Special Chapter: Akashi Seijuurou (20 Dec)

Akhirnya kelar juga, Huff! Semoga menikmati!

Requested by : Tachibanarikka06

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

sore itu aku duduk di kelas bermain shogi bersama pacarku, akashi seijuurou. kemungkinannya kecil aku bisa mengalahkannya, tapi aku tak mau kalah. aku pasti bisa mengalahkannya suatu hari. sebenarnya aku sedang bosan jadi aku menemaninya bermain. meski akashi tak perlu ku temani bermain karena dia sering main sendiri.

Ahh.. sebentar lagi ulangtahunnya. Apa yang harus aku lakukan? Kencan? Ya, kami belum pernah kencan sebelumnya. Apa iya dia mau? Akashi kan.. yah, begitu lah.

“kau kalah lagi.” Kata akashi. Yup aku kalah lagi. Tak bisa di percaya, dia selalu menang.

“oh, sial.” Keluhku.

“skornya jadi aku 30, kau 0” akashi menyeringai atas kemenangannya.

“30 ? bukannya 29?” tanya ku bingung.

“iya, aku kan yang bikin kamu mengakui perasaanmu.”

“haha? Kapan? Tak pernah tuh.” Sangkalku lagi.

“tch. Ngelak lagi” akashi membuang mukanya. Dari  dulu aku suka melihat wajah kecewanya karena hal kecil begini. Makanya aku suka mengelaknya.  Kami memang sering tak sependapat, tapi pada akhirnya dia lah yang selalu menang. Aku tak bisa berbuat apa.

“pulang yuk?” ajakku. Akashi mengangguk lalu membereskan papan soginya. Dia menaruhnya di dalam laci mejanya. Jadi dia bisa memainkannya kapan  pun dia suka. Setelah semuanya beres, akashi mengantarku pulang. Meski aku bilang aku bisa pulang sendiri, tapi dia bilang dia melakukannya kerena sudah jadi kewajibannya sebagai pacar.

“sei, makasih lagi hai ini.” Kataku setibanya kami di depan pagar rumahku.

“mimpi indah, selamat malam.” Dia mencium keningku.

“umm, kau juga sei,” semoga wajahku tak memerah saat ini. Setelah itu akashi pergi. Sesegera mungkin aku naik ke kamarku. Ini waktu yang tepat, tanpa pikir panjang lagi, sebelum akashi sampai di rumahnya, sebelum dia menghubungiku. jariku mulai menari di layar ponselku mencari nama [bf/n] di kontakku. telpon [bf/n], itu yang ada di benakku sekarang. tak lama setelah ku tekan button caller, [bf/n] di seberang sana menjawab.

"halo, [f/n]-chan? tumben sekali." itu suaranya.

"ah iya ini aku. apanya yang tumben? nee, aku butuh bantuan tapi jangan bilang akashi."kataku.

"bantuan? akashi?"

"iya. aku bingung harus berbuat apa untuk ulang tahunnya minggu depan.. apa kau punya ide? aku butuh jawaban cepat." cerita ku sambil berguling di ranjang.

"aah mendadak sekali. hmm.. buatkan kue untuknya. Ajak kencan. lalu kalian makan bersama. pasti romantis." [bf/n] memberi saran.

"apa kau lupa sesuatu? aku tak bisa masak dan aku tak punya cukup uang untuk membeli kue ulang tahun." keluhku.

"ah benar. mau ku pinjami uang?"

"aah tidak terimakasih [bf/n]-chan."

"hmm... toko ibu ku mendapat pesanan kue tart cukup banyak, bagai mana kalau kau membantu? sambil dapat bayaran sambil belajar membuat kue juga." mendengarnya aku langsung melompat bangun.

"benar [bf/n]-chan?!!"

"iya, aduh! jangan sambil berteriak begitu dong! akan aku bicarakan dengan ibuku. kebetulan kami sedang kekurangan staf."

"waaa makasih [bf/n]-chaann!! kamu yang terbaik!"

"iya iya karena aku sahabatmu. sudah dulu ya, nanti akashi mu marah kau tak bisa dihubungi." [bf/n] meledek lagi ya? terdengar jelas dari nada bicaranya.

"apa sih?!"

"hahaha oke sudah ya, aku sibuk."

"umm.. terima kasih maaf menggangu mu."

"haha iya tak apa"

tuut....tuut....

 

SKIP

sudah 5 hari aku bekerja di tokonya [bf/n]. dan sudah 5 hari pula aku kabur-kaburan dari akashi. beruntungnya akashi sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai ketua osis. itu lah kenapa dia tak keberatan aku menjadi ketua kelas. karena dia sudah mengincar jabatan ketua osis yang adalah jabatan siswa tertinggi di sekolah. ku harap dia tetap sibuk sampai aku selesai dengan misi ku di toko. umm.. ya.. akashi tak tahu aku bekerja di toko itu. hingga suatu sore.. hal yang aku khawatirkan, akashi memintaku melihatnya berlatih. dia menghampiriku yang sedang beres-beres di mejaku.

"ta..tapi hari ini aku janji bertemu bibinya [bf/n]-chan. hanya hari untuk hari ini saja beliau berkunjung. aku sudah seperti anggota keluarga mereka, tak enak kalau tak datang." aku sudah memikirkan alasan yang bagus.

"dia pasti mengerti, katakan saja kau ada tugas mendadak dari sensei atau apa lah" mulai deh egoisnya.

"a-ka-shi.."

"apa? ya sudah terserah maumu." akashi tau kalau aku kesal aku memanggilnya dengan nama belakangnya. wajahnya memang masam, ku rasa dia kecewa dan marah aku tak menurutinya lagi.

"aku pergi sekarang, lain kali aku pasti hadir di latihanmu oke?" sedikit berjinjit, aku mencium pipinya. "bye bye sei!" lalu segera berjalan keluar kelas. bersabar lah akashi, aku begini demi kau juga.

hari ini sebenarnya hari untuk mempersiapkan untuk besok. kue dan planning lainnya. keluarga akashi sangat kaya jadi.. aku kesulitan mencari hadiah untuknya. barang yang di pakainya terlalu mahal, berbeda denganku yang selalu membeli barang harga ekonomis dari toko biasa.

 

SKIIPP

esok harinya aku masih tertidur di kamarku padahal sudah seperempat hari berlalu. badanku lemas karena hampir seminggu ini aku belum istirahat. padahal hari ini hari H nya. aku terbangun karena ponselku berdering kencang. ternyata akashi menelpon. dengan mata setengah terbuka aku menjawab panggilannya.

"halo-"

'-[f/n]! Kau dimana? kenapa tak balas sms ku?!" pagi pagi begini akashi sudah marah marah.

"aku di rumah, kenapa?" jawabku setengah sadar masih berbaring di ranjangku.

"kenapa? Masih sempat bertanya kenapa? cepat kemari!"

"ini masih pagi"

"pagi dari mana?! sekarang jam 11!" akashi marah marah.

"biarkan aku tidur satu jam lagi, okay?" sahutku berlagak tak mempedulikannya.

"[f/n].....!"

"bye" aku matikan panggilannya. niatku iseng sih. mungkin dia bakalan marah nanti. harus ku hadapi nanti. meski aku pasti mati. aku pasti mati. jeda beberapa detik ponselku berdering lagi. itu akashi.

"yaap?"

"BANGUN SEKARANG [F/N]!!!!" aah! suaranya kencang sekali menusuk telingaku. cepat cepat aku jauhkan ponsel itu dari telingaku.

"akashi! telingaku bisa tuli tahu!" aku berteriak ke ponselku.

"kau tahu hari apa ini? aku sudah cukup sabar." kata akashi.

"hari sabtu. hari libur." jawabku.

"kalau 5 menit lagi kau belum ada di tempat ku, kau akan di hukum."

"yang benar saja?!" aku langsung duduk. "perjalanan ke rumahmu saja 20 menit naik bis."

"kau ini banyak mengeluh ya?! aku akan mengirim jemputan untukmu."

"tak usah! aku berangkat sendiri saja. yasudah aku ganti baju dulu oke? bye" aku matikan panggilannya lalu segera bersiap.

15 menit berlalu, selesai nengenakan dress [fave/color] tepat di atas lutut dan sweter [f/c], stocking hitam selutut, dan sepatu boot lembut, dan mengenakan scraft, aku segera keluar menuju akashi. semoga dia tak menghukumku.

 

SKIP

"seijuurooooouuu!!" aku buka pintu kamarnya yang super king size lalu berlati ke dalam. nafasku masih terengah-engah.

"berisik." keluh akashi dari meja kerjanya.

"apa aku telat? aku berlari dari rumah sampai halte, lalu dari halte sampai sini. kau sedang apa?" aku berdiri di dekatnya.

"beberapa pekerjaan. ya, kau telat." jawab akashi. Dia melepas pulpen yang dipegannya ke meja lalu memutar bola matanya ke arah ku.

“go-gomen!” apa dia akan langsung menghukumku? Tatapannya galak.

“ambil kursi di sana, duduk di sini.” Katanya. Tanpa pikir panjang aku menurutinya. Apa yang dia rencanakan? akashi kembali menulis. cukup lama aku hanya duduk dan memperhatikannya menulis. kalau dia sibuk kenapa menyuruhku kemari?

"sei..." kataku.

"hmm..." sahut akashi.

“kenapa aku dipanggil ke sini?” Tanya ku.

“kenapa memang?” tanyanya balik masih menaruh perhatiannya pada pekerjaannya.

“Cuma ingin tahu.” Sahutku.

“oh..” hanya oh? CUMA OH?

“bosan ah” gumamku memalingkan wajah ke sisi lain.

“bosan?” eh? Kedengaran ya? “sedikit lagi selesai. Tunggu ya.” Katanya pelan. Tumben.

“hai” sahutku. Kami kembali diam. Tapi ini bosan. Aku bosan dan masih mengantuk. Apa lagi setelah berlari tadi, tubuhku jadi terasa letih lagi. Aku berdiri dari kursiku lalu menjelajah sekeliling. Kamar Akashi benar-benar besar. Berlipat-lipat dari kamarku. Pandanganku terarah pada kasur kingsizenya. Aku dudk di sana, empuk. Kalau aku baringkan kepalaku sebentar di sini taka pa kan? Tak tidur kok, hanya berbaring. Ya.. aku jatuhkan tubuhku ke samping, kakiku masih menggantung ke lantai. Aku bisa mencium baunya di seprai ini. Benar benar bau parfumnya.

 

SKIP

 

“[f/n]..” seseorang memanggil namaku. Suara yang familiar. Sedikit sedikit ku buka mataku.

“WAAA!!!! AKU TERTIDUR??” aku duduk cepat-cepat.

“geez.. Cuma saat tidur kamu diam ya?” keluh Akashi. Dia duduk di sebelahku.

“go-gomen!! >,<) aku tak bermaksud t-” chu~ tiba-tiba Akashi membungkamku dengan mencium bibirku. Panas! Wajahku panas!

“diam saja.” Katanya sambil mendorongku kembali terbaring. Kedua pergelangan tanganku di tekannya ke seprai. Dia berada di atasku! Ini bukan situasi yang bagus!

“se-sei-“ chu~ lagi lagi dia menciumku. Sekali lagi aku dibungkamnya.

“setiap kali kau berbicara aku akan mencium-bungkamkanmu, [f/n]” senyuman jahat terukir di wajahnya. I-ini buruk ini buruk! “kau tahu? Hari ini gaya pakaianmu berbeda. Apa kau sengaja?”

“a-ah, ap-“ chu~ lagi-lagi dia menciumku!

“sudah ku katakan untuk diam.” Hidungnya hanya berjarak beberapa mili dari pipiku, dia menjelajah wajahku. Menciumiku. “rok mu itu jadi terlihat terlalu pendek, saat kau tertidur seperti tadi. Apa kau sengaja?” Katanya. Oh, ya-am-pun, tolong jangan, Akashi!

“se-SEEIII!!! SAKIT TAHU!!” kataku sedikit menaikkan volume bicaraku, tepat disamping telinganya. Akashi langsung menjauhkan wajahnya dari ku, Akashi mengerutkan dahinya.

“aku belum berbuat apa-apa, loh” katanya.

“kau tak sadar? Si bawah punggungku ini, ada tasku! Itu sakit!” akhirnya aku bisa bicara juga. Ku rasa Akashi paham, dia melepaskanku. Aku segera duduk lalu bergerak mudur menaikan kakiku ke atas kasur. Sampai agak jauh dari Akashi, aku membuka tasku. Tadi aku memasukkan kue yang ku buat ke dalam tas ini, dan sekarang kuenya hancur. Dasar! Percuma dong aku kerja kemarin.

“apa itu, [f/n]?” Tanya Akashi. Aku menatapnya, mataku penuh kekecewaan karena kuenya sudah hancur. Sedikit menyeringai, aku menggelengkan kepalaku. Akashi merangkak kearahku. Sayangnya aku tak bisa menghindar.

“itu untukku?” tanyanya melihat ke dalam tasku.  Kau menggeleng.

“bohong.” Akashi mengeluarkan kotak kue itu dari dalam tasku.
“ta-tadinya. Tapi sudah hancur.” Rasanya ingin menangis, hasil kerjaku seminggu ini terbuang percuma. kutundukkan kepalaku.

“kau membuatnya sendiri?” Tanya Akashi. Aku mengangguk sedikit, masih menunduk. “rasanya lumayan.” Kata Akashi beberapa detik setelahnya. Secara reflex, kepalaku terangkat kembali. Akashi duduk menyilangkan kakinya sambil memakan krim yang menutupi kuenya. Dia menggunakan jarinya.

“masa?” aku heran. Dia memakan kuenya sekarang, menggunakan tangan. “aku kan bawa sendoknya.” Kata ku.

“tch, kamu ini.. kenapa tak bilang dari tadi?” Akashi menjulurkan tangannya padaku. Segera aku mencari sendok di dalam tasku lalu memberikannya padanya.

“kau mau memakannya? Itu kan sudah rusak.” Kataku. Satu suapan besar masuk ke dalam mulutnya. Aku Cuma bisa melihatnya makan, sambil merasa aneh.

“tentu aku makan.” Katanya. “pacarku sudah susah payah satu minggu untuk membuatkannya, mana mungkin aku tak memakannya?”

“ka-kau tahu?!”

“tentu aku tahu. Tak ada yang tak aku ketahui. Kau bekerja di tokonya [bf/n]-chan-mu kan?”

“bagai mana kau tahu?! Apa [bf/n]-chan yang memberi tahumu? Pasti dia kan?” jadi selama ini Akashi tahu?!

“sudah aku bilang tak ada yang tak aku ketahui.” Kata Akashi.

“terserah deh.” Akashi tak akan mau mengaku. Percuma aku memaksanya bicara.

“Ku pikir kau lupa hari ulang tahunku.” Kata Akashi tersenyum.

“mana aku lupa. Maaf aku menghindarimu.” Aku membungkuk. “dan.. selamat ulang tahun, seijuurou.” Kataku malu-malu mengangkat kepalaku. Akashi mengangkat daguku dengan tangannya, supaya dia bisa melihat wajhku lurus.

“terima kasih, [f/n]” dia tersenyum lalu mencium bibirku. “tapi aku ingin hadiahnya juga.” Katanya setelah melepaskanku.

“kau sedang memakannya kan?” kataku.

“bukan ini, [f/n]. kau ini, hanya pintar di pelajaran sekolah ya?” Akashi sedikit tertawa. Dikesampingkannya kue yang hancur tadi, lalu memperdekat jarak diantara kami. “aku mau melanjutkan yang tadi.” Katanya menyeringai jahat.

“yang, tadi?”

“jangan pura-pura lupa, deh.” Akashi mendekatkan wajahnya ke wajahku, semakin aku memundurkan wajahku semakin mendekat pula Akashi, sampai akhirnya Akashi kembali berada di atasku. “malam ini kau akan menginap di sini.” Katanya. OH MY GOODNESS!

OMAKE :

[f/n]: “ki-kita jalan jalan saja sore ini, ya? Kita belum pernah main sama-sama kan?”

Akashi: “jalan-jalan? maksudmu kencan? Boleh. Tapi malam ini kau tetap menginap di sini okay?”

[f/n]: “eehh??!”

Akashi: “apa? Kau mau menentangku lagi? Jangan bikin moodku buruk [f/n]. kau masih mau aku tambahkan hukumanmu?”

[f/n]: “SEIJUUROU KAU INI SAKIT YA? GAK MAU!! MPF!-”

Akashi: *chu* “aku cinta kamu [f/n]..”

Oh my gosh oh my gosh oh my gosh !@#$%^&$#!!! Aku gak tau apa yang aku tulis ini! Yaampun Akashi!! ‘gitu deh kira kira reaksi ku waktu ngedit ulang cerita ini. maaf kalau gaje ini jam 1 malam dan yeah sekarang waktunya tidur. Thanks buat Tachibanarikka06, Sania_Putri, dan semua pihak yang sudah membantu pembuatan chapter ini, and YOU!

Satu kalimat lagi, HAPPY BIRTHDAY AKASHI! Yey!

Love,

Alicia

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top