Chap 15

"Kembali Normal?"

*** Author's pov ***

Perlahan Gakushuu dan Karma membuka mata mereka. Mereka duduk di kasur mereka lalu melihat satu sama lain. Setelah 3 menit lamanya, akhirnya mereka menepuk jidat mereka bersamaan

"Bertukar kembali, eh?"

*** (Y/n)'s pov ***

Pintu kelas terbuka, menunjukkan sosok Shuu dan Karma dengan aura yang sama saat aku pertama kali pindah kesini

"Selamat pagi, Shuu-kun! Karma-kun!" sapaku

"Pagi, (Y/n)" balas mereka duduk di bangku mereka

"Ada apa dengan mereka?" tanya Kaede

"U--uhm, mungkin masih lelah karena festival sekolah kemarin?" jawabku ragu

"Sudahlah, sebentar lagi masuk" ucap Rio mengibaskan tangannya "Tanyakan saat pergantian pelajaran"

Benar saja, beberapa detik setelah Rio bicara, bel masuk berbunyi disusul oleh kedatangan guru bahasa inggris yang entah kenapa terlihat stress

"Sensei, ada apa?" tanya Kaede

"Sebentar lagi kakak kelas kalian akan try out... dan tadi ada beberapa murid kelas 3 yang ingin penjelasan ulang" jawab sensei "Tapi sensei tolak karena sensei harus mengajari kalian sekarang" mendengar itu membuat Karma mengangkat tangan

"Sensei ajari saja para senpai. Aku dan Kar--Gakushuu akan mengawasi kelas"

"Benarkah? Tapi rencananya sensei ingin memberikan materi baru" ucap sensei

"Materi baru? Bab terakhir halaman 231?" tanyaku tanpa sadar

"Benar sekali!" ucap sensei senang "Apa kau sudah membaca materi selanjutnya, (L/n)-san?"

'Bisa dibilang aku sudah menghafal semua isi bukunya, sensei...' pikirku lalu mengangguk mengiyakan

"Apa ada murid lain yang sudah membaca--"

"Saya~" "Saya, sensei"

Semua menoleh pada Shuu dan Karma, sedikit heran karena Shuu tersenyum lebar sedangkan Karma memasang ekspresi serius

"Kalau begitu, bisakah kalian bertiga menjadi tutor sebaya?" kami bertiga mengangguk "Baguslah, silahkan bentuk menjadi 3 kelompok, ya?"

"Baik, sensei" ucap kami bertiga

Setelah membagi kelompoknya, kami langsung mengajari teman-teman

***

Kami mengajari mereka sampai bel berbunyi dan setelah itu kami dipanggil sensei untuk pergi ke kantor

"Kami disini, sensei" ucap Karma saat kami memasuki kantor guru

"Oh, duduklah" ucap sensei menunjuk sofa

Kami bertiga duduk disana, dengan aku berada di tengah

(Degh! Degh!)

'Semenjak aku menyadari perasaanku pada mereka, aku jadi gugup berada di dekat mereka' pikirku

"Sebenarnya sensei sempat melihat cara kalian mengajar teman-teman kalian dan sensei punya firasat kalian memahami semua materi. Jadi sensei meminta kalian untuk mengikuti lomba tes bahasa inggris antar sekolah"

'Aku bersama mereka??'

"Perlombaannya minggu depan tapi besok kalian sudah berangkat karena perlombaannya berada di Kyoto. Kalian akan selalu bersama sampai perlombaan selesai. Pihak sekolah juga sudah menyewakan kamar hotel untuk kalian bertiga, masing-masing satu dan hotelnya berada di dekat tempat perlombaan dan perpustakaan untuk kalian belajar"

Aku berkedip beberapa kali

"Jika kau terlalu sering bersamanya. Cepat atau lambat dia akan menyadarinya jadi kurangi waktu kebersamaan kalian tapi jangan sampai dia curiga"

"A-anoo, sensei" panggilku mengangkat tangan, menarik perhatian sensei dan mereka berdua "A-aku bisa me-mengikuti perlombaannya ta-tapi bisakah a-aku ti-tinggal a-agak jauh da-dari te-tempat me-menginap yang disediakan o-oleh se-sekolah?"

"Kenapa, (Y/n)?" tanya Shuu dan Karma serempak

"Sebenarnya... a-aku punya u-urusan saat pe-perlombaan, ta-tapi sa-saat sensei bi-bilang te-tempat perlombaanya be-berada di Kyoto, a-aku te-teringat ka-kalau u-urusanku ju-juga be-berada di-disana tapi a-aku ha-harus menginap di ho-hotel yang berbeda" jelasku menunduk

"Kalau begitu tak masalah! Kau hanya bertemu mereka untuk membahas soal yang akan datang" sahut sensei

"Te-terima kasih sensei"

"Kalau begitu kalian boleh pergi sekarang"

"Kami permisi dulu sensei" ucap kami bertiga keluar kantor

***

"Ada apa (Y/n)?" tanya mereka saat kami berada cukup jauh dari kantor

"...huh?"

"Jangan pikir kami bodoh atau tidak peka" ucap Shuu memulai

"Kami berdua tau pasti kau itu jujur atau berbohong" sahut Karma

'Mereka terlihat seperti bertukar diri satu sama lain saat bebicara seperti itu... Apa yang kupikirkan? Tidak mungkin hal di luar logika itu terjadi' pikirku memijat kepalaku

"...a-aku benar-benar ada urusan di Kyoto" sahutku gugup

"Kau tidak akan gagap jika berkata jujur" komentar Shuu

"Maaf, a-aku harus pe-pergi se-sekarang. Sampai ju-jumpa, Shuu-kun dan Karma-kun" lalu aku meninggalkan mereka berdua

***

Semenjak hari itu, aku menghindari mereka berdua dan bahkan aku meminta kepala sekolah secara personal untuk memindahkanku dari kelas tapi sayangnya dia menolak dengan alasan 'hampir ujian semester'

"(Y/n), ada perlu apa kau menemui kepala sekolah?" tanya Hiroto saat aku baru kembali dari ruang kepala sekolah, keesokan harinya setelah sensei meminta kami untuk lomba di Kyoto

"Oh, bukan apa-apa" ucapku melambaikan tanganku pada Hiroto

"Kalau begitu..." ucap Hiroto lalu melihat sekitar, yang ternyata hanya ada aku dan dia "...kenapa kau menghindari Karma dan Gakushuu?"

Aku berkedip beberapa kali lalu aku langsung berkeringat dingin saat menyadari pertanyaan Hiroto

"A-apa maksudmu, Hiroto?" tanyaku gugup

"Ayolah, jika kau tidak ingin memberitahu mereka setidaknya beritahu aku" pintanya

"...huh? Ta-tau darimana kalau aku tidak ingin memberitahu mereka?"

"Hah! Bearti aku benar bahwa kau menghindari mereka!"

Aku hanya menggerutu saat sadar bahwa aku sudah mengakuinya secara tak langsung dengan bertanya seperti itu

"Aku memang menghindari mereka, memangnya kenapa?" tanyaku menyilangkan kedua tanganku ke depan dadaku

"Aku ingin tau alasannya" jawab Hiroto

"Apapun alasanku tidak ada urusannya denganmu, kan?" sahutku

"Asal kau tau (Y/n), kemarin mereka pulang ke asrama dengan mood paling buruk yang pernah kami para anak asrama lihat. Mereka seperti akan membunuh siapapun yang bernafas di dekat mereka. Aku yakin hanya 1 hal yang bisa membuat mood mereka menjadi menyeramkan seperti itu yaitu kau dan aku ingat kemarin kau jelas-jelas mencoba menghindari mereka berdua" jelas Hiroto

"Apa sejelas itu?" tanyaku

"Yup" jawab Hiroto singkat "Jadi beritahu aku, karena cepat atau lambat kau akan berhadapan dengan mereka, (Y/n)" mendengar itu hanya membuatku menghela nafas

"Berjanjilah kau tidak akan memberikan reaksi yang aneh saat kuberitahukan alasannya"

"Reaksi yang aneh? Memangnya kau ingin aku bereaksi seperti apa?"

"Bereaksilah sewajar mungkin"

"Karena itulah kau ingin aku bereaksi seperti apa?"

"Sudah kubilang sewajar mungkin--"

"Argh, langsung ceritakan saja dan aku akan bereaksi sewajar mungkin, ok?" tanya Hiroto frustasi

Lalu aku menceritakan alasanku menghindari mereka. Setelah bercerita aku melihat Hiroto memasang ekspresi datar ( ._.)

"Hiroto? Hiroto? Maehara? Hiroto Maehara? Maehara Hiroto?" panggilku melambaikan tanganku ke depan wajahnya

"Bwahahahahaha!!" tiba-tiba dia terduduk di lantai sambil tertawa lepas

Akhirya aku sadar bahwa itulah reaksi Hiroto atas alasanku "He-hei, jangan tertawa!!" kesalku

"Hahahaha! Habisnya! Hahahaha!" ucap Hiroto masih tertawa

Aku hanya menyilangkan kedua tanganku sambil mengembungkan kedua pipiku "Hmph"

"Ba-baiklah, aku berhenti. Haha..." ucapnya mencari nafas karena terlalu asik tertawa sampai lupa bernafas, huh baka

Aku hanya menahan tawaku saat melihat Hiroto mencari nafas seperti ikan kehabisan air

"Sebenarnya aku tidak terlalu mengerti pemikiran perempuan, jadi aku hanya bisa mengatakan ini" lalu dia berdiri dan menepuk kepalaku "Semua itu adalah keputusanmu untuk menghindari mereka, tapi jika tiba waktunya dimana kau harus berhadapan dengan mereka, maka kau harus bersiap ok?" tanya Hiroto

"Mhm" jawabku mengangguk lalu melihat jam kelas: 08.13 "Oh, kami berangkat jam 08.15! Kalau begitu, sampai jumpa Hiroto! Sampaikan salamku pada mereka semua ya!" lalu aku melambaikan tanganku dengan semangat pada Hiroto

"Sampai jumpa, (Y/n)" balas Hiroto membalas lambaian tanganku dengan pelan

'Sampai tiba waktunya, huh...? Kurasa waktu itu tidak akan pernah datang Hiroto'

***

"Nah, itu dia orangnya!" ucap sensei melihatku yang berlari menuju gerbang depan "Kemana saja kau, (L/n)-san?"

"Maaf, sensei. Aku pergi menemui kepala sekolah sebentar"

"Kepala sekolah? Apa kau bermasalah?" tanya sensei dan aku menggeleng

"Hanya urusan personal"

"Huft, kalau begitu cepat naik ke bis. Akabane-san dan Asano-san sudah berada di dalam dan tinggal menunggu kedatanganmu untuk berangkat" perintah sensei

"Baik, sensei!"

"Jangan buat malu sekolah dan menangkan perlombaannya!"

"Tenang saja sensei! Akan kubuat SMA Kunugigaoka menang!"

begitu aku memasuki bis, aku melihat banyak kursi kosong dan di bangku paling belakang aku melihat Karma dan Shuu sudah duduk dan ada bangku kosong diantara mereka

'Apa mereka ingin aku duduk disana?' pikirku lalu menggeleng pelan 'Tidak baik untuk jantungku jika aku duduk disana' lalu aku duduk di bangku yang paling jauh dari mereka

"(Y/n)" suara mereka membuatku tersentak kaget dan menoleh ke belakang

"Y-ya?"

"Duduk disini, ada yang ingin kami diskusikan" jelas Karma menepuk tempat yang kuperhatikan tadi

"Mendiskusikan a-apa?"

"Mengenai lomba, tentunya. Itu kan tujuan kita berada di bis ini?" tanya Shuu

'Anehkah jika aku berpikir mereka bertukar tubuh? Mungkin akan kutanyakan langsung nanti' pikirku berdiri dan perlahan berjalan menuju belakang sampai

"Bis akan berjalan..." ucap si sopir

"Tu--tunggu dulu--!!" tiba-tiba bisnya berjalan membuatku yang sedang tak berpegangan apa-apa tersungkur ke depan dan saat wajahku akan menyapa lantai bis yang keras...

...

...

...

...

...

Aku tidak merasakan kerasnya lantai, melainkan aku merasa ada sepasang tangan yang menangkapku dan saat aku membuka mata dan melihat siapa pemilik tangan ini, aku melihat rambut merah yang kusadari adalah Karma

"Hati-hati" ucap Karma datar tapi aku dapat melihat dia itu sangat panik

"Ma-maaf" gumamku berdiri "Dan terima kasih..."

"Sebaiknya kau cepat duduk sebelum wajahmu menghantam lantai bis lagi" ucap Shuu

"Be-benar" ucapku dengan cepat duduk diantara mereka berdua

(Degh! Degh!)

'Duuh, jantungku jadi tak karuan karena duduk diantara mereka...' pikirku dan aku sudah berkeringat dingin

"Sensei sempat memberikan ini sebelum kami berdua naik ke bis" ucap Shuu memberikan kertas padaku

"...apa ini?" tanyaku penasaran membuka kertas yang terlipat 4 itu

"Daftar materi yang mungkin akan keluar saat perlombaan, apa kau sudah mempelajari semua yang ada di daftar itu?"

"Ini semua kan ada di dalam buku?" ucapku memastikan

"Ya, materi dari awal sampai akhir. Apa ada yang tidak kau mengerti? Kami akan mengajarimu" ucap Shuu

"...mhm, sepertinya aku sudah mengerti semua" gumamku mengangguk

"Benarkah? Apa kau yakin?" tanya Karma

"Ya, aku sangat yakin" jawabku dan suasana menjadi sunyi dan canggung

'Baiklah...' pikirku menarik nafas panjang

"Nee, Shuu-kun, Karma-kun" panggilku

"Hm?" tanya Shuu

"Ada apa, (Y/n)?" tanya Karma

"...mungkin ini akan terdengar aneh dan tak masuk akal. Tapi... apa kalian bertukar tubuh?"

Spontan saja mereka tersedak oleh sesuatu yang menurutku tidak nyata, membuat mereka batuk dengan serempak. Dan aku masih menunggu jawaban mereka

'Kurasa benar, hal seperti itu tidak masuk akal...' pikirku

"Benar" jawab Shuu menarik perhatianku

"...eh? BENARKAH!?" kagetku

"Ya, kami mencoba untuk bertingkah seperti biasa tapi seperti dugaan itu sangat sulit" jelas Karma

"Sejak kapan kau menyadarinya?" tanya Shuu

"Mhm... entahlah, aku sudah merasa aneh sejak kencan 'pertemanan' kita..." jawabku "Jadi, selama ini kalian..."

...

...

...

...

"Hahahahaha!" tiba-tiba Karma tertawa lepas lalu mengelus kepalaku

"Maaf, kami tidak bertukar tubuh kok!"

Aku hanya menatap lama Karma

'Dia... berbohong' pikirku

"Kami hanya merasa aneh saja" sambung Shuu

'Tapi... apa benar mereka bertukar tubuh? Itu tidak masuk akal. Jadi, yang diucapkan Karma itu benar? Aku jadi bingung sendiri'

"Sejak kapan kalian begini? Dan apa sebabnya?"

"Sejak kau pindah ke kelas kita" jawab Shuu

"Dan kami tidak tau sebabnya" sahut Karma

'Jadi... mereka jadi aneh karena--'

"Jangan berani berpikir kalau ini salahmu, (Y/n)" ucap Shuu tiba-tiba "Karena ini memang bukan salahmu"

Aku hanya mengangguk, lega kalau ini bukan salahku. Tanpa sadar aku sudah merasa mengantuk dan aku tertidur

*** Omake ***

Tak lama bis yang membawa (Y/n) dan duo devil pergi, terlihat Hiroto melihat kepergian bis itu dari jendela depan kelas mereka yang berada di lantai 3

"Jatuh cinta pada 2 orang huh...?" komentar Hiroto memberi senyum sedih

"Hiroto? Ada apa?" tanya Yuuma yang baru kembali dari perpustakaan

"Bukan apa-apa" jawab Hiroto lalu berjalan menuju ke bawah, ke taman belakang "Kurasa kita berdua tidak memiliki kesempatan lagi, Yuuma"

"...huh? Apa yang kau bicarakan, Hiroto?" tanya Yuuma mengikuti sahabatnya itu

'Kita tidak punya kesempatan untuk membuat cinta (Y/n) menjadi milik kita, karena cinta (Y/n) sudah berada di tangan orang yang lebih pantas' pikir Hiroto lalu menggeleng pada Yuuma

"Kita tidak punya kesempatan untuk membeli susu kotak kesukaan kita karena stoknya sudah habis" jawab Hiroto

"Apa!? Tidak mungkiiiiin!!!" ucap Yuuma patah semangat "Ah, padahal aku ingin membelinya hari ini"

"Mungkin nanti siang sudah ada. Kita hanya bisa berharap, Yuuma"

***

Author kembali dari dunia menyeramkan yang disebut UAS (*゚▽゚)ノ dan Author keluar hidup-hidup (ง'̀-'́)ง--//dor (abaikan)

Maaf, 1 minggu lebih Author gak update (;▽;)

Sepertinya ada cintanya yang bertepuk sebelah tangan? (͡° ͜ʖ ͡°) *ditabok

Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~

Bye~

-Rain

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top