03 - When Love Blooms, Just Be Together
Ost by Ha Sungwoon - I Fall in Love
Putar lagunya di media supaya kalian bisa ikut merasakan manisnya pertemuan Yerin dan Jinhyuk, ya!
Melarikan diri dari hadapan Yerin adalah pilihan yang tepat bagi Jinhyuk saat ini. Lelaki itu bersembunyi di balik pintu kamar kecil sekolah. Memegangi dada untuk merasakan seberapa cepat jantungnya berdetak kali ini. Ia mengusap wajahnya kasar dan mengacak-acak surai hitamnya.
"Lagi?!" Ia merutuki diri sendiri. "Apa yang kau lakukan di depan Yerin? Langsung meninggalkannya? Kau yang terburuk, Lee Jinhyuk."
Siapa yang mengira kalau lelaki itu sebenarnya sering memperhatikan tingkah Yerin. Gadis yang memiliki senyuman sehangat matahari di musim semi. Gadis yang menarik Jinhyuk ke dalam dunia kecil miliknya. Gadis yang sudah menyita seluruh pandangannya.
Sayangnya, meski Jinhyuk adalah seorang yang populer, ia payah dalam perihal cinta. Hanya berusaha mengenal Yerin dengan sebatas memperhatikan dari jauh, mengenali setiap kesukaan gadis itu dan mengingatnya. Terus seperti itu sampai akhirnya Jinhyuk harus kehilangan Yerin karena keputusan yang tidak pernah bisa ia ambil. Hari di mana Yerin harus pindah ke Seoul, ia masih memilih untuk bersembunyi dari hadapan gadis itu. Membiarkan kesalahpahaman di dalam benak Yerin terus bertumbuh.
Namun, rupanya semesta masih ingin kisah mereka berlanjut. Dua tahun kemudian, di tempat ini. Tempat yang selalu Jinhyuk datangi untuk sekadar melihat Yerin tertawa bahagia ketika bunga-bunga sakura bermekaran indah. Selalu sama di setiap tahun. Hanya saja, tahun ini sedikit berbeda karena kenyataannya Jinhyuk sudah berani memunculkan diri di hadapan Yerin. Mengajak gadis itu berbicara lebih banyak sembari menikmati sejuknya angin musim semi.
Dan lagi, tawa Yerin dapat disaksikan dari dekat ketika Jinhyuk selesai menceritakan semua tentang masa lalunya. Meski gadis itu menertawakannya, tidak apa. Yang terpenting adalah ia harus memanfaatkan momen seperti ini. Tidak pernah ada kesempatan kedua. Kalau pun ada, artinya ia sedang beruntung.
"Jadi, kau melarikan diri karena itu?" Yerin tidak bisa menghentikan gelaknya. Sesekali gadis itu memegangi perut lantaran tertawa terlalu keras. "Astaga, aku tidak percaya kalau laki-laki populer sepertimu bisa bersikap seperti itu."
"Mau sampai kapan kau menertawaiku terus seperti itu? Aku jadi merasa sangat payah di hadapanmu," tanggap Jinhyuk, ikut terkekeh bersama Yerin.
"Kupikir aku sudah menjadi orang paling payah karena tidak bisa mengatakan apa pun ketika sudah berada di hadapanmu, ternyata kau lebih parah!"
Yerin mencengkeram pegangan kayu di sampingnya. Apa yang baru saja didengar sudah cukup membuat gadis itu lelah karena tertawa. Mukanya bahkan memerah dan sedikit tertunduk. Jinhyuk memperhatikan tingkah gadis itu dengan gemas. Senyumannya tidak pernah sekali pun pudar sejak pertama kali mereka bertemu.
Jinhyuk meraih bahu Yerin, menegakkan tubuh gadis itu dan membawanya melihat tepat ke arah Jinhyuk. Gelak tawa Yerin tidak lagi terdengar setelah sadar bahwa sang lawan bicara tengah menatap lekat kedua iris cokelatnya. Ia ingin menyadarkan diri sekali lagi agar tidak terbuai dengan tatapan itu, tapi tubuhnya menolak.
"Kau tahu sesuatu tentang tempat ini?" tanya Jinhyuk tiba-tiba.
Yerin hanya menatap, tidak berniat untuk membalas apa pun.
"Jika ada dua orang yang saling jatuh cinta menyusuri tempat ini sambil berpegangan tangan, kelak mereka akan bahagia bersama selamanya."
Sebuah lengkungan senyum muncul di wajah lelaki itu. Ia mengulurkan tangan, sedang Yerin hanya memandangi telapak tangan yang terbuka di hadapannya. Menatap Jinhyuk dengan penuh tanda tanya.
"Apa kau mau melakukannya bersamaku?"
Suara Jinhyuk lagi-lagi berhasil menghangatkan hati Yerin. Memang percuma saja berupaya pergi jauh untuk melupakan semua tentang lelaki itu karena nyatanya semua memori seakan terputar ulang di pikirannya ketika kembali ke tempat ini.
"Itu juga kalau kau masih memiliki perasaan yang sama, kalau tidak mungkin akuㅡ"
Ada jemari yang menyambut uluran tangan Jinhyuk bersama dengan senyum yang terlukis di wajah Yerin. Jinhyuk terkekeh pelan sembari menggelengkan kepala tidak percaya, begitu pula Yerin. Sorot mata keduanya menunjukkan kebahagiaan.
Lantas, Jinhyuk membawa gadis itu berlari menyusuri jalan panjang tersebut. Pohon sakura di sepanjang jalan mereka seolah mendukung keduanya bahagia. Bunga-bunga yang tengah bermekaran ikut jatuh. Terlihat indah ketika terbawa oleh tiupan sang bayu. Membuat jejak dengan merah mudanya pada setiap jalan yang dilalui oleh Jinhyuk dan Yerin.
Jinhyuk menghentikan langkah kaki ketika merasa sudah cukup jauh berlari. Memposisikan tubuh Yerin dekat dengan pegangan kayu, yang memang ada di sepanjang jalan tersebut, kemudian menyelipkan helai rambut gadis itu ke daun telinganya.
"Aku tidak mau bersikap bodoh untuk mengabaikanmu lagi," ujar Jinhyuk sembari menangkup wajah gadis di hadapannya.
Jemari Yerin meraih kedua tangan Jinhyuk kemudian mengulum senyum. "Aku juga tidak mau lagi membencimu hanya untuk menutupi rasa kecewaku."
"Aku menyayangimu, Jo Yerin. Aku sudah membuktikan untuk mencintaimu kemarin dan saat ini, biarkan aku tetap membuktikannya untuk hari-hari berikutnya."
Yerin menjauhkan jemarinya dari tangan Jinhyuk dan beralih mendekap laki-laki yang ada di hadapan. "Akan kubiarkan kau membuktikan itu."
- 끝 -
Simni Cherry Blossom Road, Hadong
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top