33. Zeyeng, Aku rindu kamu
Maya masuk ke dalam mobil setelah berbelanja bahan-bahan untuk membuat donat madu. Kay dengan setia menantinya di dalam mobil sambil memainkan game online kesukaannya.
"Sudah siap belanjanya?" tanya Kay sebelum menstater mobil untuk pulang.
"Sudah," jawab Maya singkat.
Setelah mobil melaju dengan santai, Kay sempat mencuri-curi pandang memperhatikan Maya yang sedang asik melihat-lihat foto di galerinya. Kay memang melihat ada sedikit perubahan pada gadis yang ada disampingnya itu. Gadis itu lebih sering bermuram durja daripada harus bercanda seperti biasanya.
Dalam perjalanan pulang, diam-diam Maya memandangi foto Java yang ia ambil paksa ketika mereka berdua membolos ke pantai. Dalam foto itu terlihat Java yang malu-malu. Bagi Maya, Java sangat terlihat keren walau malu-malu sekalipun. Apapun posenya Java selalu terlihat perfect bahkan menurutnya Java lebih cakep dibandingkan oppa-oppa Korea idola teman-temannya. Dari sini memanglah terbukti kalau pepatah mengatakan cinta itu buta.
Walau berkacamata sekalipun Java terlihat sangat tampan di mata Maya. Maya mengingat-ingat dua cowok tampan pahlawan super yang juga berkacamata seperti Peter Parker yang menjelma menjadi Spiderman dan Clark Kent yang sebenarnya adalah Superman dan tentunya Clark Kent juga berkacamata. Keduanya sangat keren dan kuat sama seperti Java yang sangat ia sukai, keren dan kuat.
Mata maya masih terfokus pada poselnya yang menampilkan foto Java. Dada Maya berdegup tak karuan hanya dengan menatap foto Java melaui ponselnya. Jika tidak ada Kay di sebelahnya rasanya ingin sekali ia mencium foto Java seperti biasanya.
"Zeyeng, baru melihat fotomu saja aku sudah deg-degan, perasaan apa namanya ini Zeyeng?" batin Maya.
Maya setelah puas mekihat foto Java, Maya menutup ponselnya dan menyimpan dalam saku tas ranselnya yang kini berada di pangkuannya. Pikiran Maya teringat kembali saat ia melabrak Java dan meminta untuk nonton bioskop berdua. Ia juga ingat kalau Java mengatakan kalau nonton tempo hari adalah yang terakhir, dan setelahnya Maya tidak boleh mengganggu Java lagi. Walau tak jadi nonton, Maya benar-benar tak menggangu Java lagi dan kenyataannya saat ini justru Maya sangat rindu pada Java.
"Zeyeng, aku rindu. Aku kecewa tapi aku rindu," batin Maya.
Pertemuannya dengan Java di depan kitchen tadi sebenarnya cukup melepas rindunya setelah berhari-hari menghindar. Walau berusaha untuk menghindar tapi perasaan rindu pada Java tak pernah benar-benar pergi dari hati Maya. Kenyataannya bagaimanapun dia berusaha menghindar dari Java rasa rindunya justru semakin besar.
"I miss you, Zeyeng," batin Maya.
"May lo kenapa sih," tanya Kay hati-hati.
"Gue enggak apa-apa Kay, cuma kurang sehat aja," jawab Maya sekenanya karena tiba-tiba Kay mengejutkan lamunannya.
"Lo udah periksa ke Dokter? kalau belom sekalian gue anterin?" tanya Kay.
"Enggak Usah Kay, bentar lagi gue baikan kok," tolak Maya.
" Bener lo enggak apa-apa? Karena gue perhatiin belakangan ini lo cemberut terus. Udah jarang senyum udah jarang bercanda, emangnya lo kenapa sih?" tanya Kay sambil melirik ke arah Maya.
" Enggak apa-apa Kay, gue cuma lagi males aja," kilah Maya.
"Lo enggak biasanya kayak gini! lo diapain sih sama Zeyeng lo itu?" selidik Kay.
"Hmm... , lo tau dari mana kata-kata Zeyeng?" Jawab Maya mendengar kata Zeyeng yang terlontar dari mulut Kay.
"Mungkin hampir satu sekolah tahu lo manggil anak kelas X yang berkacamata itu Zeyeng," Jawab Kay santai sambil melajukan mobil.
"Gue udah malu Kay, jangan sebut-sebut nama itu lagi," kata Maya. Wajahnya tampak sedih menahan airmatanya yang hampir jatuh.
"Kenapa waktu hujan deras kemaren lo gak minta gue jemput, kalau lo minta jemput pasti lo enggak akan pingsan di jalan," sesal Kay.
Maya diam tak tahu harus menjawab apa. saat itu ia tak ingat siapapun kecuali Java seorang. Bayangan kencan romantis nonton bioskop berdua seolah sirna seketika. Dan permintaan maaf yang dilontarkan Java tadi seolah tak ada gunanya. Hatinya masih sakit mengingat itu semua. Akhirnya ia enggan menjawab pertanyaan Kay.
"Kata Bi Ngatmi lo pulang diantar Angkasa, bukannya Zeyeng lo itu anak kelas X yang berkacamata itu? Kok gue jadi bingung, yang pergi sama lo itu Zeyeng atau Angkasa?" tanya Kay dengan pandangan terfokus ke depan.
"Memang semua membingungkan Kay, udah lo besok mau gue bawain bekal apa?" kata Maya mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Wah gue kalau lo yang masak apa aja bakalan gue makan," kata Kay dengan mata berbinar membayangkan makanan enak.
"Ya ampun dia bawain gue apaan besok? Sate kambing? Coto Makasar? atau Lontong Betawi ya? Gue jadi laper gini," batin Kay.
Kay memang pernah mencoba masakan Maya, kebetulan Kay pernah mencoba masakan tradisional Maya si ketua ekstrakurikuler memasak yang rasanya tak perlu diragukan lagi, sangat enak. Dan semua masakan tradional yang dimasak Maya adalah hasil belajar Maya pada Bi Ngatmi.
"Hmmm," jawab Maya tersenyum.
"Jangan lupa ya, rantangnya tiga tingkat ya," canda Kay.
"Sip aman deh, tapi gue gak bisa ngasih lo tiap hari ya," kata Maya.
"Yah... kok enggak tiap hari sih! Giliran si Zeyengnya itu, disogok makanan tiap hari," gerutu Kay dalam hati.
Kay tahu dari gossip yang beredar kalau Maya hampir tiap hari memberi Java bekal makanan hasil memasaknya. Yang konon katanya masakan itu dimasak dengan penuh cinta.
"Oh enggak apa-apa, seiklasnya aja. Kata Pak Ustadz harus iklas," jawab Kay sambil menaik turunkan alis matanya menirukan ucapan Maya yang selalu sering mengatakan kalau apa yang dikerjakan harus iklas. Seperti kata Pak Ustadz.
"Iklas kok, kalau lo mau sering-sering lo bisa dateng ke rumah gak perlu gue bawain," sambung Maya.
"Oke Boss," jawab Kay.
Tak lama merekapun akhirnya sampai. Kay menghentikan mobil tepat di depan pagar rumah Maya.
"Kay, singgah yuk, Bi Ngatmi masak Soto Madura" kata Maya pada Kay.
"Kapan-kapan aja May, gue buru-buru" tolak Kay sebab sebentar lagi dia akan bertanding futsal dengan teman-temannya.
"Oke deh Kay, gue masuk dulu," pamit Maya.
" May, bentar," panggil Kay.
"Apa?" kata Maya setelah ia membuka pintu mobil.
"Nyokap lo nitipin lo ke gue, gue harap lo enggak usah sungkan-sungkan minta tolong sama gue," kata Kay bersemangat.
"Makasih ya Kay," jawab Maya Pelan.
"Iya sama-sama, pokoknya lo bisa andelin gue. Kalau ada apa-apa, lo telpon aja gue," kata Kay.
"Thanks Kay," ucap Maya.
"Oke, lo jangan sedih lagi ya," kata Kay mencoba menghibur.
"Hmmm" jawab Maya diiringi Anggukan.
"Senyum dong!" perintah Kay diiringi senyumaan manis miliknya.
Lantas Maya tersenyum yang menampakkan deretan gigi putihnya.
"Nah gitu dong! Gue balik ya," pamit Kay.
"Hati-hati Kay," kata Maya setelah turun.
Maya melambaikan tangan ketika Kay mulai berlalu meninggalkannya di depan pagar rumah minimalis yang bernuansa biru itu.
Baru beberapa langkah memasuki pagar rumahnya, Ponsel Maya bergetar pertanda telepon masuk dan penelponnya adalah Belva.
"Halo..." sapa Maya.
"Woi, Mak Lampir di mana lo?" tanya Belva.
"Baru aja nyampe rumah, napa?" jawab Maya.
"Gossip baru, hot banget," kata Belva berapi-api.
"Apaan? Buruan!" tanya Maya tak sabar.
"Zeyeng lo!" kata Belva.
"Java kenapa?" Maya kembali bertanya.
"Zeyeng lo berantem sama Angkasa," kata Belva.
"Hah what the..." Maya terkejut.
"Iya mereka berantem memperebutkan Aisyah," terang Belva.
"Ya ampun, kok jadi begini," kata Maya pelan.
"Itu gossipnya, lo lihat aja besok kelanjutannya soalnya ini kali pertamanya si Ketua OSIS dan siswa teladan masuk ruang BK," cerita Belva.
"Ya udah lah Belva, biarin aja. Gue gak perlu cemas juga. Yang diperebutkan juga bukan gue," kata Maya dengan nada pelan.
Setelah bercerita akhirnya Maya menutup ponselnya dan memasukkan ke dalam kantong rok abu-abunya.
"Zeyeng! I miss you but I hate you!" gumam Maya kesal.
Castnya Kay.
(Castnya Kay aq ganti ya... supaya lebih meremaja dan lebih real)
Haiii gaes... aku muncul lagi... seperti biasa hari rabu dan sabtu... untuk part ini ada cogan yang namanya Kay ya. Oh iya tadi aku lupa ngasih nama lengkap Kay. Pokoknya nama lengkapnya bukan Kim Jong In ya... wkwkwkw
Hayo kalau di posisi maya enaknya gimana nih? Tetep perjuangin Java atau tergoda sama Kay? Apalagi Kay juga cakep....
Oke teman-teman sekian dulu untuk part 33 ini. Seperti biasa aku mau ucapin makasih buat teman-teman yang setia menanti dan mengikuti. Makasih juga buat yang selalu memberikan feedback dan semangat, doakan selalu supaya aku dapat inspirasi hehehe walau outline aku udah buat sampai tamat.
Oke sekian dulu... sampai ketemu hari rabu, see you...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top