Chapter 5 - Si raja iblis merah
Kau menceritakan kejadian sebelumnya kepada Kuroko, Kise, dan Aomine.
Aomine dan Kise tertawa keras, sedangkan Kuroko tertawa tetapi sembunyi-sembunyi. Tidak ada yang mengetahui kalau pemuda imut itu tertawa, hanya kami-sama dan Ayy saja yang tahu.
Kesal. Kau menyeliding pala Aomine dan Kise. Kuroko tidak, dia terlalu imut untuk disleding.
"Ayo! Ketawa lagi! Biar ku sleding lagi kepala kalian berdua!" tantangmu.
"Kami minta maaf/ -ssu," ucap AoKi bersamaan.
Kau mengambil nafas, lalu membuangnya. Punya temen baru seperti mereka berdua bawaannya naik darah mulu. Ditambah lagi dengan sikap Akashi yang sangat menyebalkan. Rasanya kau ingin kembali saja ke tempat kelahiran.
"[name]-san. Lebih baik jernihkan pikiranmu terlebih dahulu dengan meminum secangkir teh," bak di iklan teh sar*wangi, Kuroko membawa secangkir teh buatannya sendiri yang entah sejak kapan dia membuatnya.
Hatimu sedikit tersentuh, betapa baik hati dan tidak sombongnya pemuda bersurai biru langit itu "Arigatou, Kuroko-kun. Kau memang yang paling de bes daripada yang lain."
Tanganmu menerima secangkir teh pemberian dari Kuroko, lalu meminumnya.
BYURR!
Kau langsung menyemburkan teh begitu saja. Merasa De javu dengan kejadian sebelumnya. Bisa-bisanya pemuda baby face itu mengingatkanmu kembali kejadian yang pahit dalam hidupmu "KUROKO-KUN!!"
AoKi tertawa keras lagi. Kuroko melarikan diri dengan menggunakan jurus andalannya.
Kuroko bisa jahil juga ya.
Sedangkan di tempat lain, terdapat 2 orang di dalamnya. Yang satu surai merah dan satu lagi surai hijau.
Entah kesambet setan apa, tiba-tiba saja Akashi tertawa dengan tidak elitnya. Pemuda bersurai hijau yang berada di sebelahnya menjadi merinding. Akashi Seijuro sudah seperti setan yang dirasuki oleh setan.
"Akashi-sama. Anda kenapa –nanodayo?" Midorima menaikan kacamata, masih merinding.
Akashi berhenti tertawa, lalu memasang wajah datar dan cool "Lihatlah Shintaro. Betapa bodohnya gadis ini," ia menunjukan layar ponsel miliknya. Ternyata Akashi dari tadi nonton kamera CCTV yang berada di ruangan OB dan OG.
"Sudah jelas sekali kalau Tetsuya memasukan garam ke dalam teh. Gadis ini kebanyakan makan micin!" Akashi melanjutkan ketawanya lagi.
Midorima sweatdrop ditempat 'Punya atasan gini banget –nanodayo.'
Ya... Mungkin Akashi sudah bosan menjadi orang dingin.
.
Hatimu sangat kesal. Dari hari petama, kedua, dan selebihnya dikerjain mulu sama atasan sendiri. Kadang disuruh bulak-balik bawa teh dan kopi berkali-kali, kadang disuruh bersihin ruangannya, dan tak lupa ia menyuruhmu memijitkan pundaknya dengan memberikan ancaman jika kau tidak menuruti perintahnya.
Kau bekerja sehari-hari sudah seperti babu pribadinya saja.
'Kise-kun bohong padaku! Katanya jadi OB dan OG santai, tapi aku tidak ada santai-santainya sama sekali!'
Semua itu bukanlah salah si kuning model tampan. Salahkan si raja iblis merah yang mengerjaimu terus. Mengerjaimu sekarang menjadi hobi baru Akashi Seijuro.
Sekarang ini kau lembur. Tidak ditemani Kuroko, Kise maupun Aomine. Tidak juga dengan Murasakibara, karena dia bekerja di luar. Lembur hanya untuk menemani Akashi yang tugasnya bertumpuk-tumpuk. Kan kurang kerjaan banget.
Midorima diusir, disuruh pulang sama Akashi.
Kau lelah. Sudah satu jam disuruh berdiri di sampingnya hanya memperhatikan Akashi sibuk dengan kertas-kertasnya.
Tidak tahan, kau protes kepada Akashi "Hey, aku sudah lelah~ Aku ingin pulang sekarang~"
"Diam. Turuti saja perintahku," Akashi sama sekali tidak berpaling dari pekerjaannya.
Kau mendengus kesal. Menunggu Akashi lagi sampai setengah jam.
Karena jam sudah menunjukkan 9 malam. Tanpa sadar kau menguap lebar, tidak peduli kalau si pemuda bersurai crimson melihat dirimu.
"Cih! Kau jadi perempuan tidak ada malunya sama sekali," kritik Akashi.
"Bawel. Ini salah— hoam..." nguap lagi.
Akashi terdiam sebentar, lalu membuka suara "Duduk di sofa itu," perintah Akashi.
Langsung nurut, kau berjalan dengan gontai dan menghempaskan tubuh mungil disofa yang sangat empuk.
"Kau harus menungguku sampai pekerjaanku selesai."
Kau hanya mengangguk-angguk. Setelah itu kau tidak bisa menahan rasa kantuk dalam dirimu.
Skipuu~
Akashi sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dilihat jam tangan ditangan kirinya, menunjukkan angka 11.
Sebenarnya Akashi bisa saja menyuruh Midorima untuk menggantikan dirinya, ia tidak perlu repot-repot mengerjakan pekerjaannya hampir tengah malam begini.
Namun hari ini ia ingin mengerjakan pekerjaannya dengan tangannya sendiri, serta ditemani oleh dirimu.
Dilihat dirimu berada di sofa yang tidak terlalu jauh darinya, ternyata kau sudah tertidur pulas, menunggu Akashi sedari tadi.
Akashi menghampiri dirimu, sedikit membungkuk, memandang wajah damaimu. Pemuda bermanik heterochromia memandang hidung, pipi, bibir, dan matamu yang tertutup.
Akashi tersenyum tipis.
Sedetik kemudian, wajahnya berubah menjadi datar "Dia jelek sekali."
"Jangan memandang gadis itu terlalu lama. Kau bisa jatuh cinta dengan gadis itu," komentar Oreshi dalam pikiran Bokushi yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Bokushi.
Bokushi tersenyum miring "Heh, tidak mungkin aku menyukai gadis miskin itu. Kau saja yang terlalu kasihan dengan gadis miskin itu."
"Benarkah? Kalau begitu kita tukar posisi sekarang. Sesuai perjanjian, kau hanya mengurus pekerjaan saja. Jangan sampai kau cemburu dengan dirimu yang lain saat aku bersama dengannya."
"Oii!—"
Belum selesai protes, Oreshi sudah bertukar posisi duluan sama Bokushi. Kini kedua maniknya bukan lagi heterochromia, melainkan manik ruby. Senyum ikemen ala Oreshi keluar dari wajah tampannya. Kini giliran dirinya yang memandang wajahmu.
Sesekali Akashi mengelus kepalamu dengan lembut, memastikan diatas kepalamu tidak ada paku. //plak!
"Sekarang giliranmu yang memandang gadis itu," Bokushi melipat kedua tangannya.
"Cemburu?"
"Tentu saja tidak!" bantah Bokushi. Munafik memang.
Kembali kehidupan nyata. Akashi Seijuro mengirim pesan kepada supir pribadi yang merupakan temannya sendiri, memberikan sebuah perintah kepada Murasakibara untuk menjemput dirinya.
Tak perlu membutuhkan waktu lama, Akashi mendapatkan pesan dari Murasakibara kalau dia sudah sampai.
Akashi menggendong dirimu yang masih tidur ala bridal style, lalu pergi dari ruangannya bersama dengan dirimu.
Karyawan yang sedang berlembur lebih malam dari dirinya cengo melihat atasannya sedang menggendongmu yang notabane seorang OG.
Akashi memasukkan dirimu ke dalam mobil begitu dirinya sudah sampai di depan mobil. Murasakibara yang biasanya tidak peduli, jadi penasaran. Kenapa dirimu bisa bersama dengan Akashi?
"Aka-chin. Kenapa [name]-chin bisa bersama dengan Aka-chin?"
"Salahkan diriku yang lain. Dia yang membuat [name] seperti ini."
"Aku tidak bersalah sama sekali. Aku selalu benar."
Oreshi memutar kedua bola matanya bosan. Bosan dengan ocehan Bokushi selalu mengatakan dirinya Absolute "Terserah kau saja."
Selesai berdebat. Akashi memberikan sebuah perintah kepada pemuda titan itu "Antarkan aku ke tempat tinggalnya [name]."
"Oke~" dan Murasakibara pun menjalankan mobil.
Suzuku~
Njir, chapternya berasa pendek :v
Kayaknya sih mulai dari chapter ini dan selanjutnya bakal ada banyak bokushi bareng oreshi karena Ayy suka sama mereka berdua :v /gak.
Terimakasih untuk reader-tachi yang sudah membaca fanfic gaje ini, dan tak lupa juga vote dari kalian semua. Ayy terharu lho :')
Oke! Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak :v
REVISI : 17 Februari 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top