Popular Period [Akashi Seijuurou]

                 

Requested by @nanda64

Hai ho hai ho tadaimaaa~ akhirnya alice update xD Ada yang kangen? /readers: gak!/ yaudah ga papa ;u;

Oh iya, chapter ini terinspirasi sama karyanya Hattori Miki-sensei yaitu Popular Period. Sebelum membaca, Jangan lupakan:

Y/n: your first name

L/n: last name

F/f: fave flavor

Oke selamat menikmati oreshi, and..

Happy reading~ ;)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

pagi cerah di hari senin. jalanan kota mulai dipenuhi dengan sekerumunan orang yang hendak pergi bekerja atau bersekolah. ya, beberapa siswa terlihat tengah memasuki gerbang rakuzan. SMA dengan popularitas tim basket yang tinggi asal kyoto. 5 tahun berturut turut menjuarai winter cup, namun tahun ini tidak. kita tahu pasti siapa yang merebut tahta pemenang rakuzan tahun ini, iya kan?

kembali ke cerita.

sejak kedatanganmu hari ini kau merasa ada yang aneh dengan sekelilingmu. pagi ini kau sudah menerima 4 pernyataan cinta yang dengan sopan kau hindari. entah apa yang terjadi. apakah sedang dipermainkan? Padahal boleh dibilang kau tidak termasuk gadis populer di sekolah.

berjalan resah di sepanjang koridor tanpa tujuan dan arah. berpasang-pasang mata yang tertuju padamu benar-benar membuat gila. ada apa dengan semua laki-laki di sepanjang kakimu melangkah?

kondisi ini memburuk. jelas dan pasti keadaan ini membuat tidak nyaman. tanpa pikir panjang kau membuka pintu acak dan masuk kedalamnya, berharap bisa sendirian.

membanting pintu di belakangmu, kau menghela nafas ketika mendapati dirimu sendirian di ruangan itu.

namun, kenyataannya tak seperti itu. sebuah suara maskulin mengganggumu. "[l/n]?" suara milik laki-laki yang mungkin sangat ingin kau dengar saat ini.

akashi seijuurou.

memutar heels, manik [e/c]mu bertemu manik crimson milik akashi.

"y-yo!" sapamu kikuk. bagaimana tidak? di hadapanmu tengah berdiri seseorang yang kau kagumi, sebagai lawan jenis. meski akashi selalu mengatakan hal kasar seperti 'sadari posisimu' atau 'kau tak layak menatapku langsung' atau kalimat-kalimat memandang rendah orang lain lainnya.

senyuman ramah terukir di bibir akashi, benar benar aneh bagimu. "kau masuk dramatis ke ruangan osis. ada yang bisa ku bantu?" ujarnya.

Kau berkedip beberapa kali sebelum menyadari di mana posisimu sekarang. ruang osis. kenapa kau masuk ke ruang ini? Memang salahmu sembarangan masuk tanpa membaca papan nama ruangannya.

'baka' kau facepalm dalam hati.

akashi memperpendek jarak antara kalian. tangan kanannya merogoh saku di kemejanya, meraih sebuah saputangan bersih keluar. "kau berkeringat. ada apa?" ucapnya menyodorimu sebuah saputangan.

ragu-ragu kau meraihnya. Kau baru sadar jika keningnya berkeringat.

"tidak. haha, aku baik." jelasmu berbohong. Sayangnya akashi dengan mudah menyadarinya. terima kasih pada kemampuan pandai membaca situasinya.

"Jadi apa yang bisa ku bantu?" Akashi mengulang pertanyaannya.

"Um.. Mungkin biarkan aku diam di sini sampai bell masuk?"

"Kenapa? Ada masalah?"

"Tidak.." Kau mengibaskan kedua tanganmu di depan dada. Namun kau yakin akashi tak akan membiarkanmu berdiam di ruang osis tanpa suatu alasan. "Ya, ada" akhirnya kau memutuskan jujur.

Akashi sempat diam sebentar sebelum menyimpulkan, "Popular period ya?"

"Popular.. Apa?"

"Popular period. Kau pernah dengar?" Kau menggeleng menyahuti. "Popular period. Masa ketika kau mendadak jadi populer. Beberapa menyebarkan feromon berlebih sehingga banyak memikat lawan jenis dengan gejala berbeda-beda. Setiap orang mengalaminya dalam jangka waktu yang berbeda-beda juga. Biasanya terjadi saat SMA. Tapi ada juga yang baru mengalaminya ketika berusia 20 tahun keatas."jelas akashi.

Sekarang kau mengerti apa yang terjadi. Tapi tentu ini diluar logikamu. Atau penjelasan akashi terlalu cepat, "Ini tak masuk akal."

"Tapi terjadi kan?"

Kau diam.

"Kau boleh diam di sini. Hanya sampai bel dibunyikan. Tapi aku harus pergi ke suatu tempat. Tak apa kan ku tinggal sendiri?" Akashi berjalan menuju mejanya. Memasukkan beberapa kertas ke dalam kertasnya.

"Ya.. Terima kasih mengizinkanku diam disini." Senyuman terlukis di bibirmu, melihatnya membuat aliran darah akashi meningkat. Sedikit semburat merah muda muncul di wajahnya. Namun bukan akashi namanya jika tak bisa menyembunyikannya.

"Baiklah. Itu saja." Ia melewatimu dengan tetap tenang. Berlaga tenang tepatnya. Tak terkecuali akashi, ia juga terkena efek popular periodmu. Apalah daya sang kapten basket rakuzan', dia juga seorang laki-laki biasa.

SKIIP

Bel makan siang baru saja di bunyikan. Dan ini yang terjadi padamu: remaja laki-laki di kelasmu berebut ingin makan siang bersama mu. Dalam sekejap mereka sudah berdiri mengelilingi mejamu.

"(Y/n), kenapa kau masih disini?" Sebuah tangan meraih lenganmu, menariknya menyuruhmu berdiri. Namun kau masih terduduk seraya memandang ke pemilik tangan yang menarikmu.

"Akashi?" Ya, tangan itu miliknya.

"Akashi seijuurou?!"

"Kenapa bisa ada di sini?"

"Akashi! Itu akashi!"

Beberapa gadis berfangirl ria sedangkan kau dan pemuda lain terdiam tak percaya siapa yang berdiri di hadapanmu.

Akashi seijuurou.

"Kenapa malah melamun? waktu berjalan terus." Akashi menjentikkan jarinya di depan wajahmu seraya menyeringai tipis.

"Apa yang kau.. Seorang akashi lakukan di sini? Dengan (l/n)?" Tanya salah seorang pemuda di sebrang akashi.

Akashi menatapnya yakin dan tetap tenang. "Menjemput pacarku untuk makan siang bersama. Apa ada yang salah?"

"HEEEEEE?!" Suasana menjadi hening seketika, hingga akashi kembali angkat bicara.

"Ayo (y/n)" tanpa ragu ia menarikmu keluar dari bangkumu, dan membawamu makan siang di atap.

Di perjalanan, kau tak habis pikir akan apa yang dikatakan akashi di kelasmu. Itu hanya sebagai pengalihan saja kan? Tak mungkin ia mau pacaran dengan gadis yang tak pernah bicara padanya sebelumnya.

Tapi tunggu, bukannya tadi ia memanggilmu dengan nama (y/n)? Dari mana ia tahu?

"Ini" akashi memberimu roti yakisoba dan sekotak susu (f/f) setibanya di atap. Kenapa dari sekian banyak rasa ia memilihkan (f/f)?

Kau menerimanya, tentu, dengan kebingungan. "(F/f).. Rasa favoritku."

"Benarkah? Ku rasa tebakan beruntung." Akashi mengambil sekotak susu (f/f) lainnya, dan duduk di sebelahmu.

Kau menatap bawah ke kotak susu dan sepotong roti di pangkuanmu. "Terima kasih."

"Jangan sungkan-"

"-Dan terima kasih sudah membebaskanku, tadi, di kelas."

Akashi hanya tersenyum tipis merespon kemudian meneguk susu kotaknya. "Makan lah, cepat habiskan."

"Kau.. Tidak makan?"

"Tidak. Jangan pernah berpikiran membagi makananmu."

"Oh, ayolah" kau memotong rotimu menjadi dua dan memberikan satu potongannya pada akashi.

Suasana menjadi hening ketika kalian sibuk menghabiskan makanan. Sepoi angin membelai surai (h/c)mu lembut. Awan mendung meneduhi tempatmu duduk bersama akashi. Makan siang bersamanya seperti ini tentu tak pernah kau bayangkan akan jadi kenyataan. Kau yang tak pernah bicara sebelumnya, kau yang tak pernah bisa berada dalam jarak sedekat ini dengannya.

"Maaf" akashi memecah keheninggan. "Maaf menyebutmu dengan nama kecilmu. Dan menyebutmu pacarku."

"Ah, tidak! Tidak apa apa. Kau kan melakukannya untuk menolongku." Sangkalmu.

Namun akashi terlihat tak senang dengan reaksimu. Degup jantungnya meningkat tak karuan, aliran darahnya selalu memanas ketika ada di sebelahmu. Dan saat kau mengatakan kalimatmu barusan, ada sedikit kekecewaan di hatinya.

"Kalau begitu, aku jadi pacarmu satu hari ini. Sampai popular periodmu selesai" Ujar akashi sontak membuatmu tersedak susu kotakmu.

"Kau baik baik saja?"

"Ya aku baik. Kau terlalu baik akashi. Kau tak harus melakukannya." Menjadi pacar akashi selama sehari?  Kau merasa Dewi fortuna tengah bernyanyi untukmu.

"Ya, tapi aku memaksa. Untuk menyelesaikan masalah yang sedang kau alami. Tak ada yang mengenal popular period sebaik aku. Anggap saja layanan khusus dari pengurus osis." Kali ini giliran kalimatnya yang melukaimu. (A/n: untuk siapa saja yang gagal paham. Tugas pengurus osis itu untuk melayani, menaungi, memfasilitasi, dan menjadi media penyampaian suara siswa di sekolah. Setidaknya yang pembina osisku katakan seperti itu. #peace)

Jadi dia berbuat seperti itu untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai pengurus osis?

"Aku harus pergi" akashi bangkit dari  tempat duduknya hendak meninggalkan atap. Ia menyempatkan diri menatapmu sebelum benar-benar meninggalkan atap. Senyuman tipis ia berikan padamu, seraya berkata, "kutemui kau sepulang sekolah, (l/n)."

SKIIIP

Ketika kau kembali ke kelas, semua berjalan menjadi lebih tenang. Jauh seperti semula. Mungkin pengaruh akashi?

Pelajaran berlangsung dengan mulus. Hingga jam usai dengan tak terasa. Seluruh siswa bersiap siap untuk pulang, dan beberapa menghadiri pertemuan klub. Akashi menepati janjinya. Ia menjemputmu di kelas untuk pulang bersama.

Sebuah limusin terparkir tak jauh dari gerbang sekolah. Akashi menyuruhmu masuk ledalamnya, ia akan mengantarmu pulang, dengan supirnya.

Sejujurnya kau tahu kalau akashi berasal dari keluarga yang kaya raya, namun kau tak pernah membayangkan ia mengendarai limusin setiap hari.

Ketika sampai di depan pagar rumahmu, akashi ikut turun dari mobil. ia mengatakan satu hal, "tetaplah berada di dalam rumah sampai besok pagi. Berharaplah besok semuanya kembali normal."

Kau mengangguk menerima sarannya. "Terima kasih atas bantuannya hari ini." Serta sedikit membungkuk menunjukkan rasa terima kasih.

Setelah bangkit, kau memberinya senyuman ringan lalu melangkah mendekati pagar rumah. Namun akashi menahan di pergelanganmu. Tentu hal ini membingungkan.

"Ada apa, akashi?"

Akashi menatap ke dalam matamu langsung. Ekspresinya serius, seolah ada hal penting yang belum ia katakan padamu. Tak lama kemudian ia memalingkan wajahnya ke samping. "Tidak. Selamat malam" perlahan ia melepaskan tanganmu dan kembali ke dalam mobil.

Satu hal yang tidak kau ketahui: akashi menahan dirinya.

SKIIIIP

Fenomena popular periodmu terulang besok harinya, dan beberapa hari setelahnya. Hal itu memang merepotkan, namun di lain sisi kau menikmatinya. Kalau bukan karena kejadian ini, kau tak akan bisa berhubungan sepanjang jam sekolah bersama akashi seijuurou. Meski hal ini hanya dilakukan sampai  periodmu selesai. Untuk sekarang kau cukup menikmati menjadi pacar seorang akashi seijuurou.

Hingga suatu pagi hari kau tiba di sekolah dan semua telah kembali normal. Tak ada mata yang menatapmu di sepanjang koridor. Tak ada wajah blushing para pemuda di setiap langkahmu. Dan warga kelas? Mereka kembali dengan rutinitas mereka masing-masing. Tak ada yang mengganggumu. Semua kembali damai.

Popular periodmu telah berakhir. Ini kabar baik, dan Satu-satunya yang terpikir di kepalamu adalah: bertemu akashi. Kau merasa lega dan bahagia semua kembali normal.

Kau lempar tasmu ke atas meja dan segera berlari menuju ruang osis. Senyuman terukir lebar di wajahmu, tak sabar melihat reaksi akashi mendengar kabar ini.

BLAM!! "Akashi!!" Kau membanting pintu ruang osis tanpa sengaja. Sesuai dugaanmu, akashi memang berada di sana.

"(L/n). Ada apa?" Akashi baru saja menyelesaikan urusannya di ruang itu. Dan kini bersiap pergi ke kelasnya.

"Ups, gomen. Akashi kau tahu? Periodku.. Kurasa telah berakhir!" Kau menepuk tanganmu sekali karena girang, sedangkan senyumanmu melebar.

Manik akashi sempat membulat sebelumnya, namun dengan cepat ia mengaturnya agar kembali normal. Sudut bibir akashi terangkat meninggalakan seutas senyuman di sana. "Oh, begitu. Aku turut senang untukmu."

Senyuman masih saja menempel di wajahmu, sejujurnya kau lupa apa yang akan terjadi jika periodmu berakhir. Mungkin karena terlalu bahagia. Ini sedikit menyakitkan bagi akashi.

"Kalau begitu. Ku rasa hubungan ini diakhiri juga." Ucap akashi tetap tegas.

"Hah?" Rahangmu membuka tak percaya dengan apa yang dikatakannya. Butuh waktu beberapa detik untuk mengingat semuanya. "Oh.. iya.. Ya.. Berakhir." Jujur kau tak ingin ini berakhir. Tapi apa dayamu?

"Aku cukup menikmati waktuku bersamamu. Sampai jumpa (l/n)" dan itu lah akhir hubunganmu dengan akashi. Kalian sama sekali tak berkomunikasi setelah itu. Bahkan ketika berpapasan di koridor, tak sedikit pun akashi melirikmu, apa lagi menegur sapa.

SKIIIIIP

Kau kembali ke dirimu yang lama. Kau yang Hanya bisa mengamati akashi dari kejauhan. Kau yang diam-diam hanya mencintai pemilik surai crimson dari kejauhan.

Dari awal kau memang tak berharap banyak. Bisa berpacaran dengan akashi, meski hanya cinta sepihak, sudah seperti mimpi bagimu. Terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Memang ini bukan yang pertama kalinya kau diabaikan akashi. Seharusnya kau sudah biasa. Tapi setelah kejadian popular period itu, kau merasa sakit diperlakukan seperti ini olehnya.

Namun suatu hari, secara ajaib -setidaknya bagimu- akashi menghampiri kelasmu.

"(L/n)! Seseorang mencarimu." Salah satu teman sekelasmu berteriak dari mulut pintu kelas. Kau alihkan pandanganmu kepadanya, dan melihat akashi tengah berdiri di sampingnya.

Kau menghela nafas panjang sebelum menghampiri akashi. Pemuda itu menutup pintu di belakangmu, tak ingin suara gaduh dari dalam kelas mengganggunya.

Akashi memintamu datang ke gym sepulang sekolah, tepat setelah bel tanda berakhirnya pelajaran dibunyikan. Jadi di gym ini lah kau berada.

Setelah menutup pintu gum di belakangmu, kau mendapati sosok akashi berdiri di tengah lapangan. Kau mendekatinya.

"Sudah lama rasanya tak bicara, ne, akashi." Kau membuka pembicaraan dengan berbasa-basi.

"Ya, dengar. Waktu kita hanya sebentar sampai para anggota timku selesai ganti seragam. Jadi diam dan jangan bicara sampai aku memberimu kesempatan bicara. Kau bisa?" Jelas akashi panjang lebar. Berlangsung setidaknya 3detik sebelum akhirnya kau mengangguk setuju.

"Baik." Akashi menghela nafas pelan. "Aku ingin kau menjadi pacarku."

"HEEE?!"

"Jangan bicara apa pun dulu. Setiap kau berada di sisiku, rasanya aku menggila. Aku pikir awalnya itu hanya efek dari popular periodmu, tapi aku salah. Setelah itu berakhir, aku berusaha menghindarimu, namun tetap saja setiap saat aku melihatmu, aku tak bisa tenang. Aku pikir aku jatuh cinta padamu."

Selagi akashi berpanjang lebar, yang kau lakukan hanya, melamun. Kau mendengarkannya bicara, tentu. Tapi otakmu tak berhenti berpikir, apakah ini nyata atau kau tengah bermimpi di sela-sela jam pelajaranmu?

"Jadi? Apa pendapatmu?" Suara akashi memecah mimpi tengah harimu. Kedua alisnya sedikit mengangkat menunggu jawabanmu.

Jantungmu berdetak tak karuan, apa ia hanya bercanda ? Atau serius ? Bagaimana kalau ia hanya bercanda? Hanya itu yang ada dipikiranmu saat ini. Tapi tentu kau mencintainya hanya saja masih ada sedikit keraguan dalam benakmu.

"Kau.. tak bercanda... Kan ?"

"Apa pendengaranmu terganggu?"

"Tidak! Tentu saja tidak !" Bantahmu mengibas-ngibaskan tangan. Sekali lagi kau terdiam.

"Waktu kita tak banyak." Akashi meraih tangan kirimu. Ia merogoh sakunya sebelum mengeluarkan sebuah cincin dengan batu ruby diatasnya.

Kedua manikmu membulat ketika akahi memasangkan cincin itu di jari manismu. Dan wajahmu memerah ketika bibir akashi menyentuhnya.

"Aku.. Aku mau."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

OMEDETOOUUU kamu baru saja menaklukkan seorang oreshi!

Setelah sekian abad akhirnya aku dapetin handphone lagi -_-

So! Mulai sekarang aku ga perlu ke warnet lagi buat update hehehe xD aku niat update ini sebelum natal tapi.. Ya, kemarin secara misterius dataku hilang dan aku harus ngetik ulang beberapa chapter buat update //nangis dipojokan//

Maa yang penting sekarang idah bisa update. Semoga ga mengecewakan yo~

NEXT:

Furihata

Kuroko

Imayoshi

Nijimura

Kiyoshi

Mayuzumi

^aku lupa urutannya //peace

Love,

Alice

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top