xxx - The Chocolate Tasted Weird
Participant and Pairing:
Healerellik – ErnestOCha
Kurogane_Luna – SenAi
.
.
.
ErnestOcha
"Aku pulang."
Suara pintu yang tertutup disusul oleh hentakan sepatu yang dilepas mengiringi desahan lelah dari Ernesto. Seraya melonggarkan dasi, dia pun memasuki rumah hingga menemukan sesosok wanita berambut pendek yang tengah memainkan ponselnya di ruang tengah.
"Ocha? Kau sudah pulang?" tanyanya heran, sebab tidak biasanya wanita yang bekerja sebagai dokter spesialis itu pulang dari rumah sakit pada waktu seperti ini. Di satu sisi, Ocha yang rupanya tengah memainkan game hanya mengangguk singkat.
"Baru saja kok. Kebetulan aku bertukar shift dengan rekanku, jadi aku bisa pulang terlebih dahulu." Menekan bagian tengah layar, Ocha sempatkan diri menengok ke belakang, "kau sendiri bagaimana? Apakah di kantor baik-baik saja?"
Ernesto pun menjawab dengan senyum lebarnya, "sedikit melelahkan karena aku menemani Bos Candela untuk melakukan beberapa pertemuan dengan para kolega perusahaan. Tapi semuanya lancar kok."
"Baguslah. Kalau begitu, kau mandi saja dulu. Akan kusiapkan makan malam untuk kita."
"Kau belum makan?" Gelengan Ocha mendapat sentilan kecil dari lelakinya. Membuat wanita itu terkekeh pelan, "aku menunggumu tahu."
Ernesto mengulum senyum. Perubahan raut wajah pada wanitanya itu membuat hatinya menghangat, sebab dia tahu itu adalah ekspresi khusus untuk orang-orang tertentu. "Lain kali aku akan mengabarimu, jadi kau bisa makan duluan jika aku pulang telat."
Melayangkan kecupan singkat pada puncak kepala Ocha, Ernesto pun bergegas untuk membersihkan diri sebelum sang istri mengomelinya lagi.
***
Sehabis makan malam, keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan menonton bersama. Terlebih besok adalah akhir pekan. Ditambah dengan fakta bahwa Sunny dan Rafaela sudah tidur, maka kesempatan itu pun tidak mereka lewatkan.
Walaupun televisi menyala, nyatanya mereka lebih larut dalam pembicaraan masing-masing. Membicarakan bagaimana mereka melalui hari di tempat kerja masing-masing. Termasuk Ocha yang uring-uringan karena salah satu pasiennya.
"Baru kali ini aku mendapatkan kasus di mana saraf tulang belakang pasienku terjepit karena mereka terlalu hiperaktif sebagai suami istri," gerutu Ocha. Ernesto yang mendengarkan itu sebisa mungkin menahan tawanya.
"Bahkan mereka bisa-bisanya menanyakan cara aman untuk bermain selama masa terapi mereka."
Refleks terbatuk mendengarkan itu. Ernesto pun berdeham beberapa kali, sebelum mengelus kepala Ocha beberapa kali. "Yah, namanya juga manusia. Mungkin saja mereka pasangan baru, jadi rasa penasaran mereka masih tinggi."
Biarpun Ernesto sudah mencoba menenangkannya, tapi sepertinya Ocha sudah terlampau kesal. Membuat lelaki itu memutar otak sampai akhirnya mengingat sesuatu. Dia pun beranjak dari sofa, lalu kembali dengan cepat. Ada sebuah kotak di tangannya.
"Apa itu?"
"Ah, ini hadiah dari salah satu kolega yang berasal dari Belgia. Dia memberikan ini untuk semua orang yang datang. Kau cobalah." Ernesto pun membuka kotak bertuliskan 'Havana' tersebut yang ternyata berisikan cokelat batang yang memiliki ukiran emas di atasnya. Setelah meletakkan di atas meja, dia pun mengambil sebuah untuk Ocha.
"Aaaa ...." Gestur Ernesto yang hendak menyuapi cokelat itu membuat wajah Ocha sedikit memanas.
"Aku bisa ambil sendiri tahu," dengkus Ocha, tapi dia justru memakan setengah potongan yag disodorkan. Ernesto pun sumringah karenanya.
"Bagaimana? Bagaimana? Bos Candela bilang ini cokelat ekslusif dari seorang chocolatier terkenal di sana."
"Rasanya ... sedikit aneh."
Melihat raut wajah Ocha yang mengerut tentu saja membuat Ernesto menjadi kaget. Maka dia pun segera memakan potongan yang tersisa, Dia terdiam, seolah mencoba menghayati apa yang lidahnya rasakan.
"Hmm ... ada rasa rum, lalu cognac, ..." Ernesto dengan cepat memeriksa kotak cokelatnya sekali lagi, kemudian menepuk jidat, "... ah pantas. Ternyata ini ada campuran tembakaunya."
"Eh? Tembakau untuk rokok?"
Ernesto mengangguk, "sekilas, memang ada bau asap rokok sih." Maka dia pun menutup kembali kotak tersebut dan memasukkannya kembali ke dalam kantong yang ada; dia ingat Ocha tidak suka hal seperti itu.
"Maaf aku tidak memeriksanya kembali."
"Bukan salahmu kok. Lagipula ini pemberian orang." Ocha menyandarkan punggungnya dan berkata, "tapi rasanya benar-benar aneh di lidahku."
Dia hanya menatap heran kepada Ernesto yang mendekat dan merangkulnya dari belakang. Lantas mendelik tajam begitu sang suami tersenyum kecil dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Mau aku bantu hilangkan rasanya dengan cepat?"
__________________
SenAi
Gen sedikit bergidik melihat apa yang tengah dilakukan Senkuu di dapur yang tampaknya sudah beralih fungsi menjadi 'lab' untuk pemuda berambut mirip sawi terkait. Ada batin yang menyesal sudah membiarkan Senkuu memasak di dalam sana, padahal Gen sendiri tau bahwa Senkuu merupakan penganut memasak adalah bentuk lain dari bereksperimen kimia, dan Gen sendiri sangat tau kalau itu salah besar.
'Harusnya aku hentikan Senkuu-chan tadi, dan ajak dia pergi ke toko saja.' Gen menggelengkan kepala atas kelalaiannya. "Ainawa, maafkan aku, tapi aku sudah berusaha sebaik mungkin." Si rambut dwi warna itu memasang pose berdoa demi keselamatan sosok perempuan yang merangkap sebagai pacar dari seorang Senkuu.
"Senkuu-chan. Kita beli coklat saja di toko, bagaimana? Coklat yang kau buat itu agak mengkhawatirkan." Itulah yang dikatan oleh Gen kala melihat betapa mengenaskannya coklat yang barusan akan didinginkan itu. Bahkan dari baunya saja sudah diyakini bisa mengantar orang ke UGD terdekat.
"Omong kosong! Ini akan menjadi coklat paling fenomenal!" Senkuu mengakhiri perkataannya gelak tawa layaknya orang yang tengah kerasukan. Teman si sawi hanya bisa menghela napas berat, sedikit meminta pengampunan pada siapapun yang akan memakan 'kreasi' Senkuu nantinya. Sungguh Ainawa yang malang.
"Nah mari kita beri ini ke Ainawa."
"SENKUU-CHAN!"
***
Hidung Ainawa mencium bau pekat yang tak sedap di penciuman, membuat si gadis spontan menahan mual ketika aromanya menerpa hidung. "Ugh bau apa ini—"
"Halo Ainawa, sungguh waktu yang pas sekali, bukan?"
Perempuan berkacamata itu menelan liur tak enak. Entah kenapa hawa si rambut sawi itu terasa sangat tidak ramah lingkungan, terutama lagi pada kontainer transparan yang berisikan balok balok coklat yang berwarna hampir mirip dengan warna tinta pen yang biasa digunakannya.
"Kau kan suka manis, kau pasti tau Charlie and the Chocolate Factory, kan? Kau pasti tau permen karet 3 makanan itu, kan. Lihatlah, coklat dengan 5 rasa makananku!" Jika bisa jujur Ainawa merasa ada petir yang menyambar dirinya di siang bolong.
Gen di belakang Senkuu tertangkap di mata Ainawa, tengah menggeleng kuat-kuat seperti mengatakan Ainawa tidak seharusnya memakan coklat terkait. Gadis berambut panjang itu dilema, dari baunya saja sudah tidak meyakinkan, tapi coklat itu adalah kerja keras dari Senkuu yang dilarang ke dapur. Satu saja tidak akan menyakiti siapapun kan—
BRUK
"AINAWA?!"
"Hm, apa aku salah resep ya?"
"SENKUU! KAU APAKAN TEMANKU?!"
Selain baunya yang tidak enak, Ainawa belajar kalau rasanya jauh lebih tidak enak.
Published 30th of March, 2022
#PAW
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top