xii - They Go To University Event Together

Participant and Pairing:

rorovii_  JonahOcha

Kurogane_Luna Joriel

JonahOcha

By: rorovii_

     "... and they lived happily ever after."

     Ocha menghela nafas lega setelah mendengar kalimat penutup yang disambut tepukan tangan itu. Menyandar di box kayu yang menyimpan berbagai perabotan teater, Ocha tersenyum simpul mendengar pidato singkat dari Jonah, sang pemeran utama pada penampilan hari ini yang berterima kasih atas perhatian dan sorakan penonton, juga memohon untuk mengundur diri. Gadis berambut hitam itu berdiri, menyapu celana jeans biru tua untuk membersihkan debu, lalu berjalan keluar, peran simpelnya sudah selesai.

     "Ocha!" Duh, kenapa Jonah memanggil Ocha lagi?

     "... apa, Jonah?" Berbalik dan melipat tangan, Ocha menjawab panggilan Jonah.

     "Aku akan berganti pakaian sebentar, kau harus tunggu di sini." Hah? Balasan dari Ocha tidak terdengar dari Jonah saat lelaki berambut silver itu langsung berbalik dan berlari ke ruang ganti. Kenapa juga Ocha harus menunggu? Ocha ingin segera beristirahat, mungkin mencicipi sedikit jajanan yang dijual beberapa kios kecil yang dibuka untuk dies natalis universitasnya.

     Oke, lima menit, mari tunggu sang ketua klub teater untuk komentar yang akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. Tidak mungkin lelaki itu akan datang dalam lima menit.

     "Oke, ayo pergi."

     Ocha memutar kepalanya secepat kilat, perasaan baru saja Ocha ingin menghitung sampai angka lima, kenapa Jonah sudah ada di sampingnya dengan wajah polos, baju ganti, dan wangi segar? Ocha harus menepis beribu pertanyaan itu saat lelaki yang mengajaknya kini sudah meninggalkannya, lalu berbalik dengan wajah kesal atas lambatnya langkah Ocha.

     "Lalu, kaichou, apa yang ingin kau bicarakan?"

     Itulah pertanyaan Ocha saat mereka sudah duduk di meja nomor tujuh dari sebuah kios yang menjual waffle dan takoyaki juga berbagai jenis makanan ringan lainnya. Jonah memicingkan mata, meletakkan jus apel.

     "Aku sudah membelikanku makanan, jadi aku harap kau mau mendengarkanku," mulainya, sedikit tidak, Ocha tau apa yang ingin dibicarakan Jonah.

     Apaan--Ocha bisa membeli sendiri makanannya, tuh. Tidak ada alasan untuk mendengarkan Jonah. "kau, kau punya talenta, tapi kenapa kau tidak menggunakannya?"

     "Sudah kubilang, aku tidak tertarik di bawah depan lampu sorot." Sanggah Ocha, menusuk takoyaki-nya sedikit terlalu keras. Jonah mendecak saat sausnya muncrat ke berbagai arah, lalu membersihkannya dengan tisu. Setelah dirasanya layak, Jonah menyandarkan dagu ke tangan, memandang Ocha dengan tatapan iba.

     "Sungguh sia-sia." Oh, ingin sekali rasanya memaki.

     "Tapi tidak apa, aku akan mengajarimu caranya menjadi bintang yang bersinar, Ocha."

     Hah? Ocha hanya bisa bengong menatap wajah penuh senyuman Jonah.

     ... haruskah laki-laki cantik itu dipukul?

__________________

JoRiel

By: Kurogane_Luna

     'Ramai.' Itulah hal pertama yang muncul di kepala Rielle ketika melihat betapa banyaknya kerumunan orang di halaman utama kampusnya. Rielle bukanlah tipe yang sering datang ke acara-acara seperti ini di kampus, tapi pada acara live music malam ini ada salah satu temannya yang turut serta mengisi konser itu, dan Rielle ingin mencoba memberi dukungan sebisanya dengan ikut menonton.

     Bola mata sewarna darah milik Rielle menatap sekitar, mencoba mencari keberadaan teman-temannya yang lain yang sudah berjanji akan ikut serta menonton konser tersebut. Ketika itulah matanya menangkap sosok itu—sosok berambut hitam yang sudah sangat familiar di matanya.

     Di bawah naungan pohon, berdiri sosok Yoo Jonghyuk di sana, dengan wajah masam yang menyiratkan rasa tidak suka terhadap keramaian di sepanjang matanya memandang. Netra hitamnya melihat sosok Rielle yang tampak baru saja melihatnya lalu mengalihkan perhatian ke arah lain.

     Rielle cepat-cepat menatap ke arah lain ketika Yoo Jonghyuk sadar bahwa perempuan itu telah menatapnya sebentar. Rielle berpikir jika ini adalah dirinya yang dulu ia yakin pasti dia akan merasa aneh pada dirinya sendiri. Tapi waktu telah lama berlalu pada saat itu, dan Rielle yang sekarang sepertinya mulai mengerti rasa aneh di hatinya.

***

     Tak terasa acara live music sudah berada pada puncaknya. Rielle senang dia mendatangi acaranya ini, terutama lagi ketika melihat temannya tampil dan melambaikan tangan ke arah sang perempuan berhelai putih itu ketika melihat Rielle di antara lautan penonton. "Rielle!" Tanpa aba-aba Rielle langsung menangkap temannya yang langsung meloncat ke pelukannya.

     "Kau datang! Aku senang sekali! Terima kasih Rielle sudah datang menonton!" Senyum tipis terlukis perlahan di wajah sang pemilik netra delima melihat betapa antusias temannya yang satu ini.

     "Ah—Datang rupanya kau Yoo Jonghyuk! Katamu tidak akan datang kemarin! Apa-apaan ini."

     Rielle melihat ke belakangnya dan mendapati sosok pria itu masih dengan wajah minim akan emosi khas miliknya. Kalau dipikirkan kembali Yoo Jonghyuk juga bukanlah tipe yang suka mendatangi acara-acara seperti ini—yang membuat Rielle penasaran sedikit.

     "Jangan-jangan kau datang karena aku bilang Rielle akan datang ya?!" Oh betapa Rielle ingin membekap mulut temannya ini.

     "Kau hanya bicara omong kosong." Dengan sepatah kalimat itu, Yoo Jonghyuk perlahan meninggalkan kerumunan. "Ugh, dingin seperti biasa ya, Rielle?" Yang ditanya hanya mengangguk pelan. Di dalam hati, Rielle hanya mengiyakan perkataan sang pria, tidak mungkin sekali pria itu datang hanya karena kehadiran dirinya, tidak mungkin.

Published 23th of September, 2021

#PAW

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top