2. Lambe Kingkong
BAB II
Lambe Kingkong
"VANGKEEEEEE!!!! Gue telattttt," pekik gadis gokil yang sedari tadi alarmnya ia matikan sendiri.
Dengan sabar alaram membangunkannya sejak jam setengah enam tadi. Sesabar itu alrm membangunkannya, sesabar itu pula dia mematikan hingga sampai saat ini menunjukkan pukul 06.50 padahal ia masuk sekolah pukul 07.15.
Namanya Maya Kartika Zubaidah, panggilannya Maya. Sepintas namanya memang seperti nama orang lama, tapi dia bukan orang lama dia adalah gadis lucu dan gokil yang beberapa hari yang lalu menyukai Angkasa, tapi untuk hari ini dan seterusnya dia tidak akan mempedulikan Angkasa lagi, dia harus move on. Usianya 16 tahun lebih beberapa bulan, kelas XI IPS D di National High School.
"Haduhhh gimana nih, gue telat!!! Gue telat !!! haduh, baby, sweety, darling, honey, dear. Gue musti ngapain? Gue bakalan dihukum Pak Rafles. Haduh," katanya sambil muter-muter kamar.
"Awas tu di Popy sama Delvita, nggak bangunin gue. Enggak bakalan gue contekin ulangan sejarah," gumamnya dalam hati.
"Gimana nih? Gue mandi apa enggak ya? Kalau gue mandi, gue gak bisa pakai make-up, kalau gue pakai make-up gue gak bisa mandi. Haduh.... pilihan yang berat...." dia berkata sambil panik.
"Ya udah deh, gue gak usah mandi aja. Gue cuci ketek aja deh."
Maya memilih mencuci muka dan mencuci ketiaknya di kamar mandinya, tanpa mandi sama sekali. Hari ini dia betul-betul terlambat bangun.
"Foundation?"
"Lip balm?" katanya sambil mengobrakabrik kotak make-upnya
"Eye Shadow?"
"Ah eye shadow enggak deh, kemaren aku di ketawain Bu Ceria."
" Shading? Oh shading gak usah idung gue juga udah mancung."
Setelah ritual yang menurutnya lebih penting dari mandi Maya pun segera berlari keluar kamar. Tiba-tiba Bi Ngatmi sudah di depannya.
"Telat bangun Mbak Maya?"
"Iya Bi, pagi ini kita off nggibah dulu saya telat nih."
"Mbak Maya, mau sekolah?'
"Njih, Bi," jawabnya mantap.
"Ke sekolah pakai handuk toh?"
"Ondeh-mandeh," Maya menepuk jidatnya dan baru teringat kalau handuk yang dia lingkarkan belom ia ganti dengan rok abu-abu."
"Mbak Maya- Mbak Maya. Dandan inget, ganti rok gak inget."
****
Maya kebut-kebutan ke sekolah jalan kaki. Kalau pakai mobil dia akan makin terlambat. Dalam hatinya ia mengutuk-ngutuk Popy dan Delvita, tega-teganya mereka duluan nggak bangunin dan nggak ngabarin, Batinya.
Setelah sampai di sekolah dia berlari sekencang-kencangnya hingga ke lantai peralihan tangga dan BRAAKKKK. Maya pun menabrak Angkasa di ketua OSIS yang terkenal galak dan judes. Angkasa sangat disiplin, siapa pun yang terlambat akan di hukum. Beruntung Maya sudah sampai sekolah sebelum bel berbunyi.
Tabrakan itu membuat Maya dan Angkasa terjatuh posisi Maya diatas Angkasa. Wajah mereka bertemu mata mereka saling bertatapan. Sontak semua siswa yang melihat menjadi tertawa terbahak-bahak dan ada yang mengatakan ciee.
"Minggir lo," pekik Maya.
"Gimana gue mau minggir, lo diatas gue, jigong berat tau," bisik Angkasa.
Maya pun memilih bangkit dan duduk bersimpuh.
"Lo, nggak punya mata ya!" bentak Maya.
"Lo yang nggak punya mata, lo yang nabrak gue." Jawab Angkasa tak mau kalah.
"Heh, gue gak lihat lo ya. Sorry"
"Makanya jadi cewek jangan suka ronda malam, jadi bangun kesiangan kan!" Omel Angkasa.
"Gak usah sok perhatian, gue sumpahin lo," cerca Maya.
"Halah! Sumpahin apa?"
"Gue sumpahin lo jadi calon imam gue." "AAAMMMIIINNNN" jawab siswa yang melihat mereka dari lantai dua.
"Hiii... males banget," jawab Angkasa sambil berdiri.
"Angkasa bantuin gue berdiri," Maya memberi perintah sambil mengulurkan tangannya kepada Angkasa.
"Ogah, berdiri sendiri."
"Bantuin gue."
"Enggak, jangan mimpi."
"Lo bantu gue berdiri atau lo bakalan digossipin sama gue di akun Lambe Kingkong?"
"Nice pilihan yang bagus, gue gak milih keduanya."
"Oke tunggu aja lo bakalan dighibahin Lambe Kingkong," jawab Maya.
"Sekarang gue ngasih lo pilihan! Lo berdiri sendiri atau lo gue laporin ke Pak Rafles karena telat?"
"Gue berdiri sendiri," jawabnya sebal.
Maya berdiri sendiri dengan wajah sebal. Ada yang berbeda untuk hari ini, biasanya ia dia memanggil Angkasa dengan sebutan baby kini sudah memanggil Angkasa dengan sebutan elo.
Sementara di kerumunan lantai dua dekat tangga yang menyaksikan mereka berdebat seorang siswa berkacamata gagang hitam dengan hidung yang mancung tersenyum melihat kekonyolan gadis itu.
Siswa yang sebenarnya tak kalah tampan dari Angkasa itu adalah Javanico Putra Sanjaya. Siswa ganteng baik hati berkacamata minus empat yang keemarin bertemu dengan Maya di bawah pohon jengkol di taman belakang sekolah.
Pagi ini dia penasaran melihat pertengkaran Maya dan Angkasa. Bukannya Maya pacar Angkasa? Setahu Java, di akun Lambe Kingkong, akun gaje yang entah siapa adminnya menyatakan kalau Maya berpacaran dengan Angkasa.
Bukannya kalau pacaran seharusnya saling berkata baik, mengapa Angkasa tidak pernah berkata baik? Malahan di pohon jengkol kemaren terang-terangan Angkasa menyakitinya hingga gadis itu menangis. Setega itukah Angkasa? Bukannya gadis itu gadis baik-baik buktinya dia mau memberikan sekotak roti keju isi sarden. Kalau tidak karena lapar tak mungkin Java menghabiskannya tanpa ampun. Entah lah, Java pun melangkah masuk ke kelasnya kelas X C.
****
"Woi... Cucakrowo, kelen. Ninggalin gue, enggak bangunin gue. Untung gue nggak telat," Maya melabrak Popy dan Delvita yang sedang bermain ponsel sembari menuggu guru masuk."
"Lo yang molor, cek HP lo," jawab Popy.
Maya mengecek Hpnya dan benar saja dua puluh panggilan tak terjawab dari nomor Popy.
"Lo ngapain aja sih? Kayak bapak-bapak ronda malam aja lo, pake bangun telat segala," gerutu Delvita yang sebangku dengan Popy.
"Lo semalaman mikirin apa sih? Ronda juga enggak, jaga parkir juga enggak, jadi Hansip juga enggak," tambah Popy.
"Hadooohhh mana yang mau gue jawab duluan sih? Ini nyolot, itu nyolot. Jangan berisik lah bucin."
"Bucin? Lo yang bucin," jawab Delvita.
"Temanku yang cakep, lo kenapa telat bangun?" tanya Popy lebih sopan.
"Gue lagi mikir."
"Mikir apa coba?" Jawab Delvita.
"Mikirin Angkasa ya? Gak usah dipikirkan, namanya aja Angkasa ya nggak salah kalau hatinya itu luas tapi hampa. Sama kayak cinta. Luas dan hampa, kalau gak kesampaian."
"Oho.. tenang dulu sodara-sodara, mulai sekarang gue enggak bakalan ngurus hidupnya Angkasa sekarang gue udah punya gebetan lain, namanya Java ya bucin mania."
Delvita dan Popy saling pandang-pandangan.
"Siapa lagi tu?" tanya Popy kepada Delvita.
Delvita mengangkat bahu pertanda tidak tahu.
"Apa, ntar lo gak dibuatnya nangis lagi?" tambah Popy.
"Gue, yakin Java bakalan jadi calon pacar gue selanjutnya," jawab Maya sambil menerawang dengan tatapan kosong.
"Kasihan banget tuh cowok!" komentar Popy.
"Enggak tega gue bayanginnya, ntar diapain si siapa tadi? Paris Van Java? Sama sahabat kita yang ajaib ini," sambung Delvita.
"Udah deh... lo mendukung aja deh ya... pokoknya tenang aja lo semua. Gue bakalan usaha dapetin hati Java. Perjuangan di mulai," Maya memberikan pernyataan dengan mantap.
Popy dan Delvita garuk-garuk kepala walau tidak ada rasa gatal. Mereka hanya pusing sedikit saja memikirkan temannya yang agak aneh ini.
Teman-teman Maya:
Popy Amanda
Delvita Naffa
sekian dulu semoga terhibur ya.... makasih saya doakan yg baca, komen dan vote rezekinya lancar. Yg cuma scrol-scrol juga...
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top