Chap 4
"Ibu"
*** Karma's pov ***
(Dalam tubuh Gakushuu)
"Apa yang kalian lihat lagi? Cepat siapkan pesta penyambutan Nyonya kalian!!" perintah Rinto pada para pelayan yang berhenti saat mendengar ibu (Y/n) akan datang 6 jam lagi.
"Si-siap!!" balas mereka dan disini semua langsung menjadi gaduh.
"Kenapa dengan ibumu, (Y/n)?" heranku.
"Oh, kalian tenang saja. Kalian tidak ada salah jadi kalian aman. Lain ceritanya jika kalian ada salah... seperti dua orang itu..." jelas (Y/n) membuat Mr.(L/n) dan Rinto membatu mendengarnya.
"A-apa maksudmu, adikku/anakku?" tanya Rinto dan Mr.(L/n) gugup.
(Y/n) hanya tertawa lalu tersenyum polos "Oh, ayolah... kalian tau pasti apa maksudku, kan?"
"Kenapa ibumu ingin menemui kami, (Y/n)?" tanya Gakushuu.
"Tidakkah kalian ingat kalian adalah teman laki-laki 'favorit' ibu?" tanya (Y/n).
'Oh, benar... oleh karena itu dulu tiap kali kita berkunjung, ibu (Y/n) selalu memberikan kita berbagai macam makanan kecil kesukaan kita.'
'Tapi aku penasaran dengan reaksi Rinto dan Mr.(L/n).'
'Seperti yang (Y/n) ucapkan, BAKAbane. Mungkin saja mereka ada salah dengan ibu (Y/n).'
"Karma! Shuu! Kenapa diam saja? Ikuti butler itu dan ganti seragam sekolah kalian dengan tuxedo!" perintah Rinto.
"Tuxedo? Haruskah?" gumamku.
"Tak biasanya kau komplain, Shuu-kun. Biasanya Karma yang begitu." komentar (Y/n).
'BAKAbane.'
'Berisik!'
"Heh... mungkin pagi tadi AHOno mengalami pagi yang buruk." komentar Gakushuu.
Ingin rasanya aku tertawa tapi karena situasi yang tak memungkinkan, aku harus memasang ekspresi kesal pada Gakushuu.
"Shut up, BAKAbane."
"Kau juga, (Y/n)! Kau harus tampil terbaik di depan ibumu!" perintah Mr.(L/n).
"Baik-baik~ Ayah~" sahut (Y/n) tersenyum lebar, "Oh, iya. Sekedar mengingatkan, kakak dan ayah juga harus tampil terbaik di depan ibu, kan? Apa reaksi ibu nanti saat melihat kalian berpakaian seperti seorang stalker?"
"Oh, damn..." gumam Rinto.
"Pelayan! Siapkan tuxedo terbaik untuk kami!" perintah Mr.(L/n).
"Siap, tuan!"
***
Setelah mengganti seragam sekolah dengan tuxedo, aku dan Gakushuu duduk di taman mansion (L/n). Tak lama setelah kami duduk di kursi taman, para pelayan datang membawa teh hangat dan makanan kecil ke hadapan kami berdua.
"Aku ingin tau bagaimana ibu (Y/n)..." gumam Gakushuu.
"Atau yang akan kita panggil Mrs.(L/n) nantinya..." sahutku memakan kue yang pelayan bawa tadi.
"Karma-kun~!! Shuu-kun~!! Dimana kalian~?" terdengar suara teriakan (Y/n) dari arah mansion yang semakin lama semakin jelas, kurasa dia sedang berjalan kemari, "Ah! Itu kalian!"
Saat kami berdua menoleh ke belakang, mulut kami langsung menganga lebar dan iris mata kami langsung membesar tak percaya, tak menyadari suhu wajah yang semakin lama semakin tinggi.
"Kakak bilang kalian pergi ke taman. Ternyata benar ya?"
(Y/n) sedang memakai gaun putih pendek dengan pita biru langit di bagian pinggangnya. Dia juga memakai sendal berpita berwarna putih. Dia... benar-benar terlihat seperti malaikat dengan wajah cantiknya dan senyum polos yang selalu terpasang di wajahnya itu. Rambutnya juga ditata dengan begitu cantik dan terlihat beterbangan dengan indah karena angin.
"-ma? Shuu-kun? Heeei!!" panggil (Y/n) membuatku tersadar, "Tidak sopan menganga seperti itu. Apa pakaianku tidak cocok untukku?"
"Bu-bukan! Kau terlihat cantik dengan gaun itu!" ucap Gakushuu dan aku hanya bisa mengangguk mengiyakan, membuat (Y/n) tertawa senang.
"Terima kasih atas pujiannya, Karma-kun! Kalian juga terlihat tampan dengan tuxedo itu!"
Aku menoleh ke arah lain sambil perlahan menyentuh pipiku, yang terasa sangat panas sekarang.
"Te-terima kasih..." gumamku.
"Ayo kembali ke dalam, lebih mudah mempersiapkan diri jika ibu sudah datang." ajak (Y/n).
***
Sudah 6 jam dan 8 menit berlalu. Tersisa 2 menit lagi dan sepertinya 2 menit ini sangat menegangkan untuk Rinto dan Mr.(L/n) karena mereka berkeringat sangat banyak sejak 1 jam yang lalu.
(Cklek!)
Pintu utama terbuka dan berjalan seorang wanita separuh baya dengan rambut yang memiliki warna yang sama dengan (Y/n) dan memiliki lensa berwarna biru langit. Mr.(L/n) dan Rinto langsung berhenti berkeringat.
"Selamat datang, Mama!" ucap (Y/n), membuat Mrs.(L/n) menoleh ke arahnya.
"(Y/n)? Oh my god!" kaget Mrs.(L/n) memeluk (Y/n), "Sudah 2 tahun kita tidak bertemu! Lihatlah dirimu! Kau sudah menjadi seorang perempuan yang sangat cantik!"
"Terima kasih, Ma." balas (Y/n) lalu Mrs.(L/n) melepas pelukannya dan menoleh ke arah kami.
"Dan lihatlah kalian berdua! Dulu kalian sangat imut dan sekarang kalian sudah menjadi laki-laki yang tampan!" puji Mrs.(L/n).
"Terima kasih, Mrs.(L/n)." ucap Gakushuu.
"Ara? Bahkan Karma berubah menjadi sedikit lebih sopan?" kaget Mrs.(L/n).
'AHOno.'
'...jangan permasalahkan itu sekarang. Ini adalah Mrs.(L/n) yang kita hadapi.'
"Kenapa Mama berkunjung tiba-tiba?" tanya (Y/n).
"Lho? Bukannya tadi Mama sudah menelponmu 6 jam lalu?" tanya Mrs.(L/n).
"Biasanya kan Mama menelpon 2-3 hari sebelum kunjungan." jawab (Y/n).
"Rencananya Mama mau menelponmu 2 hari yang lalu. Tapi tiba-tiba ada tugas mendadak dan tugas itu membuat Mama membatalkan kunjungan Mama. Apa kau marah Mama membatalkan kunjungan Mama karena pekerjaan Mama?" tanya Mrs.(L/n).
(Y/n) hanya menggeleng pelan, "Kita semua tau itu adalah pilihan terbaik, kan? Lagipula Mama bisa mengunjungiku kapanpun Mama mau."
"Syukurlah kau mau mengerti keadaan Mama." ucap Mrs.(L/n) senang, tapi langsung berubah menjadi dingin, "Ngomong-ngomong pekerjaan... Sayang? Rintarou?"
"Y-ya!!" ucap mereka langsung mengambil posisi hormat seperti tentara.
"Aku mendapat telpon dan laporan kalau kalian membatalkan semua urusan pekerjaan kalian karena kalian ingin mengunjungi (Y/n), benar?" tanya Mrs.(L/n) dengan aura killer.
"Y-ya, benar!" jawab Rinto.
"Ka-kami sepakat untuk membatalkan semua kegiatan seminggu kedepan karena kami ingin mengunjungi (Y/n)!" sambung Mr.(L/n).
"Aku tau kalian itu ingin mengunjungi (Y/n) setelah 2 tahun tidak bertemu, tapi karena keinginan egois kalian itu membuat orang lain kesusahan." ucap Mrs.(L/n) datar, "Rintarou."
"Y-ya, Mama?" tanya Rinto panik.
"Kau membatalkan konser musikmu di Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Swedia untuk mengunjungi (Y/n), benar?"
"Be-benar!" jawab Rinto.
"Jangan ulangi lagi, ok? Kau bisa dan mampu mengunjungi (Y/n) sepuasmu setelah konsermu, kan?" ucap Mrs.(L/n), "Umurmu sudah 21 tahun jadi dewasalah, Rintarou."
"Siap, Ma." ucap Rinto.
"Sayang." ucap Mrs.(L/n).
"Y-ya, sayang?" sahut Mr.(L/n).
"Jangan buat aku mengingatkan berapa umurmu sekarang. Kau membatalkan rapat di Polandia, Swiss, Kanada, Amerika, dan Rusia untuk ini, kan?" tanya Mrs.(L/n).
Mr.(L/n) hanya mengangguk, terlalu takut untuk berbicara, membuat Mrs.(L/n) menghela nafas frustrasi.
"Jangan ulangi, ya?"
"Baik!!"
"Dan ini peringatan terakhir kalian!!" sambung Mrs.(L/n) dengan aura killer-nya.
"I-i-iya!!" ucap mereka ketakutan.
Lalu Mrs.(L/n) menoleh ke arah kami bertiga.
"Bagaimana dengan sekolahmu, (Y/n)?"
"Sempurna... seperti biasa." gumam (Y/n) datar.
"Bagaimana dengan kalian? Shuu? Karma?"
"Dikalahkan (Y/n)... seperti biasa." jawabku.
"Oh, masa muda benar-benar mengubah orang ya?" komentar Mrs.(L/n).
"Apa maksud anda...?" tanya Gakushuu.
"Gakushuu tidak pernah mengakui kekalahannya. Karma juga begitu tapi jika dia mengakui kekalahannya maka dia mengakui kemampuan orang itu dan aku tau Karma selalu mengakui kemampuan (Y/n)." jelas Mrs.(L/n).
Kami berdua hanya diam.
'Dasar keras kepala.'
'Berisik, BAKAbane.'
"Mungkin aku sudah mengakui kemampuan (Y/n)..." gumamku mengusap belakang kepalaku.
"Oh, terima kasih Shuu-kun" ucap (Y/n) lalu memelukku dengan erat.
Perlahan pipiku terasa panas dan aku melihat Gakushuu memberikan death glare padaku dan tanpa kusadari, aku membalas tatatapan Gakushuu dengan senyumanan khas milikku... atau milik Gakushuu? Entahlah, yang penting sekarang aku sedang senyum. ╮(╯▽╰)╭
"Hee~? Hanya AHOno yang mendapat pelukkan? Bagaimana denganku~?" lensaku membesar melihat Gakushuu merengek dan ternyata dia benar-benar mirip denganku dan itu... Σ( ° △ °|||)︴
"D'aaaaw~ Karma-kun lucu sekali!!" komentar (Y/n) melepas pelukkannya dariku lalu pergi menuju Gakushuu dan memeluknya dengan erat.
Aku hanya bisa mengerutkan alisku sambil menatap Gakushuu dipeluk oleh (Y/n). Dan apa? Gakushuu hanya tersenyum lalu menjulurkan lidahnya padaku sambil membalas pelukkan (Y/n).
"Oh, iya (Y/n)," panggil Mrs.(L/n) membuat (Y/n) melepas pelukannya dari Gakushuu.
"Ada apa, Ma?" tanya (Y/n).
"Apa kau mendapat teman baru di sekolah?"
"Tentu saja! Aku berteman dengan Kaede-chan dan Rio-chan."
"Teman perempuanmu ya...?" gumam Mrs.(L/n) tersenyun.
"Oh, tentu saja aku berteman dengan siswa laki-laki juga! Mereka adalah Shiota-kun, Maehara-kun dan Isogai-kun!" sahut (Y/n) tersenyum polos.
Suasana langsung menjadi sunyi, ekspresi ibu, ayah, dan kakak (Y/n) tidak terbaca. Merka terlihat kaget, syok, dan... marah?
"...panggil mereka kemari..." perintah Mrs.(L/n).
"...siapa? Teman perempuan atau teman laki-laki?" tanya (Y/n).
"Keduanya, terutama teman laki-lakimu. Mereka harus menemui ibu jika ingin dekat dengan (Y/n)-ku tersayang." ucap Mrs.(L/n).
"Tidak bisa kubiarkan laki-laki sembarangan menyentuh adikku." sahut Rinto.
"Laki-laki yang berani mendekati anakku harus meminta izin padaku..." sambung Mr.(L/n).
'(Y/n) tinggal bersama keluarga yang over protective.' komentarku.
'Aku tak percaya (Y/n) tidak terganggu dengan obsesi keluarganya.'
"Tapi jika kalian membuat mereka lari ketakutan seperti temanku dulu saat aku SD, maka kalian harus berurusan denganku." jelas (Y/n) tersenyum.
Rinto dan Mr.(L/n) langsung membatu ketaktan sedangkan Mrs.(L/n) hanya mengangguk.
"Temanmu saat SD dulu itu mendekatinu karena mereka hanya ingin memanfaatkan kekayaanmu, (Y/n)." ucap Mrs.(L/n).
"Tapi tidak perlu sampai mengancam yang lain kan? Hanya Shuu-kun dan Karma-kun yang menjadi temanku selama SD." gumam (Y/n) memasang tampang ngambek, "Yang lain menjauhiku karena takut tentara dari Jerman, Inggris, Amerika, dan Rusia datang menyerang mereka."
Balasan yang (Y/n) terima hanyalah tawa canggung dari Rinto, dan kedua orang tuanya.
"Kami hanya khawatir, ok?" jelas Rinto.
(Y/n) hanya mengangkat sebelah alisnya kepada keluarganya.
"Baiklah, kami over-protective padamu ok?" ucap Mr.(L/n).
"Tunggu apa lagi? Telpon ketiga temanmu dan tanya alamat rumah mereka karena supir pribadi kita akan menjemput mereka." ucap Mrs.(L/n) penuh senyum.
'Mari do'akan mereka bertiga untuk selamat dari serangan tentara negara super power' pikir Gakushuu.
'Aku khawatir pada mereka...'
***
Weeeee~ apakah ketiga teman laki-laki reader-chan akan selamat?
Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~
Bye~
-Rain
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top