Part 3
... Nayna Pov ...
Aaaaaaaa mommyyyyyyy daddyyyyy bundaaaa ayaahhhhhhh... anak kalian yang cantik ini terjebak direncana gila si kiko-kiko ini.
"PACARANNN????" pekik mereka saat Kiko-kiko ini mengatakan aku pacarnya.
Pacaran? Dengan lelaki berwajah menyebalkan ini? Yang benar saja!
Dia memeluk pinggangku, aku menatap dia tajam setajam silet. Dia malah nyengir seperti orang yang tidak berdosa. Astaga, mimpi apa aku hingga bisa bertemu lelaki seperti dirinya.
"Yang benar Nay ?" Tanya uncle Regan.
Aku menggeleng dengan polos membuat mereka terbahak-terbahak.
"Bwahahaha Chiko-Chiko, mana mau Nayna sama kamu. Kamu kan orangnya usil mana gila kerja lagi," ejek aunty Ana kepada anaknya sendiri.
Nah loh, mommynya sendiri aja ngatain dia kayak gitu apalagi aku?
"Mami emang gak mau punya mantu Queen?" tanya kiko
"Queen??" Tanya mereka penasaran lagi.
Begitu juga dengan aku,
"Iya lah, Queenayna ratu di hati Chiko yang tampan ini," katanya dengan percaya diri membuat Ale ,Ail, Reon dan Yoan mendengus sedangkan orang tua yang lain hanya terbahak.
"Nayna kamu makan siang di sini kan ?" Tanya Oma Shinta.
"Tidak usah Oma, Nay harus ke rumah aunty Nadia juga " tolakku halus.
"Ah nanti saja ke rumah Nadia, dia pasti akan memonopolimu juga kok. Kamu makan dibsini saja ya?" ajak aunty Yona dengan wajah melas penuh harap.
"Iya kak, pleaseeee.." pinta dua kembar itu.
Aku tersenyum dan mengangguk mengiyakan permintaan mereka yang memang tidak sering bisa untuk aku penuhi.
"Yeeeeeesss horeee," teriak mereka kompak.
Dibsinilah aku, duduk di samping Kiko yang super menyebalkan.
"Ayo Nay pilih saja makanan yang kamu suka, jangan malu malu anggap rumah sendiri," kata Aunty Melodi kuangguki.
"Anggap rumah sendiri bisa dijual dong ma?" ujar Ail membuat kami menatapnya horor.
Pletak , Ale menjitak kepapa Ail membuatnya mengaduh kesakitan sambil menggosok gosok kepalanya. Dikira botol apa biar keluar jinnya ?? Ada ada saja !!
"Sakit taukkkk," protes Aileen.
"Ail Alee," peringat uncle Rehan membuat twin sister ini terdiam.
Aku mulai memakan makanan yang dihidangkan. Hemm enak juga masakannya tapi lebih enakan masakannya mommy dan bundaku dong. Hehehe sekalian promosi kira aja kerajaan Corlyn buat bisnis kuliner .
Setelah selesai makan aku pamit dengan mereka,
"Tidak mau diantar Nay ?" Tawar uncle Rehan, aku menggeleng.
"Nay bawa mobil sendiri kok uncle," jawabku menolak tawaran uncle Rehan dengan halus.
"hati-hati ya Nay, kalau ada apa-apa di jalan nanti orang tuamu bisa menuntut kami," goda uncle Regan padaku.
Aku tersenyum dan mencium tangan mereka , kedua twins juga menciumku, aku mendengus saat Kiko ikutan memelukku. Wuahhh sok akrab sekali lelaki ini!
"Cari kesempatann" desisku menginjak kakinya hingga dia meringis kesakitan.
"Aww, kau kasar sekali Queen " aku menggelengkan kepalaku, bisa bisanya dia masih berani menggodaku.
.
"Auntyyyyyy," teriakku memanggil Aunty Nad, aneh sekali pintu terbuka tidak ada jawaban.
"Kak Nay?" Panggil seseorang.
Aku memicingkan mataku, dia Ferdinand bukan? Ana pertama aunty Nadia dan uncle Fernand?
"Dinand?"
Aku langsung memeluknya, kami tertawa bersama.
"Kak Nay kapan pulang? Itu oleh-oleh untuk kami ya ?" Tanya Dinan menunjuk beberapa paper bag yang aku bawa.
"Iya, mana aunty, uncle, Dinka dan Vee ?" Tanyaku penasaran.
" Vee ada di kamar, mama lagi membuat kue di dapur dan Dinka belum pulang sekolah," jawab Dinan beruntun kuangguki.
Aku melangkah menuju dapur, kulihat aunty Nadia serius dengan adonan kuenya.
"Sibuk aunty ?" Tanyaku membuat aunty Nad menoleh.
Aku tersenyum dan memeluknya,
"Tumben kamu mau datang ke rumah aunty," sindirnya.
"Hehehe, aunty aku bawain oleh-oleh dari California loh. Amma dan appa yang nyiapin," kataku.
"Taruh dibsana saja sayang " tunjuk aunty Nad pada meja dapur.
Aku membantu aunty Nad membuat adonan kue dan menaruhnya di cetakan kue berbentuk bunga yang sedang mekar.
"Uncle Fernando kerja ya aunty ?" Tanyaku penasaran.
"Iya , unclemu itu sibuk sekali," jawabnya menghapus peluh di kening beliau.
"Aunty tidak ke butik?"
Oh iya, aunty Nadia ini desainer kondang loh. Dan aunty Yona pernah menjadi modelnya saat aunty Yona masih menjadi seorang model sebelum dijodohkan denhan uncle Regan.
"Aunty mengecek butik tiga kali seminggu Nay. Kamu kan tau Dinan, Dinka dan Vee itu sangat manja dengan mamanya," jelas aunty Nadia padaku.
Aku terkekeh,
"Aeheh iya aunty, oh ya kamar Vee di mana aunty aku pengen lihat dia nih."
"Naik saja keatas ada namanya kok," jelas aunty Nad kuangguki.
Tok tok tokk, aku mengetuk pintu kamar Vee dengan tidak sabar.
"Ya maa ? Vee baru selesai mandi nih " dia melotot menatapku.
Aku tersenyum dan mengedipkan mataku,
"Kak Nayna ? Aaa kakak aku kangenn " dia memelukku,baku terkikik geli dengan sifatnya.
"Oh ya Vee kamu kuliah dibmana ?" Tanyaku
"Di Universitas Bandung kak "
"Hah jadi kamu adik tingkat Zio ya ?" Tanyaku.
Dia mengangguk, kulihat wajahnya memerah malu. Aku jadi penasaran dengan perubahan wajah Velove.
"Iya kak " jawabnya malu malu
"Nayna, Vee, Dinan, ayooo cepat turun ke bawah kuenya sudah jadi," teriak aunty Nad ,
"Ayo kak nanti mama marah-marah kalau kita kelamaan " jawabnya,
Kami duduk diruang tv sambil bercanda, sesekali aku menggoda Dinan yang terkenal playboy ini, aku sampai heran keturunan Daddy,Uncle Rehan, Uncle Regan dan Uncle Fernando semuanya playboy, kak Varo saja sih yang cuek sama cewek tapi dia bukan gay.
"Dinka pulanggg," seorang laki laki memakai pakaian putih abu abu masuk kedalam rumah, dia mencium tangan aunty Nad , dia melotot menatapku.
"Kak Nay ya??? Wuahh kak Nay makin cantik aja," dia memelukku dan mencium pipiku membuatku terbelalak.
"Maafin Dinka ya Nay dia itu emang kayak gitu," jelas Aunty Nad merasa tidak enak dan hanya kuangguki saja. Yahh aku mengerti sifat tengil nih anak.
Suara bel berbunyi membuat Dinan berdiri dan berjalan kearah pintu,
"Tuh Vee kamu dicariin orang," kata Dinan menatap Velove.
Vee mengangguk dan berjalan keruang tamu,.
"Kak Nay, kakak keluar deh lihat siapa yang datang," suruh Dinan , aku mengerutkan kening.
"Maksudnya ?" Tanyaku bingung.
"Aduh kak Nay lulusan California kok lemot banget sih, udah sana lihat,"
Akhirnya aku menuruti perintah Dinan dan mengintip dari belakang gucci besar rumah ini.
"Zio, ngapain dia kesini?" pikirku bergumam seoranh diri.
Aku berjalan kearahnya berpura-pura akan pulang.
"Loh Zio kamu ngapain di sini?" Tanyaku berpura pura kaget, ekting gitu.
"Kak Nay ??" Pekiknya kaget dengan mata melebar sempurna.
Aku memicingkan mataku menatap mereka.
"Ah jangan-jangan kaliaannnnn ????" Tanyaku membuat mereka gelagapan , bwahahha lihat saja Ziooo kakak akan memberimu sedikit permainan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top