Dare [Kasamatsu Yukio]
Chapter ketiga untuk hari ini :' kasamatsun-senpai requested by @Emperornoise and @AlyssaSacnite yang masih long hiatus. Semoga cepat available hehe requestanku belum dipublishnya
Aaa, semoga ini gak mengecewakan and happy reading~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"saa [y/n]-cchi, kau pilih T atau D ?" itu kise, sahabat [y/n]. mereka sedang bermain permainan Truth or Dare (jujur berani) bersama. Permainan lama yang tak pernah bosan mereka lakukan sejak kecil.
"aku pilih D" ujar [y/n] penuh keberanian. Kemudian senyum jahil muncul di bibir si model pirang terkenal ini.
"kalau begitu, [y/n]-cchi aku tantang untuk menyapa kasamatsu-senpai selama seminggu-ssu!"
BLUSH!
Pipi gadis berusia sekitar 15 tahun ini langsung memanas. "h-hah?! Tidak tidak tidak! Ganti dare-nya ganti!"
"tidak bisa-ssu!" kise memasang wajah memelasnya. "kau harus menjalaninya, tak boleh menghindar-ssu! Atau kau kena hukuman-ssu, memangnya kau mau?"
Perkataannya langsung menciutkan mental [y/n]. ia sempat lupa kalau siapa yang menolak perintah, dinyatakan kalah dan harus menerima hukuman.
Sebenarnya, bukannya [y/n] tak ingin melakukannya, hanya saja.. gadis ini jelas memiliki perasaan khusus pada kasamatsu. kise tahu hal ini tentunya.
"s-seminggu eh? Kurangi lah.."
"tak bisa [y/n]-cchi.. sudah, mengaku saja kau kalah dan terima hukumannya-ssu!"
"tidaaakk!!" keluh [y/n]. biar bagaimana pun juga ia tak ingin dikalahkan sahabatnya, kise, ini.
Senyum jahil kembali menghiasi wajah cantik/?nya. "kalau begitu mulai hari senin ini kita mulai-ssu! Semangat [y/n]-cchi aku mendukungmu!"
Dan begitulah ceritanya [y/n] yang pendiam, bahkan terlalu malu untuk menyapa orang yang ia suka mulai memberanikan diri untuk menyapa.
STEP 1
Pagi hari seperti biasa [y/n] pergi menjemput kise sahabat idiot, begitu ia menamainya, yang tinggal di sebelah rumah. Mereka sering pergi ke sekolah bersama. Semua orang sudah tahu mereka bersahabat dari kecil. Terima kasih padanya, [y/n] mendapat banyak teman perempuan karena ingin dicomblangkan dengan kise.
Ketika itu mereka sedang berjalan di trotoar menuju sekolah. Tak sengaja dua sahabat itu melihat sosok kasamatsu sedang berjalan seorang diri, beberapa langkah di depan.
"ah! itu kasamatsu-senpai! KAASAAMAATSUU-SEENPAAIII!!!!" kise berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya pada kasamatsu. Tak hanya mencuri perhatian pemuda bersurai raven itu dia juga mencuri perhatian pejalan kaki yang lain. Tangan [y/n] reflex meninju sikunya karena sebal.
"kau bisa diam sedikit?" tak hanya itu, wajahnya saat ini tengah memanas. Semoga tak ada yang menyadari kalau wajahku sedang merona, doanya.
"aw! Sakit-ssu!" kise mengeluh cengeng berlebihan. Sudah jadi kebiasaannya manja.
"ki..se.." ah! Itu suara kasamatsu-senpai menarik perhatian [y/n] kembali padanya. Ia telah berhenti berjalan. Tatapannya ia lemparkan ganas pada kouhai yang merupakan ace timnya. Sangat terlihat ia merasa kesal.
"ohayou senpai!" sayangnya kouhai yang dimaksud sepertinya tak menyadari perasaan sang senpai.
"ohayou jane yo!" tiba tiba ia melayangkan kepalannya menjitak kepala kise. Hanya ada satu orang yang berani melakukannya pada kise di seluruh kaijou. Yaitu kasamatsu
"ittai-ssu yo.. aku kan hanya menyapa-ssu! Senpai jahat!" keluh kise selagi mengusap-usap bekas pukulan di kepalanya.
"tak bisa kah kau melakukannya dengan sedikit lebih biasa?!" kasamatsu benar-benar kesal. Kedua alis matanya bahkan ia tekuk hingga hampir menyatu.
"nmaa.." setelah itu kise menyenggol siku [y/n] pelan untuk mendapatkan perhatian. Kepalanya sedikit ia miringkan kearah senpai garang dihadapan kami bertanda [y/n] harus melakukan 'dare' darinya.
[y/n] tahu ia bisa menghindar. Jadi ia kumpulkan keberaniannya dengan wajah yang masih sedikit merona untuk menatap. Sialnya kasamatsu membalas menatap, [y/n] jadi benar-benar malu.
"o-ohayou senpai!" rasanya seperti baru saja menuruni jalur jetcoaster yang memuncak, dan dihempaskan meluncur ke bawah. Jantung terasa mau copot.
Ada sekiranya dua detik sebelum kasamatsu membalas salam. "ohayou" kemudian dengan tergesa-gesa ia pergi meninggalkan [y/n] dan korban jitakannya mematung.
[y/n] dan kise saling berpandangan, tak mengerti apa yang terjadi tapi sepertinya tidak dengan kise. Ekspresinya sangat mudah dibaca. Namun ia enggan mengatakan isi pemikirannya pada [y/n].
"tahap pertama selesai-ssu!"
Sejak saat itu [y/n] selalu menyapanya setiap pagi.
STEP 2
Kise memaksa [y/n] datang ke latihan sore sambil membawa bekal. Dan dengan merasa bodohnya [y/n] menuruti begitu saja. Jadi disini lah ia berada. Berdiri di mulut pintu gym dengan sekotak bento untuk Kise. Sorot [e/c]nya menyapu seluruh isi gym, mencari pemilik manik golden itu. Tentu akan sangat mudah mencarinya berkat pigmen pirang pada surainya.
Tak butuh waktu lama untuk [y/n] dan kise saling berpandangan. Senyum bodoh kembali menghiasi wajah elok kise. "[y/n]-cchi!!" ia berlari menghampiri, yang berdiri berjajaran dengan para fansnya.
Sorak sorai fangirling mulai menggema ke seluruh gym. Sosok idola mereka tengah berlari menghampiri kerumunan mereka dengan keringat. Katanya sih itu membuatnya Nampak seksi. Naah, apa lagi kalau mereka melihat kise tanpa kaos?
"ne ne, kau bawa 'itu' kan-ssu?" ia menarik [y/n] memasuki gym, mengarahkannya pada bangku pemain di seberang lapangan.
"ya aku bawa. Susah susah menuruti permintaan bodohmu. memang untuk apa sih?"
"bagus [y/n]-cchi! Tunggu ya." Begitu ujarnya tanpa memberi jeda. Kemudia ia menatap lapangan yang penuh pemain basket seraya berteriak, "Oooii!! kasamatsu-senpaaii!! [y/n]-cchi membawakanmu bento khusus untuk senpai-ssu!"
ia sukses membuat [y/n] malu. "apa sih malu-maluin!" tanpa sadar [y/n] sudah menendangnya dengan kasar.
Kise tersungkur di lantai kesakitan. "[y/n]-cchi kau itu perempuan tapi sadar tidak sih? Tenagamu bak anak laki-laki-ssu!" kise kembali mengeluh dengan tangisan palsunya.
Kasamatsu yang sedari tadi berdiri di tengah lapangan kini terpaku menatap [y/n]. sekali lagi mereka saling berpandangan dan aliran darah [y/n] mulai memanas di sekitar pipi.
"aaah jangan malu malu kasamatsu! Aku jadi iri karena ada gadis cantik yang rela capek-capek membuatkanmu bento. Irinya.." yang barusan bicara itu moriyama. Dengan gaya dipaksa-machonya itu ia menenggol bahu sang kapten untuk menggoda. Kalau saja ia tak melakukan itu, mungkin [y/n] dan kasamatsu masih saling mertatap-tatapan saat ini.
Semburat merah muda samar-samar terlihat melintas wajah pemegang seragam nomor 4 ini. Dengan aksen galaknya ia mengelak, "tidak, tidak seperti itu! Apaan sih! Kembali latihan!"
Namun, moriyama tidak mempedulikannya dan melanjutkan menggoda. "kalau kau tak mau.." pemuda ini sengaja memotong kalimatnya. Ia menatap [y/n] seraya mengambil langgkah mendekat. "biar untukku saja bento itu [y/n]-chan! Aku tak akan menolak!" ujarnya sedikit menaikan volume bicaranya.
kedua telapak tangannya mengadah ke atas sambil berlari menghampiri [y/n], namun kasamatsu segera menyusulnya.
"belum ada yang boleh makan sampai latihan selesai!" dengan sigap ia merampas bento dari genggaman [y/n], kemudian menatap penuh aura mematikan pada member timnya.
Moriyama bahkan langsung berkeringat dingin. Meski begitu ia berusaha agar tetap terlihat keren. "aku tak bilang akan memakannya sekarang." Ujarnya tanpa dosa.
Kasamatsu jadi kikuk, salah tingkah. "y-ya, pokoknya makanan ini aku sita sampai latihan berakhir. Mengerti?!" kemudian ia membalikkan badannya pada [y/n], malu-malu menatap.
Kise dengan sigap menyiku lengan [y/n] lagi, mengingatkan dengan 'dare' darinya.
Sekali lagi [y/n] mengumpulkan keberaniannya sebelum mengatakan, "semoga senpai suka. Tapi aku tak menjamin rasanya."
Kalimat barusan sukses menambah rona merah pada wajah [y/n] dan pemuda dihadapanya. Kasamatsu yukio.
"iya" ujarnya sebelum ia pergi ke ruang ganti. Kise dan moriyama saling berpandangan dan gelak tawa mereka pecah.
"jangan hawatir [y/n]-chan, kasamatsu pasti memakannya. ia itu hanya tsundere. Kau lihat bagaimana ia sampai lupa menendang kise? Hahaah!" moriyama puas sekali tertawa, sedangkan kise malah cemberut.
"hidoi ne.. tapi ngomong-ngomong-ssu, tahap keduamu sudah selesai [y/n]-cchi!"
STEP 3
Suatu siang, kise mendorong-dorong [y/n] ke wilayah tingkat tiga dengan buku tugas bahasa jepang dipeluk [y/n]. Disana ada kasamatsu tentunya. "kita ngapain ke sini sih?" keluh [y/n] sedikit kesal.
"kan kita sama-sama tak mengerti soal bahasa jepang itu, jadi ku pikir kasamatsu-senpai mungkin mengerti ssu!"
"kalau ia mengerti, lalu?" [y/n] menatap sahabat sedari kecilnya itu dengan pandangan teriritasi. Sayangnya orang yang dimaksud bertingkah seolah ia tak melihat ekspresi [y/n] saat itu.
"aku menantangmu untuk menyapanya kan? Tanya pada senpai bagaimana cara mengerjakannya ssu ne?" ujarnya tersenyum bodoh.
[y/n] tak bisa melawan. Ini adalah bagian dari permainan bodohnya. Jika lain kali kau memilih dare, aku pastikan kau akan mati Kise Ryouta! Batinnya.
Tanpa disadari mereka sudah berdiri di depan pintu kelas kasamatsu yang tertutup berada. Ketika itu istirahat makan siang tengah berlangsung, setidaknya kelas tak akan terlalu ramai. [y/n] meneguk liurnya sendiri, keringat dingin mulai terasa di punggung tangannya. Namun kise menepuk punggungnya memberikan dukungan.
"daijoubu yo. Aku menemani [y/n]cchi ssu" ia tersenyum, senyuman yang munkin dapat membuat kaki para fangirlnya terasa lumpuh. Namun [y/n] bukan fangirl yang tergila-gila padanya. [a/n: but alice.. :'v //scream like a fangirl]
"tidak, aku tak yakin soal ini. Ayo berbalik lain kali sa-" [y/n] hendak mengelak, lari dari kenyataan. Dan tepat pada saat itu, pintu terbuka dengan kencang membukakan menunjukkan pemandangan yang persembunyi dibaliknya. Tak lupa sosok yang membuka pintu tersebut, yang sukses membuat [y/n] melompat karena horror.
"kasamatsu-senpai!-"
"apa yang kalian lakukan di depan pintu kelas seperti itu eh?" orang itu kasamatsu, ia langsung menyapa dua kouhainya dengan intonasi tegas.
"kami.." kise menurunkan pandangannya pada [y/n] seraya menyikunya. Memberi tanda bahwa ini lah saatnya.
[y/n] sempat berdesih sebelum mengatakan, "ada soal bahasa jepang yang tak kami mengerti. Kami tak tahu harus bertanya pada siapa lagi, jadi jika senpai ada waktu.."
BLUSH!
Meski hanya tipis, tapi kise dapat melihatnya jelas di wajah senpai yang kerap menjadikannya korban penyiksaan itu. Ia memilih untuk mengunci mulutnya, dan menahan tawa. Tak mau merusak momen yang sedang terjadi saat ini.
"ah.. tunggu sebentar." Kasamatsu segera membalikkan tubuhnya menghadap kelas tanpa menunggu respon dari kedua kouhai. Maniknya mencari ke setiap sudut kelas hingga ia menemukan sosok teman yang ia percaya.
"oi! Moriyama!" panggilnya dengan suara lantang. Moriyama yang tengah bercengkrama dengan beberapa teman akhirnya menghampiri dengan gaya berjalan 'keren', begitu ia menamainya.
"whatsup cuttie?" ia menyapa [y/n] dengan nada flirty, bukan untuk menggoda sang gadis sebenarnya, tapi kasamatsu.
"AAAAH YA, monyet ini bisa membantumu [y/n]. tapi KALAU IA MACAM MACAM, malah menggoda bukannya mengajari, TENDANG saja kepalanya." Moriyama jelas berhasil. Terlihat dari gaya bicara kasamatsu yang jadi mendadak kasar.
"hidoi-" moriyama mengeluh bersama kise.
"JANGAN RAGU, pukul saja sesuka hati" sekali lagi kasamatsu mencetuskan, sebelum ia beranjak pergi. Namun..
"oi kasamatsu, apa yang dilakukan seorang pria setelah memakan bento pemberian seorang gadis?" moriyama tepat menghentikannya.
Wajah kasamatsu kini lebih merah -jika bisa- dari sebelumnya. Ia tak berani menatap [y/n] dan kemudian mengatakan, "ku kembalikan tempat bentomu nanti. Ngomong-ngomong, rasanya tak buruk" kemudian ia pergi.
[y/n] merasa seperti karang yang dihantam ombak. Ia senang dengan komentar kasamatsu namun di lain sisi.. kasamatsu terasa menghindarinya.
"maa, kasamatsu payah. Kenapa tak ia ajarimu sendiri saja sih?" gumam moriyama selagi menatap punggung sahabatnya.
"tak apa senpai, senpai tak perlu mengajari kami." [y/n] berbicara.
Namun kise nampaknya tak setuju dengan keputusan [y/n], ia mengeluh, "ha? Tidak senpai! Tolong ajari kamissu!!"
"naah kise." [y/n] menyodorkan kise buku catatannya. "kau saja" kemudian pergi kembali ke kelas dengan perasaan kalut.
Kasamatsu menghindarinya, bagaimana ia bisa tak sadar?
STEP 4
Disaat pulang sekolah kise memaksa [y/n] menyapa kasamatsu. Bahkan meski jika ia tak sedang sendiri. Ketika itu pemilik surai raven terlihat hendak melewati gerbang sekolah bersama 2 kawannya sedangkan [y/n] dan kise sudah menantikan pemuda itu lewat sambl bersembunyi di dekat gerbang.
"jaa ayo-ssu! Sapa kasamatsu-senpai~" ujar kise menyiku lengan [y/n]. Ia Nampak bersemangat, tak seperti sang gadis. Sejujurnya ia masih kepikiran jika kasamatsu senpai menghindarinya. Mungkin ia merasa terganggu? [y/n] terus menduga-duga.
Ketika kasamatsu keluar gerbang, kise mendorong [y/n] gadis yang tengah melamun itu ke arah sang kapten.
"[y/n]- aaauch!" kasamatsu terkejut. [y/n] tak sengaja mengijak kakinnya.
"gomen, gomen senpai! Gomen!"
"bisa perhatikan jalanmu sedikit?" kasamatsu menahan geramannya karena sakit. Ia menggosok-gosok ujung sepatunya.
Kasamatsu kesakitan gara-gara kise. Jika saja kise tak mendorong [y/n]. pemuda pirang itu menutup mulut untuk menahan suaranya keluar. Atau persembunyiannya akan ketahuan.
"nmaa! Kami duluan ya kasamatsu.." kedua temannya kemudian menepuk punggu kasamatsu sebelum pergi. Kasamatsu tak bersuara sama sekali selain erangan sakit. Rautnya saat ini menunjukkan jika ia tak ingin kedua temannya tadi meninggalkannya. Ia tak ingin meski hati mengatakan sebaliknya. [a/n: jadi ente maunya avaaa?? ;o; //slap abaikan] ditinggal berdua dengan [y/n], siapa yang tak ingin?
Kemudian.. "hontou ni gomen!" [y/n] membungkuk cukup lama.
"sudahlah." Kasamatsu mengambil nafas panjang menenangkan dirinya. Kini ia harus mengejar kedua temannya. "semoga selamat dijalan" ucapnya sedikit acuh sebelum pergi meninggalkan [y/n] dengan berat hati.
Sayangnya [y/n] tak mengetahui hal tersebut. Ia malah semakin yakin kalau kasamatsu tengah menghindarinya.
STEP 5
Tak hanya kise yang bersemangat, rupanya ia bersekongkol dengan seluruh anggota tim basket kaijou. Mereka juga sering memaksa kaptennya untuk mengantar [y/n] pulang, yang esok harinya latihan mereka digandakan. Namun, entah mengapa semangat mereka tak ada habis-habisnya. Selalu saja membuat ulah. Yang terparah adalah saat ini. [y/n] dan kasamatsu dikurung berduaan di ruang ganti. Hanya berdua. Dalam hatinya [y/n] bertanya-tanya, entah sampai kapan kegilaan ini akan berakhir. Mungkin kah minggu depan ketika masa 'dare'nya selesai?
"cepat buka pintunya kurang ajar!" kasamatsu-senpai kesal, ia menendang pintu besi yang menutupi jalan keluar.
"tidak bisa! Kalau [y/n] dan kapten belum saling jujur, kami tak akan membukakan pintunya!" itu barusan suara nakamura. Ternyata dibalik sikap alimnya ia juga bisa melakukan hal seperti ini.
"apanya yang harus jujur ha?!" sekali lagi kasamatsu membentak, kali ini dengan wajah memerah yang tak jelas dilihat [y/n].
Berbeda dengan kasamatsu-senpai yang sedari tadi meronta-ronta minta keluar, ia malah mematung menatap punggung sang kapten berdebat.
"kami semua tahu kalau senpai menyukai [y/n]-cchi-ssu!" ujar kise berteriak dari sisi lain pintu. Kedua mata [y/n] berkedip mendengarnya.
Kasamatsu-senpai.. menyukaiku? Bohong! Benak [y/n] tak mempercayainya.
"ayo cepat katakan! Mau cepat pulang atau tidak?" goda moriyama-senpai. Kasamatsu tak merespon apa apa padanya. Wajahnya hanya semakin merah dan memerah.
Kemudian moriyama-senpai kembali berteriak, "kalau kau tak katakan, [y/n]-chan berikan saja padaku! Haha" yang jelas kali ini membuat sahabatnya geram.
"URUSAI!!" bentaknya.
Nah, sekarang apa yang bisa [y/n] lakukan? Kasamatsu mungkin saja merasa tak nyaman berada di ruag itu, terkunci berduaan.
"ayo cepat katakan-ssu! Jangan khawatir senpai! [y/n]cchi juga menyukai senpai!" lagi lagi suara kise. Kali ini giliran perasaan [y/n] yang ia bongkar. Wajah gadis malang ini ikut memenas di bagian pipi.
Suasana hening seketika hingga suara tawa [y/n] memecahnya. Ia mendapatkan perhatian kasamatsu seutuhnya. Pemuda itu menatapnya. "itu lucu. Senpai tak mungkin menyukai aku yang mengganggu ini." Ujarnya setelah tawa garing keluar dari mulutnya.
Sontak kasamatsu mengerutkan dahi kesal. "apa yang kau katakan? Apa Iya aku mengatakan kau itu mengganggu?"
Dan nampaknya tak hanya kasamatsu yang menaruh perhatiannya pada [y/n], namun juga sekumpulan pemuda yang berdiri di depan pintu yang terkunci. Tak ada suara terdengar dari sana.
[y/n] kembali bersuara, "tapi, apa lagi alasannya senpai menghindariku selain merasa terganggu? Tidak ada kan?"
"ada! Itu karena dia meny-"
"YA YA KALIAN SANGAT MEMBANTU!" kasamatsu mesarkasi kawannya. Sebelum perhatiannya kembali tertuju pada [y/n]. "jika itu yang kau pikirkan, ada alasan lain tentunya."ujarnya menurunkan intonasi.
[y/n] Nampak sedikit kebingungan. Ia mencari-cari atas alasan apa kasamatsu menghindarinya.
"sekarang katakan." Kasamatsu melanjutkan bicara. Semburat merahmuda terlihat menjadi-jadi di wajahnya. "Apa yang dikatakan kise itu benar?"
Sama halnya dengan kasamatsu, wajah [y/n] juga memerah. "y-yang bagian mana senpai ?" ia Nampak gugup. Hipotesanya menduga '[y/n]cchi menyukaimu juga' tapi bisa saja hal lain yang kise katakan ketika ia tak begitu memperhatikan.
Pertanyaan yang tadi diajukan [y/n] sedikit memancing bagi kasamatsu. Ia telah mencapai batas 'merah padam'nya. Seraya mengusap kasar belakang kepalanya ia berkata, "y-yang-"
"duh [y/n]cchi! Yang bagian [y/n]cchi menyukai kasamatsu-senpai!" belum beres kasamatsu berbicara, kise memotong dari luar sana. Yang mana sangat membantu senpainya. Dalam hati kasamatsu berterima kasih.
"itu..etto..kalau misalnya hal itu benar, apa tanggapan senpai ?" Tanya [y/n] malu-malu juga. ia terus membalikkan pertanyaan.
Kasamatsu melirik lantai sejenak, mengumpulkan keberanian untuk menatap [y/n]. "jika benar, maka yang dikatakan kise tentangku juga benar." Ujarnya jelas sampai ke luar ruangan.
[y/n] hampir tak percaya dengan kata-kata yang diucapkan oleh kasamatsu. Setidaknya ia mendapatkan secercah harapan "haha ! apa senpai serius ? tolong jangan bercanda di saat-saat ini senpai."
Tiba-tiba alis kasamatsu merapat. "aho, apa aku terlihat sedang bercanda?" ia nampaknya sedikit terganggu dengan jawaban [y/n], namun tetap saat ini jantungnya tengah berdegup kencang. Kasamatsu berdeham.
"jadi jika kau tak keberatan. Eeh.."
"katakan! Katakan! Kata-"belum beres kasamatsu bicara, sekali lagi orang-orang di balik pintu mengganggunya.
DUMM! Kasamatsu menendang pintu dibelakangnya itu untuk mendiamkan para penguping. "URUSAI YO!" ujarnya galak. Meski sejenak, dan kembali normal ketika berhadapan dengan [y/n] kembali.
"jika kau tak keberatan, karena kita sama-sama saling suka, j-jadilah pacarku [y/n]!" akhirnya kalimat yang dinantikan meluncur dari mulut kasamatsu. Kini tubuh pemilik surai raven ini terasa lebih ringan dari sebelumnya.
Seperti ada kembang api yang meledak di dalam hatinya, begitulah rasa bahagia yang [y/n] rasakan. Berkali kali ia bertanya pada batinnya sendiri, uso da? Ini bohongan? Seriusan? Apa yang dihadapannya nyata. Kasamatsu menembaknya!
"jawab [y/n]!/cchi! Jawab! Jawab!" mereka yang di luar bersorak untuk [y/n]. Tak kapok telah dimarahi sang kapten.
Untung saja mereka bersorak, atau entah kapan [y/n] akan terbangun dari delusi. Akhirnya gadis bermanik [e/c] ini menjawab, "hu'um... baiklah aku mau kasamatsu-senpai" dan membuat seisi gym bersorak sorai. Kini secara resmi [y/n] dan kasamatsu telah menjadi sepasang kekasih. Mereka bersorai mengucapkan selamat, membuat keributan di dalam gym super luas itu.
"s-saa.." perhatian kasamatsu kembali pada pintu yang terkunci di belakangnya. "bisa kami keluar?!" aksen garangnya kembali.
Karena misi telah selesai, pintu pun terbuka. Lalu sosok kasamatsu yang berdiri penuh amah sambil melipat kedua tangannya pun terlihat.
"LATIHAN KALIAN DI TRIPPLE GANDAKAN BESOK!!" sifat kejamnya tak bisa hilang. Meski pada mereka yang telah membantunya menyatakan cinta. Mau dikata apa? Ini lah sosok kapten tim basket putra kaijou. Yang bagaimana pun juga, memenangkan hati seorang [y/n]. para member langsung berkeringat dingin, dan kabur keluar dari gym secepat yang ia bisa.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Huwaaayyeeemmm!!!! Aku nulis chap -lumayan- panjang lagi dozuuuu!!!!! 9 halaman ms.word xD hissashiburi da ne bagi yang baca 'I Hate You, IDIOT!' Pasti nyadar :v karena semasa comebacknya aku ngerjain 3 chap di buku itu dulu, baru buku ini xD //digamparin bolak balik//
Maa semoga chapter ini gak mengecewakan yo, thanks for reading, vote? Comment? Request? Follow syalalala krisar? xD
NEXT:
Hanamiya
Oreshi!Akashi @nanda64
Love,
Alice
+this.activePartId+"&output=json")]).then(function(e){var l;n.activePartId&&(l=_.findWhere(n.model.get("parts"),{id:n.activePartId})),n.partModel=new t.models.StoryPartCreateModel(l),n.partModel.set("groupid",n.model.get("id")),n.partModel.set("category1",n.model.get("categories")[0]),n.partModel.set("language",n.model.get("language"));var s=[];n.partModel.get("videoId")&&(n.partModel.set("youtube","https://www.youtube.com/watch?v="+n.partModel.get("videoId")),s.push({video:!0,ref:n.partModel.get("videoId")})),n.partModel.get("photoUrl")&&(n.partModel.set("photos",n.partModel.get("photoUrl")),s.push({photo:!0,ref:n.partModel.get("photoUrl")})),n.partModel.set("text",e[1].text),n.editor=new n.subviews.editor({model:{title:n.partModel.get("title"),text:n.partModel.get("text"),partId:n.partModel.get("id")}}),n.media=new n.subviews.media({bgCover:n.model.get("cover"),coverTimestamp:n.model.get("cover_timestamp"),media:s,isEditable:!0}),a.te.push("event","writing",null,null,"start",{storyid:n.model.get("id"),partid:n.partModel.get("id")}),n.partModel.set("showRevisions",a.wattpad.testGroups.WRITER_REVISIONS),n.partModel.set("errors",0),n.listenTo(n.partModel,"change",n.showSavingIndicator),n.$el.html(n.template(n.partModel.toJSON())),n.setRegions(),n.listenToOnce(n.partModel,"change",function(){n.partModel.get("draft")&&(n.autoSaveTimeout=a.setInterval(function(){n.autoSave()},1e4),n.listenTo(n.partModel,"autosaved",n.autosaveComplete))})}),this},setRegions:function(){this.$(this.regionTags.media).empty(),this.$(this.regionTags.editor).empty(),this.setRegion(this.regionTags.media,this.media.render()),this.setRegion(this.regionTags.editor,this.editor.render())},bindListeners:function(){var n=this;$(a).bind("beforeunload",function(){return n.checkUnsavedChanges()}),this.listenTo(t,"works:editor:titleChanged",function(a){n.partModel.set("title",a)}),this.listenTo(t,"works:editor:remove-image",this.removeImage),this.listenTo(t,"works:editor:remove-video",this.removeVideo),this.listenTo(t,"works:editor:add-image",this.addImage),this.listenTo(t,"works:editor:add-video",this.addVideo),this.listenTo(t,"works:editor:text-updated",this.onTextUpdated),this.listenTo(t,"works:editor:show-revisions",this.onShowRevisions)},showSavingIndicator:function(){this.partModel.get("draft")?this.$(".save-indicator").text(e.trans("saving...")):this.$(".save-indicator").text(e.trans("with unsaved changes")).addClass("warning")},checkUnsavedChanges:function(){var a=_.without(Object.keys(this.partModel.changed),"errors","error_count","story_url","upload_msg","id","modify_date","cover_url");return thiB
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top