Comeback [Imayoshi Shochi]

GAWD!! Horror-senpai Requested by @alcor99 xD

warning gaje syalalalala absurd/? Chapter (agak) panjang/? dan.. Happy reading 'u')a

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kau dan imayoshi sudah menjalin hubungan sejak awal SMA. Sejauh ini hubungan kalian baik-baik saja, bahkan kalian masuk di universitas yang sama. Meski begitu, belakangan ini kau merasa imayoshi sedikit menjaga jarak denganmu. Bukan karena skripsi yang akan ia tulis atau pekerjaan yang ia geluti. Kecurigaan mulai menghampirimu. Apa lagi setelah mendengar sahabatmu mendesus jika imayoshi selingkuh darimu.

Oleh sebab itu kau mulai menyelidikinya. Mulai dari memeriksa log panggilan serta email di ponselnya, sampai menguntit kemana ia pergi. Seperti saat ini, kau sengaja membolos jam kuliah dan mengikutinya pergi ke suatu kedai. Imayoshi duduk di dekat jendela sementara kau bersembunyi di sebrang jalanan di depan jendela imayoshi duduk. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang.

Tak butuh waktu lama, orang yang ditunggu pun datang. Seorang wanita cantik dengan style pakaian yang modis. Ia membungkuk, kedua tangannya di letakkan di bahu imayoshi, serta bibirnya mencium kedua pipi pacarmu. Wanita itu duduk di hadapannya kemudian mereka mulai bercakap-cakap.

Dadamu terasa sesak, jantungmu berdebar, dan pandanganmu mulai berkaca-kaca. Kejadian barusan cukup membuatmu terpukul. Batinmu menolak apa yang ada di hadapanmu, kenyataan bahwa pacarmu selingkuh. Kau pulang ke rumahmu secepat yang kau bisa.

Sesampainya, kau melompat ke atas kasur, memeluk bantal dan tubuhmu, kemudian melepas tangisan yang sedari tadi kau tahan. Melewatkan makan malam, serta mengabaikan suara ponselmu. Hanya ingin sendiri, dan merenungi apa yang kau lihat di kedai itu.

SKIIP

Seseorang mengetuk pintu kamarmu. Suara itu membangunkan dirimu dari tidur singkat. Tanpa sadar kau menangis sampai ketiduran. Sekelilingmu telah menjadi gelap.

"[y/n]! Buka pintunya, tolong" suara memanggil dari balik pintu tak asing di telingamu.

Imayoshi shoichi.

Kau ambil nafas dalam-dalam, menyiapkan dirimu untuk berhadapan dengannya. Keputusanmu sudah bulat, kau akan mengakhiri hubungan kalian sekarang.

Kau buka pintu kamar yang terkunci, kemudian mendapati imayoshi berdiri menghadapmu.

"[y/n]? Ada apa dengan mata sembab habis menangis itu ?" imayoshi membuka mulutnya. Kau menatap metanya yang seperti tertutup. Senyum kecil muncul di bibirmu, setelah ini kau tak berani menatapnya sedekat ini.

"ne, shoichi. Ayo kita sudahi saja hubungan kita sekarang." Ujarmu tanpa menatap wajahnya. Kau tak kuasa jiha harus melihatnya.

Kelopak-kelopak mata imayoshi sedikit bertambah melebar, sehingga manik ravennya terlihat lebih jelas dari sebelumnya. "loh? Kenapa?" jelas ia kebingungan dengan apa yang ucapkan padanya. ia merasa tak pernah membuat kesalahan apa pun. Ia bersikap baik padamu. Tadi pagi kau masih biasa saja, lalu kenapa sekarang kau jadi begini? Itu membuatnya bingung.

"aku sudah tahu semuanya. Belakangan ini kau sering menemui perempuan kan? Aku sudah tahu." ujarmu menjelaskan.

"ah, kau sal-"

"aku tak mau dengar penjelasan apa pun. Ini sudah berakhir. Sekarang tolong pergi dari rumahku." tanpa memberikan imayoshi kesempatan bicara, kau menutup pintu kamarmu tepat di hadapannya. Meninggalkannya terpaku.

Imayoshi mengerti kalau disaat seperti ini kau tak akan mau mendengar apa pun yang ia ucapkan. Seperti percuma. Jadi ia putuskan untuk meninggalkanmu sekarang. "pergilah makan malam. Jangan buat Ibumu khawatir. Kita bicara lagi besok. Selamat malam, [y/n]" ujarnya sebelum beranjak pergi.

Sebenarnya imayoshi tak ingin berpisah denganmu, jadi ia akan berusaha memperbaiki hubungan kalian,

Dimulai,

Esok hari.

SKIIIP

Pagi hari kau terbangun karena ponselmu berdering. Kau lihat nama kontak yang tertera di sana, 'imayoshi shoichi' mantan pacarmu. kau letakkan ponselmu di bawah bantal sehingga suaranya tak terlalu terdengar, kemudian pergi mandi. Kau tak mempedulikannya.

Seusai mandi dan berpakaian rapih, kau cek ponselmu. Ada 25 panggilan masuk sejak tadi malam, dan 15 email masuk, serta satu pesan suara. Semuanya dari imayoshi. Jemarimu bergerak membuka pesan suaramu. Pertama kau mendengar lagu mengalun:

...Back then, back then

All the countless nights when I met you

I think of them with open arms

Please appear before me over the destiny
Come back to me, the fool who couldn't tell you about my longing... [2AM – Over The Destiny]

Mendengarnya membuat dadamu terasa sesak kembali. Perpisahan itu sangatlah tak kau inginkan. Jauh dalam hatimu, kau sangat mencintainya.

SKIIIIP

Berita tentang hubunganmu dan imayoshi putus ternyata menyebar luas dengan lebih cepat dari yang kau duga. Terutama dari sikap si pria yang agresif mendapatkan perhatianmu sementara sang gadis yang mengacuhkannya terus menerus. Berbagai macam cara ia gunakan untuk mendapatkan perhatianmu. Ia hanya ingin kau mendengarkan. Misal, seperti saat ini, di sela sela jadwal kelas yang kosong, ia menarikmu pergi ke suatu tempat.

"eh, oi! Lepas! Shoichi!" kau berusaha melawan, namun apa dayamu? Tenaganya lebih besar dari pada yang kau miliki. Semua mata orang yang kalian lewati menatap, menambah perasaan malu dalam benakmu.

"kita harus bicara" sahut imayoshi penuh tekanan. Ini berbeda dengan ia yang biasanya. Kali ini seperti, ia serius dan nampak mengerikkan. Sikapnya membuatmu ketakutan. Perlahan kau menghentikan perlawananmu, dan mengikutinya berjalan.

Ia membawamu ke suatu kelas kosong, kemudian membantingmu ke dinding disana. Jangan lupakan ia menapitmu dengan kedua lengannya yang menggebrak dinding di belakangmu hingga kau tersentak kaget. Beruntungnya sedang tak ada orang di sana.

"kau melihatku di kedai dekat sini, dengan perempuan pirang, iya kan?" tanpa basa basi imayoshi menanyaimu langsug ke inti permasalahan. Jawabanmu hanya anggukan kecil.

"kau pikir aku selingkuh? Dia itu kenalanku, bukan pacar atau selingkuhan." Lanjut pria berkacamata yang kini melipat kedua tangannya di depan dada di hadapanmu. Kau butuh mengangkat kepalamu untuk berbicara dengannya karena perbedaan tinggi dan jarak yang hanya beberapa inchi ini.

"kenalan? Yang kulihat tak seperti itu. aku yakin mataku tidak minus untuk melihat ia menciummu" ujarmu berusaha tenang dari rasa takut. Hawa mengerikan masih saja mengelilingi tubuh tingginya, yang jelas membuatmu tak nyaman.

"tidak, itu tak seperti itu." ia membetulkan letak kacamatanya. "dia memang punya kebiasaan yang aneh." lanjutnya.

"kalau begitu, beritahukan aku namanya, kalian kenal dimana, dan kenapa kau mau dicium mesra olehnya? teman ada ya yang seperti itu?" kau tak bisa menahannya, emosimu mulai keluar. Rasanya ingin menangis setiap mengingat kejadian itu. dadamu sesak, suaramu mulai pilu.

Imayoshi tak menjawab pertanyaanmu, ia membisu menatapmu. Meski ia ingin mengatakannya, lidahnya telah menjadi kaku. Kemudian jemari panjangnya meraih dagumu sementara bibirnya menyentuh bibirmu. Ia menciummu lembut dan hati hati, seolah kau mudah rapuh.

Anehnya tubuhmu tak memperlihatkan suatu perlawanan apapun. Meski hatimu terluka, jauh dalam benakmu kau merindukannya, merindukan ciumannya. Sayangnya hatimu telalu sakit untuk menerimanya.

Tanpa sadar air mata kembali menetes di sudut matamu. Imayoshi menyadarinya dan menyekanya seraya menyudahi ciumannya. "aku tak bisa memberitahumu sekarang." Ujarnya sedikit berbisik di telingamu. Jawaban yang tak menjawab.

"kenapa? Mau sampai kapan? Kau tunggu apa lagi? Tak punya jawabannya huh?" ujarmu kesal. imayoshi mengusap belakang kepalanya, ia kebingungan harus berkata apa. Ia diam lagi, itu sebabnya kau mengambil langkah meninggalkannya di ruangan itu.

"Tidak peduli berapa banyak kau mendorongku untuk pergi, aku akan terus bersamamu sampai akhir. Kamu tidak akan bisa pergi ke mana-mana" ujar imayoshi sebelum kau benar-benar menghilang ke luar ruangan.

SKIIIIP -,-)/ alay & fujo mode.. on!

Cukup dengan kejadian di ruang kelas kosong bersama imayoshi waktu itu. sekarang kau merasa sudah sedikit tenang, dan otakmu sudah jernih dari sebelumnya. tiba-tiba saja kau berpikir kalau ada baiknya juga kau bicara sekali lagi dengan imayoshi. Nyatanya memang kau masih mencintainya. Well, imayoshi saat itu berkata kalau belum saatnya, jadi kau akan diam diam menunggu saat itu tiba. Entah kapan dan apa itu.

Kemudian sesosok wanita yang rasanya tak asing kau lihat sedang berjalan menyusuri koridor di hadapanmu ketika sedang dalam perjalanan menuju kelas berikutnya. Ia melihatmu seraya tersenyum.

"[last name]-saan~!" ia berlari kearahmu. Wanita ini yang kau lihat sedang bersama imayoshi tempo hari. Rasanya ingin lari tapi kakimu tak mau bergerak sama sekali. Terlambat..

"omaigad omaigad persis seperti yang ada di foto, kau cantik sekali oh ghaad~" Wanita itu memelukmu kemudian mencium kedua pipimu. Semua orang yang ada di koridor itu memperhatikan kalian. memikirkannya membuat pipimu memerah, fujodanshi bersorak secara mengumpat melihat adegan nyerempet 'yuri' sebagai asupan/? mereka.

"A-AP-AP-APAAN BARUSAN?!" bentakmu segera menjauhkan dirimu darinya. Wanita di hadapanmu memiringkan sedikit kepalanya kebingungan.

"kenapa? Eeh.. mana calon suamimu? Ponselnya tak dapat dihubungi, jadi ku pikir akan menemukannya di kampus" ujar wanita asing di hadapanmu tanpa dosa.

"suami?" setidaknya perkataaanya sukses membuat keningmu berkerut. Gadis di hadapanmu mengangguk semangat. "kami sudah putus, jika maksudmu itu imayoshi" kau menambahkan.

"eeh?? Kenapa?? tapi bagai mana dengan per- .... dia tak bilang apa apa." Ah, gadis ini tak sadar diri, pikirmu.

"sudah berakhir. Permisi" kau melenggang melewatinya dengan tenang. Namun belum juga melangkah jauh dari wanita itu, ponselmu berdering. Panggilan dari kasamatsu.

"[y/n], di depan gerbang kampus.. i-imayo- YA TUHAN HANCUR! –eh? HWAAA!!" banyak suara yang kau dengar di seberang line sana membuatmu pusing.

"apanya yang hancur? Imayoshi kenapa?" tanyamu ragu. Tenggorokanmu terasa kering. Takut terjadi apa apa pada mantanmu. Sekali lagi ku perjelas, kau masih mencintainya.

"singkirkan motornya dulu! – hati hati kakinya! – itu ambulancenya! – kasamatsu! Jangan hanya diam! – eeh.. gomen, sebaiknya kau ke rumah sakit sekarang. Imayoshi membutuhkanmu!" TUUUUT... Panggilan berakhir begitu saja.

Lenganmu lemas seketika. 'Motor? ambulance? Apa? Apa yang terjadi pada imayoshi? Ia mengendarai motor tadi pagi, tapi..'

Grab!

Seseorang menraih tanganmu. Ternyata itu okamura. "kau harus ikut sekarang, kerumah sakit." hanya dengan berkata seperti itu, okamura menarikmu pergi melewati gerbang kampus. Kau tak bisa melawan karena energinya lebih besar darimu. Wanita tadi mengikutimu kalian dari belakang, meski jauh, namun ia bisa mengejar. Kau menduga sesuatu yangburuk sedang terjadi pada imayoshi, namun batinmu berdoa hal itu tidaklah parah.

Sesampainya di sana kasamatsu menyambut kalian, "[y/n]!" ia menghampirimu dengan wajah yang sedikit pucat.

"apa yang terjadi? Mana imayoshi?"

"tenang, jangan panik. Dia ada di dalam sedang istirahat" Kasamatsu berusaha menenangkanmu, namun itu malah memperburuk keadaan. Pikiranmu menjerumus semakin buruk.

kau mengintip ke jendela pintu yang ada di belakang kasamatsu, disana imayoshi duduk di atas atas kasur, sambil memandangi kakinya yang diperban. Sudut matanya melihatmu, ia menatapmu dengan senyuman khas seraya memanggil namamu.

Dadamu kembali sesak, kau menjejakkan kakimu untuk kabur. Namun okamura berdiri menghalangi jalanmu. "jangan lari, kau seperti pengecut, [y/n]" itu kasamatsu yang berdiri di sebelah okamura seraya melipat tangan di depan dadanya. Mereka membuatmu tak bisa kabur.

Seorang lagi datang menghadangmu. Yaitu wanita yang melakukan adegan menyinggung 'yuri' padamu. "well well aku lupa memperkenalkan diri. Aku veronica bezallite agen pre-wedding." Wanita itu mengulurkanmu kartu namanya secara paksa ke tanganmu.

"pre-wedding?"

"naah nanti saja basa basinya, cepat sana!" kasamatsu sedikit membentak, sedangkan okamura mendorongmu masuk ke ruangan imayoshi berada.

"h-hei" sapamu kaku pada imayoshi yang masih tersenyum.

"hei." Sahutnya. Perlahan kau berjalan mendekatinya, anehnya jantungmu sedikit berdebar.

"apa yang terjadi?" tanyamu takut-takut.

Imayoshi masih saja tersenyum, bahkan senyumannya semakin lebar. "jadi? Apa ini? Kau masih mengkhawatirkanku?" ia menggodamu.

"a-.. eh.. m-mereka memaksaku kesini" ada sedikit semburat merah di pipimu.

"haha, yah.." suasana kembali diam.

"jadi..?" namun kau masih penasaran apa yang terjadi pada imayoshi. Yep, dia mengetahuinya.

"kecelakaan kecil."

"apanya yang kecil?-"

"lihat? Kau khawatir [y/n]"

"tck! Terserah lah." Kau memutar bola matamu, melipat kedua tanganmu di depan dada, dan melirik ke arah lain. Imayoshi diam sebentar, maniknya menatap pintu di belakangmu.

"kurasa kau sudah bertemu veronica, ya?" imayoshi membuka mulutnya. Pipimu terasa panas, teringat apa yang veronica katakan padamu.

"n-ne, soal itu.." kau sengaja memutus perkataanmu untuk mengumpulkan keberanian. "kenapa kau bertemu agen pre-weding seperti itu?" pertanyaan ini sedikit memalukan, sebenarnya.

Imayoshi terkekeh meresponnya. "kemarilah" ucapnya. Kau maju selangkah dengan kewaspadaan mendekatinya, entah apa yang akan ia lakukan. "aku menunggu waktu yang tepat, sampai persiapannya siap. tapi sebelum itu kau malah minta putus dariku. Tidak, aku takkan melepaskanmu begitu saja. aku menemuinya untuk mempersiapkan pernikahan kita" lanjutnya kemudian mengambil gulungan kertas di dekatnya. Ia membukanya dan menunjukkanmu apa isinya.

Itu bunga [fave flower] [fave color] yang sudah hancur. "bunganya hancur gara-gara tadi. Dan.." sekarang ia menggerakkan tangannya kepada orang-orang –tepatnya veronica– yang mengintip di pintu untuk masuk.

Veronica mengerti maksudnya, ia merogoh tas jinjingnya selagi masuk kesana. Ia mengulurkan kotak kecil pada imayoshi yang sudah ia buka penutupnya, sebelum akhirnya keluar lagi. Ada cincin didalamnya, imayoshi menyodorkannya padamu.

"yaah, kita telah lalui banyak waktu bersama. Bagaimana aku bisa membiarkanmu? Sekarang apa kau mau memperbaiki hubungan kita, dan pergi ke jenjang selanjutnya? Maukah kau memaafkan dan menikah denganku?"

DEG!

Kalimat yang paling kau tunggu, keluar melewati bibirnya. Kata-kata manis yang mampu membuat kedua kakimu terasa seperti jelly. Pertanyaan yang akan kau jawab dengan kata..

"ya" kau mengangguk pelan berusaha menahan agar tangismu tak pecah. Namun percuma. Air matamu berjatuhan, itu adalah air mata kabahagiaan.

Imayoshi melebarkan kedua lengannya, sebagai tanda ia ingin memelukmu. Tentu, kau lingkarkan lenganmu di pundaknya, memeluknya dengan perasaan campur aduk. "maaf, Aku yang salah, shoichi, maaf aku tak mendengarkanmu." Ujarmu disela sela isakkan.

Imayoshi membalas membelai suraimu lembut dalam dekapannya. "daijoubu" beberapa detik kemudian ia melepas dekapannya untuk menatap lurus pada bola matamu yang berkaca-kaca. Ia mengambil jemarimu untuk memasangkan cincin yang ia genggam.

Kau menyeka pipimu dengan tangan yang satunya seraya berkata, "tapi yang kau katakan itu berlebihan aho" dan membuat imayoshi terkekeh.

"aku tak bisa membiarkanmu pergi, bahkan jika aku mati." Ia mencium cincin di jarimu.

"psssk.. yaampun" sekali lagi kau memutar bola matamu.

"tapi kau menyukainya~" goda pria raven dengan seringai khasnya.

"tidak-" ucapanmu terputus karena imayoshi mendekapmu kembali. Kali ini untuk meletakkan ciuman di bibirmu. Semua yang melihat moment itu ikut terharu serta bersukacita untukmu, dan imayoshi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

hehe gimana nih? Perdana nulis imayoshi ;w; ooc gak ya? Semoga kagak ;w; bantu aku tingkatkan ke-ic-an chara dengan tinggalkan krisar di komentar yaa '_')/

Btw ini chapter bikin baper ;-; (udah tau baper kenapa ditulis aja? //didemo) sebagian kisah diatas itu kisah nyata, kecuali cara penyelesaiannya yang sedikit berbeda, hoho.

Thanks untuk doi, berkatnya aku dapat inspirasi buat nulis chapter ini meski bingung nentuin judulnya .-. next time aku bakalan ngbunuh itu cowok satu :''' //plakk//

Voment?

NEXT:

gak tau yang mana duluan: Midorima, Aomine (@aokyubi), Himuro (@Mikorin15), Kise x Reader x Nijimura

Kasamatsu (@Emperornoise @AlyssaSacnite)

love,

Alice

UoR̠TU'

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top