30.Pamit Undur Diri

Java teryata benar-benar sangat ingin menemui Maya karena ulah yang ia buat sendiri. Sebenarnya Java baru tahu tadi pagi kalau ternyata ketika hujan lebat di Mc. M Maya pingsan dan demam tinggi. Untung saja Maya ditemukan Angkasa dan dibawa Angkasa ke rumah sakit. Dan untung saja Maya tidak apa-apa.

Java sangat menyesal atas kejadian itu dikarenakan dirinya benar-benar lupa. Keesokan harinya hari minggu pagi, Java ke rumah Maya untuk meminta maaf namun Maya tidak ada di rumah. Hingga senin dan selasa Java tetap mencari Maya tapi tidak menemukan Maya. Ia sangat yakin kalau Maya ada di rumah tapi menghindari dirinya.

Kini, setelah Aisyah mengabari kalau Maya sudah masuk sekolah dan berada di kitchen tanpa pamit Java langsung berlari mencari Maya. Nah masalah baru yang muncul Java tidak tahu kitchen itu lokasinya di mana. Bangunan sekolah mereka sangat luas dan bertingkat 5 hingga Java tidak pernah memperhatikan setiap ruangan yang ada termasuk yang namanya kitchen yang di terjemahkan dalam bahasa Indonesia yang artinya dapur.

Java memang hanya tahu bangunan sekolah hanya kelasnya, kelas Maya, perpustakaan, labor komputer, sarana olahraga, ruang majelis guru, ruang kepala sekolah dan ruang BK. Kini ia mencari-cari Kitchen tempatnya ektrakurikuler memasak.

Setelah grasak-grusuk mengelilingi sekolah akhirnya ia mememukan gadis yang ia cari-cari siapa lagi kalau bukan Maya. Java memandangi Maya yang membelakanginya. Maya berbeda dari biasanya. Kalau biasanya Maya menggulung rambut panjangnya, kini Ia mengikat rambutnya gaya ponytail. Maya juga memakai sweater rajut berwarna pink membuat dirinya tampak semakin beda.


"Kak Maya," sapa Java.

Maya menoleh sekilas dan tersenyum lalu ia melanjutkan lagi aktivitas mengunci terali pintu dapur. Melihat Maya sedikit kesusahan mengunci pintu dapur Java mengambil alih kunci itu dan tangan Java tanpa sengaja memegang tangan Maya. Cepat-cepat Maya menarik tangannya dan membiarkan Java mengunci pintu dapur.

"Kak," sapa Java setelah mengunci pintu terali.

Mereka kini berhadap-hadapan, tapi karena Maya masih kesal Maya pun menghadap ke arah lain.

"Kakak, Java minta Maaf," kata Java dengan wajah bersalah.

"Oh enggak apa-apa Jav, santai aja!" kata Maya sambil tersenyum dipaksakan.

"Hah Jav?" batin Java.

"Aku ngerti kok! Itu hari spesial kalian berdua sampai masang-masang kalung segala, kalian benar-benar romantis!" sindir Maya.

"Hah, tau dari mana dia aku memasangkan kalung Aisyah!" batin Java.

"Itu-itu Aisyah," gagap Java.

"Enggak apa-apa Jav, wajar aja kamu lupa! Aku ngerti pasti itu hari spesial bagi kalian jadi wajar aja kalau kamu lupa!" Maya menyela kata-kata Java.

"Aku juga bukan spesial bagi kamu!" kata Maya dalam hati.

"Kakak, Java menar-benar lupa Kak. Java janji Java akan menggantinya kalau perlu sore nanti kita nonton Kak, 2 film sekaligus, lalu kita makan di Mc. M, jalan-jalan keliling kota sampai pagi!" tawar Java menggebu-gebu.

"Enggak bisa Jav, besok sekolah, jadi enggak bisa malam nonton atau jalan-jalan," tolak Maya.

"Besoknya kita bolos bareng Kak, kita jalan-jalan lagi. Ya ya... please.... maafin Java" pinta Java.

"Aku udah maafin kamu kok! Beneran," jawab Maya.

"Iya tapi-tapi Java tahu kalau Kakak sedih dan kecewa, makanya Java mau bikin Kakak senang dan kembali tersenyum seperti biasanya," kata Java.

"Ini aku udah senyum," kata Maya sembari menarik kedua sudut bibirnya dengan jari telunjuknya.

"Bukan senyum itu Kak, senyum yang biasanya," kata Java terkekeh.

"Senyum apa lagi Jav? kamu udah merusak senyumku," batin Maya.

"Maaf Jav, enggak usah aja. Aku gak mau kita jalan karena rasa bersalahmu, aku udah iklaskan semuanya kok, termasuk perasaanmu sama Aisyah," tegas Maya.

"Enggak Kak, Java iklas kok beneran, ini bukan semata-mata karena rasa bersalah Java" kata Java berapi-api.

"Jav, kalau kamu iklas kamu gak akan lupa hari sabtu kemarin. Tapi it's ok santai aja. Aku enggak apa-apa kok," terang Maya.

"Saking sibuknya kamu, aku pingsan justru Angkasa yang membawaku ke rumah sakit! Selamat Jav, kamu enggak peka dengan suasana. Aku bahkan pingsan di dekat Mc. M kamu enggak tahu, aku pamit undur diri silahkan aja kamu bersama Aisyah, aku menyerah," batin Maya.

"Tapi Kak," sela Java.

"Maaf Java, aku cuma pengen kamu jalan sama aku dengan rasa iklas tanpa paksaan. Aku sadar selama ini aku selalu memaksa kamu dan menuntut kamu. Sekarang aku ingin melepas semuanya, karena kata Pak Ustadz apa yang akan kita kerjakan harus iklas," kata Maya dengan airmata yang susah payah ia tahan.

"Kak, tolong lah. Java minta maaf, izinkan Java mengajak Kakak nonton," kata Java.

"Enggak usah Jav engak apa-apa, lagi pula kemarin kamu bilang kalau ke bioskop kemarin adalah terakhir kalinya, dan kamu juga minta aku enggak ganggu kamu lagi. sekarang kemauanmu aku turuti Jav. Aku enggak akan ganggu kamu lagi sama Aisyah," kata Maya dengan Mata berkaca-kaca.

"Kak!" refleks tangan Java menyentuh kedua bahu Maya.

Mata Java lagi-lagi bertatapan dengan mata Maya, tapi lagi-lagi di tepis Maya. Maya melihat ke arah lain.

"Enggak bisa hari ini, hari sabtu kita nonton ke Studio 22," ajak Java kembali.

"Enggak bisa Jav Maaf, aku sibuk," tolak Maya sambil melepas tangan Java dari bahunya.

"Kenapa sih enggak bisa terus? bukannya dia selalu ingin jalan denganku?" batin Java.

"Oke kalau gitu lain kali ya, sekarang Kakak aku antar pulang," ajak Java.

"Enggak usah repot-repot Jav, makasih," tolak Maya.

"Tenang aja Kak, Java tau Kakak habis sakit, nanti Java pinjam mobil Idet buat anterin Kakak," tawar Java.

"Enggak usah repot-repot Jav, aku pulang sama Kay! Aku bawa mobil tapi Kay yang nyetir, Mami gak izinkan aku bawa mobil sendiri," terang Maya.

"Kay?" ulang Java.

"Hmmm Kay, XI IPA A," kata Maya.

"Biar saja Kay yang bawa mobil Kakak sendirian, nanti Java yang antar Kakak pulang, mau ya?"

"Enggak Jav, maaf. Kamu pulang aja sama Aisyah," tolak Maya sambil membawa-bawa nama Aisyah.

Java terdiam tak tahu harus menjawab apa.

"Kalau suka sama orang harus diperjuangkan Jav, jangan setengah setegah," kata Maya memecah keheningan.

"Tapi Kak?"

"Maaf Java, aku mohon undur diri dulu," dan Maya pun berlalu meninggalkan Java sedirian di depan kitchen.

"Maafkan aku Jav, aku sayang banget sama kamu hingga aku susah melupakan mu, Maaf Jav, enggak ada gunanya aku perjuangkan cintaku padamu kalau kamu lebih mencintai orang lain," gumam Maya berlalu.

****

Java melamun setelah Maya berlalu meninggalkannya. Ada sedikit hal ganjil yang ia temui hari ini. Ia tak mendengarkan panggilan yang paling sangat menyebalkan menurutnya yaitu Zeyeng. Ia juga mendengar pengakuan Maya yang akan berusaha tidak menggangu Java lagi. Bukannya itu bagus?

"Kenapa gue ngerasa sedih ya?" gumam Java.

"Bukannya bagus?" kata hati Java yang berwarna hitam.

"Kamu udah nyakitin hati anak orang! Pakai lupa segala," kata hatinya yang berwarna putih.

"Eh Jav, lo udah bebas kan? Lo enggak akan diganggu-ganggu lagi!" hati berwarna hitam mulai ikut campur lagi.

"Kamu seharusnya enggak boleh gitu Jav! Kamu harus ingat jasa-jasanya! Dia loh yang sering bikin hari-harimu jadi lucu dan menyenangkan bahkan lo juga jadi akrab sama Idet dan Tio karena Maya bukan?" komenar hati putih.

"Sama Aisyah kan lo juga senang! Cantik, keren, pintar," hati berwarna hitam terus mengompori.

"Woi jangan gitu! Aisyah itu pacarnya Angkasa. Lo tau kan Angkasa itu abang lo!" protes hati putih tak mau kalah.

"Apaan sih lo! Ini yang ditunggu-tunggu Java, menjauh selamanya dari Maya! Seperti sedia kala," hati hitam makin berkomentar keras.

"Lo lihat aja Jav beberapa hari ini! apa lo sanggup tanpa candaan Maya!" tantang hati putih.

"Arrrghhhh!!! Kenapa gue ngerasa ada yang berbeda aja!" Kata Java sambil mengacak-acak rambutnya. Dan ia pun berlalu menuju toilet dengan perasaan bingung.

Hai gaeeessss..... aku muncul lagi. Akhirnya Maya ketemu Java ya. Tapi beginilah pertemuan mereka. Tampaknya Maya masih kecewa dengan Java.

Oh iya teman-teman itu tulisan Kitchen-nya betul apa salah ya? Kalau salah nanti kuperbaiki deh...

Ok terimakasih buat teman-teman dan sahabat-sahabat yang bersedia mengomentari, makasih buat yang baca dan kasih vote, makasih buat yang baca aja tanpa vote. Makasih juga buat yang scrol scrol aja.

Oke sampai di sini dulu perjumpaan kita, sampai ketemu sabtu, see you bye....




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top