aku bakalan ngasih kalian adegan romantis menjelang tamat.
Sekali lagi aku ngucapin makasih buat sahabat yang mengikuti, makasih buat teman-teman silent rider. Paling tidak tinggalkan lah komentar supaya aq enggak melupakan kalian. Terimakasih sampai ketemu sabtu... See you
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top