17.Calon Mantu

Sore itu Maya benar-benar memenuhi ajakan Java untuk belajar di rumahnya. Ini sudah pertemuan ke-10, artinya 4 hari lagi janji Java memberikan les matematika gratis kepada Maya. Empat hari lagi penderitaan Java karena mengajari matematika Maya berakhir sudah.

Dari segi nilai, setelah Maya belajar matematika dengan Java nilainya memang sedikit lebih baik dari biasanya. Guru matematikan pun cukup senang karena tidak perlu susah-susah mengajari Maya. Teman-teman juga terheran-heran bagaimana bisa seorang Maya yang anti matematika dan anti yang berkaitan dengan angka-angka tiba-tiba nilainya menjadi cukup baik.

Sore itu tepat pukul empat Maya sampai ke rumah Java. Rumah Java berada dalam komplek perumahan elit. Setelah Maya membayar ongkos taksi online Maya celingukan melihat ke kanan dan kekiri memastikan kalau rumah mewah bergaya mediterania ini adalah benar rumahnya Java.

Maya memencet bel di ujung pintu pagar. Setelah dua kali pintu pagar di pencet munculah sosok tinggi ganteng, bercelana pendek selutut dengan rambut agak berantakan. Pria itu tak lain adalah Java. Sosok Java tanpa kacamata dan seragam sekolah. Ini pertama kalinya Maya melihat cowok ganteng itu tanpa seragam putih abu-abu.

"Kak Maya," kata Java sambil membukakan pintu pagar.

"Zeyeng," jawab Maya sambil tersenyum-senyum.

Jantung Maya berdetak hebat. Dan ia pun membatin, "cakep amat!!!" ia pun bernyanyi di dalam hatinya.

Sumpah I love you, i need you, i miss you

Aku tak bisa musnahkan kamu dari otakku

Mata.. ku sudah buta tak dapat melihat....

Wajah yang rupawan lagi... selain wajahmu...

.....

Java memperhatikan penampilan Maya yang sedikit berbeda dari biasanya. Kali ini Maya mengepang dua rambutnya, mengenakan kaos oblong putih dan celana jeans navi dan sepatu doctmart. Maya juga tidak berbedak tebal, dalam pikiran Java pasti Maya tidak sempat berdandan heboh kerena buru-buru ke rumahnya.

Java mengerutkan keningnya pandangannya bepindah ke kaos yang di pakai Maya. Kaos putih yang di pakai Maya terpampang nyata tulisan I LOVE U, seolah tulisan itu ditujukan kepada dirinya. Java pun tersenyum setelah membacanya.

"Hai Zeyeng," sapa Maya seolah ia remaja paling bahagia sedunia.

"Kok tau alamat Java?" tanya Java menyerigai. Java merasa tidak pernah memberikan alamatnya kepada Maya.

"Kan aku stalking-in kamu!"

"Kurang kerjaan, kayak gak ada kerjaan lain aja selain stalking," jawab Java cuek sambil memutar bola matanya ketas.

"Ada kok!" jawab Maya tak kalah cuek.

"Apa?" tanya Java dengan nada malas.

"Mikirin kamu!"

Java menundukkan kepalanya lalu menghembuskan napasnya, ia terheran-heran mengapa bisa sering-sering berurusan dengan makhluk planet lain. Hampir setiap hari selalu ada saja candaan recehnya.

"Ya udah masuk," ajak Java.

Maya mengekori Java untuk memasuki rumah Java.

***

Maya memandangi sekeliling ruang tamu rumah Java yang cukup luas. Rumah Java bernuansa putih dengan perabotan yang mendukung desain rumahnya. Lalu ketika Maya sudah sampai di ruang keluarga dan duduk di sofa, Maya di sambut oleh ibu-ibu cantik berusia hampir 40-an.

Wanita itu menuruni tangga dengan elegannya. Nama wanita itu adalah Jenny Purnama Sari, Bundanya Java. Parasnya sangat cantik, mirip - mirip aktis Dhella Poespitha yang sangat populer di sinetron Drama Kisah Nyata, Suara Sedih Istri dan Pintu Barokah.

"Lohhh ada temenya Java, cantik sekali kamu nak!" sapa Bunda saat setelah menuruni tangga.

"Cantik??? Mata Bunda perlu diperikasa nih!" bathin Java.

"Iya tante, perkenalkan saya Maya Tante," kata Maya dengan sopannya.

Maya menyalami Bunda Java dengan mecium tangan bunda. Tingkah gokilnya hilang seketika. Maya sangat deg-degan bertemu dengan Bunda Java yang nantinya ia klaim sebagai calon mertua.

"Oh iya Tante ini buat Tante," kata Maya sambil menyerahkan kotak cake yang berisi Bika Ambon.

"Apa ini?" tanya Bunda.

"Bika Ambon Tante, semoga Tante suka."

"Ohhh, jadi kamu toh yang namanya Maya?"

"Iya tante," jawab Maya Ramah.

"Wah, Java sering banget nyeritain kamu loh!!" katanya kamu tuh cantik dan pinter masak," cerita Bunda.

"KAPAN BUN?" protes Java dengan mata melotot karena yang sebenarnya bukan begitu, Java hanya menceritakan Maya itu rese tapi masakannya enak-enak.

"Ah Java, diem dulu. Bunda mau cerita sama calon mantu Bunda," kata Bunda di sertai mata yang melotot.

"CALON MANTU!!! Bunda stop dulu Bunda, ini nggak benar!!!" protes Java.

"Java, kamu diem dulu, ambil piring sana ke dapur," Perintah Bunda.

Dengan Malas Java ke dapur sesuai perintah Bundanya. Java merasa dirinya sangat terancam karena Bunda ternyata berada di pihak Maya. Sesekali Bunda memberikan pujian kepada Maya. Lebih gilanya tadi Bunda juga mengklaim Maya sebagai calon mantu. Hidup Java benar-benar terancam.

"Benarkah Tante?" kata Maya antusias.

"Iya, sering banget, malahan katanya kamu tu cantik," kata Bunda yang omongannya didengar Java.

"Kapan gue ngomong gitu!!" Protes Java dalam hati.

"Tante seneng banget loh kamu main-main ke sini. Kamu tau nggak Java itu kalau di rumah sibuk belajar terus, kadang-kadang main game."

"Iya Tante," jawab Maya.

"Sejak dia nyeritain kamu, dia jadi agak-agak berubah. Kadang-kadang dia ngelamun. Kadang-kadang dia senyum-senyum sendiri dan yang paling mengejutkan dia sering ngacak-ngacak rambutnya hahahah..." cerita Bunda antusias.

"Masa sih tante," jawab Maya sambil tersenyum

"Iya Tante rasa dia tu sudah mulai merasakan yang namanya jatuh cinta," kata Bunda berapi-api.

"ITU BUKAN JATUH CINTA, ITU NAMANYA SETRES," pekik Java dengan nampan berisi piring dan minuman.

"Kamu apa-apain sih Java, triak-triak kayak orang kesurupan!" komentar Bunda.

"Bunda, stop dulu cerita sama Maya," kata Java dengan nada kesal.

"Kok, minta di stop! Kamu udah gak sabaran ya? Berduaan sama Maya!!" dengus Bunda.

"Bukan gitu Bunda," kata Java.

"Oooo jadi Bunda nggangu nih!"

"Enggak Bun, haduh, Java salah omong nih jadinya," kata Java.

"Enggak Tante, Maya ke sini cuma buat belajar bareng Ze.. eh Java Tante," kata Maya mencairkan suasana. Hampir saja dia menyebut Java dengan sebutan Zeyeng seperti biasanya.

"Waahhh kamu memang romantis ya Java, supaya ketemuan Maya kamu ajakin belajar di rumah," kata Bunda menggoda Java.

"Enggak Bun, ini janji Java ke Kak Maya aja. Biasanya kami bel.."

"Ya udah kalau gitu, kalian lanjut aja belajarnya," potong Bunda.

"Iya Bun," jawab Java.

"Maya, Tante ke belakang dulu ya. Bahan-bahan Bika Ambon nanti Tante minta Bi Sumi membeli. Setelah belajar ajari Tante buat Bika Ambonnya ya," kata Bunda.

"Siap Tante," kata Maya penuh semangat.

"Ajarin tante sampai bisa. Bila perlu Maya nginap di sini ya!"

"JANGAN BUNNNN" protes Java.

"Memangnya kenapa kalau Maya nginep di sini?" Bunda memandang Java dengan tatapan sinis.

"J....jee jangan Bun, nanti ibunya kak Maya bisa marah kalau Kak Maya nginep di rumah orang, ya kan Kak?" kata Java sembari mengode Maya dengan tatapan tajam.

"Enggak apa-apa kok tante, nanti Maya pulang aja. Rumah Maya juga gak terlalu jauh dari sini," tolak Maya setelah mendapat kode keras dari Java.

Java akhirnya bernapas lega jangan sampai Maya menginap di rumahnya, bisa gawat. Beberapa jam saja rasanya tidak aman.

"Ya sudah, kalian yang serius belajarnya. Nanti kalau kemalaman, Java yang antar pulang," kata Bunda.

"Ck... kan ada Taksi Online Bun!" tolak Java.

"Java, kamu kok jahat banget sih, membiarkan anak gadis pulang malam, ANTERIN!!" Kata Bunda dengan mata yang di besarkan.

"Bunda, udah kayak ibu tiri, belain Maya teross!" Bathin Java.

"Iya... iya Bun," jawab Java Malas.

"Ya sudah Bunda ke belakang dulu. Kamu Java, kamu jangan macam-macam. Kamu jangan colek-colek Maya!" ancam Bunda.

"Aduh Bun, Sepertinya kata-kata itu lebih cocok buat Kak Maya tuh. Jangan colek-colek Java," kilah Java.

"Ngawur kamu, mana ada cewek nyolek-nyolek duluan, yang ada cowok yang suka nyolek-nyolek."

"Bunda tu belom tau Kak Maya," komentar Java.

"Udah nggak usah ngomel-ngomel," kata Bunda sambil berlalu Pergi.

Setelah beberapa langkah Bunda berlalu. Maya kembali dengan aksi gila seperti biasanya.

"Sttt Zeyeng aku udah dapat lampu hijau dari Bunda kamu, hihihihi calon mantu!! Aaammmiiinnnn" kata Maya dengan perasaan bahagia.

"Ck!! Arrrrrggghhhh!!!" kata Java sambil merapatkan giginya.

Belum juga mulai belajar Java sudah dibuat stres oleh Maya bahkan Bundanya seolah juga ikut berkolaborasi dengan Maya. Java pun mengusap wajahnya pertanda dirinya mendapat tekanan.

Ini lagu sumpah I love you nya yang di nyanyikan Maya tadi

Hello guys... Maya muncul lagi nih... next part ceritanya tentang Maya yang susah menangkap pelajaran ketika Java menerangkan. Jangan lupa nantikan part selanjutnya ya... part paling favorit bagi author.

Oke sekian dulu, part 17 ini. Makasih buat sahabat-sahabat yang feedback, buat yang newbie mau feedback silahkan aja bakalan auto back.
Makasih banyak buat silent rider yang diam-diam membaca dan buat viewer when maya meet java jadi makin banyak. Dan makasih buat yang baca iklas dan vote.

Sekian dulu part 17 ini, makasih banyak seee you... bye...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top