Bab 33~Serangan Selanjutnya

Arvie dan Flaunder menyeringai menatap Emerda yang tidak bisa melakukan apapun lagi. Saat melihat keadaan Sumei yang terluka parah. Saat ini Alecia sedang mengobati luka Sumei dan memberikannya sedikit tenaga untuk membantu Ratu kerajaan Twilight itu bisa bertarung kembali. Namun, karena membutuhkan waktu untuk mengobati luka Sumei. Emerda harus memikirkan cara untuk memberikan waktu penyembuhan luka Sumei.

Ia harus menahan serangan kedua ksatria kegelapan di hadapannya. "Holy Water Element: Water Canon!" Tiba-tiba dari arah belakang Arvie dan Flaunder, Eleric muncul dan menembakkan bola air berukuran besar kearah kedua ksatria kegelapan itu. "Reflection," ucap Flaunder dengan tenang dan memantulkan bola air itu. Sehingga membuat bola air itu berpindah arah dan melesat kearah Eleric.

"Ice Element Art: Shield!" Dengan cepat Ariona menciptakan sebuah perisai dari Es yang bisa melindungi Eleric, sehingga membuat serangan Eleric yang di pantulkan itu langsung hancur saat membentur perisai es buatan Ariona. "Wind Element Art: Twin blades of wind!" Raifon yang baru saja tiba langsung menciptakan pedang angin dengan menyilangkan kedua pedangnya di udara.

Pedang angin itu melesat dengan sangat cepat. Karena terlalu cepat, Flaunder dan Arvie tidak membaca mantra Reflection atau pelindung dengan cepat. Sehingga mereka memilih untuk menghindari serangan itu. "Dark Element : Shadow Step!" Arvie menggunakan Shadow Step agar mempercepat pergerakannya tanpa terdeteksi. Membuat Eleric dan kedua pengawalnya harus memperhatikan sekitar mereka.

Mereka saling menjaga punggung mereka dan mengawasi sekeliling mereka, yang kemungkinan tempat Arvie muncul. "Dark Element Art: Thousands of black swords!" Arvie menciptakan ribuan pedang yang melesat dari segala arah Eleric dan kedua pengawalnya. Eleric dan kedua pengawalnya hanya bisa menangkis setiap serangan itu dengan cepat.

Meskipun mereka berhasil menangkis setiap serangan itu. Namun, setiap pedang yang mereka tangkis, selalu berbalik arah dan menyerang mereka. Sehingga serangan itu tidak ada hentinya. "Dengan begini, mereka akan sibuk," ucap Arvie yang tiba-tiba muncul di samping Flaunder. "Sebaiknya kita tidak membuang-buang waktu lagi. Kita harus segera menyambut kedatangan tuan kita," ucap Flaunder dengan tangan yang sibuk membenarkan kacamatanya.

"Miu, Antonius, Arvie. Kita mulai rencananya sekarang," ucap Flaunder. "Baiklah!" jawab Arvie.

<Baik> -Mia

<Saya segera kesana> - Antonius.

"Apa yang akan kalian lakukan? Aku tidak akan membiarkannya," ucap Emerda. "Tausende heiliger Schwerter regnen!" Langit kembali menjadi gelap, tiba-tiba turun hujan yang semakin lama semakin deras. Hujan itu semakin lama terasa semakin menyakitkan seperti tusukan pedang. Namun, hujan itu hanya mengarah ke Arvie dan Flaunder yang diam tanpa melakukan apapun.

***

Ema dan Rupert kini berhasil terpukul mundur. Leo yang menjadi lawan mereka terlihat tidak terluka sama sekali. Sedangkan Ema dan Rupert terluka cukup parah. Entah mengapa mereka merasa jika kekuatan Leo semakin besar setelah salah satu ksatria kegelapan meninggalkan mereka. Meskipun Leo melawan Raja Vampire dan Ratu vampire yang menjadi penyihir suci api. Leo yang merupakan dari ras naga murni memiliki kekuatan yang lebih besar di bandingkan makhluk apapun.

"Leo! Kenapa kau melakukan ini? Bukankah seharusnya kau menyadarkan Yang Mulia Zen! Kenapa kau tidak menghentikannya?" tanya Ema.

"Kau yang menjadi penyihir suci api, dan tidak mengetahui apapun mengenai Master lebih baik diam saja. Meskipun dulu kau sering sekali muncul untuk menolong Master. Pada akhirnya, kau hanya memanfaatkannya!" ucap Leo tajam. Tiba-tiba sebuah bola api berwarna kuning emas muncul di tangan Leo.

Leo menatap tajam lawan yang ada di hadapannya. Perasaan kesal yang selama ini dia pendam, tiba-tiba muncul dan membuatnya sangat marah. Meskipun dulu dia memang mencintai Ema. Tapi, Ema tidak menerima cintanya dan lebih memilih untuk menikah dengan Rupert. Meskipun itu awalnya tidak masalah bagi Leo. Namun, saat mengetahui kenyataan jika Ema menolong Zen untuk memanfaatkannya saat mengetahui siapa putri legendari itu dan ternyata, putri legendaris itu tidak bisa mengambulakan sebuah permintaan. Sehingga membuat Ema marah dan menghianati Zen. Itu membuat Leo sangat marah.

Ema yang berkhianat dengan memberikan informasi kepada ksatria kegelapan mengenai kekuatan kegelapan yang besar yang berada di diri Zen. Sehingga membuat perang ini terjadi. "Kali ini kau kembali menolong kerajaan cahaya. Heh. Jangan bercanda denganku Ema! Kau yang membuat perang ini terjadi! Jika saja kau tidak berkhianat hanya karena kesal permintaanmu tidak terkabulkan! Kaulah penyebab perang ini terjadi!" teriak Leo kesal.

"Bagaimana kau..." Ema yang mendengar itu menjadi sangat terkejut. Bagaimana Leo bisa tahu semua itu. Tidak ada yang tahu semua rencananya selama ini. Jadi, bagaimana mungkin Leo bisa tahu?

"Kau bertanya bagaimana aku bisa tahu? Huh. Kau sungguh naif, Ema ... sebaiknya kita akhiri saja semua ini. Aku akan mengikuti semua perintah tuanku, jika dia menginginkan kehancuran kerajaan cahaya. Maka, aku akan melakukannya," ucap Leo lalu meleparkan bola api itu kearah Ema.

Ema yang masih terkejut mendengar pernyataan itu hanya bisa terdiam saat bola api itu melesat kearahnya. "Dark Element: Protection!"

"Ema, sadarlah!" ucap Rupert yang menyadarkan kembali istrinya setelah membentuk sebuh pelindung untuk melindungi mereka dari ledakan besar yang di hasilkan bola api kecil berwarna kuning emas yang di lemparkan Leo. "Rupert," ucap Ema dengan wajah yang pucat. "Apapun yang terjadi, apapun yang kau lakukan. Aku akan tetap berada di sampingmu," ucap Rupert lalu memeluk istrinya untuk menenangkannya.

"Sungguh pemandangan yang mengharukan," ucap Leo yang terbang dengan sepasang sayap naga berwarna hitam yang muncul di belakangnya. "Tapi semua sudah terlambat. Ini semua salahmu, Ema. Kau yang membuat Master menjadi seperti sekarang. Meskipun saat itu master sangat menyesal karena tidak bisa mengabulkan permintaanmu, dan bahkan master diam saja saat mengetahui rencanamu. Huh ... aku sungguh kecewa kepadamu, penyihir suci api," ucap Leo lalu bersiul untuk memberikan tanda kepada pasukan bangsa serigala yang sudah bersiap menyerang kapanpun.

"Selamat menghentikan mereka," ucap Leo lalu terbang kearah danau yang berada di belakang istana. "Kakak, pasukan bangsa Serigala semakin mendekat dari segala sisi," ucap Bridget. "Pasukan vampire yang masih bisa bertarung, bersiap di posisi, beritahu kepada setiap gerbang untuk berhati-hati melawan bangsa serigala!" ucap Rupert. "Baik!"

"Ini semua salahku ... ini semua salahku ... aku telah mengecewakan yang mulai Liza ... ini semua salahku..."

"Ema! Ema! Dengarkan aku!" bentak Rupert sambil menggoyang-goyangkan tubuh istrinya pelan untuk menyadarkannya kembali. Ema menatap Rupert dengan wajah yang sangat pucat dan tidak ada hentinya berucap 'ini semua salahku'.

"Ema! Saat ini, yang perlu kita lakukan adalah melindungi kerajaan cahaya dan memenangkan perang ini! Untuk masalah itu, kita akan menghadapinya bersama setelah perang ini berakhir, jadi, fokus! Tenang saja, aku akan selalu berada di sisimu," ucap Rupert. "Ka ... u benar, Rupert. Untuk menebus kesalahanku. Kita harus memenangkan peperang ini bagaimanapun caranya," ucap Ema yang kembali menjadi dirinya dan langsung bangkit dengan bantuan Rupert. "Kau benar."

***

Seluruh ksatria kegelapan telah berkumpul di danau di belakang istana. Emerda yang berusaha untuk menghentikan mereka menggunakan kekuatan pelindung gadis sucinya juga tidak mampu menahan mereka. Hingga kedua ksatria kegelapan lainnya tiba dengan diikuti Raizel dan Alvis yang terluka. Sehingga Alecia harus mengobati Sumei, Emerda dan Alvis secara bersamaan.

Saat Raizel akan menyerang ksatria kegelapan yang berkumpul. Tiba-tiba Leo mendarat dan menghalangi Raizel. Membuat Raizel dan yang lainnya menjadi terkejut. "Anda akhirnya tiba, tuan Leo," ucap Flaunder sambil tersenyum kecil. "Tidak perlu banyak bicara, segera mulai rencananya," ucap Leo dengan ekspresi datar dan suara yang dingin.

Flaunder hanya tersenyum kecil. Setelah itu keempat ksatria kegelapan itu menatap kearah danau. Setelah itu mereka terbang dan membuat lingkaran tepat di bagian tengah danau. Sebuah buku dengan sampul berwarna cokelat tua muncul di tangan Flaunder. Tanpa ada yang menggerakan tiba-tiba buku itu terbang di tengah-tengah ksatria kegelapan dan halaman demi halaman dibuka dengan cepat.

"The eternal darkness has arrived, the leader of darkness has risen, it's time for the kingdom of darkness to regain its glory. The darkness that used to be the ruler of the land, and was sealed in the forest of darkness. Time to get up and take what is ours. Ehre sei dem Reich der Dunkelheit!"

Keempat ksatria kegelapan itu mengucapkan mantra secara bersamaan. Seperti mereka sudah membaca kalimat itu berkali-kali sehingga kalimat itu bisa muncul secara bersamaan di otak mereka. Setiap sisi pupil mata mereka yang awalnya berwarna putih, tiba-tiba menjadi hitam dengan air mata yang berwarna hitam mengalir dari sudut mata mereka.

Sepasang sayap gagak yang berwarna hitam muncul di punggung mereka masing-masing. Buku yang melayang di tengah-tengah lingkaran dan masih membuka setiap halaman, tiba-tiba berhenti tepat di tengah halaman dan muncul cahaya berwarna hitam. Dari danau di bawah mereka. Muncul cahaya berwarna hitam yang mengelilingi mereka.

Begitu, cahaya itu menghilang, muncul sosok pria berambut hitam bermata hitam dengan pupil berwarna hijau cerah, berpakaian serba hitam dan terdapat tiga pasang sayap berwarna hitam. Semua orang yang melihat itu menjadi sangat terkejut. Sosok yang memiliki tiga pasang sayap itu tidak salah lagi adalah Zen Batelion Thron Western. Raja kerajaan Western yang dikabarkan telah gugur dalam perang membantu kerajaan Ilorn.

Kabut berwarna hitam muncul di sekitar danau. Membuat penduduk dan ksatria terjaga tiba-tiba tertidur di dalam kabut. Hanya Raizel, Emerda dan Eleric yang bisa mempertahankan diri dari kabut kegelapan yang mengelilingi mereka. "Kami menyambut kedatanga, Yang Mulia Raja Kegelapan Zen," ucap keempat ksatria kegelapan sambil membungkukkan badan.

***

Rika yang masih berdoa di dalam kuil, tiba-tiba terkejut dan menatap patung dewa Licht dengan air mata yang tidak bisa ia tahan. Sedangkan Uta yang menjaga pintu jendela depat kuil suci yang menunjukkan pemandangan danau langsung membuka matanya dengan menancapkan pedangnya sambil menatap sosok lima orang bersayap yang terbang di atas danau. "Ayah akhirnya muncul."

Bersambung...

Hai hai!!

Akhirnya via updateeee

Kalau kalian tanya "Kok updatenya lama?"

Hehehe Mohon maaf

Via kelupaan hehe

Semoga kalian tidak marah yaaa

Akan via usahakan besok bisa updateee!!

Kalau begitu...

Gokigenyou

Bab Selanjutnya:

Kedatangan Raja Kegelapan Zen

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top