Shock [Mayuzumi Chihiro]


#44
Requested and special dedicated to Nashii!!!!  HisanoNashi
Ano... Gayaku agak berubah di sini dan mungkin ini gak sepanjang biasanya 😅 chapter ini ditulis oleh dua orang, me and Loti :v terinspirasi oleh HSV xD
Mayuzumi x badgirl(?)!Reader.
Happy reading, semoga sukaaa...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Musim panas kali ini, tepat di hari ulang tahunku. Mungkin akan menjadi musim panas yang panjang. Aku dipaksa oleh pamanku si pelatih tim basket Rakuzan —Shirogane Eiji— ke camp musim panas mereka. Katanya sih supaya bisa mengawasiku dengan lebih leluasa.

Ya, aku keponakannya. Lalu kenapa aku berakhir di tempat camp ini? Sebab orang tuaku pergi beribur berdua untuk waktu yang lumayan lama —sepanjang musim panas, sedangkan aku dititipkan ke pamanku, paman Eiji. Padahal aku sudah bilang kalau aku bakal baik-baik aja sendirian di rumah, tapi mereka tidak mengijinkanku.

Tidak percaya aku akan mengurus rumah dengan benar adalah alasan mereka. Dari dulu selaluu saja seperti itu. Aku, si gadis nakal katanya. Padahal aku tidak nakal. Aku hanya sedikit memberontak

Pura-pura sakit? Percuma, paman akan mengetahuinya dengan cepat. Aku pernah memanjat pagar untuk menyelinap ke [fave place]. Tapi paman kembali memergokiku.

Dan yang membuatku lebih menderita di liburan musim panas kali ini adalah, camp musim panas tim basket putra. Bukan berarti aku membenci liburan gratis ke vila di pinggir pantai, hanya saja... Keberadaan orang ini:

Mayuzumi Chihiro.

Sudah lama aku menyukainya namun sampai sekarang aku belum bisa menyampaikan perasaanku. Lagipula, mana mau dia menerima gadis berandalan sepertiku?  [a/n: anggap saja begitu].

Sedangkan Mayuzumi, dia jauh berbeda debganku. Cowok super cuek itu, penampilan keren, sorot mata yang dingin, hobinya membaca LN... Pintar di sekolah, 180 derajat berbeda dengan kepribadianku kan?

Aku membencinya, sebab setiap kali kami bersama, jantungku berdegup kencang, tanganku berkeringat dingin, kelakuan jadi kikuk, aku dibuat gugup habis! Seperti sore hari ini, Mayuzumi mengambilkan koperku turun dari bagasi.

"......" Dia tidak bersuara sama sekali. Tapi, dia tidak seharusnya berbuat sampai segitu, kan?

"Aku bisa ambil sendiri." Celetukku dibalas tatapan kosong darinya.

"Sama-sama." Setelah itu dia meniggalkanku terpaku di sana.

Aduh... Bodohnya aku. Hari pertama di camp sudah dimulai dengan kesan buruk. Bagaimana jika Mayuzumi mengira yang tidak-tidak padaku?

Ahh... Lupakan saja!

"[y/n]!" Panggil paman. Segera aku menghampirinya.

"Ada apa?"

"Disana ada supermarket. Belikan kami barang-barang yang tercatat di daftar. Ini uangnya, gunakan sisanya untuk membeli yang kau mau." Beliau menyodorkanku secarik kertas dan beberapa lembar uang.

"Tunggu, apa?! Aku baru aja sampai!"

"Cepetan, (y/n). Butuh cepat nih."

"Aku mau-"

"Gak. Pergi sekarang." Titah paman. "Jadilah anak berguna sekali-kali." Tambahnya.

Well, itu tidak terjadi sekali. Begitu aku kembali paman menyuruhku kembali membeli sesuatu. Menyebalkan bukan?! Tidak hanya paman, tapi Mayuzumi juga. Paman bilang dia yang bertugas mengurusi keperluan tim sebab manager-san sedang tidak ada di tempat.

Tapi kenapa harus Mayuzumi? Kenapa harus aku?

"(Y/n), air mineral 3 botol lagi—" nah, nah, lihat! Dia pasti mau menyuruhku lagi!

"Aaahh moouuu! aku mau istirahat sebentar! Gak liat apa dari tadi aku bulak balik mulu?" Selaku selagi menghentakkan kaki dengan keras diatas pasir putih. Aku sudah muak diperlakukan seperti ini.

"Beli sana sendiri!" Saking kesalnya aku sampai membentak. Tanpa mau mendengarkannya bicara, aku langsung memutar hilsku, meninggalkannya berdiri sendiri di sana.

Masa bodoh jika paman Eiji memarahiku nanti. Aku tidak peduli. Yang penting aku harus mendinginkan kepalaku dulu.

Aku berjalan mengikuti garis pantai membelakangi camp. Mereka bahkan tidak terlihat peduli denganku. Baguslah. Jadi aku bisa bebas kesana-kesini sendirian.

Tapi... Rasanya jadi sedikit sepi juga. Mereka asik bersama di sana sedangkan aku? Aku sendirian disini. Menyedihkan.

Langit oranye mulai tersapu dengan warna navy dan butiran bola bersinar di angkasa sana. Bintang-bintang satu demi satu menampakkan sekumpulan rasi. Benar-benar cerah malam ini.

Jam tangan menunjukkan pukul setengah tujuh malam, sudah waktunya kembali atau aku akan tersesat. Kuputar arahku searah jarum jam membentuk sudut 180 derajat sebelum kembali ke camp. Perjalanan terakhirku ini aku manfaatkan untuk benar benar menjernihkan kepalaku.

Di sini damai sekali. Hanya ada desiran ombak yang terdengar. Pandanganku mulai terganggu dengan kegelapan yang mulai menyelimuti jalanku tapi entah bagaimana aku masih bisa melihat seseorang berdiri di jalanku. Rambut putih tipis bergoyang diterpa angin. Pakaian putih kotor seperti habis bermain pasir. Sosik tinggi itu mulai mendekat. NANI SORE?!

Terlintas pemikiran jika itu adalah sosok hantu! Itu hantu! Aku ingin lari tapi kakiku tidak mau bergerak, seolah telah menyatu dengan pasir. Bagaimana ini?! Keringat dingin tidak berhenti mengucur dari pelipisku.

Dia menjulurkan tangannya hendak meraihku, "(Y/n)—"

"AMPUUUNNN!!!" Sontak ku pejamkan kedua mataku tak mau melihat apa yang akan terjadi. Tapi...

"Ha?" Tidak terjadi apa-apa. Suara itu malah terdengar familiar. Makanya aku menegakkan kepalaku, mencermati wajah mahluk yang seperti hantu itu. Rupanya itu bukan rambut putih, tapi kelabu.

Dan itu Mayuzumi.

"Mayuzumi-san!"

"Kenapa kau berteriak minta ampun gitu? Kau kira aku hantu?"

Diam... Kata-kataku hilang entah kemana. Memang benar sih katanya.

"Ayo pulang." Setelah mengatakan itu dia membalikkan punggungnya, berjalan mendahuluiku.

Wait wait wait Mayuzumi menyusulku ke sini? Kenapa harus dia?! Jangan bilang paman yang menyuruhya.

Aku menyusul langkahnya, tak lupa memberi jarak 2 langkah darinya. Kami berdua kembali ke camp bersama.

Ini canggung. Tidak ada yang memulai percakapan. Um... Harus ada yang bicara. "Aku tidak perlu dijemput. Toh gak bakal kesasar."

Mayuzumi melempar tatapan kosong padaku. Tak sengaja tatapan mata kami bertemu. Aku bisa mendengar suara degupan jantungku yang kencang. Sial.. Wajahku memanas. Cepat-cepat aku memalingkan pandanganku ke arah lain.

Samar-samar aku mendengar Mayuzumi menfhela nafasnya. Tahu-tahu lenganku ditariknya, berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

"Cho-chotto Mayuzumi-san!"

"Dimana buktinya kau gadis yang orang katakan berandalan kalau jalan mu lamban kayak siput begini?" Mayuzumi menghentikan langkahnya, lalu berbalik menatapku.

Tidak lama Mayuzumi mempersempit jaraknya hingga ujung sendal kami bertemu. Kemudian ia menyamakan tinggi wajah kami dan mendekatkan mulutnya ke telingaku.

Nafasnya yang hangat begitu menggelitik hingga membuat Wajahku kembali memanas. Jantungku berdegupkencang lagi. Biasanya aku langsung memukul lelaki yang menyentuhku seperti ini, namun anehnya aku malah diam membiarkan lelaki ini.

Saat Mayuzumi membuka mulutnya untuk berbicara, badanku langsung bergetar, ini menggelitik.

"Kemana perginya... gadis berisik.. Tidak sopan.. Menyebalkan.. Tak tahu malu.. yang kusukai?"

Diam...

Apa...

Tadi...

Yang dia katakan?!

Mulutku terkunci rapat, kaku, kelu, kata-kataku hilang entah kemana.

"Tidak punya mulut?" Kata-katanya menyadarkanku. Mayuzumi menarik dirinya sampai jarak kami kembali seperti sedia kala. Dia tidak mengatakan apapun lagi.

Ah... Apa itu barusan? Haha, aku pikir dia akan m-melakukan sesuatu yang lebih memalukan. S-seperti...

Ya Tuhan. Aku melompat sedikit ketika Mayuzumi menyentuh pipi kananku. Tangan lainnya melingkar di pinggang, menarikku dalam dekapan. Ia menaikkan wajahku perlahan, lalu tanpa peringatan ia mendaratkan bibirnya di permukaan bibirku.

Ia menciumku! Ya Tuhan apa aku sedang bermimpi? Sadarlah (y/n)!! Momen ini tak mungkin nyata!

Meski memberontak dalam hati seperti itu, aku malah terhanyut dalam ciuman manis ala Mayuzumi ini. Di tepi pantai, di bawah jutaan bintang malam, dan ditemani suara desiran ombak. Kalaupunini mimpi aku ingin ini berlangsung sedikit lebih lama. Mayuzumi yang selalu kukagumi diam-diam... yang selalu kucintai diam-diam... Aku tidak bisa membedakan mana yang nyata mana yang tidak lagi.

Ckrek!

Suara tadi mengibterupsi pemikiranku, begitu juga ciuman kami. Mayuzumi langsung melepaskanku mendengar suara asing tersebut. Matanya menyiratkan amarah menatap ke arah semak-semak, tempat di dimana suara jepretan tadi berasal.

"Hayama..." Geramnya.

Bisa kulihat di antara semak itu ada sekumpulan rambut oranye bergerak aneh. Seseorang memotret kami?!

Tak lama sosok itu menampakkan wajahnya. Benar dugaan Mayuzumi, itu Hayama menggenggam sebuah kamera pocket di tangannya. Ia tertawa hambar. "Yo, Mayuzumi-san."

Sepersekian detik kemudian ia melesat secepat mungkin meninggalkan kami. "Oh, tidak! Dia kabur!" Pekikku.

Setelahnya aku hendak mengejar Hayama. Jangan sampai foto itu tersebar! Tapi, Mayuzumi menahanku.

"Biarkan." ucapnya,

"Tapi nanti kalau kesebar gimana—"

"Kita nikmati saja waktu disini." Mayuzumi kembali mengecup bibirku, lebih lama dari sebelumnya. Aku harus apa?

Langit malam terwarnai dengan kilauan kembang api yang entah berasal dari mana. Berisik, ledakkannya sangat besar hingga mengganggu indra pendengaran selesai kami berciuman. Meski begitu, aku masih bisa mendengar jelas apa yang Mayuzumi katakan di telingaku.

"Otanjoubi omedetou. Ayo cepat kembali ke camp. Ada pesta untukmu".

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

WHAT IS THIS?! AU AH SILAU(?)

Btw dare dan ask yg kemaren belom kepublish tunggu nanti ya ;-; aku lupa belom mindahin datanya masih ada di anu(?)

Request are closed, bantu aku meningkatkan kualitas cerita dan ke-IC-an character dengan meninggalkan jejak.

Love,

Alicia & Charlote

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top