29.Aku Bahagia Kalau Kamu Bahagia

Setelah pelabrakan yang sangat dasyat itu, tepatnya dua hari yang lalu. Aisyah ikut-ikutan merasa bersalah. Ia sangat merasa bersalah pada Angkasa. Ia bener-benar sangat menyesal karena tidak bersabar menunggu surprise party dari Angkasa. Seharusnya dia peka terhadap perasaan Angkasa, tapi karena surprise yang sedikit kesorean itu ia justru menganggap Angkasa tak menaruh rasa padanya.

Ketika ia pulang dari belajar bersama Java di Mc. M, ia mendapati rumahnya penuh dengan bungkusan kado bahkan cake tiga tingkat juga ada. Adiknya yang bernama Sofiya juga menggerutu kesal. "Sudah punya cowok seperti Angkasa masih juga belajar bareng sahabat!" terkadang status sahabat kalau orang lain tak mengerti bisa saja orang lain berpikiran macam-macam karena sahabat bisa menjadi cinta.

Aisyah mengingat kembali kejadian setelah pulang belajar bersama Angkasa sampai sekarang tak bisa dihubungi. Tiap Aisyah menelpon selalu tak pernah diangkat, biasanya tiap Aisyah menelpon tak sempat diangkat pasti ditelpon kembali oleh Angkasa. Hari minggu Aisyah mencoba menemui Angkasa di rumah mewahnya, tapi kata satpam Angkasa sedang tak di rumah.

Aisyah mencoba sms sampai sekarang tak dibalas oleh Angkasa, ia mencoba chat, tidak dibalas bahkan tak dibaca dan status aktif chat milik Angkasa sudah dimatikan oleh Angkasa. Aisyah sendiri tidak tahu kapan aktifnya aplikasi chat milik Angkasa.

Hari senin setelah pelabrakan dasyat yang dilakukan Poppy Aisyah juga berusaha mencari Angkasa di sekolah tapi Angkasa justru sibuk dan hanya ada di kelasnya saat pelajaran berlangsung. Tak mungkin rasanya Aisyah meminta maaf saat jam pelajaran berlangsung. Tak hanya mencari Angkasa, Aisyah juga berupaya mencari Maya untuk menjelaskan kesalahpahaman ini, tapi sudah dua hari Maya tidak berangkat ke sekolah.

Tiba-tiba Aisyah melihat Angkasa yang sedang menempel pengumuman lomba cerdas cermat yang akan dilangsungkan di sekolahnya. Tanpa banyak pertimbangan Aisyah bun berlari menghampiri Angkasa. Angkasa meghentikan aktivitasnya dan menoleh pada Aisyah yang sudah beberapa hari ini ia hindari.

"Kak!" sapa Aisyah.

Angkasa menoleh lalu senyum seadanya, sepertinya hatinya masih sakit karena melihat kenyataan bahwa Aisyah pergi bersama Java walau itu hanya belajar bersama. Angkasa pun melanjutkan aktivitas menempelkan pengumuman lomba cerdas cermat dan pergantian ketua OSIS karena sebentar lagi Angkasa kelas XII dan ia harus diganti.

"Kak, ini semua salah paham Kak. Aku sama Java cuma sahabat, semua enggak seperti yang Kakak bayangkan," terang Aisyah.

Lagi-lagi Angkasa tersenyum seadanya lalu manggut-manggut. Walau hatinya hancur berkeping-keping Angkasa tetap menampakkan wibawa dan kesabarannya.

"Kalau memang kamu suka sama Java why not Aisyah, aku bahagia kalau kamu bahagia," jawab Angkasa diplomatis.

"Tapi itu enggak benar Kak, aku cuma belajar bareng enggak lebih kok Kak," terang Aisyah.

"It's Ok Aisyah," jawab Angkasa diiringi Anggukan.

"Kak, maafkan Aisyah Kak," kata Aisyah dengan mata berkaca-kaca.

"Enggak usah khawatir Aisyah, santai aja. Kamu enggak salah kok!" kata Angksa.

"Kak," Aisyah mencoba menggenggam pergelangan tangan Angkasa.

Angkasa menatap Aisyah tatapan mereka beradu beberapa detik, namun Angkasa malah menepis tatapan Aisyah. Ia mencoba untuk menatap arah lain.

"Maaf Aisyah, aku harus pergi. Aku sibuk banget," kata Angkasa sambil melepas pelan genggaman tangan Aisyah.

Diperlakukan seperti itu oleh Angkasa lantas Aisyah meneteskan Air matanya. Biasanya ia selalu bahagia selalu diperlakukan baik, selalu diperhatikan Angkasa. Kini ia malah didiamkan bahkan tatapan dan sentuhannya ditepis oleh Angkasa.

"Kak..." kata Aisyah.

Angkasa tersenyum simpul lalu berjalan meninggalkan Aisyah. Semetara Aisyah masih mematung di sana. Ia menutup wajahnya dengan telapak tangan dan terduduk di depan mading. Ia menangis karena cinta pertamanya pergi. Ia menangis karena kehilangan cinta pertamanya karena belajar bersama sahabatnya.

"Aku sayang sama kamu Kak," kata Aisyah lirih.

Sementara Angkasa berjalan menjauhi Aisyah dan berusaha untuk tidak menoleh kebelakang untuk memastikan Aisyah tidak apa-apa. Butuh perjuangan keras untuk berjalan mengabaikan Aisyah karena Angkasa sendiri tidak tega memperlakukan Aisyah seperti itu.

"Ugh... sakit!" gumam Angkasa setelah ia meninju dadanya sendiri.

*****

Beberapa menit kemudian.

"May, ada yang nyariin tuh!" kata Belva setelah dirinya dihampiri Aisyah.

"Siapa Bel? Kalau Java bilang aja gue gak ada" tanya Maya dari dalam dapur khusus ekstrakulikuler memasak.

"Madu lo!" kata Belva asal.

"Madu? Masakan kita gak butuh madu, martabak mercon gak perlu madu kali, perlu merica" kata Maya.

"Perlu gue bilang istri ke dua Java?" canda Belva.

"Asal aja lo!" kata Maya berjalan menghampiri Aisyah.

"Kak," sapa Aisyah.

"Iya Aisyah," jawab Maya diiringin senyum simpul yang sebenarnya terpaksa sekali.

"Kak, Aisyah minta maaf. Semua ini salah paham saja Kak. Aku sama Java cuma sahabatan aja kok," kata Aisyah.

Maya mencoba untuk tegar, ia tak ingin menyalahkan Aisyah. Semuanya jelas bukan salahnya Aisyah. Kalau Maya ingin bersaing dengan Aisyah untuk mendapatkan Java, Maya tidak akan percaya diri. Karena dihadapannya ini cewek paling cantik dan santun satu sekolahan.

"Aisyah aku enggak marah kok, kalau memang Java suka sama kamu aku harus berbesar hati," jawab Maya.

"Tapi Kak, semua tidak seperti yang Kakak bayangkan Kak," kata Aisyah.

"Santai aja Aisyah, Kalau memang Java suka sama kamu aku ikhlas kok, aku bahagia kalau Java bahagia," jawab Maya pasrah.

"Kak, sebagai sahabatnya Java aku tahu banget kalau Java itu sebenernya sayang sama Kakak. Sabtu kemarin ketika dia ingat janjinya dengan Kakak dia panik banget Kak, dia juga nyari-nyari Kakak ke rumah Kakak, tapi Kakak enggak di rumah. Bahkan minggu pagi dia kembali ke rumah Kakak dia juga tidak ketemu Kakak. Kemarin ketika tau kalau Kakak sakit, dia juga semakin panik," cerita Aisyah.

Maya hanya tertunduk, antara percaya dan tidak mendengar kata-kata Aisyah. Apalagi jika mengingat kejadian pemasangan kalung itu hatinya semakin sakit. Maya lebih memilih untuk melepas semua harapannya dan berusaha melupakan Java walau ia yakini sangat susah.

"Kak," panggil Aisyah karena melihat Maya melamun.

"Iya," jawab Maya.

"Percaya sama aku Kak, aku bisa lihat dari mata dan sikap Java kalau dia sayang sama Kakak," sambung Aisyah.

Lagi-lagi ia tak menjawab, ia sepertinya masih belum bisa bersikap normal jika mendengar nama Java.

"Ya udah Kak aku Cuma mau bilang itu aja. Makasih banget udah maafin aku Kak," kata Aisyah.

Maya tersenyum dan menepuk pelan bahu Aisyah.

"Aku pamit ke kelas Kak, mau ada pelajaran tambahan," pamit Aisyah.

"Oke," Jawab Maya.

****
Aisyah berjalan dengan langkah gontai saat kembali ke kelas. Ia sangat sedih karena sikap Angkasa tadi. Tapi di sisi lain ia merasa puas bisa mewakili perasaan Java yang sebenarnya Java sendiri belum sadar dengan perasaannya itu.

Setelah kejadian sabtu kemarin saat Java lupa akan janjinya, Java benar-benar mencari Maya. Aisyah tahu betul sahabatnya itu sangat mengkhawatirkan Maya. Hari minggu Java juga mencoba menemui Maya di rumahnya ternyata Maya tidak ada.

Setelah mendengar kabar dari Poppy kalau Maya sakit, Java juga sudah mencoba menemui Maya kembali di rumah Maya, namun nihil tiap ditemui Maya tidak ada di rumah. Bukannya orang sakit seharusnya di rumah? Dari sini Java sadar kalau Maya tidak mau menemui dirinya.

"Jav," kata Aisyah setelah masuk kelas.

Java mendongak dan menghentikan aktivitas menulisnya.

"Lo dari kemarin nyari Kak Maya?"

"Iya," jawab Java.

"Buruan lo temui, dia ada di kitchen ektrakulikuler masak, buruan sebelum keburu dia pulang," kata Aisyah.

Tanpa meng-iya kan kata-kata Aisyah barusan, Java langsung kabur mencari Maya. Ia berniat untuk meminta maaf pada Maya.

Hello gaes... aku muncul kembali untuk part 29 ini. Khusus part ini aq cerita dari sudut pandang Aisyah ya... gimana Aisyah menyampaikan yg ia ketahui tentang perasaan Java.

Oke guys... kalau kamu pengen banget cerita cinta tentang Aisyah dan Angkasa bisa langsung cek lintangangkasa atau di akunnya mbak EmilNero juga ada. Aq berkontribusi nulis di situ dan karakter Java juga ada diceritakan sedikit.

Makasih buat teman2 yang sudah memberikan comen dan vote. Makasih banget buat yg scrol2 aja. Makasih buat yang silent riders makasih semua deh... berkat kalian tulisan ini maju banget...

Oke sampai ketemu lagi hari rabu untuk part 30, see you... bye...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top