Chap 8

"Maehara Hiroto"

*** (Y/n)'s pov ***

"Apa boleh kita melakukan ini, Maehara-kun?" tanyaku pada Maehara yang sedang menarik tanganku.

"Sst... kita harus diam dan berjalan cepat. Sebentar lagi mereka akan kehilangan jejak kita." bisik Maehara berjalan cepat.

'Apa ini benar... apa... boleh... melakukan ini?'

Akhirnya kami keluar dari gang sempit itu. Dan Maehara langsung melepas tanganku lalu meregangkan kedua tangannya.

"Aaaaah! Akhirnya sampai juga!"

"Apa ini benar-benar terjadi?" gumamku.

"Apa yang kau katakan (L/n)-san? Kita hanya bolos sekolah sehari!"

Benar... aku dan Maehara bolos sekolah hanya untuk 'date' dan tadi kami sedang kabur dari para wanita yang terpikat dengan ketampanan Maehara. Tadi pagi...

~ Flashback ~

Keesokan harinya, aku berangkat sekolah seperti biasa. Saat aku baru keluar dari mobil, tiba-tiba ada yang mendorongku hingga aku bersandar di pintu mobil dan sepasang tangan langsung menjebakku di dua sisi. Saat kusadari, hidungku sudah menyentuh hidung seseorang. Begitu sadar siapa pemilik hidung itu, wajahku langsung menjadi semerah tomat.

"M-Maehara!?"

"Pagi, (L/n)-san" sapanya tersenyum seperti biasa.

"Pa-pagi..." balasku malu.

"(L/n)-san, ayo kencan sekarang!" lensaku membesar saat mendengar ucapan Maehara.

"Apa!? Ini masih pagi dan kita harus sekolah!" kagetku, "Lagipula, kenapa tidak kencan saat pulang sekolah seperti Nagisa-kun dan Yuuma-kun?"

"Kalau kita kencan saat pulang nanti tempat kencan kita akan ramai..." jelas Maehara, "Dan juga, sesekali bolos tidak masalah kan?"

Belum sempat aku memberi respon, Maehara sudah menarik tanganku, mengambil tasku, membuka pintu mobilku, melempar tasku ke dalam mobil, menutup pintunya kembali dan akhirnya menarik tanganku menjauhi sekolah. Tapi sebagai anak, adik dan sahabat yang baik, tentu saja aku memberitahu keluargaku (ya, mereka bertiga) serta duo devil yang sudah kuanggap sebagai anakku sendiri bahwa aku bolos sekolah karena Maehara mengajakku kencan sekarang. Tentu saja aku tidak tau apa yang akan dilakukan oleh ayah, kakak dan duo devil.

~ Flashback ~

"Tapi aku tidak pernah bolos sebelumnya..." sahutku sedih.

Tidak seperti Nagisa dan Isogai yang ingin date sepulang sekolah, Maehara ingin date kami saat sekolah yang bearti kami bolos sekolah. Alasannya sih kalau pulang sekolah nanti tempat date kami akan ramai. Oh, apa aku belum memberitahu dimana tempat date kami? Di mall!

"Setidaknya kau pernah merasakan bagaimana rasanya bolos sekolah itu." sahut Maehara tersenyum lebar.

|| Para stalker(?) ||

Di suatu jalan di suatu tempat...

"Cih, kemana Maehara Hiroto membawa adikku!?" kesal Rinto.

"Baru kali ini aku bolos sekolah, itu pun harus berbohong pada ibu asrama kalau aku sakit dan tidak ingin diganggu seharian. Lalu menyelinap keluar asrama lewat jendela." gumam Karma lalu berkomentar tak jelas.

Rinto hanya menatap Gakushuu yang mengangkat kedua bahunya.

"Dia ingin aku bilang seperti itu pada ibu asrama. Aku sudah biasa bolos jadi aku biasa saja." jelas Gakushuu santai.

"Semoga tidak bertemu dengan siapapun dari sekolah." bisik Karma.

Dan dimana Mr.(L/n)? Begitu sadar mereka telah kehilangan jejak (Y/n), Mr.(L/n) langsung memanggil helikopter untuk mencari (Y/n) dan akan memberitahu Rinto jika dia sudah menemukannya.

"Aku adalah murid teladan... bolos sekolah adalah TIDAK untukku... jika pihak sekolah tau... maka dia akan memberitahu ayah dan ayah pasti akan..." setelah itu kalimat yang Karma ucapkan tidak jelas.

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Baiklah, langkah pertama!" ucap Maehara bersemangat, "Semoga kencan kita menyenangkan (Y/n)!"

Wajahku langsung memerah dengan cepat, "(Y-Y/n)!? Tanpa -san atau -chan!?" panikku.

"Ya, kau juga bisa menanggilku tanpa sebutan -kun! Ayo panggil aku dengan nama depanku (Y/n)."

"Uuuh, semoga kencan kita menyenangkan... Hiroto." lalu aku tersenyum pada Maehara.

Spontan saja wajah Maehara memerah dengan cepat.

"AKU MENEMUKAN ANAKKU!!" aku dan Maehara langsung melihat ke sekitar saat mendengar teriakan seorang pria.

'Aneh... suara pria itu mirip suara ayah tapi dimana asal suara itu...?'

"Sudahlah, ayo ke mall..." ajakku mengulurkan tanganku yang langsung disambut oleh Maehara.

"Ayo!" balasnya penuh senyum.

|| Para stalker ||

Mr.(L/n) langsung menelpon Rinto dan para stalker kembali beraksi, mengawasi (Y/n). Akan tetapi, Karma terlihat paranoid akan sesuatu. Dan ya, tadi Mr.(L/n) berteriak saat menemukan (Y/n) tapi dia berteriak dari atas, di dalam helikopter.

"Tenang saja, kemungkinan untuk bertemu dengan orang dari sekolah itu sangat kecil, jika kita bertemu pun orang itu pasti bolos sama seperti kita." ucap Gakushuu menepuk kepala Karma.

"Mudah bagimu mengatakannya. Jika ketahuan maka aku akan berhadapan dengan ayah..." sambar Karma kesal.

Rinto hanya bisa palm face dan Mr.(L/n) hanya mengangguk sebelah alisnya, aneh melihat pemandangan yang ada di depannya.

"Sudah cukup dramanya, nanti kita kehilangan jejak (Y/n) dan Maehara Hiroto..." ucap Rinto.

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Kita akan kemana, Hiroto?"

"Pertama, ayo beli minuman. Kau ingin apa, (Y/n)?" tanya Maehara.

"Teh!" jawabku dengan cepat dan penuh semangat.

"...haah?" kaget Maehara.

"Ya, apalagi teh yang dikirim dari Inggris! Tehnya sangat enak, lalu dipadukan dengan madu atau--"

"(Y/n), ini Jepang..." ucap Maehara.

"Ooh..." sahutku, "Tapi aku juga suka teh asli Jepang! Walaupun aku tidak terlalu suka teh hijau karena terlalu pahit--"

"Tidak adakah minuman selain teh yang kau sukai?" tanya Maehara entah kenapa terlihat frustrasi.

Aku berhenti lalu menatap Maehara seolah dia adalah alien, "Tentu saja ada."

"Apa itu?"

"Coklat dingin."

"Bagus. Kita beli itu." ucap Maehara tersenyum lalu menarik tanganku, "Karena aku juga suka itu."

"Wah, kebetulan yang bagus." komentarku.

Maehara hanya menggeleng lalu tersenyum manis padaku, "Kurasa bukan kebetulan..."

"Lalu apa?"

"Takdir." jawab Maehara mantap.

...

...

...

...

...

Krik, krik...

...

...

...

...

...

"Oh." balasku akhirnya.

|| Para stalker ||

"Kasihan pemuda itu... gagal merayu anakku." gumam Mr.(L/n) sok bijak.

Sementara Rinto dan duo devil berusaha menahan tawa mereka yang mungkin akan meledak kapanpun.

"Oh, god..." komentar Rinto.

"Cepat tahan tawa kalian, mereka sudah semakin jauh." perintah Mr.(L/n).

Mendengar itu membuat mereka bertiga berhenti tertawa dan kembali mengikuti (Y/n) dan Maehara.

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Tolong coklat dinginnya dua." pinta Maehara pada penjual minuman.

"Ok. Coklat dingin dua."

Setelah cukup lama berada di dalam suasana canggung, akhirnya kami sampai di toko minuman. Saat aku hendak mengambil dompetku, tiba-tiba ada yang memegang tanganku--lagi.

|| Para stalker ||

"Hatsyim!" Mr.(L/n) dan Rinto bersin bersamaan.

"Kali ini yang memegang adikku tanpa izin adalah Maehara Hiroto..." gumam Rinto.

|| Mansion (L/n) ||

"Hatsyim!"

"Nyonya (L/n), anda baik-baik saja?" tanya para pelayan yang berada di sekitar Mrs.(L/n) panik.

"Tidak apa-apa. Seseorang memegang (Y/n) lagi..." gumam Mrs.(L/n) pelan.

|| Para stalker ||

"Achoo!" duo devil juga ikut bersin.

"Tunggu, apa kau menuduh kami memegang (Y/n) tanpa izin!?" heran Gakushuu.

Rinto langsung menoleh kaget, "Tau darimana? Peramal ya?"

Mereka menggeleng dengan serempak, "Kami bersin saat seseorang menuduh kami melakukan sesuatu yang tidak kami lakukan." jelas Karma.

"Tunggu, jadi yang memegang (Y/n) sebelumnya itu siapa!?" kaget Mr.(L/n).

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Hiroto...?" panggilku heran.

"Biar aku yang membayar minuman kita..." ucap Maehara.

"Eh? Tapi..."

"Dalam kencan, laki-laki harus membayar, bukan perempuan."

"...baiklah jika itu maumu."

"Ini dia coklat dingin untuk pasangan yang imut...!" wajahku langsung mendengar ucapan si penjual.

"E-eh? Tapi kami--"

"Terima kasih atas pujiannya pak!" ucap Maehara lalu menarik tanganku yang tidak memegang minuman.

"Hiroto!" panggilku membuatnya berhenti.

"Ya?"

"Kenapa kau tidak menyangkal bahwa kita adalah pasangan?"

Maehara hanya tersenyum kecil lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Mungkin aku memang ingin kita seperti itu di mata orang lain." bisik Hiroto membuat wajahku merah merona.

|| Para stalker ||

"Kau pikir kami mengizinkan hubungan kalian!?" kesal Mr.(L/n) dan Rinto hendak menyerang Hiroto tapi ditahan oleh duo devil.

"Ssst... jangan berisik." bisik mereka.

"Lihat, ayah. Mereka sebenarnya--"

"Diam, Rinto-san!" sambar mereka serempak.

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Se...selanjutnya apa?" tanyaku menjauhkan wajah Maehara dari wajahku sambil meminum coklat dingin milikku.

"Hm... aku ingin membelikanmu sebuah pakaian, jadi ayo ke toko pakaian!"

"Eeh!? Tidak perlu membelikanku barang seperti itu."

"Tidak apa-apa. Sebenarnya aku mengajakmu ke mall karena aku melihat pakaian yang cocok untukmu jadi aku ingin membelinya untukku. Tapi sebelum itu, aku ingin kau mencoba pakaian itu dulu. Oh, ini sundress yang kubicarakan." jelas Maehara panjang lebar.

"Aku tetap tidak mau--"

"Oh, atau mungkin kau mau mencoba pakaian renang yang kusuka? Modelnya bikini lho--"

"Hentai!!"

|| Para stalker ||

"Ayo bunuh dia, ayah." ajak Rinto.

"(Y/n) dengan pakaian renang..." gumam Karma.

"Model bikini..." sambung Gakushuu.

Lalu mereka berdua mimisan dengan derasnya.

"Dasar genit..." komentar Mr.(L/n) menggelengkan kepalanya.

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Pilih," ucap Hiroto tersenyum jahil, "Sundress atau pakaian renang?"

"Tidak kedua--"

"Harus pilih (Y/n)." sambar Maehara, dan aku hanya memasang tampang merajuk.

"Haruskah?" Maehara hanya mengangguk mantap.

"...sundress..." bisikku.

"Apa?" tanya Maehara tapi aku tau pasti dia mendengar ucapanku dengan jelas.

"Baka," kesalku, "Kalau kau tidak dengar, bearti aku bisa pulang..." lalu aku memutar tubuhku hendak pulang.

Tiba-tiba Maehara memegang tanganku, "Bercanda, (Y/n). Ayo kita lihat sundress itu sekarang...!"

***

"Nee, (Y/n)? Kenapa lama sekali? Keluar dan biarkan aku melihat apakah sundress itu cocok untukmu..." ucap Maeharadari luar ruang ganti.

Aku menghela nafas lalu keluar dari ruang ganti.

"Bagaimana?" tanyaku.

Maehara hanya menatapku dengan wajah yang semakin lama semakin merah. Akhirnya Maehara mengalihkan tatapannya dariku sambil menutup sebelah pipinya.

"Seperti dugaan... kau terlihat cantik."

Pipiku terasa panas melihat senyum kecil Maehara.

"Terima kasih..."

|| Para stalker ||

"Anakku sudah dewasa rupanya..." ucap Mr.(L/n) menangis seperti karakter anime.

"Dia seperti memakai gaun pengantin dengan sundress berwarna putih itu." komentar Rinto.

Bagaimana dengan duo devil? Mereka yang sudah lemas setelah membayangkan (Y/n) memakai pakaian renang, jatuh pingsan karena kembali mimisan melihat (Y/n) dan harus dibawa ke rumah sakit. Itu membuat para stalker tidak bisa mengawasi (Y/n) dam Maehara lagi.

|| (Y/n) dan Maehara ||

"Sekarang kau mau kemana, (Y/n)?" tanya Maehara setelah membayar sundress itu.

"Pulang..."

"Kalau begitu, aku akan mengantarmu sampai mansion. Kita berjalan saja agar bisa melihat pemandangan sekitar." tawar Hiroto.

"Kalau begitu dalam perjalanan ayo beli es krim."

"Ayo."

***

Akhirnya kami sampai di rumahku. Setelah berjalan sambil memakan es krim selama 30 menit, akhirnya kami sampai.

"Mau mampir dulu, Hiroto?"

"Tidak perlu, aku ingin jalan-jalan di sekitar sini."

"Oh, baiklah."

Saat Maehara hendak pergi, aku menarik kerah bajunya membuat Maehara sedikit tersandung ke arahku. Lalu aku mencium keningnya dan langsung melepaskan Maehara.

"Terima kasih Hiroto."

Hiroto hanya tersenyum dengan wajah merona lalu mencium keningku juga.

"Sama-sama (Y/n)."

***

Yaaay selesai semua :D

Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~

Bye~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top