Otaku [Aomine Daiki]
Neee.. Dedicated to @aokyubi and @littlethingsilike
Happy reading~ ;)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Semua orang pasti memiliki rahasia. Hal ini tak lepas dari sosok seorang gadis bernama [y/n]. salah satu rahasianya adalah.. ia menyukai hal-hal berbau anime atau manga. Dalam kasus ini orang jepang biasa menyebutnya sebuah syndrome yang penderitanya(?) dikenal dengan sebutan otaku. Dimana seseorang menyukai, tidak, lebih cenderung mencintai hal-hal berbau animanga, dan tak jarang memiliki koleksi pernak-pernik berbau -maupun- animanga itu sendiri.
Beberapa pandangan public mengatakan jika syndrome ini perlahan merusak mental manusia. Menjadi hikkikomori (ansosial)misalnya? Berlama-lama mengurung diri di dalam kamar, duduk di depan computer atau televisi, menonton atau bermain game hingga larut malam. Lupa makan lupa mandi, lupa diri dan merasa ia hidup di dalam sebuah negeri fantasi. Bahkan ada kasus seorang otaku yang menikahi dakimakura (sejenis bantal raksasa) dengan gambar tokoh anime favorit diatasnya. Tak hanya itu, ada juga beberapa otaku yang menjadi gila atau sampai bertindak kriminalitas. Sangat jelas hal ini meresahkan public.
Sekarang, bagaimana jika seseorang tahu kalau [y/n] adalah seorang otaku? Hal ini lah yang [y/n] khawatirkan sehingga [y/n] kerap menutup-nutupi hobinya mengoleksi pernak-pernik anime ini. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Ayah, ibu, teman, dan pacar. Hanya dirinya sendiri.
Suatu minggu pagi [y/n] berbaring di sofa rumahnya selagi membaca Koran mingguan. Disana diberitakan, seorang anak melompat dari atas pohon untuk menirukan adegan yang ia lihat di salah satu anime tentang ninja. 'aku ingin seperti tokoh utama itu!' ujar sang anak yag kini tengah dirawat di rumah sakit akibat patah tulang.
[y/n] menghela nafasnya kemudian menghempaskan Koran ke atas meja. "otaku huh? Bertindak nekad seperti itu, bodoh ya? Para ninja melakukannya dengan cakra dan banyak latihan" gumamnya. Jelas ia mengerti apa yang dipikirkan oleh anak yang ada di dalam berita tadi.
"apa yang ku pikirkan? Apa seseorang yang berharap dirinya tinggal di dalam anime berhak berkata begitu?" gumamnya lagi. Kali ini ia memiringkan tubuhnya mencari posisi nyaman untuk berbaring.
"sekarang, malangnya dirimu. Orang-orang pasti langsung menjauhimu karena menganggap kau otaku gila." Gumamnya lagi.
Tak lama ponselnya berdering, lagu tema pada salah satu anime favorit, bertanda ada sebuah email masuk. Ia menggapai ponselnya malas-malas. Ternyata email masuk itu dari sang terkasih, aomine daiki.
From: aomine-kun
Subj: [none]
--------
Oi [y/n] jadi ikut?
Kemudian baru lah [y/n] sadar. Hari ini ia berjanji menemani aomine mencari sepatu baru. Jemarinya cepat-cepat menari diatas layar ponsel, mengetik:
To: Aomine-kun
Sjub: Re:[None]
---------
Maaa.. aku sedang dalam perjalanan kesana. Bertemu di stasiun ya, 20 menit lagi.
[y/n] bangkit segera menuju kamarnya untuk bersiap. "bagaimana aku bisa lupa janji ini?" gerutunya. Tiga menit kemudian email balasan datang.
From: aomine-kun
Subj: Re:Re:[none]
--------
Gomen, aku baru bangun tidur. Mungkin akan sedikit terlambat. Santai saja dalam perjalananmu. Dan hati hati
[y/n] tersenyum membacanya. "dasar aomine" ia kembali membalas:
To: aomine-kun
Subj: Re:Re:Re:[none]
--------
Maa.. dasar. semoga kau tak membuatku menunggu lama. Hati-hati juga di jalan
[y/n] menghadap cermin di kamarnya, menatap refleksi diri sendiri. "kira-kira jika kau tahu kalau aku ini otaku, apa reaksimu ya?"
SKIIP
"ne, ne, lihat! Sepatu ini bagus?" di sebuah pusat perbelanjaan [y/n] terlihat tengah memilihkan beberapa model sepatu pada aomine. Yang satu berwarna hitam dengan garis merah di tangan kirinya. Satu lagi sepatu putih dengan garis hitam di tangan kananya.
Aomine menatap kedua sepatu yang digenggam kekasihnya itu dengan seksama. Mencermati setiap desain di masing-masing sisinya. Keningnya berkerut setelah beberapa detik menatap. "eeh.. yang di kanan terlihat seperti sepatu seragam sekolah." Komentarnya.
"kalau begitu yang kiri?"
"tidak. Carikan aku yang lain" kedua pilihan [y/n] ditolaknya. Ia kembali sibuk melihat-lihat sepatu yang lain.
[y/n] mengembungkan pipinya cemberut. "sebenarnya model seperti apa yang kau cari sih?" sayangnya pria navy yang dikencaninya tak mendengar jelas apa yang dikatakan [y/n]. ia terlalu asik memilih sepatu.
Perasaan [y/n] sedikit suram. Setidaknya hingga lagu salah satu soundtrack anime yang ia kenal mengalun di udara. Dalam hati [y/n] berteriak fangirling, ia harus menahannya agar tak keluar. Ia tak ingin aomine melihatnya dalam mode fangirling.
Terima kasih pada lagu yang mengalun itu, meski hanya empat menit mood [y/n] telah membaik.
Setelah sekian lama mencari, berpindah pindah dari toko satu ke toko lainnya, akhirnya apa yang dicari aomine ketemu. Ia kini menggenggam satu kantung berisi kardus sepatu basket barunya, sedangkan tangan satunya menggandeng tangan [y/n].
"ne.. bisa mampir ke toko CD dulu setelah ini?" setelah dibawa kesana kemari oleh aomine, rupanya [y/n] masih belum puas.
"hee? Tak bisa kah pergi makan atau pulang saja?" sayangnya pemuda di sampingnya tak sependapat dengannya. Ia telalu lelah atau mungkin malas untuk menuruti keinginan [y/n].
"oh, ayo lah, kau sudah menyeretku kesana kemari, ke toko ini ke toko itu. Dan apa yang ku dapat?" yaah, hal ini sedikit mengganggu [y/n]. "hanya satu toko ok, janji." Gadis ini menatap manik navy aomine dalam.
"tck" aomine berdecak. Ia tak bisa menghindari tatapan [y/n] yang baginya terlalu manis. Akhirnya ia menyerah. "baik baik. Satu toko." Ujarnya.
Senyuman mengembang di bibir [y/n]. "yey~! Arigatou daiki!" ia terlihat bersemangat sekarang. Yah, setidaknya aomine tahu ia harus menemani [y/n] berbelanja juga. secara tadi [y/n] sudah menemaninya memilih sepatu.
"memangnya kau mau membeli CD apa?"
DOR!
Sejujurnya [y/n] berniat membeli album CUP Seiyuu dari anime favoritnya. Tapi, masak iya ia harus mengatakan... 'aku ingin membeli album seiyuu [fave anime] yang baru rilis beberapa hari lalu!' pasti akan muncul sejuta pertanyaan di kepala aomine yang mana tak ingin [y/n] ketahui.
Jadi [y/n] mengatakan, "tidak tahu. Mungkin saja ada album baru dari artis yang ku suka." Ia berbohong dengan senyum palsu.
Di dalam toko CD [y/n] dan aomine berpencar. Sebenarnya [y/n] sengaja menghilang sesaat. Ketika aomine lengah, ia cepat-cepat mengambil CD yang ia mau, lalu membayarnya di kasir. Jangan sampai aomine melihat.
SKIIIP
Hari ini [y/n] tak masuk sekolah. Ia sakit, begitu yang aomine dengar di sekolah. Katanya sih karena [y/n] tidur dengan jendela terbuka, ia jadi masuk angin. Namun, bukan itu yang sebenarnya terjadi.
Baru-baru ini [y/n] tidur sangat larut karena membaca fanfiction tentang anime yang ia sukai di sebuah situs e-novel gratis. Fanfiction memang sedang tenar belakangan ini di kalangan otaku. Terutama anime fanfction. Ingin tidur dan mata mengantuk, namun apa yang ia baca sedang seru-serunya. Beberapa hari sebelumnya [y/n] begadang karena membayar hutang menonton anime, begitu ia menyebutnya.
Lingkaran hitam jadi muncul di wajahnya. Tak seorang pun menyadarinya karena [y/n] pandai menutupinya dengan riasan. Dan kalau pun seseorang menyadarinya, [y/n] akan mengelak jika itu karena ia belajar semalaman.
Sore hari ini [y/n] berbaring di atas ranjangnya yang empuk. Tubuhnya terbalut selimut, jemarinya sibuk mescroll layar ponselnya. Rupanya ia tengah membaca fanfiction, reader insert, dengan tokoh favoritnya sebagai hero dalam kisah.
Sesekali [y/n] akan berteriak-bisik karena fangirling, seperti "aah.. itu hal termanis yang pernah kau katakan! Love ya!" atau menggumamkan kalimat-kalimat lainnya. "yes, tentu honey!"
Ia terlelap dalam dunia fanfiction. Hanya dalam kamarnya lah [y/n] bisa bebas fangirling-ria(?). bisa dikatakan kamarnya itu kedap suara sehingga orang diluar kamarnya tak akan mendengar apapun keributan yang [y/n] perbuat di kamarnya. [a/n: dan alice ngiri ;; ←tukang bikin ribut di rumah]
Kemudian ketukan pintu membuyarkan perhatiannya. Ia segera meletakkan ponselnya di dekat bantal seolah itu belum pernah ia sentuh.
Pintu terbuka, dan sosok sang ibu muncul. "[y/n], aomine-kun datang menjenguk." Uajrnya ketika sosok pemuda yang [y/n] kenal muncul di belakangnya.
"daiki!" sontak [y/n] menegapkan tubuhnya. Ia duduk bersimpuh.
"osu!" aomine menyapanya.
"maa.. mau dibawakan makanan? Minuman?" tawar sang ibu pada aomine.
"tidak, tidak usah." aomine bukan lah orang yang mudah bergaul dengan orang yang lebih tua. Walaupun itu adalah ibumu sendiri. ia terlihat kaku ketika bicara dengan ibu [y/n].
"ya ibu, kami baik baik saja." [y/n] menimpali.
Sang ibu dengan ramah tersenyum, "baiklah kalau begitu. Kalau butuh sesuatu, ambil sendiri ya" yang kemudian meninggalkan putrinya dan sang pemuda berduaan.
"fuuh.. daiki kau tak bilang mau kesini." Ujar [y/n] sedikit mengembngkan pipinya.
Aomine menarik kursi untuk ia duduk dari meja belajar [y/n] ke sebelah ranjang [y/n] seraya menghempas tasnya di lantai. "baka, cek emailmu. Sudah ku kirim dua kali tapi kau tak menjawab.
Mendengarnya [y/n] segera melakukan apa yang disuruh sang kekasih. "aah.. gomen. Aku tak menyadarinya." Ternyata itu adalah email yang dari tadi diabaikan [y/n]. sekarang ia merasa menyesal karena terlalu larut dalam fiksi yang ia baca.
"tunggu sebentar, kau bukannya ada latihan hari ini?"
"aah, latihan bisa kapan-kapan lagi." Aomine menjeda kalimatnya. Maniknya menatap [y/n] khawatir -bagi mereka yang peka-. "tapi kau sakit itu jarang kan? bagaimana keadaanmu?"
Senang dan kesal bercampur menjadi satu. Senang karena aomine menjenguknya, kesal karena aomine membolos latihan yang mana memang sudah serinh ia lakukan. "kau tak menjadikanku alasan untuk bolos latihan kan?"
"oi oi lihat siapa yang bic-"
"aku akan hubungi satsuki kalau kau ada di sini" [y/n] kembali menatap layar ponselnya.
"oi oi hentikan" niatnya hendak mengirim pesan pada momoi, namun baru juga membuka kunci layar, ponselnya sudah direbut oleh aomine. "bisa biarkan aku ada di sini ? memang kau mau aku diseret latihan di depan orang tuamu? Memalukan!" berkat kalimat aomine ini [y/n] jadi berpikir ulang.
"benar juga ya.." gumamnya. "pokoknya kembalikan ponselku dulu ahomine!"
"hah?! Aho kau bilang?"
"m-mou! Ponsel!"
"berjanjilah kau tak akan memberitahukan aku ada di mana!"
"oke aku janji! Posel!" dan begitulah [y/n] mendapatkan kembali ponselnya. Beruntung aomine belum sempat melihat ke layar ponselnya. Karena [y/n] belum sempat menutup situs fanfiction yang tengah ia baca. Kini [y/n] bisa bernafas lega.
"oh ya Tuhan" tiba-tiba [y/n] berceletuk dan ini membuat aomine kebingungan.
"ada apa?" ia bahkan sampai mengerutkan dahinya.
"aku harus pergi ke toilet. Maa Cuma sebentar, jangan coba-coba bertindak ecchi!" celetuk [y/n] sebelum melompat turun dari ranjangnya, meninggalkan aomine dengan mulut terbuka.
"apa kau kira aku ini semesum itu oi?!"
BRAK
Entah [y/n] mendengar keluhan aomine atau tidak. Ponsel ia tinggalkan begitu saja di atas ranjang. Tiga puluh detik kemudian ponselnya bergetar. Aomine meraihnya dan memeriksa ada apa. Pertama ia membuka kunci layarnya lalu sebuah notifikasi muncul.
'new update for [insert your fave fanfiction book] tap for read'
Aomine sama sekali tak mengerti apa itu [insert your fave fanfiction book]. Ia mengetuk layar seperti apa yang tertulis dilayar. Kemudian sebuah halaman artikel terbuka. Di judulnya tertulis..
'LEMON! [fave chara] x reader'
Sekali lagi kening aomine berkerut. Ia tak mengerti apa itu 'lemon' dan siapa itu '[fave chara]' [a/n: yang jelasnya selain aomine ya]. Ibu jarinya mulai menggeser layar, mulai membaca.
SKIIIIP
Ketika keluar dari kamar mandi, [y/n] melihat aomine tengah terfokus pada layar ponselnya.
Holly Shit! Apa yang ia lakukan dengan ponselku? apa mungkin..
Tanpa berpikir panjang [y/n] segera melompat merebut ponselnya dari tangan aomine. Ia duduk di tepi ranjang dengan ekspresi curiga. "apa yang sedang kau lakukan ?" ujarnya berusaha terlihat tenang.
Aomine tak bergeming sedikit pun. Ia menunjuk layar ponsel seraya mengatakan, "kau.. kau membaca hal seperti itu rupanya?" yang mana membuat pandangan [y/n] turun pada layar ponselnya.
Ia mulai membaca untuk 3 detik.. 5 detik.. kemudian wajahnya berubah jadi merah. "ww-w-w-w-w-waa t-t-tidak! Tidak seperti itu daiki, ini-"
"biarkan aku bertanya, siapa itu [fave chara]? Dia laki-laki huh?" raut aomine manunjukkan ia benar-benar penasaran pada [fave chara], tokoh yang berbuat mesum pada [y/n], setidaknya jika [y/n] membacanya.
"etto.."
"apa dia orang terkenal? Penyanyi? Atlet?"
"bukan! Maa.." [y/n] sepertinya sudah tak bisa mengelak. Aomine menatapnya cemburu. Jika [y/n] telah mendapatkan dirinya sebagai apcar, kenapa ia harus membaca fiksi lemon dengan orang lain sebagai tokohnya?
Nafas dalam [y/n] Tarik, bersiap menerima konsekuensi apa saja jika ia menjelaskan yang sebenarnya pada aomine, kekasihnya itu. "[fave chara] itu tokoh fiksi. Dia salah satu tokoh yang ada di anime." Ia bahkan tak berani menatap aomine langsung untuk menjelaskan.
Suasana hening untuk beberapa detik sebelum aomine memecah keheningan itu. "oh.." ujarnya
Hanya oh?
"ne, jangan bilang kau.. otaku?" tambahnya.
Keringat dingin mengucur di pelipis [y/n], dan dengan penyesalan ia mengatakan. "kurasa begitu. Aku mencintai anime dan otoge, mereka hidupku! Sekarang kalau kau mau menjauhiku karena ini sekarang belum terlambat daiki"
Namun gelak tawa pecah dari seorang aomine daiki. "baka, apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" ujarnya.
"kau tidak merasa aku ini aneh?" Tanya [y/n] takut-takut.
"orang berkata aneh karena dirinya tak terbiasa melihat hal berbeda yang orang selain dirinya lakukan. Dan menyebut apa yang sama dengan apa yang biasa ia lakukan itu normal. Intinya adalah, aneh itu relatif." Aomine bicara panjang lebar.
[y/n] bahkan sempat ternganga mendengarnya. "dari mana kau belajar kalimat itu daiki? Apa kau sakit juga?" ujar [y/n] dengan ekspresi datar.
Aomine mendecak kesal. "aah! Berisik!" pemuda ini bangkit dari tempat duduknya untuk berdiri di depan [y/n]. "hanya jadilah dirimu sendiri. aku tak peduli hal-hal seperti itu"
Tubuhnya ia bungkukkan sampai ia bisa meraih bibir [y/n] dengan miliknya. Ia lalu mendorong gadis yang tengah demam itu hingga jatuh ke ranjang, meninggalkan dirinya di atas sang gadis. Setelah kepala [y/n] mencapai selimut, barulah ia melepaskaan ciumannya.
Sungguh ini bukan posisi yang mengenakkan untuk [y/n], jantungnya berdegup kencang tak beraturan. "d-daiki-"
"aku tak mengerti yang kau pikirkan. Kenapa kau membaca hentai dan membiarkan imajinasimu bermain sementara kau bisa mendapatkannya secara nyata dariku?" ujar aomine sukses membuat aliran darah di sekitar wajah [y/n] mendidih.
"a-a-ap-apa yang .. ibuku ada di bawah kau tahu!"
"Cuma lima menit?"
"H-Hentai!!"
Sisanya ku serahkan pada imajinasi readertacchi ;)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ahominalahominalahominal oke chapter ini terilhami/? Dari anime 'Ore no Imouto ga Konnani Kawaii Wake ga Nai' ada yang tau? Ehehehe xD
Ini publish yang kedua untuk hari ini. Nma Maa semoga chapter ini gak mengecewakan yo, thanks for reading, vote? Comment? Request? Follow syalalala krisar? xD
NEXT:
Kasamatsu @Emperornoise @AlyssaSacnite
Hanamiya
Oreshi!Akashi @nanda64
Love,
Alice
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top