Bab LI : Pesta Kelulusan

Layar monitor yang berada di bagian utama, di samping mading menjadi topik utama hari ini. Banyak orang sudah berada di sana menantikan nama-nama kelulusan yang tidak lama lagi. Bahkan, sisa beberapa detik--terlihat dari layar monitor itu.

Tak ayal, Jihyo dan Hyena sudah berdiri di depan layar monitor--tak lupa terdapat Jungkook, Alexio, Jay, Ryu dan Jimmy. Para lelaki mulanya enggan untuk ikut menyaksikan, toh akan tersebar sendiri dan bahkan kita mendapatkan notifikasi langsung dari forum seolah yang memang telah terkoneksi.

Namun, dalang dari yang terjadi adalah Jungkook--memaksa untuk ikut. Bahkan, Alexio dan Jay saja yang tidak berkepentingan harus ikut juga. Takdir yang teramat pelik, pikir Alexio.

Jungkook sendiri hanya ingin menyemarakkan apa yang akan terjadi. Melihat antusias sang kekasih, energi itu ikut terkirim padanya. Jungkook hanya melakukan apa yang dianggapnya baik. Teman-temannya saja yang selalu berprasangka buruk.

"Astaga, lama sekali! Aku sudah pasti tidak masuk sepuluh besar. Intinya lulus, aku lapar rasanya," sahut Jimmy dengan nada sinis. Berharap Jungkook paham. Namun, Jungkook tetaplah Jungkook yang tidak peduli jika bukan mengenai kekasihnya yang bahkan di pegang sangat erat. Seperti ingin mengajak untuk menyeberang.

"Sabar, Jim. Itu tidak lama lagi. Lima ... empat ... tiga ... dua ... satu!"

Satu persatu nama dari peringkat pertama mulai menampakkan diri. Dengan huruf agak besar beserta foto, tiga kandidat yang memiliki nilai terbaik seangkatan ditampilkan.

Peringkat Pertama - Choi Jungkook/Jackson Garfield

Peringkat Kedua - Shin Jihyo

Peringkat Ketiga - Ryu Mitsuya

Langsung saja, kedua mata Jihyo semakin membulat karenanya. "Apa itu? Peringkat kedua?"

"Jihyo! Itu namamu!" pekik Hyena.

Semua orang yang berada di sekitar mereka jelas tertarik dengan nama yang tertera--tiga kandidat yang tiba-tiba mengisi pion. Jungkook sang master tetap pada posisinya. Lalu, Jihyo nyatanya naik selangkah dan Ryu yang membuat orang cukup terkejut. Pasalnya, ujian kemarin ia berada di peringkat lima. Jelas sekali, mereka telah berjuang banyak soal ini.

Suara tepuk tangan langsung terdengar bergemuruh. Jihyo menangis, tak kuasa menahan air mata haru. Lekas ia menoleh pada Jungkook yang tersenyum bahagia dengan berkata, "Kau sangat luar biasa, Baby. Kau berhasil naik lebih tinggi lagi."

Tak menunggu waktu lagi, Jihyo menghamburkan tubuhnya pada Jungkook--mencari kenyamanan lebih dalam lagi dan menangis.

"Jung, ini seperti mimpi!"

Di sela pelukan Jungkook mengangguk. "Mimpi yang sangat nyata. Batu loncatan untukmu, Baby. Kau ... semakin maju ke depan untuk mencapai mimpimu."

Sementara Jimmy yang melihat drama kecil terjadi, merotasikan bola mata dengan malas. Ia pun sudah menduga. Ia berada di peringkat lima belas, tidak ada hal yang perlu ia banggakan. Intinya ia lulus dan akan mendaftar di perguruan tinggi sesuai yang telah ditentukan oleh kedua orangtuanya.

Lalu Hyena, ia bangga pada dirinya. Dengan kapasitas otaknya yang lumayan, ia bisa berada di angka sebelas. Tak pernah ia duga sama sekali.

"Selamat Kak Hyena. Kau benar-benar hebat," kata Alexio yang memecah lamunan bahagia Hyena. Karena Hyena sedang bahagia bukan main, ia memgangguk dengan senyum lebar. Bahkan, tangan Alexio yang dulunya sering ia abaikan, kini diraihnya.

"Terima kasih. Aku sangat senang sekali." Hanya perkataan dan interaksi kecil, Alexio merasa aneh pada dirinya sendiri. Tiba-tiba saja, jantungnya berdetak tidak karuan. Ada apakah dengan dirinya? Alexio masih bergeming.

Jihyo yang melihat itu, tersenyum kecil. Astaga, kenapa mereka terlihat lucu dengan interaksi sederhana yang tercipta? Namun, di sisi lain, Jihyo begitu mensyukuri atas apa yang terjadi--seperti sekarang ini. Karena jujur, ia sama sekali tidak pernah membayangkannya.

Walau sebelumnya ia diterpa begitu banyak luka, nyatanya akhir bahagia bisa ia dapatkan. Semoga saja akan terus seperti itu dan Jihyo bisa kuat menghadapinya.

***

Pesta untuk kelulusan dirayakan begitu meriah, bak bertabur bintang yang diadakan di salah satu ballroom hotel bintang lima yang ada di Seoul. Dalam hal ini, pihak sekolah tidak tanggung-tanggung untuk membuat perayaan yang megah dan mengundang salah satu solois ternama bernama Ailee.

Sejak pengumuman kelulusan dan pemberitahuan lebih lanjut soal pesta kelulusan, Jihyo merasa antusias. Apalagi ketika para pria harus mengenakan dresscode berwarna merah dan pria diwajibkan menggunakan setelan jas.

Alhasil, di sinilah Jihyo dengan potret bagai pasangan bintang bersama dengan Jungkook. Ia mengapit lengannya pada Jungkook yang amat sukarela. Gaun Off shoulder dress Gucci berwarna sesuai dresscode--hadiah dari Jungkook yang sempat ditolak mentah-mentah, berakhir menjadi pilihan Jihyo untuk malam ini yang menonjolkan bahunya. Lalu, Jungkook mengenakan setelan jas berwarna hitam, dipadukan rompi abu-abu, dasi putih dan celana kain hitam dari perancang Jules Dormeuil yang menggunakan bahan kain langka dengan kualitas premium dari Prancis dan Inggris.

Mereka tampil memukau dan menjadi sorotan di pesta. Bahkan, ketika terdapat kategori Best couple, mereka pasti akan mendapatkan trofi itu. Keserasian mereka begitu terasa--semua orang bahkan bisa merasakannya.

"Terima kasih." Kata itu, spontan keluar dari kedua bibir Jihyo. Perasaannya saat ini campur aduk. Gelenyar aneh tiba-tiba terasa.

Namun, pergerakan jemari Jungkook bisa Jihyo rasakan--menyentuh dagunya, membuat mereka saling menatap ketika sebelumnya ia menundukkan pandangan. "Baby, tidak perlu berterima kasih. Ini semua bukanlah apa-apa ketika mendengar ungkapan cinta itu dari dirimu secara langsung," balasnya.

Senyum spontan menghiasi wajah Jihyo dengan pelan  ketika sebelumnya, kegugupan mengambil alih dirinya. "Oke, kau memang yang terbaik, Jung."

Jungkook tersenyum lebar. Jemarinya tak lagi berada di sana walau pikirannya mengajak untuk melakukan lagi dan semakin mendekatkan diri. Pikiran kotor yang amat menyiksa. Melalui gerakan spontan, Jungkook mengambil dua minuman dari pramusaji yang lewat menawarkan.

"Minumalah, Baby. Aku tahu, kau pasti masih sibuk menentralkan diri bukan?"

Pertanyaan itu membuat Jihyo tersenyum malu, tetapi ia tidak mengelak. Kepalanya  bahkan mengangguk. Walau agak ragu, ia mengambil gelas berisi soda yang Jungkook tawarkan. Perlahan, ia meneguk.

"Jihyo! Kau akhirnya datang juga!" pekik seseorang yang mengambil langkah cepat di antara lautan manusia yang ada. Hyena memang gadis yang berbeda. Walau menggunakan sepatu hak tinggi, tidak ada rasa mengeluh dan Hyena tampak tersenyum begitu lebar.

"Hyena, kau cantik dan manis sekali," kata Jihyo jujur. Ia sama sekali tidak bohong. Pada dasarnya, Hyena memang memiliki paras yang cantik dan menarik, aura tomboinya lebih mendominasi dalam kehidupan sehari-hari, tetapi jika telah berdandan dan mengenakan gaun, Jihyo bahkan serasa tak bisa berkedip.

Hyena spontan tersenyum tipis. Ia merona, memilih memukul pelan bahu Jihyo. "Jangan menggombal. Lama-lama, kau seperti Alexio. Anak bodoh itu selalu saja mengusikku, Ji. Kau harus tahu. Bahkan, dia datang menjemputku ke sini dan menunggu di lobi hotel. Aneh, bukan?"

Jihyo sedikit tercengang. Tidak menyangka jika Alexio sedikit aneh, ia mengakui hal itu. Sebenarnya, Jihyo masih kurang paham dengan segala tindakan yang dilakukan  oleh Alexio. Maksudnya, seorang lelaki melakukan hal itu jika tengah tertarik. Jadi, apakah Alexio memang tertarik dengan Hyena atau hanya iseng saja? Inilah yang menjadi perdebatan.

"Wah-wah, kalian serasi sekali. Aku tidak sabar menantikan Junghyo junior," sahut Hyena. Ia tersenyum lebar--memperlihatkan jejeran giginya sembari bertepuk tangan.

Perkataan Hyena membuat mulut Jihyo nyaris jatuh di lantai karena melongo. Jungkook yang ada di sana, lantas mengerjapkan mata. Bingung untuk merespon selain tersenyum.

"Itu masih lama, astaga! Pikiranmu kotor sekali, ya." Jihyo menimpali dengan berdecak sebal, walau dalam hati juga Ia mengaminkan--itu adalah impian yang ia harapkan di masa depan nanti, membuat keluarga dengan Jungkook, pujaan hatinya.

Suara kekehan Hyena membuat Jihyo merotasikan bola matanya dengan malas. "Maaf, Ji. Aku terlalu antusias. Baiklah, tetapi undang aku ya diacara pernikahan kalian nanti," katanya lagi, senang menggoda Jihyo.

Hyena sendiri tahu, baik Jihyo dan Jungkook belum memikirkan untuk mengarah ke jenjang yang lebih serius, terlebih Jihyo yang harus mengikuti sesi ujian kedokteran besok. Menjadi mahasiswa kedokteran itu bukanlah hal mudah, jelas Jihyo harus mengubur dalam-dalam mimpi manis itu untuk sementara waktu. Hyena bisa tahu soal itu.

"Ya, ya, ya. Itu pasti. Kau orang pertama yang akan mendapatkan undangan dariku. Tenang saja," ucap Jihyo enteng.  Sekilat, Hyena langsung memeluk Jihyo--sangat erat. Alhasil, suasana sekitar mendadak mellow. Jungkook sendiri hanya bisa mengamati mereka--tanpa berbicara satu kata, hingga suara lonceng pertama terdengar. Sesi pelukan usai dilakukan.

Hyena menepuk dahi. "Astaga, itu adalah pemanggilan untuk mengikuti acara pertama. Pidato dari kepala sekolah dan beberapa pertunjukan sebelum pesta dansa. Aku pergi ke toilet dulu, Ji. Sampai jumpa kalian." Hyena langsung bergegas meninggalkan Jihyo dan Jungkook yang langsung saling mengamati.

Jihyo tersenyum kecil. "Dia memang seperti itu. Aneh sekali."

Spontan, mereka berdua jalan beriringan menuju tempat duduk yang telah disediakan--menikmati acara pesta yang telah disediakan oleh sekolah. Benar saja, acara dibuka formal oleh pihak sekolah--sambutan hangat dari Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan. Kepala sekolah juga menambahkan atas ketidakhadiran Tuan Ocean Garfield--pemilik saham terbesar Sekolah yang memiliki pengaruh besar.

"Ayah sudah mengambil cuti, jadi dia enggan untuk kembali melakukannya. Dia senang bekerja," sahut Jungkook yang menjelaskan, tanpa Jihyo memintanya.

Alhasil, Jihyo mengangguk. "Keluargamu memang pekerja keras." Jihyo tidak berbohong dengan hal itu. Pantas saja, uang terus mengalir dari rekening mereka dan menjadi sosok yang disegani.

Jungkook hanya tersenyum tipis seraya mengusap punggung tangan Jihyo dengan lembut, kemudian fokus mereka kembali pada panggung yang tengah menampilkan musikalikasi puisi, dipersembahkan oleh junior pilihan.

Kejutan untuk pesta tak sampai di sana. Nyatanya, setelah sesi sebelumnya selesai, lantas dilanjutkan dengan panggung yang gelap gulita, perlahan lampu menyoroti dengan kehadiran sosok wanita yang sering mengisi sountrack drama dan kemampuan menyanyinya yang memang diacungkan jempol.

"Wah, Ailee! Ini kali pertamanya aku melihat solois secara langsung." Kedua mata Jihyo berbinar. Ia tidak bohong, pun Jihyo suka mendengar suara dan musik Ailee. Ia mengikuti perkembangan salah satu solois Korea Selatan itu.

Jungkook tersenyum lebar. "Serius? Aku sebenarnya tidak terlalu tertarik, tetapi lain kali, akan kuajak menonton konser-konser kalau begitu. Kita bisa melepaskan lelah, bagaimana?"

Tawaran yang menarik. Tanpa beban dengan senyum lebar menghiasi wajah, Jihyo mengangguk. "Oke, aku sangat menantikannya. Itu pasti mengagumkan." Jihyo berseru. Ia sangat menikmati pesta dan penampilan Ailee. Tahu-tahu, Jungkook menggenggam jemarinya, menuntun untuk meninggalkan area tempat duduk.

Jihyo bingung. "Jung?"

Dengan senyum lebar, Jungkook fokus pada amatan yang ada di depan mata. "Lagunya pas untuk berdansa, Baby. Lihat sekitarmu," pinta Jungkook. Sontak, Jihyo mengamati sekitar. Benar saja, beberapa orang dengan pasangannya berpindah tempat--ke bagian utama yang memang dijadikan sebagai tempat dansa.

"Aku ... aku malu," cicit Jihyo, tetapi mereka telah berada di bagian dansa, bahkan Jungkook berhenti di pertengahan.

"Rileks, Baby. Semuanya, akan baik-baik saja.  Kau hanya perlu menikmati lagu indah ini," kata Jungkook dengan lembut. Ia meraih jemari Jihyo lantas menggenggamnya ke atas. Sebelah tangan Jungkook berada di pinggang Jihyo, sementara Jihyo sendiri berada di pundak Jungkook--dengan kegugupan yang menguasai diri.

🎶 I am Sorry - Ailee🎶

Majuhan gonggiga
[Udara menghadap]
Natseoljin aneun
[Tidak asing]
Iksukan Bam
[Malam yang akrab]
Al sun eopseodo
[Bahkan jika aku tidak tahu]
Nuneul gamado
[Bahkan jika aku menutup mata]

Jihyo mencoba mengikuti pergerakan yang Jungkook ambil, dengan pelan seraya menghayati lagu yang terputar--terdengar sangat merdu dan nyata. Lantas, Jungkook menaikkan jemari Jihyo ke atas, pun membuatnya berputar--seperti bunga yang baru saja mekar di musim semi.

Tteooreuneun geudael bomyeon
[Saat aku melihatmu bangkit]
Geu ane bichwojin
[Tercermin di dalamnya]
Nareul tto bwayo ...
[Melihat aku lagi ...]
Jeo ileobeorin siganedo
[Bahkan dalam waktu yang hilang itu]
Da ichyeojindeuthan mare tto
[Pada kata-kata yang sepertinya sudah dilupakan lagi]

Jihyo berhenti berputar. Kedua jemarinya berada di dada bidang Jungkook dengan mereka yang saling memandang. Jihyo bahkan bisa melihat bayangannya di mata Jungkook.

"Kau cantik sekali, Baby. Apapun yang kau kenakan, sangat cantik di tubuhmu," kata Jungkook disela mereka bersitatap. Dengan pelan, Jungkook melangkah ke kanan dan ke kiri, membiarkan jemari kekarnya berada di pinggang Jihyo.

Tentu saja, Jihyo tersipu mendengarnya. Belum lagi, mereka yang ternyata menjadi pusat perhatian para sebaya mereka.

I'm sorry .... I'm sorry ....
Iyun mareuge deo geudael
[Aku lebih mencintaimu tanpa tahu keuntungan ]
Barame sillin yeongigachi
[Seperti asap yang tertiup angin]
Jayeonseure maemdolgo itjyo
[Aku secara alami berlama-lama]

Lagunya, begitu nyata di antara mereka. Jihyo mendongak, menangkap Jungkook yang begitu tampan--tersenyum manis, sangat berbeda dengan Jungkook yang dikenal pertama kali, Jungkook yang angkuh dan arogan.

I'm sorry .... I'm sorry ....
Geudael hyanghae mami geotjyo ....
[Hatiku berjalan ke arahmu ....]

Lalu, tiba-tiba saja, Jungkook menghentikan dansa. Ia bahkan, mendekatkan tubuh mereka, membuat kening mereka menyatu. Mata Jungkook terpejam, begitupun dengan Jihyo. Bahkan, masing-masing bisa merasakan napas yang keluar.

"Seperti lagu yang terputar, Baby. Secara alami, hatiku berjalan ke arahmu, tetapi aku tidak ingin meminta maaf karena mencintaimu. Aku malah merasa bangga bisa memiliki cinta sebesar ini. Aku sangat mencintaimu, Shin Jihyo!"

Perkataan Jungkook membuat Jihyo merasa tersentuh, terlebih ketika Jungkook langsung mencium keningnya dan tidak peduli pada sekitar. Jihyo merasa, malam ini, detik ini juga, dunia serasa miliknya dengan Jungkook, kekasihnya.

Hola guys! Aku update setelah sekian lama, wkwk. Maaf ya, sibuk aku dengan kehidupan nyata🤣.

So, sampai jumpa di bab selanjutnya pokoknya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top