xv - They're Agents
Participant and Pairings:
RainAlexi123 → LeRyn
MoonElegy → SamaRain
.
.
.
LeRyn
By: RainAlexi123
Levi menatap perempuan yang duduk di depannya dengan alis berkerut, sebelum akhirnya menghela napas panjang lalu duduk di seberang sang perempuan.
"Ryn."
Si pemilik nama hanya mengembungkan kedua pipinya seperti anak kecil.
"Aku sudah minta maaf, kan?" tanya Ryn mendengus kesal.
"Kau pikir kata maaf akan menyelesaikan semua ini?" balas Levi membuka kotak yang ada di antara mereka, "lihat lukamu itu, dan kau masih berani berkata seperti itu?"
Ryn hendak menjawab, namun kapas yang dibasahi dengan povidone iodine langsung menyentuh luka di pipinya—membuat sang perempuan meringis kesakitan.
"Kau harus ingat posisimu itu sangat berbahaya," ucap Levi mengobati Ryn yang dipenuhi oleh luka sayat, juga beberapa luka gores.
"Aku tahu," sahut Ryn menghela napas, "aku selalu berhati-hati, kan? Baru kali ini saja aku sedikit ceroboh," gumamnya kemudian.
Lara Ryn, atau yang biasa dipanggil Ryn, adalah informan dari kelompok yakuza ternama di kota. Seperti yang dia katakan, dirinya bukanlah informan amatir yang mudah membahayakan nyawa mereka. Bahkan bisa dibilang Ryn adalah salah satu informan terbaik di kota.
Mendengar penuturan penuh percaya diri Ryn membuat Levi diam, sebelum akhirnya sang laki-laki menempel plester di pipi Ryn sebagai perawatan terakhir darinya.
"Said someone who get distracted by tea shop."
Namun namanya manusia, pasti pernah berbuat salah ... kan?
"Tapi tapi tapi!" protes Ryn tak terima, "kau pasti akan berhenti juga jika mencium aroma daun teh yang keluar dari toko itu!"
"Setidaknya aku akan berhenti saat tahu diriku tidak dikejar kelompok musuh!"
Levi sendiri adalah second-in-command dari kelompok yakuza yang Ryn ikuti. Lebih tepatnya, dialah atasan yang berhak memberi Ryn perintah untuk mencari informasi terkait suatu hal atau seseorang.
"Ehehe," hanya itulah balasan Ryn saat tahu dirinya salah.
Levi sendiri kembali menghela napas, memperhatikan Ryn yang mulai menceritakan toko teh yang dia maksud barusan, toko yang mengalihkan perhatiannya—yang hampir membuat Ryn tertangkap oleh kelompok musuh.
"Ya, setidaknya kau selamat."
Setelah itu tangan Levi terangkat, menarik pipi Ryn yang tidak terluka.
"Adududuh!"
"Ke depannya aku akan mengurangi jatah misimu, sebagai peringatan."
"Eh!?"
__________________
SamaRain
By: MoonElegy
Malam runtuh seluruhnya, dibawa angin menari-nari diantara abu dan hawa panas di dekat nyala api. Sepasang mata merah tak berkedip memandang lidah-lidah api penuh cabang yang melahap segala yang ada di dekatnya. Kacau sudah, tak seharusnya jadi begini.
Peraturan pertama, bergerak dalam bayang-bayang.
Peraturan kedua, identitas diri harga mati.
Peraturan ketiga, perintah adalah mutlak.
Samatoki Aohitsugi sudah gila, pernah jadi yang terbaik dalam pekerjaannya dan kini menghancurkan segala miliknya dengan sia-sia. Tapi, apa sesungguhnya miliknya? Ah, bahkan ia tak memiliki dirinya sendiri. Otoritas atas tubuhnya, kehidupannya, jati dirinya, sudah musnah sejak ia bergabung dalam organisasi ini.
Hingga datang tangan menyentuh lukanya. Perih tentu saja, ia meringis kesakitan. Dalam mimpinya tangan itu selalu datang dan datang lagi membawa sakit yang makin lama makin menjadi. Hingga ada hari dimana ia menyadari bahwa lukanya sembuh perlahan-lahan. Tak ada lagi sakit yang menggerayapi, tapi masih tersisa satu lubang, lubang yang amat besar yang tak dapat diatasi oleh sang tangan. Maka ia memutuskan untuk melakukannya bersama-sama. Ia menggenggam tangan itu.
"Bagaimana kalau Inggris?" Samatoki bertanya dengan pandang yang masih lurus ke depan, tangannya menggenggam erat tangan seorang gadis yang berdiri di sebelahnya.
Samatoki menoleh pada gadis itu, rambut pirang sang gadis yang begelombang terlihat kusam pada ujungnya karena terpapar abu dari kebakaran besar di hadapan mereka. Tapi wajah cantik itu selalu bisa membuatnya terpesona walau tak ada senyum yang menghiasi di sana.
Gadis itu menggeleng. "Aku memang berasal dari sana tapi bukan berarti aku suka berada di sana."
"Oh, kau tidak akur dengan orang tuamu ya?" Goda Samatoki.
"Heh! bisa diam tidak?!"
"Haha lalu mau kemana, Rain?" Tanya Samatoki kembali.
Rain mengerutkan keningnya, matanya menyipit sedikit dengan bibir yang bergerak-gerak sedikit. Oh Rain, andai kamu tau apa yang sedang ditahan Samatoki saat ini melihat pemandangan menggemaskan di hadapannya ini.
"Umm, entahlah. Selandia Baru?"
"Oke, sudah diputuskan!"
"Eh, benarkah?!"
"Mau kesana bersamaku, kan?"
Rain balas memandang Samatoki, "iya." Jawabnya sambil mengangguk dengan senyum yang mekar perlahan di bibir pink merona itu.
***
Kebakaran besar terjadi di jembatan Daishibashi, Prefektur Kanagawa pada dini hari tadi. Belum diketahui pasti jumlah korban yang berjatuhan. Polisi menghimbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi kejadian. Diduga sebuah organisasi besar terlibat dalam kekacauan ini.
Published 18th of October, 2021
#PAW
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top