xlviii - They're Building a Snowman
Participants and Pairings:
Cuzhae - KiyoSoph
-KAGEYAMSMILK - TauMeli
queenofjoker_ - ToVierr
.
.
.
» KiyoSoph
Sophie memandang pemandangan luar jendela. Semalam sempat turun salju cukup lebat, menjelang siang baru mereda. Karena itulah halaman rumah tertutupi salju tebal. Mumpung Kashuu ada di rumah, Sophie akan menyuruh suaminya itu untuk mengeruk salju agar tidak menutupi jalan.
Sementara itu Kashuu tengah menebalkan kutek sewarna matanya pada kuku-kuku dari jari yang terbilang lentik. Tidak ada job syuting atau konser, karena itulah Kashuu berdiam diri di rumah.
"Kashuu keluarlah dan bersihkan salju sana," suruh Sophie kepada Kashuu. Sayangnya hanya dibalas lirikan sekilas dari sang suami.
Kuku yang selesai diberi warna diangkatnya sejajar wajah. "Kenapa tidak kamu saja, Sayang? Kutekku masih basah, itu akan membuatnya akan cepat hilang," kata Kashuu.
Sudah tidak tertolong memang. Kashuu dan cat kuku memang susah diganggu gugat. Sophie mengambil sekop besar di belakang, mengabaikan Kashuu yang masih mengagumi hasil karyanya. Meski dalam hati wanita Kiyomitsu itu teringin menenggelamkan diri dalam selimut hangat.
"Ternyata suamiku memilih mementingkan penampilannya. Mungkin istrinya kedinginan pun dia tidak akan peduli." Sophie mendramatisir perkataannya saat melewati Kashuu untuk membuka pintu depan.
Tentu itu adalah sindiran halus bagi Kashuu. Jika laki-laki itu menyadarinya.
***
Dalam kondisi hati yang dongkol Sophie menyingkirkan salju yang menghalangi akses jalan depan rumah. Dia sudah tidak peduli jika Kashuu benar-benar tidak mengacuhkan dirinya.
Melihat tumpukan salju hasil dari kerukannya, Sophie terbesit sebuah ide guna menghilangkan perasaan marahnya. "Mumpung salju masih padat, mari membuat manusia salju," ucap Sophie lalu tersenyum lebar.
Berangsur satu bulatan hampir jadi, tetapi saat dipadatkan salju itu membuyar kembali.
"Sini aku saja yang buat. Masa buat manusia salju saja enggak bisa." Entah tersambat apa Kashuu akhirnya menyusul Sophie keluar. Namun, Sophie pura-pura tidak mendengar dan mengabaikan Kashuu.
Karena tidak mendapat respons dari sang istri, Kashuu pun membuat manusia salju versi dirinya. Bukan pujian yang didapat, gelakan tawa justru yang terdengar dari Sophie. "Pfft ... niatmu mau buat Olaf–manusia salju–, atau badut Mixue, sih? Mana pakai tongkat sama mahkota palsu lagi. Sekalian nanti dipakaikan jubah merahnya jangan lupa, ya. Ahahaha!"
Mendengar ejekan tersebuat membuat samar rona merah menjalar di pipi Kashuu. Niatnya mau keren depan istri, ujung-ujungnya mempermalukan diri.
__________________
» TauMeli
Brrr, udara nya sangat dingin." Taufan bergidik kedinginan, gadis bermahkota kelam yang berada disebelah nya hanya terdiam tatkala ia sudah memperingati pemuda dwiwarna itu untuk memakai mantel tebal.
"Tentu udara sangat dingin, ini pertengahan musim salju, sudah kuperingati berkali kali pun taufan tak akan menuruti."
"iya iya, maafkan aku gadis manis ku, lain kali aku akan membawa mantel yang besar sampai sampai bisa menampung kita berdua, bagaimana ?" Pemuda itu berucap, kedua tangan terbuka lebar memberi gestur memeluk, gadis yang diajak bicara itu sedikit tersipu malu.
"terserah." Figur bak manekin itu kembali berjalan dengan acuh, mulut tak sempat mengomel lantaran rasa malu yang terlanjur menjalar dalam diri.
Kedua pasangan itu kembali melanjutkan perjalanan dalam diam, sesekali Taufan melontarkan candaan garing milik nya, "Meli lihat!!"
Jari lentik Taufan menunjuk sebuah taman bermain, kedua binar mata nampak saat benda dingin berwarna putih itu menutupi sebagian besar taman bermain.
"Meli, ayo buat malaikat." Belum sempat bibir mungil Melif melontarkan kata, pemuda itu telah membaringkan diri diatas lembutnya benda dingin itu, "Taufan, cepat berdiri baju mu bisa kotor."
"ayolah mel, apa yang kau takutkan ? Ini hanya sebuah salju."
"Bukan salju yang aku takutkan, melainka--"
"kalau kotor bisa kita cuci bukan ? Kemari berbaringlah disebelah ku." Gadis itu hanya menghela napas sembari mendudukan pantat nya diatas benda dingin itu.
"kau tak ingin membuat malaikat ?"
"tidak, ak ingin membuat boneka salju." Meli berucap kala kedua tangan mulai mengumpulkan salju salju yang berada dibawah nya, selaras dengan bangkit nya sang pemuda, "ide yang bagus meli, kau memang gadis yang pintar."
Tak terasa sebuah boneka salju yang awal nya dibuat untuk menyenangkan hati berubah menjadi sebuah kompetisi.
"sudah kubilang boneka salju milik ku lebih bagus."
"hah ?! Apa meli tak melihat boneka salju ku memiliki tanduk."
"boneka salju mana yang memiliki tanduk ?!"
"tentu boneka salju milik ku, punya meli tak seunik milik ku."
"uhhh, yang terpenting milik ku lebih imut dari pada milik taufan." Benar, memang benar adanya bahwa boneka salju yang dibuat oleh Meli terlihat sangat lucu, membuat pemuda dwiwarna itu sedikit merasakan kekalahan.
"ka-kalau begitu apa boneka salju mu membawa pistol ? Atau apa boneka salju mu bisa mengendalikan angin ?"
Meli sedikit tercengan dengan ucapan Taufan, bagaimana bisa sebuah boneka salju mengendalikan angin ???
"dasar aneh." Meli berucap, "hey aku dengar itu !"
sang gadis tertawa kecil, ia menyadari bagaimana bisa sebuah kesenangan bisa berujur menjadi sebuah kompetisi.
"Taufan, mau melanjutkan nya di halaman belakang rumah ?"
__________________
» ToVierr
Vierr dan Tobio sedang berkencan mumpung keduanya sedang libur pada hari itu. Keduanya memutuskan untuk jalan-jalan seharian penuh, dari pagi hingga tengah malam, menikmati waktu bersama dari satu tempat ke tempat lain. Dari taman bermain, mengunjungi beberapa tempat wisata, hingga makan bersama, setidaknya mereka berdua bisa menikmati waktu bersama.
Langkah kaki perempuan berambut putih itu terhenti ketika mereka berjalan melewati satu taman yang sangat luas, dan para pengunjungnya sedang membangun boneka salju aneka ukuran. Sebagian besar pengunjungnya adalah anak-anak, remaja, dan pemuda. Mumpung salju menebal, mereka bisa membangun boneka salju sesuka hati mereka selama mereka menikmatinya.
"Aku belum pernah membuat boneka salju, mau coba?" Vier menoleh melihat ke arah Tobio, memeluk lengannya erat.
"Tidak tertarik, yang lainnya saja," jawab Tobio singkat, dengan nada suaranya yang agak datar.
"Ayolah, aku mau coba, boleh ya~"
Vier menarik paksa tangan Tobio, dan mereka mencari tempat yang kosong untuk membangun boneka salju. Tobio mau-mau saja ketika Vier menggandengnya, apalagi mereka sebenarnya tidak punya tempat tujuan lagi untuk menghabiskan waktu. Lelaki bermata biru tua itu mengawasi Vier yang berjongkok dan mulai membuat badan boneka saljunya. Vier sudah mengenakan sarung tangan tebalnya supaya tidak kedinginan.
Diam-diam, Tobio mencoba menciptakan tubuh boneka salju, sementara Vier sibuk membentuk badan bawahnya. Begitu Vier selesai, Tobio mengangkat bola berukuran sedang yang dibuatnya dan menaruhnya di atas. Lelaki itu mencoba untuk tidak merubuhkan tubuh boneka saljunya.
"Kita tidak punya dekorasi untuk menghiasi tubuhnya, ya, sayang sekali," komentar View, tersenyum masam.
"Tidak apa, nanti kita beli lalu buat di depan rumah. Sekarang saja buat latihan," balas Tobio, mendengus pelan.
Tobio mengeluarkan hpnya, dan menekan aplikasi kamera. Dia memotret Vier dan boneka salju yang mereka buat seadanya. Hasilnya tidak terlalu memuaskan untuk kali pertama, tapi mereka tahu apa saja yang harus dibeli untuk menciptakan boneka salju yang lebih baik.
Published on 21st of December, 2022
#PAW
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top