Chap 17
"Terakhir?"
*** (Y/n)'s pov ***
Setelah diberikan berbagai macam pertanyaan, akhirnya kami selesai belajar. Untuk melepas stress dan lelah, kami memesan minuman dan makanan ringan. Lalu Shuu dan Karma tertidur, mereka kelelahan ya? Aku mengambil salah satu buku yang sebelumnya dipegang oleh Shuu lalu mulai membacanya
'Kenapa Karma dan Shuu berbohong padaku?' pikirku sejenak melihat ke arah luar, ke jalanan yang cukup ramai, lalu memegang dadaku yang terasa sesak dengan tangan kiriku 'Dan... siapa perempuan cantik dan elegan yang mereka peluk dalam mimpiku itu? Apa dia nyata? Atau tidak?' lalu aku menghela nafas dan kembali membaca buku
"Tidaaaak!!" tiba-tiba Shuu dan Karma langsung berdiri lalu berteriak, membuatku yang sedang membaca buku dan beberapa pelanggan yang duduk di dekat kami kaget
"Shuu-kun? Karma-kun? Ada apa? Mimpi buruk ya?" tanyaku
Shuu dan Karma hanya saling pandang dan itu cukup lama sampai Shuu menoleh ke arahku
"Tidak apa-apa" ucap Shuu lalu menoleh pada para pelanggan yang masih memperhatikan kami "Maaf menganggu kegiatan anda" lalu para pelanggan kembali mengurusi urusan mereka
Shuu dan Karma kembali duduk sambil menhela nafas panjang
"Ada apa dengan kalian?" heranku menutup buku
"Tidak ada" gumam mereka berdua
"Ini pesanan anda semua" ucap pelayan membuatku melihat pesanan kami, aku memesan coklat dingin dan cake coklat "Selamat menikmati"
Lalu kami memakan pesanan kami dalam diam, dan artian diam dalam kasus ini adalah canggung. Sambil memakan cake pesananku, aku melirik mereka berdua dan perhatianku tertuju pada minuman Karma
"Kau ingin mencobanya, (Y/n)?" tanya Karma yang sepertinya menyadari tatapan penasaranku yang mengarah pada minumannya
Tapi tentu saja itu membuatku kaget "Eh? U-uhm, kalau sudah ditanya seperti itu... tentu saja aku... mau"
"Kalau begitu, cobalah" ucap Karma memberikan gelasnya padaku
Tanpa pikir panjang aku langsung meminumnya, tidak menyadari pipi Karma yang merona--
"Eeew!" kagetku menjauhkan gelas itu dari wajahku lalu menjulurkan lidahku "Pahiit! Minuman apa ini??" tanyaku menghilangkan rasa pahit yang menempel di lidahku dengan meminum coklat dingin dan sedikit memakan cake coklat
"Ekspresso hitam, bagaimana? Enak?" tanya Karma menahan senyum menyebalkannya
"Enak apanya!?" jawabku sedikit kesal "Aku tidak suka minuman pahit!"
"Salahmu sendiri tidak bertanya minuman apa ini" sahut Karma mengambil gelasnya lalu meminumnya dengan santai "Dan harusnya kau sudah tau ini ekspresso dari warna hitamnya, baka"
"Hmph!" kesalku menoleh ke arah lain, tak lupa memasang ekspresi merajuk
Dan suasana menjadi diam, tapi kali ini suasananya tidak canggung dan aku suka suasana tenang seperti ini, sampai...
"Lihat, AHO--BAKAbane. Kau membuatnya marah" kudengar komentar Shuu
"Ini salahku?" heran Karma
"Semuanya memang selalu salahmu, kan?"
"Kau selalu menyalahkanku. Apa masalahmu huh?"
"Masalahku adalah kau, karena kau yang menyebabkan semua ini bisa terjadi"
"Oh, tentu saja penjahat akan menuduh orang lain agar dia tidak dicurigai. Apa aku benar?"
"Kau ini benar-benar ingin---!!" "Dasar tidak tau---!"
"Ehem" perhatian kami tertuju pada sumber suara yang ternyata adalah Mrs.L
"Oh, sensei" sapaku sedikit menunduk
"Kalian sudah selesai belajar?" tanya sensei duduk di sebelahku
"Ya, kami baru saja selesai dan sedang beristirahat" jawab Karma
"Sensei dari mana saja?" tanyaku
"Oh, sensei tadi menemui panitia perlombaan" jawab sensei lalu dia memesan sesuatu pada pelayan yang datang, setelah memesan dia kembali menoleh pada kami "Sensei melaporkan bahwa SMA Kunugigaoka membawa guru pendamping"
"Oh, benar. Awalnya hanya kita bertiga yang datang kesini" ucap Shuu
Tak lama kemudian, pesanan sensei datang
"Jika kalian merasa sudah siap, kalian boleh jalan-jalan sekitar Kyoto" ucap sensei menyesap tehnya (ya, sensei memesan teh hangat dan cookies coklat)
"Benarkah?" tanyaku
"Ya" jawab sensei mengangguk
***
Hari berlalu dengan cepat dan tidak terasa sudah hari perlombaan. Kami bertiga sangat bersemangat dengan perlombaan ini, walaupun cuaca tidak terlalu mendukung: cuaca sangat mendung dengan awan berwarna abu-abu tua yang menandakan hujan akan turun dalam waktu dekat ini. Mah, aku justru suka dengan hujan karena semuanya jadi terasa sejuk dan nyaman
"Hei, (Y/n)! Berhenti melamun atau nanti kau akan menabrak tiang" ucap Karma menyadarkanku
"Mhm" gerutuku mengembungkan kedua pipiku lalu fokus pada jalan
Akhirnya kami sampai di tempat perlombaan yang ternyata diadakan di sebuah sekolah. Aku terkejut dengan sekolah yang dijadikan sebagai tempat perlombaannya, tapi tetap mengikuti Shuu dan Karma yang berjalan di depanku
"Kudengar pihak OSIS sekolah ini juga membantu jalannya perlombaan" ucap Karma membaca yang sepertinya adalah brosur perlombaan
"Dan peserta yang mengikuti perlombaan ini semuanya kelas 10" sambung Shuu
Setelah itu aku tidak mendengarkan pembicaraan mereka berdua karena aku asik mengagumi interior sekolah ini. Interior sekolah ini sama mewahnya dengan sekolah kami!
(Dugh!)
'Ok, seharusnya aku mendengarkan apa yang diucapkan Karma...' pikirku tidak sengaja menabrak sesuatu yang sepertinya adalah punggung seseorang? Atau dada seseorang?
"(Y/n)"
"Ah, Sei-senpai" ucapku begitu mengenali suara itu, yang ternyata orang yang kutabrak: Sei-senpai
"Hati-hati saat berjalan" ucapnya "Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku mengikuti perlombaan bersama---Lho? Kemana Shuu-kun dan Karma-kun?" ucapku menoleh kesana-kemari mencari mereka
"Perlombaannya diadakan di aula sekolah, dan kenapa kau bisa berada di depan ruang OSIS?" tanya Sei-senpai
Ya, perlombaannya diadakan di SMA Rakuzan. SMA dimana Sei-senpai bersekolah
"Lho? Padahal aku sedang mengikuti Karma-kun dan Shuu-kun... sambil melihat interior sekolah, hehe" ucapku cengengesan "Oh, Sei-senpai tau darimana kalau perlombaannya diadakan di aula?"
"Tentu saja aku tau, aku ini absolut" ucapnya penuh percaya diri "Aku ketua OSIS, (Y/n)"
"Ketua OSIS!? Sugoi!!" pujiku memegang kedua tangan Sei-senpai "Aku semakin mengagumimu, senpai! Aku ingin jadi Ketua OSIS!" sambungku menyalami kedua tangan senpai lalu melepasnya
"Saat kelas 2 kau bisa menyalonkan diri, (Y/n)"
"Oh, senpai menyalonkan diri saat kelas 2 ya?"
"Tidak, senpai menjadi Ketua OSIS sejak kelas 1"
"Waw! Sugoi!!" ucapku dengan senyum yang semakin lebar "Senpai benar-benar... KEREN!!" ucapku dan aku harus menarik nafas panjang karena terlalu bersemangat
"Terima kasih, (Y/n). Sekarang ayo ke aula sebelum lombanya dimulai dan kedua 'sahabat' masa kecilmu itu khawatir" lalu senpai menarik tanganku dan membawaku ke aula
***
"KEMANA SAJA KAU!?" teriak Shuu dan Karma begitu mereka melihatku mendekati mereka di depan ruang aula
"Hehe, aku tersesat" jelasku menggaruk pipiku dengan jari telunjukku
Lalu mereka melihat Sei-senpai dan tiba-tiba aku sudah dipeluk oleh mereka berdua
(Degh! Degh! Degh! Degh!)
'Uwaaaaa! Jantungku akan meledak!!' pikirku dengan panik
"Oh, kenapa dengan reaksi protektif itu?" tanya Sei-senpai mengangkat sebelah alisnya
"Jauhi titisan raja setan yang cebol itu, (Y/n)" ucap Shuu disusul anggukan kepala Karma
'Bagaimana dengan kalian sendiri? Dijuluki devil?' pikirku
Tanda kesal khas anime memenuhi kepala Sei-senpai dan dia mengeluarkan gunting merahnya
"Sudah lama tidak melukai seseorang dengan gunting" gumam Sei-senpai "(Y/n), sepertinya kau akan mengikuti perlombaan ini sendiri karena 2 yang lain akan segera MASUK rumah sakit"
"Jangan lukai orang lain dengan guntingmu, senpai!!" panikku mencoba melepaskan diri dari pelukan mereka berdua
"Yang kulihat hanyalah 2 bocah setan yang memelukmu, (Y/n)" jawab Sei-senpai memainkan guntingnya
"Wee, si cebol tidak sadar bahwa dia adalah titisan raja setan" komentar Shuu
"Mhm, karena dia cebol jadi dia tidak tau" sahut Karma mengangguk
Sei-senpai sudah dikelilingi oleh aura membunuh dan kuberitahu itu sangat MENYERAMKAN!!
"Aaah! Maafkan ucapan mereka senpai, kami masuk ke aula dulu ya!" ucapku lalu menarik mereka kabur dari amarah Sei-senpai
***
Perlombaan selesai tepat pada jam 18.00 malam. Cukup melelahkan karena perlombaan dimulai dari jam 12.00 siang. Anehnya, cuaca yang sangat mendung dari siang itu tidak berubah menjadi hujan, melainkan hanya menunjukkan petir-petir yang menyeramkan
"Uwaaah! Aku lapar!" ucapku
"Kalau begitu, ayo makan bersama" ajak Karma
"U-uhm..."
"Maaf, tapi malam ini (Y/n) akan makan malam bersamaku" tiba-tiba Sei-senpai sudah berada di sebelahku
"...huh?" kagetku
"Whoa, si cebol memunculkan diri!" kagum Shuu
"Mhm, kemunculan si cebol" sahut Karma
"Karma-kun! Shuu-kun! Berhentilah berkata kasar pada Sei-senpai" ucapku begitu merasakan aura membunuh Sei-senpai muncul, yang entah mengapa selalu mengingatkanku pada Nagisa
"Tapi kami bukan berkata kasar, hanya mengucapkan fakta" gumam Shuu
"Jadi kau lebih memilih makan malam dengannya daripada dengan kami?" tanya Karma
"Bu-bukan begitu... a-aku hanya--"
"Mhm, benar. Kau bahkan menghindari kami tanpa alasan yang jelas" ucap Shuu memotong ucapanku dan itu membuatku sedikit terkejut
"A-aku tidak menghindari kalian--"
"Bullshit, (Y/n)" sambar Karma
Aku hanya terdiam lalu menunduk
"Sudahlah (Y/n)" ucap mereka "Kami--"
"Aku menghindari kalian karena aku jatuh cinta pada kalian BERDUA!!" ucapku tanpa sadar sudah menteskan air mata "Aku menghindari kalian agar kalian tidak menyadari perasaanku dan kita tetap berteman seperti biasa" sambungku dan saat menyadari aku sedang menangis, aku mengusapnya dengan lengan blazer sekolahku
"(Y/n)--"
"Aku akan melakukan segala cara agar kita tetap bisa berteman, aku tidak mau pertemanan yang kita jalin sejak kecil hancur berantakan hanya karena perasaanku" jelasku
(Tes! Tes! Zrasssh!) ((Suara apaan ini--//dor))
Hujan langsung turun dengan deras disusul kilat dan petir
"...ba...BAKA!" kesalku lalu berlari keluar sekolah, tak peduli dengan seragamku yang akan basah atau flu yang menanti
*** Author's pov ***
"Kalian benar-benar laki-laki terburuk yang pernah kulihat" ucap Akashi "Membuat perempuan seperti (Y/n) menangis" sambungnya "Dan seharusnya kalian juga tau kalau (Y/n) itu paling takut dengan yang namanya petir atau kilat" dan Akashi berlari mengejar (Y/n)
Tanpa bicara lagi, mereka berdua juga mengejar (Y/n). Tak perlu waktu lama bagi mereka bertiga untuk menemukan (Y/n), dan mereka melihat (Y/n) sedang berlari menyebrangi jalan
"(Y/n)!!" teriak Shuu dan Karma ikut menyebrangi jalan itu
"Hei, tunggu dulu!" ucap Akashi tapi tidak didengar oleh mereka
Tiba-tiba mereka berdua berhenti karena sebuah lampu mobil menyilaukan penglihatan mereka. Dan mereka menjadi syok di tempat saat melihat mobil yang sama sedang melaju dengan kecepatan yang tinggi, membuat Akashi tanpa sadar menutup matanya. Mereka tidak dapat bergerak, mobil semakin mendekat dan---
(Dugh!) (Craaash!)
Perlahan Akashi membuka matanya, bersiap untuk melihat pemandangan yang tidak terlalu ia sukai. Lensa hetero-nya membesar saat melihat pemandangan tak terduga yang ada di depannya
"(Y/n)!!!"
Mata Gakushuu dan Karma perlahan membuka, menyadari rasa sakit di punggung dan kepala. Mereka lalu duduk dan menyadari mereka tidak berada di tubuh yang salah, melainkan di tubuh normal mereka
"Tunggu, bukannya seharusnya kita..." Karma tidak dapat menyelesaikan ucapannya karena melihat pemandangan mengerikan yang ada di depannya "Tidak... (Y/n)..." mendengar itu membuat Gakushuu juga mengikuti arah mata Karma dan dia juga sama terkejutnya dengan Karma saat melihat itu
"(Y/n)..."
(Y/n) sudah tergeletak di jalan dengan genangan darah yang bercampur dengan air hujan yang sudah berhenti. Perlahan saraf pusat mereka kembali normal dan saat mereka sudah bisa bergerak, mereka langsung berlari menuju (Y/n) yang didekatnya duduk Akashi yang mencoba menghubungi rumah sakit
"(Y/n)!!" ucap Karma dan Gakushuu
Mereka tak berani menyentuh (Y/n), takut sentuhan yang sangat kecil sekalipun akan membuat perempuan itu kesakitan
*** (Y/n)'s pov ***
"Syukurlah... kalian... selamat..." ucapku mengangkat kedua tangannya untuk mengelus pipi mereka, tapi berhenti saat sadar tanganku dipenuhi oleh darah "Oh, tanganku berdarah" gumamku tersenyum lemah
Tiba-tiba kedua tanganku ditarik dan aku merasakan pipi di masing-masing tanganku, yang kusadari ternyata adalah pipi Shuu dan Karma
"Bertahanlah, (Y/n)!" ucap Karma
Aku merasa tanganku menjadi sedikit panas dan kusadari ternyata mereka berdua menangis
"Hei..." panggilku "Jangan menangis... aku minta maaf" sambungku
"UNTUK APA MINTA MAAF!? HARUSNYA KAMI YANG MINTA MAAF!!" kesal Karma memegang tanganku dengan kuat
"Aku minta maaf... menghindari kalian karena keegoisanku..." ucapku lalu melihat ke langit "Lihat, ada banyak bintang disana... mengingatkanku pada kalian"
"Berhenti bicara, (Y/n)... kumohon..." bisik Shuu
Lalu ada sebuah... ah, tidak... ada 2 bintang yang jatuh bersamaan
"Hei, ada bintang jatuh..." ucapku tersenyum "Ayo buat permintaan" lalu aku menutup mataku
"Ja-jangan tutup matamu, (Y/n)!" pinta Karma
"Seluruh tubuhku sakit..." ucapku masih tersenyum "...jadi setidaknya biarkan aku istirahat sebentar"
"Tidak!! Bertahanlah! Ambulans dalam perjalanan kemari! Setelah diurus di rumah sakit kau bisa beristirahat sepuasmu! Kumohon, (Y/n)..."
"Kalian mau tau apa permintaanku? Aku tau permintaan kita tidak akan terwujud jika diberitahu tapi kurasa tidak apa-apa diberitahukan" ucapku perlahan kembali membuka mataku
'Oh, ayolah... jangan menangis....' pikirku melihat wajah menangis mereka "Walaupun baru sebentar berada di Jepang, tapi aku sangat menikmati waktu-waktuku selama ini..." ucapku dengan tenaga yang semakin sedikit "Jadi, aku membuat permohonan untuk... kalian... memaafkanku... dan... kalian... tidak... akan... melupakan...ku" itu yang terakhir kali kuucapkan dan dunia menjadi gelap
Dan hal terakhir yang kudengar adalah suara ambulans...
***
Whoaaaa! (╯°□°)╯︵( .o.)
Dengan begini buku 'What the Hell!?' selesai...!! ヾ(*'∀`*)ノ
...
...
...
...
Kidding~ Masih ada Epilog kok! (Tetap aja bukunya selesai (ಠ_ಠ)--//dor)
Author gak bisa buat situasi menyentuh jadi akhir chapter agak gak ngeh ( ;∀;)
Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~
Bye~
-Rain
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top