♥ 1 ♥

Nama chara : Sugawara Koushi

What if : Dia mengundang reader ke pernikahannya

Request from mortend

Haikyu!! © Haruichi Furudate

♥♥♥  

Kau duduk terdiam sambil memegangi sebuah surat undangan pernikahan yang bercorak mawar putih. Tanganmu kau letakkan di depan mulut guna meredam sebuah isakan kecil yang kapan saja bisa keluar karena melihat isi undangan itu. 

Akhirnya hari ini datang juga, hari dimana kau akan melepaskan semua kenangan yang kau rasakan bersamanya. Ya, dulu kau pernah menjalin hubungan bersama seseorang. Seorang pria yang dulunya adalah seniormu di Karasuno High School, seorang pria yang diam-diam kau sukai karena tingkah lakunya dan juga senyuman hangatnya. Kau sangat mencintainya, tapi apa daya jika dia akan menikah minggu depan bersama seseorang yang menurutmu lebih baik daripada dirimu sendiri.

...

Kring ... kring ... kring ...

Suara alarm mulai terdengar di indera pendengaranmu. Kau terbangun dengan wajah yang sangat kusut karena sudah seminggu ini kau habiskan waktumu hanya untuk menangisi pria itu. Kembali melihat tanggal, kau kembali menggigit bibirmu yang hendak mengeluarkan isakan tangis itu lagi karena hari ini adalah hari pernikahannya.

Kau pun beranjak bangun dan mulai bersiap-siap untuk menghadiri acara pernikahan itu karena kau teringat akan janjimu padanya. Sebuah janji dimana kau pasti akan menghadiri pernikahan itu dan melepaskan pria itu untuk selamanya.

Waktu yang kau butuhkan untuk bersiap-siap hampir memakan waktu 2 jam lamanya karena kau berusaha menenangkan diri sebelum pergi ke acara pernikahan itu. Kau kembali melihat penampilanmu di depan cermin. Sebuah gaun selutut dengan [favorite color] dan juga kau membiarkan rambutmu di gerai, tidak hanya itu kau juga merias wajahmu sedikit guna menutupi mata sembabmu akibat keseringan menangis.

Setelah merasa sudah pas, kau pun mulai keluar dari rumahmu dan mengunci pintu itu sebelum melangkah masuk ke dalam mobil menuju tempat pernikahan itu. Dalam perjalanan kau terlihat berpikir, hadiah apa yang akan kau berikan sebagai ucapan selamat untuk mereka nanti. Sesaat kau terdiam melihat sebuah gelang yang melingkar manis di pergelangan tanganmu. Sebuah gelang yang merupakan hadiah darinya sebelum kalian berpisah. 'Mungkinkah aku harus memberikan ini sebagai ucapan selamat untuk mereka?' 

Tak lama kemudian, akhirnya kau sampai juga di tempat tujuan. Kau pun mulai memarkirkan mobilmu di sebuah tempat parkiran khusus dengan sebuah kotak kecil di tanganmu. Sebuah kotak kecil yang berisi gelang yang sebelumnya kau pakai namun kau memilih untuk mengembalikannya sebagai 'ucapan selamat' yang memiliki banyak makna.

Melangkahkan kakimu, kau mulai memasuki sebuah tempat yang merupakan taman bunga mawar putih yang sangat indah yang menurutmu sangat sesuai dengan tema pernikahan mereka. Kau kembali berjalan dan duduk di tempat kursi nomor dua dari depan yang sebelumnya sudah di persiapkan khusus untukmu.

Detak jantungmu mulai berdetak lebih cepat ketika lagu pernikahan mulai di nyanyikan. Kau menoleh ke belakang dan melihat seorang mempelai wanita datang sambil membawa sebuket mawar putih dan merah. Tidak hanya itu, wanita itu tampak anggun dengan gaun pernikahan yang tampak pas di tubuhnya, wajahnya yang terkesan cantik sekaligus manis membuatnya tampak bersinar bagaikan bidadari ketika berjalan di atas karpet merah yang membentang. Kau juga mengenal wanita itu. Seorang wanita yang dulunya seniormu yang menjabat sebagai manajer klub voli Karasuno.

Kau juga berpikir bahwa wanita itu memang sangat cantik hingga tanpa sadar air matamu mulai turun dan melewati kedua pipimu yang mulus. Kau selalu berharap bahwa suatu saat nanti kaulah yang akan berdiri di atas altar bersama pria yang sangat kau cintai, tapi kini ... harapan itu telah sirna dan kau pun berakhir menerima nasibmu saat ini.

Kembali kau melihat ke depan, akhirnya wanita itu telah sampai di atas altar bersama seorang pria yang membuatmu terus kepikiran. Sesaat kau menahan napas saat pendeta mulai mengucapkan janji suci untuk pernikahan mereka hingga pada akhirnya mereka berdua sama-sama mengucapkan 'Ya' sebagai jawaban membuat hatimu terasa mencolos.

Kau pun langsung memejamkan mata kala pria itu mulai mencium bibir ranum milik wanita itu yang kini sudah menjadi istri sah dari pria yang kau cintai, Sugawara Koushi. Ya, nama pria itu adalah Sugawara Koushi, seorang pria yang sangat kau cintai.

Kau pun mulai berdiri untuk bersalaman sambil mengucapkan selamat pada mereka berdua. Di pandanganmu terlihat sangat jelas bahwa mereka menampilkan senyuman yang sangat manis yang menandakan bahwa mereka tengah berbahagia atas pernikahan mereka. 

Kau pun maju ke depan dengan senyuman yang terlihat di paksakan namun sebisa mungkin untuk terlihat tetap natural.

"Sugawara-san, Kiyoko-san, selamat atas pernikahan kalian ya," katamu disertai senyuman semanis mungkin meski di hatimu terasa sesak.

"Terimakasih [Name]-san," jawab Kiyoko dengan senyuman pula, sedangkan Sugawara terlihat ikut tersenyum meski di hatinya juga ikut sakit karena melihatmu bersedih.

"Oh ya, ini hadiah dariku. Semoga kalian bahagia, aku permisi dulu," katamu lagi sambil menyodorkan sebuah kotak kado kecil yang berisi gelang hadiah pemberian dari Sugawara. Kau berpikir bahwa gelang itu sudah seharusnya untuk di kembalikan kepada orang yang tepat. Setelah itu, kau pun langsung pergi tanpa mendengar panggilan dari Sugawara dengan tangannya yang hendak meraihmu namun tidak sampai.

Kau terus berjalan, keluar dari tempat itu dengan tergesa-gesa dengan sebelah tanganmu yang menutup mulutmu yang hendak mengeluarkan isak tangis dengan air matamu yang kembali turun melewati kedua pipimu dengan mulusnya.

Kau juga mulai memasuki mobil itu, menghidupkan mesin mobil itu dan langsung tancap gas. Kau masih saja memikirkan pria yang sudah memiliki istri itu, bahkan kau juga mengutuk dirimu sendiri karena terus menangisi pria itu. Di saat pikiranmu tidak jernih, sebuah truk mulai terlihat dari arah depan mengarah ke arahmu hingga kecelakaan itu tidak dapat terelakkan.

Ckiit ... Brak

Sebenarnya kau menyadari bahwa di depanmu akan ada truk yang melintas tapi kau tetap tidak mau menghindar dari truk itu sehingga truk itu menabrak mobilmu. Mobil yang kau gunakan terlihat rusak parah di bagian depan, kau yang duduk di depan kursi pengemudi hanya bisa menatap kosong dengan kepala yang penuh bersimbah darah. Tubuhmu terasa kaku dan juga mati rasa, detak jantungmu juga semakin lama semakin melemah. Kau yang merasakan bahwa hidupmu takkan lama lagi mulai berharap sebelum akhirnya kau menghembuskan napas terakhir dan menutup mata untuk selamanya.

'Aku berharap untuk kehidupanku yang selanjutnya kita di pertemukan kembali dan hidup bahagia bersama selamanya. Hanya ada kau dan aku.'

~ Tamat ~

♥♥♥

Bagaimana ceritanya? Gaje kah? Gomen, kalau dirimu gak dapat feel nya bahkan menunggu lama T_T
Itu karena ini pertama kalinya ku buat cerita yang seperti ini. Tapi ... semoga kamu suka ya mak mortend

By Chika_ko

Bonus Pict :'v

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top