Bab 42~Kekalahan Raja Kegelapan
Uta mengayunkan pedangnya dengan cepat namun tidak teratur, karena emosi atas terbunuhnya Zen dan membuat Ibunya merasakan kesedihan mendalam. Saat ini yang ada di dalam pikirannya hanya keinginan untuk membunuh pria yang ada di hadapannya. Uta tidak perlu khawatir lagi mengenai sosok ayahnya yang menjadi raja kegelapan. Karena saat ini, sosok itu telah di kalahkan dan tidak sadarkan diri dengan tubuh yang melemah.
Sehingga, kini ia bisa fokus membunuh pria yang ada di balik semua kekacauan ini. Namun, ada satu hal yang tidak diketahui oleh Uta. Sosok Jade yang di hadapannya ini bukanlah manusia, melainkan hanyalah sosok bayangan dari perasaan Jade yang masih tertinggal di dunia meskipun tubuh manusianya telah lama menghilang.
Saat pedang Uta berhasil menusuk tepat di jantung Jade, senyuman langsung terbentuk di wajah Uta, akhirnya ia bisa mengakhiri perang ini. Namun, senyuman itu seketika langsung menghilang saat mendengar pria di hadapannya itu tertawa lepas.
"Kau pikir hanya begini saja kau bisa membunuhku?"
Jade langsung menendang Uta dengan keras. "Terlalu cepat seribu tahun, bocah!"
"Pangeran!"
"Sialan kau, Flame burst!"
Ema langsung melepaskan kobaran api kearah Jade dengan kesal. "Elsa, cepat kau sembuhkan pangeran. Aku akan melawannya!"
"Tunggu, Ema! Kau tidak bisa melawannya sendirian!" teriak Elsa.
Namun tidak di hiraukan oleh Ema yang sudah terbang meninggalkannya bersama Uta. "Kami akan membantunya," ucap Emerda yang langsung terbang bersama dengan Sumei.
Elsa segera menyembuhkan luka Uta, karena saat ini Rika tidak dalam kondisi yang baik untuk memberikan energi cahaya kepada Uta. Karena rasa sedihnya akan kehilangan Zen. "Yang Mulia," ucap Elsa lirih.
Ia tidak pernah membayangkan akan melihat secara langsung Zen terbunuh. Ini semua terjadi karena kemunculan Raja Kegelapan Jade yang mengubah seluruh rencana yang sudah diperkirakan oleh Zen. Sehingga ini, semua tergantung kepada Uta. Apakah ia bisa menghentikan Raja Kegalapn Jade.
***
Angin berembus dengan sejuknya, dan matahari memberikan sinarnya yang terasa begitu hangat, Uta yang tengah terlelap di bawah pohon sambil merasakan sejuknya udara yang berembus membuatnya tidak ingin membuka mata. "Apa kau berencana tidur terus?"
Uta langsung membuka matanya saat mendengar suara yang sangat familiar baginya dan langsung bangkit untuk melihat sosok pria berambut hitam, bermata hijau yang tersenyum lembut kepadanya. "Uta."
Suara yang memanggil namanya dengan senyuman hangat, membuat air mata Uta mengalir tanpa ia sadari. "A-ayah."
Zen hanya tersenyum lalu mengusap kepala Uta dengan lembut. Uta langsung memeluk ayahnya. "Aku pikir, aku tidak akan bertemu dengan ayah lagi!"
"Uta, dengarkan ayah," ucap Zen sambil menyentuh kedua pundak putranya dan menatapnya tajam.
Ia menghapus air mata Uta dengan lembut. "Sekarang belum saatnya kau datang kemari. Kau masih ada tugas yang harus kau selesaikan, kau harus melindungi ibumu, teman-temanmu, dan kerajaan. Belum saatnya kau tiba di sini, kau-"
"Tidak!"
Uta langsung memotong perkataan ayahnya dengan keras. "Aku tidak ingin kembali ke sana! Aku hanya ingin berkumpul dengan ayah dan ibu, aku tidak ingin bertemu dengan Raja kegelapan itu lagi!"
Zen yang melihat pundak Uta bergetar karena berusaha menahan air matanya untuk keluar. Zen sendiri tidak ingin menyerahkan tugas ini kepada putranya. Ia merasa, kini ia telah gagal menjadi orang tua yang baik. Ia tidak bisa melindungi kebahagiaan putranya dan memberikan beban yang berat kepadanya di umur yang masih mudah.
"Hah ... Uta."
Mendengar panggilan itu, Uta mengangkat kepalanya menatap Zen yang tersenyum lembut kepadanya. "Maaf karena membuatmu mengalami semua ini. Tapi, ayah berjanji akan kembali kepada kalian. Sampai saat itu, berusahalah," ucap Zen lalu menyentuh kepala Uta.
"Ayah percaya kau pasti menang," ucap Zen sebelum mentransferkan seluruh energi cahayanya kepada Uta.
"Ayah!"
Saat Uta berteriak memanggil Zen, seketika semuanya berubah menjadi gelap dengan cepat. Zen yang melihat putranya menghilang dari hadapannya terdiam. Ia telah memberikan seluruh energi cahaya yang ada di tubuhnya kepada Uta. Sehingga tidak memiliki energi cahaya tersisa di tubuhnya.
Dunia di sekitarnya yang memperlihatkan pemandangan indak seketika pecah dan berubah menjadi dunia ruangan serba putih. "Apa kau yakin mengenai ini?" tanya sosok berkabut hitam yang ada di belakangnya.
Zen tersenyum kecil. "Tentu saja. Aku tidak pernah menyesali apapun keputusan yang sudah aku buat."
"Itu berarti kau sudah memutuskan untuk menjadi bagian dari putra kegelapan?" tanya sosok itu.
"Haha ... apa kau perlu bertanya mengenai itu? Meskipun nanti aku bisa hidup lagi. Aku hanya mempunyai waktu terbatas di dunia manusia sebelum menuju dunia kegelapan."
"Kau seharusnya tahu, jika kau menuju dunia kegelapan. Kau tidak akan bisa bertemu dengan ayah yang berada di dunia cahaya, 'kan?" tanya sosok hitam itu.
"Haha ... kau terlihat menghawatirkanku? Apa ini hanya perasaanku?" tanya Zen sambil berbalik menatap sosok kabut hitam yang menjadi bagian dari kekuatan kegelapannya.
Sosok kabut dihadapannya itu tidak mengatakan apapun dan hanya diam menatap Zen.
***
Elsa langsung terkejut saat tubuh Uta tiba-tiba bercahaya dan ia bisa merasakan energi cahaya yang sangat besar keluar darinya. Rika yang juga bisa merasakan itu langsung menatap kearah putranya dan mulai berdoa untuk membantu memberikan energi cahaya. Sehingga energi cahaya yang berada di tubuh Uta kini sangat banyak.
Uta membuka matanya dan mulai bangkit dengan aura putih yang mengelilingi tubuhnya. Ia menatap tajam kearah Jade yang sedang bertarung dengan Ema sambil menggenggam erat pedang milik Zen yang kini bercahaya. "Nona Elsa, tolong bantu saja untuk membukakan jalan. Saya akan mengakhiri perang ini!"
Mendengar perkataan Uta yang tegas dengan aura putih yang mengelilingi tubuhnya, Elsa yang terdiam karena takjub melihat pangeran yang dulu ia kenal sangat lemah lembut dan menggemaskan, kini terlihat sangat berbeda. Rika yang melihat dari kejauhan langsung membulatkan mata sempurna saat melihat sosok Zen yang berdiri di belakang Uta.
Selama ini, kau memang selalu bersama dengan putra kita, Zen, batin Rika lalu menyatukan kedua tangannya dan berlutut untuk memulai nyanyian cahaya keduanya. Aku juga akan membantu putra kita.
Elsa menganggukkan kepala lalu berdiri. "Baik, pangeran."
Zen dan Elsa langsung melesat menyerang Jade. "Ema!" panggil Elsa.
Ema yang mendengar panggilan itu melirik kearah Elsa yang terbang mendekatinya bersama Uta. Ia langsung tersenyum. "Saatnya serangan balasan!" teriak Elsa.
Emerda dan Sumei yang menyadari aura cahaya yang kuat dari Uta langsung membantu Ema. "Kami akan membantu!"
Emerda dan Sumei langsung menyatukan tangan mereka dan berdoa bersama untuk memberikan kekuatan cahaya tambahan kepada Uta. Elsa dan Ema menyatuhkan kekuatan mereka untuk memberikan serangan balasan kepada Jade.
"Heiliges Feuer und heiliges Licht!"
Semburan api berwarna putih langsung melesat kearah Jade. Jade dengan cepat menggunakan sihir kegelapan untuk menciptakan api hitam yang langsung menghantam api putih Ema dan Elsa. Saat api putih milik Ema dan Elsa terlihat akan kalah. Uta langsung mengayunkan pedangnya dan membelah api hitam milik Jade.
Ia melesat kearah Jade dengan aura putih yang mengelilingi tubuh dan pedang suci miliknya. Jade menahan pedang suci itu dengan pedang kegelapan miliknya. "Kau masih saja tidak belajar, anak kecil!"
Uta yang mendengar itu langsung menyeringai. "Benarkah?"
Tiba-tiba dari atas terbentuk lingkaran sihir berwarna putih berukuran sangat besar. Jade yang baru menyadari itu langsung menatap Emerda, Sumei dan Rika dengan terkejut. "Putri cahaya sialan!"
Cahaya dengan cepat keluar dari lingkaran sihir itu dan membakar tubuh Jade yang sepenuhnya terbuat dari kegelapan. Karena besarnya energi cahaya yang keluar dari lingkaran sihir itu. Tubuh Jade tidak bisa menahan tekanan cahaya yang sangat besar dan membuat tubuhnya menjadi retak dan secara perlahan berubah menjadi butiran kegelapan.
"Tidak akan aku biarkan!"
Jade yang tidak menerima kekalahannya langsung menendang Uta dan mengerahkan segala kekuatan kegelapannya untuk membuat ledakan kegelapan. "Dia akan membuat ledakan kegelapan, kita harus menghentikannya!" teriak Elsa.
Uta langsung terbang dengan cepat akan menghentikan Jade. Namun, rencana Jade lebih cepat, Uta dapat melihat senyuman licik yang terbentuk di wajahnya. "Kali ini dunia akan berakhir dengan kegelapan!"
Saat tubuhnya akan meledak. Tiba-tiba seluruh aura kegelapan itu terserap kembali ketubuhnya. Jade tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan membuatnya bingung. Ia merasakan sesuatu di belakangnya menahan ledakan kegelapan di tubuhnya. "Apa? Kenapa? Bagaimana mungkin?"
Jade terlihat kebingungan, karena tubuhnya yang secara perlahan mulai memudar dan tidak terjadi ledakan meskipun seharusnya ia sudah mengaktifkan sihir ledakan. Namun, tidak terjadi apapun?
Sekarang! Tusuk jantungnya, Uta.
Uta yang dapat mendengar suara lembut di telinganya langsung tersadar dan terbang dengan cepat mengarahkan pedang sucinya kearah jantung Jade. "Tidak!"
Pedang tertusuk tepat di jantung Jade dan tubuhnya semakin cepat menghilang. Jade tidak menyangkah jika rencananya akan dengan cepat dihancurkan oleh putra cahaya. Ia tidak bisa menerima hal ini. Namun, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang hangat menyentuh kedua pipinya.
Dengan tubuh yang bagian bawahnya sudah menghilang menjadi butiran kegelapan. Jade melihat sosok wanita berambut merah muda dan bermata cokelat tua yang sangat ia rindukan dengan senyuman hangatnya. "Aurelia."
Dengan memanggil nama gadis yang ia cintai itu, tubuh Jade sepenuhnya menghilang menjadi butiran kegelapan, dan kegelapan yang awalnya membuat dunia terasa berhenti kini mulai kembali hidup saat cahaya sinar matahari menyinari dataran Terania.
Uta yang sebelumnya dapat merasakan perasaan kesedihan dari Raja Kegelapan Jade sebelum menghilang tidak bisa menahan air matanya. Ia menghapus air matanya lalu berbalik dan mengangkat pedangnya. "Kita menang!"
Suara sorakan dan rasa lega dapat terdengar dan dirasakan seluruh pasukan dan penduduk kerajaan Western. Kini kegelapan telah dikalahkan dan cahaya sekali lagi memenangkan pertempuran.
Bersambung...
Hai-hai
Maaf karena via sudah lama tidak update cerita ini
Jangan khawatir, cerita ini masih ada lanjutannya, via masih mempersiapkan lanjutannya hehe
Semoga kalian tetap suka!!
Gokigenyou
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top