Chapter 9 - Masakan Emak

"[Name], ku perintahkan berhenti sekarang juga!"

"Persetanan dengan perintah! Aku benci padamu!"

Larimu semakin cepat, membuat Akashi tertinggal.

Karena faktor workaholic yang sudah bertahun-tahun, Akashi jadi jarang olahraga.

Lari sudah tidak secepat dirinya semasa sekolah.

'Sial, gadis itu lumayan cepat juga larinya.'

Tapi tetap saja dirimu kalah cepat dengan Akashi. Dengan sigap, Akashi memegang pergelangan tanganmu agar tidak kabur lagi.

"Mau pergi kemana kau sekarang?"

Senyum Akashi membuat orang salah paham, seperti om-om pedo yang habis menangkap seorang gadis SMP.

"KYAA! LEPASKAN AKU DASAR PEDO!" Teriakmu histeris.

"Hey, tuan! Lepaskan gadis SMP itu sebelum aku menelepon polisi." Ancam seorang pak tua yang sudah menggengam ponsel ditangan.

"I-ini tidak seperti yang anda pikirkan. Dan juga, gadis ini sudah berusia 22 tahun!"

"Aku tidak mempercayai dirimu. Lepaskan gadis itu atau aku akan menelepon polisi."

"Cih!" Akashi mendecih kesal. Dia malas berurus dengan orang lain, terlebih dengan orang yang lebih tua darinya. Terpaksa ia melepaskan dirimu.

"Wah, terimakasih pak." Kau tersenyum kepada pak tua, lalu menyeringai menatap Akashi.

"Mampus." setelah mengejek Akashi dengan suara kecil, kau melarikan diri sangat cepat.

'Dasar wanita licik!'

"Tuan, urusan kita belum selesai," Pak tua itu belum pergi dari tempat, Akashi terpaksa mendengarkan ceramah panjang lebar dari pak tua tersebut.

.

"Permisi." Akashi memasuki rumahmu dengan wajah kesal. Untung saja ingatannya kuat, jadi dia tidak nyasar di jalan.

Bisa-bisa dia jadi gelandangan di Indonesia.

Gelandangan ikemen //slap.

Kembali ke cerita. Begitu mak datang, seketika dirinya menjadi jaim.

"Nak Seijuro! Kamu tidak tersesat kan?! Maafkan anak mak yang manis ini" Ucap mak yang membawa dirimu dengan telinga yang dijewer oleh mak.

"Mak! Sakit mak, sakit!" Kau meringis kesakitan.

Ingin rasanya Akashi mengejek dirimu dengan tertawa ngakak, namun dia harus jaim sebagai penerus keluarga Akashi.

"Tidak masalah kok tante. Saya sudah memaafkan [Name]." Ucap Akashi menekan perkataannya sambil menatap dirimu.

'Mampus.' batin Akashi.

"Syukurlah kalau begitu." Mak tersenyum.

"Oh iye, [Name]. Lu jangan ulangin lagi ye. Minta maap sekarang sama nak Seijuro," perintah mak dengan tersenyum manis ralat sebaliknya.

"Maafkan saya, Akashi Seijuro-sama."

Kau membungkuk dihadapan Akashi. Akashi sedikit menyeringai dan kau menyadari hal itu.

'Bagus. Teruslah seperti itu [Fullname].'

'Sialan kau, Bakashit Seijuroaho!'

"Nak Seijuro, mak sudah selesai masak tadi. Ayo kita makan bersama." Ajak mak menarik Akashi.

"Mak, [Name] gak diajak?" Kau pura-pura sedih.

"Nggak. Hukuman karena lu udah ninggalin nak Seijuro. Ayo nak Seijuro, kita makan sekarang. Tidak usah malu-malu, anggap saja seperti rumah sendiri."

"Iya tante."

Mak dan Akashi meninggalkan dirimu yg sedih beneran.

'Mak, anakmu ini [Fullname]. Bukan si setan merah itu T_T.'

"[Name], ngapain lu sendirian aje kayak jones? Ayo kite makan sekarang." Ajak babeh yang ingin menyusul mak dan Akashi.

Seketika kau terharu sambil memeluk babeh "Uwaa... Makasih, babeh. [Name] terharu banget!"

"Lah, lu napa?"

.

"Tada! Ini dia masakan ala emak dari chef emak!"

"YEAY!" kau dan babeh bersorak girang seperti anak kecil, Akashi menatap kalian berdua sweatdrop.

"Dimakan yang banyak ya. Kalo tidak, kalian akan tau sendiri akibatnya," Mak memberikan Deathglear kepada dirimu dan babeh.

Kalian berdua merinding disko, sedangkan Akashi sweatdrop untuk kedua kalinya.

Akashi melihat hidangan di atas meja makan. Ada yang kurang. Ia pun bertanya kepada dirimu dengan menepuk sedikit pundakmu.

"[Name], kenapa disini tidak ada sumpit sama sekali?" bisik Akashi.

Kau yang mendengar pertanyaan bodoh dari Akashi ingin tertawa keras. Tidak kau sangka seorang Akashi Seijuro bisa menjadi orang polos yang bodoh.

"Da-dasar bodoh. I-ini di Indonesia tau... Pfftt..." Kau menutup mulut berusaha menahan tawa.

'Sial, bisa-bisanya aku lupa! Hancur sudah harga diriku sebagai keluarga Akashi.'

Akashi sedikit berdehem dengan wajah sedikit merah karena malu "O-oh, jadi begitu."

"Dasar bodoh." Kau sedikit tersenyum.

"Kalian berdua mesra-mesraannya nanti saja. Makan dulu baru mesra-mesraan lagi." Tegur babeh sambil melahap makanan.

'Siapa juga yang mesra-mesraan.' batin kalian berdua sweatdrop.

Mata Heterochromia melihat-lihat makan di atas meja. Tidak ada yang dia ketahui sama sekali. Baru pertama kali ia melihat makanan yang dibuat oleh mak.

"[Name], ini namanya apa saja?" Tanya Akashi untuk kedua kalinya.

Kau mengangkat sebelah alis. Katanya Akashi tau segalanya, tapi kenapa makanan Indonesia dia tidak tau?

Yare yare.

"Dimana sifat absolute mu itu? Masa makanan ini aja gak tau."

"Aku tidak pernah makan makanan rakyat jelata." Tentu saja Akashi mengatakan itu dengan bahasa Jepang agar mak dan babeh tidak mengerti apa yang ia katakan.

'Ingin ku berkata kasar.' batinmu kesal.

"Ini sayur asem, ini ikan asin, ini sambel terasi. Terus ada tempe sama tahu juga, kau pasti baru pertama kali lihat tempe kan. Dan terakhir kau pasti tau kalau itu nasi," Jelasmu panjang lebar.

"Oh."

'Njir, jawabnya oh doang.'

"Yaudah makan sana. Jangan tanya aku lagi." Ucapmu melanjut makan yang tertunda karena Akashi.

Akashi pun mulai mengambil nasi dengan menggunakan sedok nasi, lalu di taruh diatas piring. Setelah itu mengambil ikan asin, tempe, tahu dan sambel terasi. Tak lupa juga dengan sayur asemnya.

'Aku baru pertama kali makan makanan seperti ini,' batin Akashi.

Akashi mencicipi terlebih dahulu.

1 sendok.

'Enak.'

2 sendok.

'Enak banget.'

3 sendok.

'Makanan ini lebih enak daripada makanan yang biasa ku makan di restoran,' batin Akashi sedikit senang karena ia juga sudah lama tidak makan masakan mama Shiori.

Kau yang melihat Akashi tersenyum menikmati makanan jadi ikutan tersenyum.

'Dia pasti sangat merindukan ibunya,' batinmu tersenyum.

"Tante, saya mau nambah."

Seketika dirimu tercengang melihat piring Akashi habis dengan sangat cepat.

"Wah, senangnya. Makan yang banyak nak Seijuro."

"Terimakasih tante." Akashi pun mengambil makanan lagi dengan porsi banyak.

Jadi tamu gak ada malunya.

'Astaga, yang bener saja.' batinmu cengo.

.

"Hah... Kenyangnya." Gumam Akashi duduk disamping kasur sambil mengelus perutnya yang sudah seperti hamil 3 bulan saat dirinya berada di kamar yang disediakan oleh keluargamu.

"Kamar ini lumayan nyaman juga."

Akashi tiduran di atas kasur. Awalnya hanya ingin bersantai saja. Tanpa sadar, dirinya sudah masuk ke dalam mimpi.

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan pintu diluar, ternyata itu adalah dirimu.

"Sei-kun, babeh ingin berbicara denganmu."

Tidak ada suara.

Karena sudah 5 menit di depan pintu seperti pembantu yang menunggu majikan, kau membuka pintu sangat pelan.

"Permisi..."

Begitu masuk ke dalam, kau melihat sosok seorang Akashi Seijuro tidur dengan posisi yang tidak elit. Mulut yang sedikit terbuka dan kaki yang masih di bawah lantai.

Kau menahan tawa sambil berjalan mendekati Akashi. Ingin rasanya kau memfoto Akashi yang seperti itu.

Di ambil ponsel dari kantung celana, lalu mengabadikan momen langkah yang hanya bisa dilihat oleh dirimu dan kami-sama.

Namun begitu kau meng-klik kamera, sebuah tangan besar menarik kasar tangan mungil, membuat keseimbanganmu menghilang.

Kini kau berada diposisi yang awkward.

Akashi berada di atasmu, sedangkan dirimu di bawahnya.

Jantung seketika lebih cepat dari biasanya, mengingat fakta wajah Akashi tampannya kebangetan.

"Se... Sei-kun?!"

"Berani sekali kau memfoto bosmu sendiri yang sedang tertidur. Asal kau tahu saja, aku sudah terbangun begitu kau berjalan mendekati diriku."

Kau diam seribu bahasa. Kau pikir Akashi masih tidur tadi, ternyata si setan merah sudah bangun dari tidurnya yang hanya sebentar.

"Apa aku harus memberikan hukuman kepada babu nakalku ini?" Akashi menyeringai. wajahnya begitu dekat dengan dirimu, hanya beda 10cm.

"A-ano... E-eto... I-itu... A-anu...."

"Anu apa? Katakan yang jelas." Sahut Akashi.

"A-ada babeh dibelakang."

Akashi refleks melihat ke belakang. Di pintu ada babeh yang terkejut menatap kalian berdua dengan mulut menganga.

Akashi tercyduk.

'Shit!'

Tbc

Gagal baper eaa //ditimpukin reader.

Hehe, gomen Ayy udah lama gk update. Ayy sibuk di rl, jadi buka wp cuman sebentar doang :'v.

Ceritanya makin gaje sama garing ya? Tenang aja, Ayy pun juga mikir gitu :'v

Arigatou nee kepada semua reader yang sudah membaca cerita Ayy ini, apalagi reader yang setia menunggu cerita Ayy, makin terhura :'v

Oke, sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Akashi : You

Eaa :v

REVISI : 17 Agustus 2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top