Bab XXXI : Part Time
Sejak jam pelajaran dimulai, Jihyo tidak bisa fokus. Semuanya pecah dan hal itu karena melihat kedekatan Jungkook dengan Zea--si murid yang baru saja kembali dari sesi pertukaran pelajar. Bersusah payah, Jihyo mencoba untuk fokus setelah ia melirik kesekian kalinya.
"Jihyo! Jangan berlebihan sekali, fokus!" katanya dalam hal hati. Mana tahu, bel jam pelajaran Miss Sohee berbunyi yang menandakan telah selesai. Sehingga, Miss Sohee mengakhiri kelas.
Hyena lantas meregangkan tubuh. "Nikmatnya, terlebih Mr. Koe tidak akan masuk. Dia hanya memberi tugas lewat forum dan deadline malam ini. Bukankah mengagumkan?" kata Hyena. Dengan malas, Jihyo mengangguk.
Sontak, Hyena melirik dengan mata menyipit. Kemudian, ia menoleh ke belakang--kondisi di mana Zea tengah bercerita panjang lebar dan bahagia dengan Jungkook menyimak, tidak lupa tersenyum tipis.
Hal itu, membuat Hyena mengusap leher. "Duh, sabar, ya. Zea memang menyebalkan seperti itu dari dulu. Jika dilihat, Zea seperti menyukai Jungkook. Entahlah, itu gosip dulu sebenarnya," katanya.
Jihyo langsung menoleh ke arah Hyena. "Kau serius?"
Hyena mengangguk tanpa beban. "Tapi itu hanyalah gosip. Mereka cuma sepupu, sudahlah. Kenapa kau terlihat seperti orang yang sedang cemburu--"
"Mulutmu! Aku tidak cemburu ya, kau harus tahu itu!" Sambil menunjuk ke wajah Hyena.
"Jung, ayo kita ke kantin dulu bagaimana?" Jihyo bisa mendengar Zea yang bersuara dengan manja, membuat Jihyo mengerutkan dahi.
"Aku tidak lapar." Jawaban yang membuat Jihyo dengan pelan tersenyum kecil.
Namun, Jihyo bisa mendengar ketika Zea yang berusaha mengajak Jungkook untuk ke kantin, hingga Jungkook menurut. Itu membuat suasana hati Jihyo sangat buruk. Ingin sekali memukul siapapun itu, tetapi yang Jihyo lakukan adalah bangkit dari duduknya dan hendak pergi. Akan tetapi, ia merasakan sebuah tangan menahannya.
Perlahan, ia menoleh dengan mata menyipit. "Jung?"
"Ayo ke kantin, Baby. Zea mengajakku ke sana. Dan oh iya! Baby, ini Zea, sepupuku. Zea, ini Jihyo, kekasihku," kata Jungkook dengan lugas.
Jihyo terkejut ketika Jungkook ternyata memperkenalkannya kepada salah satu keluarganya. Tidak seperti banyak orang yang mungkin akan menyembunyikan kehadirannya. Hanya saja, Jihyo bisa merasakan Zea yang menelisiknya begitu dalam--seolah-olah mencari alasan yang kuat, hingga Jungkook mau mengencaninya. Akan tetapi, ekspresi wajah itu spontan berubah--saat ini tersenyum begitu lebar.
"Hai, Ji. Senang sekali bisa melihatmu. Aku kira berita yang diforum itu sebuah candaan. Ternyata, benar ya!" katanya disela tangan yang mengulur.
Walau agak ragu, Jihyo membalas uluran tangan itu. "Hai, Zea. Senang juga dan begitulah. Kau bisa melihatnya," kata Jihyo dengan senyum canggung.
Zea mengangguk. Kemudian fokus pada Jungkook yang mengamati mereka. Zea tampak mengapit lengannya pada Jungkook begitu manja dan bergegas begitu saja. "Ayo Ji, ikut kita ke kantin!" kata Zea.
"Zea, apa yang kau lakukan? Santai saja!"
Terlihat Jungkook yang tidak nyaman, tetapi sulit untuk melepaskan tautan yang dibuat oleh Zea, membuat Jihyo bersedekap. "Aku tidak bisa mendeskripsikan Zea. Apa-apaan itu?! Dia memiliki banyak kepribadian dan sangat menjengkelkan!" Lalu, Jihyo berjalan. Bukan ke kantin, ia ingin ke toilet dan malah merasakan ponselnya yang bergetar.
[Kafe Purple] : Selamat pagi. Dengan ini kami menyatakan, anda lolos seleksi administrasi dan kiranya bisa memenuhi panggilan wawancara nanti sore, pukul 16.00. Terima kasih.
***
Jihyo tidak pernah membayangkan, kehadiran Zea di sekolah sangatlah menjengkelkan. Memang, tidak ada perlakuan bully yang biasa Bitna dan kawan-kawannya lakukan, karena pada dasarnya, Zea lebih memilih menempel dengan Jungkook--setiap saat dan Jungkook seperti pasrah-pasrah saja. Aneh.
Hari ini, Jihyo tidak pulang bersama dengan Jungkook, karena Jihyo ingin ke Kafe. Mengatasnamakan Hyena adalah hal yang ia lakukan, hingga Jungkook akhirnya tidak memaksa dan lucunya, di tengah pembicaraan mereka, Zea langsung datang. Ia meminta untuk di antar pulang dengan alasan supir tak bisa ke lokasi.
Jelas Jihyo tidak tahu harus memberikan komentar apapun. Terlebih ketika melihat Zea hanya menatapnya dengan senyum lebar. Bukankah sangat menjengkelkan? Tidak ada urat malu sama sekali.
"Sudahlah, Jihyo! Jangan pikirkan hal itu. Biarkan Zea melakukan apapun yang ia inginkan," katanya seraya keluar dari bis.
Ia terdiam untuk beberapa saat. Kini, sebuah Kafe berwarna ungu pastel berada di hadapannya. Memiliki nuansa aesthetic dan begitu menenangkan, menarik perhatian Jihyo. Entah kenapa, ia suka dengan Kafe tersebut.
Dengan langkah gonta ganti, Jihyo yang telah menyembunyikan seragam sekolah dengan balutan hoodie agak kebesaran memasuki kafe itu dan bersamaan dengan suara bel yang memekik telinga. Menciptakan kebisingan yang membuat seorang wanita yang sibuk dengan kasir mengangkat kepala.
Jihyo kembali menarik langkah sembari ia menundukkan kepala. "Selamat sore. Maaf menganggu. Saya Shin Jihyo, ingin bertanya soal penerimaan waiter part time," ucap Jihyo dengan sedikit ragu.
Wanita dengan riasan agak menor itu dengan cepat mengangguk. "Oh, ya! Aku yang mengirimkan pesan. Akan tetapi, bukan aku yang akan mengawawancaraimu. Tunggu sebentar ya, pemiliknya akan datang tidak lama lagi," kata wanita itu yang kembali fokus dengan kegiatannya, berhubungan dengan uang. Jika Jihyo memerhatikan, itu soal pembukuan.
Jihyo mengangguk saja. Tidak berniat meninggalkan tempatnya berdiri, karena ia memilih untuk memainkan ponsel milik. Mana tahu, ia mendapatkan pesan dari Jungkook.
[Jungkoook]: Hubungi aku jika urusanmu dengan Hyena selesai. Aku jemput.
[Jungkook]: Soal Zea, aku minta maaf atas kelakuannya yang mungkin sangat menjengkelkan.
Namun, Jihyo acuh--tidak peduli. Ia masih kesal terhadap Zea. Tetapi Jihyo menggarisbawahi, ia tidak cemburu.
Tidak lama dari Jihyo yang larut pada ponselnya, suara bising dari pintu kembali terdengar. Akan tetapi, Jihyo tidak terlalu memedulikannya
"Eh, Si Bos. Calon waiter daritadi menunggu, Bos. Itu dia," kata sang kasir. Jihyo mendengarnya, hingga kepalanya terangkat, menoleh pada sosok yang berdiri tidak jauh dari keberadaannya dan membuat Jihyo spontan membulatkan mata.
"Eh, Ryu?" ucapnya bingung lalu melirik ke arah kasir. "Dia Bos?"
"Ya, Bos dan pemilik Kafe ini. Namanya memang Ryu. Kau mengenalnya, ya? Jelas kau kenal, Bos memang begitu terkenal dan--"
"Iren, sudah. Tidak perlu menjelaskan sampai sana. Dia adalah temanku. Selesaikan pekerjaanmu dulu sebelum kita tutup. Hari ini kita akan tutup Kafe dengan cepat," titah Ryu. Iren memberikan hormat, kemudian langsung larut pada pekerjaanny
Lantas, Ryu kembali fokus pada Jihyo yang tampak begitu bingung. "Kita bisa ke sana dulu, Ji," kata Ryu dengan tenang. Jihyo menurut--tidak membantah, hingga mereka kini saling berhadapan di sebuah meja.
"Aku tidak menyangka jika Ryu melakukan investasi bisnis seperti ini! Dia benar-benar merancang masa depannya," ucap Jihyo dalam hati.
"Ji, aku terkejut melihatmu berada di sini. Iren tidak memberitahu jika calonnya adalah dirimu. Tetapi, kau serius mau kerja part time? Di Kafe ini posisi waiter kosong. Jasamu dibutuhkan ketika pukul 16.30 hingga 21.00. Selebihnya, akan dibicarakan lagi jika sudah bekerja," jelas Ryu yang membuat Jihyo mengangguk paham.
"Aku bisa dan aku bersedia, Ryu. Aku butuh pekerjaan," balasnya.
Tampak sebelah alis Ryu terangkat. "Apa Jungkook tahu?"
Jihyo mengatupkan kedua bibir. Perlahan, kepalanya menggeleng. "Belum, tetapi akan kuberitahu jika memang lolos. Aku ingin berdiri dikedua kakiku sendiri, Ryu," ucap Jihyo dengan senyum tipis. Ryu menatap begitu lekat--tidak cukup lama hingga ia menghembuskan napas kasar.
"Baiklah. Kau diterima dan mulai bekerja esok hari, sepulang sekolah."
Hola! Aku update~~
maaf kalau gaje dah, wkwk!
Intinya, see you di part selanjutnya ya🦋
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top