Sayonara [Midorima Shintarou]
Yo! Le datang dengan songfic~ wups~ xD lagu yang ku pakai judulnya kalo ga salah 'don't go', milik pasangan duet junsu 2pm dan lim jung hee. Lagu ini ost serial drama korea dream high. Wuuuu~ love the drama and its osts xD Credit translate dari ophiipantau.blogspot.com sedangkan credit editing typo dari charlote adikku xD
Happy reading~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sudah setahun setelah kau putus dengan mantan pacarmu, midorima shintarou. Awalnya kau kira hanya main main saja, tapi dia tak pernah memintamu kembali. Bahkan menghubungimu saja tidak. Meski begitu kau masih saja tak bisa melupakan dirinya. Kau terlalu mencintainya.
Flash back
Ketika itu kau merengek meminta perhatian dari midorima yang sedang sibuk belajar. Ia sedang mempersiapkan ujian yang masih lama diadakannya. Dan stres yang ia terima akibat kekalahannya di winter cup membuatnya sedikit tertekan meski ia tak benar-benar menunjukkan isi hatinya. Kau ingin menghiburnya, namun tak bisa tanpa perhatian darinya. Bukannya terhibur midorima malah terganggu.
"kalau kau kemari hanya untuk menggangguku belajar, sebaiknya kau pergi saja nanodayo!" Ia membentakmu, lebih kasar dari yang pernah ia lakukan terhadapmu. Ia memukul batinmu begitu kuat. Meski begitu kau tahu ia tak bermaksud buruk. Ia midorima itu tsundere akut, kau paham betul akan hal itu.
Kemudian satu ide muncul di kepalamu. Ide yang gila, bahkan mengancam hubunganmu. Namun rasionalmu mengatakan bahwa ide ini dapat meraih perhatiannya. Meski tenggorokanmu terasa kering, dan lidahmu kelu untuk mengatakannya, kau tetap mengatakannya.
"shin-chan.. Bagaimana kalau kita putus?"
"lakukan saja sesuka hatimu nanodayo. Jangan ganggu aku." Sahut midorima tanpa jeda dan tanpa melirik sedikitpun padamu.
Benakmu mengatakan jika midorima tak serius mengatakannya. Ia hanya sedang stres. Jadi kau ambil barang-barangmu, meninggalkan kecupan singkat di pipinya.
"sayonara, shin-chan"
♪ jangan pergi, jangan pergi
Jangan berbohong seperti kau akan menghapusku
Jangan katakan itu padaku
Jangan coba mengikatku dengan omongan kosongmu. ♪
End of flash back
Dan disinilah kau sekarang. Duduk di sebuah kedai kopi sendirian. Kedai dimana kau dan midorima dulu sering minum kopi bersama. Bercakap dan lain sebagainya. Hanya ditemani secangkir kopi hangat dan kerinduan akan masa lalu. Berharap sebuah keajaiban akan datang. Membawanya yang telah pergi kembali ke hadapanmu.
Lonceng di pintu kedai berbunyi bertanda ada pelanggan yang masuk. Pandanganmu segera teralihkan pada sesosok pria muda yang membunyikan lonceng tersebut. Bagaikan doamu sedang mujarab/? Langsung didengar dan dibalas oleh tuhan.
Pria muda itu memiliki surai emeral seperti maniknya yang bersembunyi di balik kacamatanya. Ia memiliki tubuh tegap berbalut mantel coklat muda. Yap, itu midorima shintarou, mantan pacarmu.
Rasanya tenggorokkanmu menyempit, sedangkan perutmu terasa dikocok, seperti ada kupu-kupu di dalamnya. "shi-shin-chan!" Panggilmu.
Pemilik manik emerald tersebut segera menenggokkan kepalanya sebagai refleks. Mendapati sosokmu duduk di meja tempat kalian biasa duduk, membuat maniknya membulat.
♪ bohong, jangan bohong
Kau terlambat
Melihat perpisahan kita seperti ini,
Menakutkanku, menakutkanku
Melihat kita berhadapan seperti ini,
itu lebih menakutkan ♪
"a-apa yang kau lakukan di sini nanodayo? Hentikan nama panggilan itu" midorima melangkahkan kakinya menghampirimu dengan nada berdesusnya.
Kau menyeringai padanya seraya berkata, "harusnya aku yang berkata seperti itu. Dan, seharusnya kau katakan 'oh, lama tak berjumpa [y/n]-chan' bukannya 'apa yang kau lakukan disini nanodayo!' " kau menirukan gaya bicara midorima. Ini membuat pria dihadapanmu sedikit merona.
Di mata midorima dirimu masih sama seperti dulu. Segar dan imut dan bersinar. Ia jadi memikirkan masa-masa dimana kalian masih bersama. Itu membuatnya malu. Ia membetulkan letak kacamatanya yang sama sekali tidak longgar untuk menutupi semburat merah muda di wajahnya.
"duduk lah shin-chan.. Temani aku." Kau memberi isyarat untuknya duduk di kursi di hadapanmu.
Midorima menuruti. Ia menarik kursi tersebut untuk ia duduki. "jangan pikir macam-macam, kebetulan hanya kau orang yang ku kenal di sini nanodayo." Ujarnya menghindari kontak mata denganmu.
Perkataannya membuatmu cekikikan. "masih saja tsundere seperti biasa." Sambungmu. Suasana hening ketika seorang pelayan menghampiri meja kalian. Hanya terdengar midorima dan pelayan yang bercakap, mengenai kopi yang midorima akan pesan.
Yang kau lakukan hanya mengamati sosok yang kau rindukan secara seksama. Melepas rindu pada parasnya. Bulu matanya yang lentik membungkuk panjang sebagai mana pemiliknya membaca menu satu-persatu. Hidungnya yang dahulu menghembuskan nafas mengelitikmu setiap kali wajah kalian berdekatan. Kulit putihnya yang bersih. Dan bibir tipis yang dahulu memanjamu lembut penuh kasih. Kau rindu semuanya. Kau rindu semua tentangnya. Dadamu sesak, nyatanya kau menginginkannya kembali padamu. Namun harga dirimu sebagai wanita, begitu kau menyebutnya, mengurungkan niatmu.
♪ kembali, maukah kau kembali?
Bertingkah seperti itu tak mengubah sesuatu
Kembali padaku, kembali ketempat itu
Kumohon berhenti,
Berhenti bertingkah seperti ini,
Semuanya berakhir ♪
Seusai mencatat pesanan midorima pelayan tersebut undur diri meninggalkan kalian berdua.
"aneh, aku tak melihat lucky itemmu." Ujarmu membuka perjakapan.
"lucky itemku hari ini sweater. Ku kenakan sedari tadi nanodayo" balas midorima.
"tumben kali ini lucky item mu bukan hal hal yang aneh." Gumammu.
"hah? Kau bilang apa nanodayo-"
"hahaha tidak tidak, bercanda." Selamu meneguk kembali kopimu. "jadi.. Apa yang kau lakukan belakangan terakhir?"
"aku kuliah kedokteran nanodayo." Jawabnya singkat padat dan jelas. Kecuali kata terakhirnya yang tak pernah kau mengerti maksudnya. "b-bagaimana.. Denganmu?" Tambahnya.
Kau tersenyum singkat padanya. "aku kuliah juga. Di [nama fakultas dan nama universitasnya]." Sahutmu.
"aah.. Sepereti takao huh?"
"yep, kami satu kampus hanya berbeda jurusan. Dia tak banyak berubah. Masih senang bermain" timpalmu.
"kalian masih akrab seperti dulu huh? Aku tak peduli sebenarnya. Bukan artinya aku peduli apa yang kalian lakukan bersama nandayo." Lagi lagi tsunderenya kumat. Kau menyadarinya dan malah memikirkan satu hal yang sudah lama tak kau lakukan padanya.
"kami sering pergi ke bioskop atau toko musik bersama lalu ke game center atau karaoke, pokoknya have-"
"ya ya ya kau tak perlu menjelaskannya secara detil padaku nanodayo" keluh midorima menyela ucapanmu. Namun kau tak mau terhentikan begitu saja.
"dia mentraktirku ini itu,dan memuji fashionku. Ia pernah membuatkanku makan siang tapi kuakui itu tak enak. Ia mau mengantarku ke konser dan bermain bersama kucing nenekku juga~" kau terus bercerita dengan mengada-ngada. Hal yang keluar dari mulutmu barusan adalah hal-hal yang tak pernah midorima lakukan untukmu. Midorima menyadarinya, kemudian dirinya kembali bernostalgia tanpa sengaja.
♪ aku menonton film, mendengar musik, mencoba untuk tersenyum
Hatiku memanggilmu dan aku mulai menangis
Hatiku memanggilmu dan aku mulai menangis
Berhenti berusaha untuk memutar waktu ♪
"jadi kau pacaran dengan takao sekarang? Sekali lagi aku tak bermaksud mencampuri urusan kalian nanodayo" ujar midorima masih belum sembuh dengan tsunderenya. Gelak tawamu hampir saja pecah jika saja ia tak bisa menahannya.
"shin-chan, shin-chan. Naah.. Kami tak pacaran." Ujarmu terpotong karena pesanan midorima datang. "andai waktu itu aku sempat melakukannya bersamamu shin-chan." Sambungmu sebelum meneguk kembali kopimu.
Yah.. Sedikit penyesalan memang tersisa di benak midorima. Ia tak memanfaatkan waktunya dengan baik bersamamu. Kalian belum sempat melakukan banyak hal.
"hal hal seperti itu tak akan ada gunanya nanodayo. Aku hanya ingin lulus sma dengan baik."
"ya ya apa lah katamu. Bagimu ujian itu nomor satu, ne?" Selamu. "apa kau tahu shin-chan? Ada juga yang mau belajar sambil meluangkan waktunya untuk pacar mereka, meski sambil belajar."
"tidak dengan gadis berisik dan menyebalkan sepertimu nanodayo. A-aku tak memperhatikanmu, tapi aku tahu" midorima mendadak gagap. Ia membuatmu mengangkat sudut bibirmu lagi.
"yaah.. Itu juga sebabnya kita berpisah iya kan?" Kau masih merasa kalut, masih sedih dengan perpisahan kalian. Meski itu adalah kebodohanmu belaka. Dari awal midorima terlalu baik. Ia selalu menunjukkan penolakan pada kebisingan yang kau lakukan namun tak pernah mengatakan kata 'putus' padamu. Dan puncaknya adalah pada hari itu.
"setidaknya hari-harimu bisa tenang tanpaku bukan? Shin-chan.."
♪ setelah beberapa lama,
Ini semua akan terlupakan,
Kau juga akan lupa
Cinta yang kita miliki begitu menyakitkan seperti ini
Bahkan meski kita pernah bahagia
Kumohon tinggalkan aku seperti ini ♪
"apa kau ingat waktu-waktu yang kita habiskan bersama? Waktu itu kau segalanya. Kalau mengingatnya aku jadi berdebar." Ujarmu tiba tiba. Midorima hanya menatapmu kosong mencoba menyerap kalimatmu. Ya, dia menyerapnya. Ia meneguk ludahnya sendiri menanti kau melanjutkan kalimatmu dengan kekhawatiran.
"aku masih memikirkannya, terkadang. Aku tak percaya kisah itu telah berakhir. Dan itu membuatku berpikir untuk.." Sekali lagi kau menghentikan kalimatmu. Midorima menyernyit.
Persetan dengan gengsimu. Kau ambil nafas panjang dan berhenti menahan dirimu. "ne, shin-chan.. Apa kita masih bisa kembali bersama ?" Ujarmu membuat midorima tersedak kopinya.
"h-hah?" Ia terlalu kaget, kata-katanya sempat menghilang entah kemana.
"ini aneh ya? Hehe. Tapi aku ingin kau kembali shin-chan."
♪ aku mohon, aku mohon
Untuk terakhir kalinya, kumohon pikirkan lagi, kumohon
Kembali, maukah kau kembali? ♪
"tapi kau yang memutuskanku kau tahukan nanodayo?" Ujar midorima membenarkan letak kacamatanya kembali.
Keningmu berkerut, "ya aku tahu. Aku bodoh shin-chan. Aku hanya main-main saat itu. Ku kira kau akan menahanku, ternyata tidak. Aku tak menginginkan perpisahan itu." Jelasmu terus terang.
"kalau kau tak menginginkannya kenapa kau lakukan itu nanodayo? Jika kau bisa berkata seperti itu sekarang, kau seharusnya katakan sejak lama. Aku tak mengharapkanmu nanodayo" ujar midorima. Itu di mulutnya. Harus ia akui jika dalam hatinya ia juga punya penyesalan saat itu terjadi. "salahku aku berteriak padamu waktu itu." Ia menambahkan.
"biar ku perjelas." Midorima mengeluarkan dompetnya kemudian meletakkan sejumlah uang di atas meja, tepat di samping cangkir kopi yang belum habis ia teguk.
"aku tak ingin berkata seperti ini namun aku perlu menyadarkanmu [y/n].." Midorima berdiri dari tempat duduknya, namun sorot matanya masih tak lepas darimu. "jalan kita berbeda nanodayo. Disamping, aku tak akan ada di jepang lagi minggu depan. Kau tak bisa pacaran jarak jauh, aku sudah tahu pasti nanodayo." Dengan itu ia beranjak meninggalkanmu terpaku disana.
♪ bertingkah seperti itu tak mengubah sesuatu
Kembali padaku, kembali ketempat itu
Kumohon berhenti, berhenti bertingkah seperti ini, semuanya berakhir ♪
Otakmu sedang mencerna apa yang dikatakan midorima barusan. Bukan kah itu artinya ia mau kembali lagi dalam bahasa tsundere? Pikirmu.
Senyummu berkembang, namun setelah kau sadari midorima sudah keluar dari kedai dengan sedikit senyuman di wajahnya. Cepat cepat kau meminta bill, membayar dan mengejar midorima shintarou. Meski ia berkata itu tak akan mungkin bagimu, namun ada yang bilang, kalau belum di coba tak akan tahu.
Kau berlari keluar kedai, mencari ke kiri dan kananmu akan keberadaan seorang midorima shintarou. Ya kau menemukannya sedang menyebrang jalan bersama pejalan kaki lainnya.
"shin-chan!" Kau mengejarnya. Berharap lampu merah belum berubah hijau.
"shin-chan!" Sekali lagi kau memanggilnya meski hasilnya nihil. Midorima sama sekali enggan melirikmu meski hanya sekejap. Kini kau berada di zebracross masih mengejarnya.
"shin-chan! Aku bisa mencobanya, shin-chan!! Shin-" ucapanmu terhenti begitu saja. Kemudian para pejalan kaki di sekitarmu mulai berisik seperti yang terkejut akan sesuatu.
Midorima sedikit penasaran karena ia tak lagi mendengar suaramu. Jadi ia membalikkan tubuhnya. Ia lihat orang-orang tengah berkumpul mengerubuni sesuatu. Kakinya menghampiri kerumunan di tengah zebracross itu yang berkatnya arus lalu lintas terhenti.
Dan ia melihat, apa yang membuatmu terdiam yang mana berhasil membuat nafasnya terhenti beberapa saat. Ia melihat dirimu.. Terbaring di atas aspal dengan darah yang mengucur dari hidungmu.
♪ aku memanggilmu kembali untuk terakhir kali, tapi
Dengan dingin kau tak menjawab
Ini sesuatu yang tak berarti, tapi aku tak berpikir kita akan bersama lagi
Kenapa kau tak dapat mengatakan apapun, tapi jangan pergi
Kembali, maukah kau kembali? ♪
Midorima menerobos kerumunan itu, mengangkatmu dengan gaya bridalstyle ke tepi. Kau masih sadar, meski tubuhmu sangat lemas. Kau bisa merasakan sentuhan midorima pada tubuhmu, sentuhan hangat yang selalu kau rindukan setelah perpisahan kalian.
"panggil ambulance! Seseorang panggil ambulance nanodayo!" Midorima berteriak memanggil siapa saja yang bersedia membantunya. Nyatanya ia sangat mencemasakanmu. Beruntung seseorang segera memanggil ambulance untukmu.
Darah masih saja mengalir dari hidungmu ketika midorima membenarkan posisimu yang hampir jatuh dari genggamannya. "apa yang terjadi padamu nanodayo?"
Kau tersenyum dengan mata yang hampir menutup. "hehe.. Aku mendapatkan perhatianmu." Ujarmu dengan nada ceria. Meski dengan suara yang lemas. Midorima menyernyit mendengarnya.
"bukan waktunya untuk itu! Baka!" Ia sedikit membentakmu. Meski begitu kau tahu bahwa sebenarnya midorima sangat mengkhawatirkan dirimu.
"hehe gomen.. Aku tak menyangka akan terjadi di saat seperti ini" ujarmu santai.
"baka!" Kau membuat midorima naik darah. "kau sakit atau apa nanodayo-"
"shin-chan, dengar.." Kau menyelanya. Satu tanganmu meraih satu sisi wajah midorima. Wajah yang selalu kau rindukan. Kau takut tak akan bisa melihatnya lagi. Sangat takut. Memikirkannya membuat dadamu sesak. Matamu mulai berkaca-kaca, dan air mata menetes dari sudut mata [e/c]mu.
Meski begitu kau tetap berusaha tersenyum. Bahkan ketika kesadaranmu diujung tanduk seperti saat ini. "aku.. Senang.. Aku.. Mencintaimu.." Ucapmu sepenuh hati. Energimu perlahan memudar, itu sebabnya perlahan sentuhan tanganmu mengendur dari wajah pria yang menggendongmu seiring mulai menutupnya matamu.
Midorima semakin cemas, ia takut kehilanganmu. "jangan bercanda kelewatan seperti ini, nanodayo! Bertahanlah, [y/n]!" Ia memanggili namamu, namun kau terlalu lemas untuk merespon. Dekapannya semakin erat, jantungnya berdegup semakin kencang. Ia ketakutan.
♪ bertingkah seperti itu tak mengubah sesuatu
Kembali padaku, kembali ketempat itu
Kumohon berhenti, berhenti bertingkah seperti ini, semuanya berakhir
Kembali, maukah kau kembali? ♪
Kemudian ambulance datang. Para medis meletakkan beberapa alat medis di tubuhmu, seperti selang oksigen dan alat penghitung nadi [a/n: aku gak tau apa namanya, fcme] midorima ikut mengantarmu ke rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan ia memegangi tanganmu, berharap kau akan membuka matamu secepatnya. Ia tak berhenti memanggili namamu dalam gumamannya.
"kita hampir sampai [y/n], berthanlah nanodayo" terdengar pemilik surai emerald ini berbisik di telingamu.
Denyut nadimu semakin melemah, membuat midorima semakin cemas. Ia tak ingin kehilanganmu untuk kedua kalinya. Kini kau mencapai kondisi kritis.
"kembali lah [y/n]. Bangun. Aku di sini nanodayo, mencintaimu. Buka matamu nanodayo. Kita pacaran lagi" ia kembali bergumam. Dibelainya suraimu seraya menciumi jemarimu.
Kalian sampai di rumah sakit, sudah ada beberapa suster yang bersiaga di sana. Kau diturunkan dan dibawa ke ruangan. Midorima ikut berlari-lari disamping tanpa enggan meninggalkanmu. Namun sesuatu yang ia takutkan terjadi.
Tepat sebelum memasuki ruangan, denyut nadimu berhenti. Suara bising keluar dari mesin yang sedari tadi menghitung denyut nadimu. Kau.. Diambang kematian.
Dokter segera melakukan kejut jantung begitu kau berada di dalam ruang gawat darurat sedangkan midorima menunggumu di luar, ia terus gelisah tak karuan, sambil terus berdoa agar kau kembali.
♪ bertingkah seperti itu tak mengubah sesuatu
Kembali padaku, kembali ketempat itu
Kumohon berhenti,
Berhenti bertingkah seperti ini,
Semuanya berakhir ♪
Tak lama kemudian lampu diatas pintu ruangan padam, bertanda kegiatan yang ada di dalam telah usai. Dokter yang menanganimu keluar dari ruangan. "apa anda keluarganya?" Tanya sang dokter pada midorima.
Midorima mengangguk pelan seraya bertanya balik, "bagaimana [y/n] dok?"
Sang dokter terlihat sedikit menghela nafas. Ia tak berani menatap midorima yang sedari tadi berharap padanya. Berharap kalau ia bisa menolong [y/n] sang pasien.
"kami sudah mencoba yang terbaik semampu kami." Akhirnya dokter tersebut angkat bicara. Ia membuat wajah midorima pucat pasi. Hal yang ia takutkan terjadi.
"beliau.. Tak bisa diselamatkan. Diduga ia menderita kanker dan sudah divonis meninggal." Begitulah sang dokter menjelaskan.
Sesak yang midorima rasakan semakin menjadi-jadi. Ia tak percaya dengan apa yang dokter katakan padanya. Ia diberikan kesempatan melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Ia genggam tanganmu, masih tersisa sedikit kehangatan. Tangannya yang satu membelai surai [h/c] [h/l] mu gemetar.
"apa yang kau lakukan nanodayo? Kita baru bertemu lagi dan kau sudah pergi secepat ini? Baka yaro." Ucapnya berbisik. Sungguh berbeda dari sosok midorima yang kita kenal. Midorima menangis dalam kesunyian. Ya, tetesan air mata membasahi pipinya.
Genggamannya semakin erat, semakin ia mendekatkan wajahnya ke telingamu. "sampai jumpa di kehidupan selanjutnya nanodayo" midorima mengecup keningmu untuk yang terakhir kali. Ia berduka cita atas kepergianmu, meski ia percaya kalian akan dipertemukan lagi di kehidupan selanjutnya. Kali ini kau benar-benar meninggalkannya dan tak akan kembali. Hingga takdir mungkin akan mempertemukan kalian. Di suatu kehidupan nanti...
♪ semuanya telah berakhir.. ♪
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ngoehoehoehoeheeh.. now kill me :'v btw, 3 chapter terakhir ini temanya galau semua ya? :''' alice sedang dilanda penyakit baper yang menyebabkan kegalonan/? (galaauu!!! /ditimpuk masa/) yah pokoknya begitu lah ._. Request, vote and comment? Or maybe follow ? XD
Next:
Gak tau yang mana duluan: aomine (@aokyubi), himuro (@Mikorin15), kise x reader x nijimura
Kasamatsu (@Emperornoise @AlyssaSacnite)
Love,
Alice
TpwcDIg:p
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top