24.Suara Sedih

"Hmmm ada yang nge-date nih," suara Mami mengejutkan Maya yang lagi asik dandan. Mami baru datang dari Paris tadi malam. Mami pulang sendirian, Ayah tidak bisa ikut pulang karena Ayah masih ada pekerjaan di kantor kedutaan, kebetulan Ayah Maya bekerja di kantor kedutaan Indonesia di Prancis.

"Mami... Maya jadi malu nih," kata Maya malu-malu.

"Itu parfumnya di semprot apa di guyur ya? Wangi amat!" Mami mengomentari parfum Maya yang semerbak mengharumkan kamar Maya.

"Ihhh Mami, di semprot kok sumpah deh," kilah Maya.

"Ciee, baru sekarang Mami lihat kamu dandan heboh gini? Mau jalan sama pacar ya?" goda Mami.

"Bukan pacar Mi, calon pacar. Boleh kan mi?"tanya Maya kembali.

"Boleh, pulangnya jangan malam-malam ya," kata Mami.

"Beres Mi, tenang aja Mi, Java itu cowok baik kok Mi, siswa teladan di sekolah," kata Maya menenangkan Mami.

"Hmmm udah ada tambatan hati nih! Jadi gimana kelas 3 besok? Jadikan sekolah di Prancis?" tanya Mami.

"Nanggung banget Mi, ntar aja deh aku kuliahnya aja di Prancis," kata Maya bersemangat.

"Iya deh, kamu rajin belajarnya ya. Mami gak sabar nih pengen bawa kamu ke Perancis, enggak enak aja ninggalin kamu di Indonesia," kata Mami pelan.

"Ahhh Mami, percaya deh, Maya aman-aman aja kok, ada Bi Ngatmi," jawab Maya menenangkan Mami.

"Ya udah deh, yang peting pulangnya jangan malam-malam dan jangan macem-macem," kata Mami.

"Iya Mi, tenang aja, gimana Mi? Gaya Maya udah bagus kan?"

Maya bergaya casual dengan kemeja silver dan celana kulot yang senada. Rambutnya ia ikat dengan gaya ponytail. Ia benar-benar bersemangat Jalan dengan Java hingga ia melewatkan makan siang. Dalam pikiran Maya ia kan makan berdua dengan Java setelah menonton di bioskop.

"Udah bagus, anak Mami cakep," jawab Mami memberikan jempolnya.

"Ya udah Mi Maya pamit dulu," kata Maya sambil mencium tangan Maminya.

"Mau Mami antar?" tawar Mami.

"Enggak ah Mi, malu. Masa mau kencan diantar Mami," tolak Maya.

"Ya udah hati-hati ya," kata Mami.

***
Studio 22, jam 16.01

Maya duduk menunggu Java di kursi tunggu bioskop sambil meminum capucino yang ia pesan. Setengah Jam ia menunggu kedatangan Java, Namun batang hidung cowok ganteng berkacamata itu belum juga muncul. Maya mencoba menelepon Java berkali-kali tapi tak diangkat Java. Maya juga sudah mencoba chat juga tidak dibaca. Maya ber-positif thinking Kalau Java masih di Jalan.

Maya pun berinisiatif membeli tiket di tempat pembelian tiket. Maya sengaja memilih film horror supaya kalau takut dia bisa ambil kesempatan meremas lengan Java. Maya pun membeli tiket dua lembar sekaligus untuk Java.

Pintu bioskop akhirnya terbuka, namun Java masih juga belum datang. Maya pun akhirnya mengirim pesan chat.

"Zeyeng aku udah pesan tiket. Filmnya udah mulai, kita duduk di nomor 21 dan 22 ya. Entar langsung aja ke nomor itu. Aku tunggu."

Pesan terkirim tapi si empunya nomor belum buka dan belum membalas. Maya tampak sedih, lalu ia masuk studio sendirian dengan harapan setelah Java melihat pesannya Java langsung duduk di sebelahnya. Maya pun duduk sendirin di kursi penonton bioskop. Film pun dimulai, ia duduk sendiri dengan kursi kosong di sebelahnya.

Mungkin sudah lebih dari satu jam Maya menunggu Java, tetapi Java tidak muncul juga. Telepon tak diangkat chat tak dibaca. Maya masih bersabar menanti dan akhirnya ia tertidur, ia sama sekali tidak menonton film yang sedang tayang hingga film itu berakhir JAVA TIDAK DATANG. Mayapun tersentak dari tidurnya dan ternyata film Pocong Kesambet Setan-nya sudah berakhir. Ekspektasi menarik lengan Java karena pura-pura takut pun sirna sudah karena Java tidak datang dan Maya harus sadar kalau tadi dia hanya menonton sendirian. Untung saja dia tidak di ganggu pocong yang asli.

Dengan perasaan hati yang pedih ia berjalan pelan keluar dari Studio 22. Maya berjalan pelan sendirian tanpa arah yang jelas karena Zeyengnya tak mempedulikan ia sama sekali. Bahkan dengan santainya tak memberi kabar.

"Kamu kemana sih Zeyeng, kalau gak bisa datang kamu kan bisa kabari aku," gumamnya lirih.

Maya masih melanjutkan langkahnya menuju jalan raya. Ia berencana mencari tempat makan dan sekedar istirahat. Sejak siang tadi kegirangan Maya membuat Maya lupa makan. Yang lebih parahnya karena terlalu senang tadi malam Maya sulit memejamkan matanya karena tidak sabar menanti untuk menonton bioskop berdua dengan Java. Semalaman Maya menjadi gadis paling bahagia se-dunia sekarang ia menjadi gadis paling miris sedunia. Pujaan hatinya yang ia nanti kehadirannya ternyata tidak datang bahkan tanpa kabar.

"Begini amat nasib gue yak!" ia masih berguman sambil melanjutkan langkahnya.

Walaupun langit mulai gelap langkahnya tetap ia lanjutkan menuju tempat makan cepat saji yang tak jauh dari Studio 22. Begitu sampai di tempat makan cepat saji ia memandang sekeliling tempat duduk untuk mencari tempat duduk kosong. Matanya terbelalak ternyata ada JAVA, Java yang ia tunggu sejak tadi ternyata ada di sini dan parahnya JAVA di tempat ini bersama AISYAH mereka berduaan.

"Pantas kamu nggak datang Zeyeng, kamu jalan lagi sama Aisyah" gumamnya lirih.

Mata Maya kian terbelalak ketika Java memakaikan kalung ke leher Aisyah dan menguncikan kalung itu di belakang leher Aisyah. Maya pun menutup mulutnya dengan airmata yang tak terbendung lagi. perasaan marah cemburu, kecewa bercampur aduk menjadi satu, setega itu kah Java? Mengapa tak sedikitpun Java mengabari Maya kalau ia tak bisa datang dan lebih penting Aisyah daripada dirinya.

Sakit sekali hati Maya, lagu sedih Rossa Hati Yang Telah Kau Sakiti seolah mengalun mewakili perasaan suara sedih hatinya.

'Ku menangis..... membayangkan betapa kejamnya dirimu atas diriku'

'Kau duakan cinta ini kau pergi bersamanya'

Air mata Maya tak terbendung lagi, sakit sekali rasanya. Cowok idamannya jalan dengan si cewek cantik bahkan paling cantik satu sekolahan, jelas saja ia tersingkirkan. Lantas ia tak jadi masuk tempat ini dan ia keluar dengan airmata yang berlinang. Ia tak ingin Java dan Aisyah melihatnya di tempat ini.

Ia bergerak cepat menjauhi tempat di mana Java dan Aisyah bersenang -senang. Ia merasa tak nyaman jika harus melihat Java dan Aisyah yang bersenang-senang. Sambil melangkah cepat ia mengusap airmatanya dengan tissu.

"Tega kamu Java, kamu enggak mengerti perasaanku. Sedikitpun kamu enggak pernah mempertimbangkan perasaanku sedikitpun kamu tak pernah memperhatikanku, " gumam Maya.

Tak lama hujan turun dengan derasnya seolah mewakili airmata deras Maya. Ia tak mengentikan langkahnya, ia masih tetap melanjutkan langkahnya yang tak tau akan melangkah kemana. Airmata kesedihannya tak sanggup ia bendung. Baginya biarlah airmatanya mengalir bersamaan derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya.

Bersamaan dengan derasnya hujan ia kembali mengingat memori pertemuannya dengan Java. Mulai dari di belakang sekolah, terlambat bersama lalu ke pantai, goncengan berdua dimana Java tak sengaja memegang tangannya, ketika Maya jatuh mengejar Java dan Java membantunya berdiri, memori ketika belajar matematika bersama dan lainnya. Semua memorinya seharusnya sirna karena Java sepertinya akan memilih Aisyah. Hal itu terlihat jelas oleh Maya, karena tadi ia melihat Java memakaikan kalung di leher Aisyah. Sesak rasanya dada Maya, pertahanannya langsung runtuh bagitu tahu Aisyah jadi saingannya. Kalau begini sudah pasti tidak imbang.

"Oke Jav, aku ngerti. Mungkin aku tidak layak mendapatkan balasan cintamu. Mulai sekarang aku mengibarkan bendera putih, aku menyerah, aku janji enggak akan ganggu kamu lagi," lirihnya di tengah derasnya hujan.

Masih berada di tengah derasnya hujan, Maya merasa kepalanya pusing dan pandangannya berputar-putar. Ia mencoba menahan pusingnya dengan memejamkan mata namun guyuran air hujan yang deras dan dingin membuatnya semakin pusing dan Maya langsung rubuh di trotoar jalan. Maya tergeletak di tengah derasnya hujan.

Hai guys... akhirnya aku update... ini part sedih ya... part dimana janjian tapi si cowok gak dateng.

Kamu pernah gak ngalamin seperti itu? Aq pernah yes wkwkwk tapi gak sampai pingsan juga kaya Maya, sedih banget.

Maya pingsan di jalan kira2 siapa yang selamatkan? Komen ya...

Oh iya... kmren ada yg nanya... bacaannya Zeyeng itu seyeng ya? Jawabannya enggak, tetap Zeyeng pakei (z) bukan (s).

Ok makasih semua sahabat yang sudah meluangkan waktu untuk membaca... makasih banget yang udah comen dan vote. Silahkan comen walau 1 aku pasti akan bales ke tulisanmu. Sekian dulu bye bye... sampai ketemu sabtu see you...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top