Bab 32~Perang 3
Rika yang tengah berutut di depan patung perwujudan dewa Licht tiba-tiba membuka matanya, terlihat ekpresi sedih yang tergambar di wajahnya sambil menatap patung besar yang ada di hadapannya. "Apa tidak ada cara lain untuk menghentikan perang ini? Saya mohon, sebagai gadis suci, putri Dewa cahaya, saya mohon untuk petunjuk dalam menghentikan peperang ini," ucap Rika dengan air mata yang mengalir dengan lembut.
Ia kembali menutup matanya sambil kembali memanjatkan doa kepada dewa cahaya. Namun, tiba-tiba, Rika merasakan perasaan buruk, begitu ia dapat merasakan energi dari penjaga gadis suci menunjukkan kekuatannya. "Sumei?!" ucap Rika terkejut saat mengetahui siapa penjaga gadis suci yang mengaktifkan kekuatannya.
"Korban sudah berjatuhan, tapi Kak Rai sepertinya berhasil menahan mereka. Lebih baik aku juga berushaan untuk mengobati mereka sepenuhnya," ucap Rika. Ia menyatukan kedua tangannya di depan dada lalu menutup matanya.
"In the name of the holy maiden, daughter of the god Licht. I beg of you to give your light and bring back the lives of your people to be generous. For peace to emerge, and darkness not to spread. Das Licht des Lebens!"
***
Emerda yang tiba-tiba merasakan getaran kekuatan Sumei menjadi sangat terkejut. Ia langsung menatap langit yang terlihat seperti berlubang dengan awan gelap yang membentuk lingkaran akibat tabrakan kekuatan Sumei dengan Meteor. Tiba-tiba muncul cahaya dari langit. Cahaya itu terlihat seperti cahaya yang turun dari Surga.
Terasa hangat dan membuat orang-orang yang terluka parah, luka-luka mereka langsung menghilang. "Ibu, ini cahaya apa?" tanya Alexia bingung. "Ini adalah berkah cahaya dari dewa Licht," ucap Emerda sambil tersenyum lembut menatap langit. Terima kasih, Rika. Kau sudah menyembuhkan mereka. Tapi, kau fokus saja dengan doamu. Biar masalah kesembuhan, aku yang urus, batin Emerda.
"Ibu, lihat itu!" ucap Alexia sambil menunjuk ke langit yang ada di atas danau. Emerda langsung menatap kearah yang ditunjuk putrinya dan langsung membulatkan mata sempurna. Terlihat seorang pria berambut hitam dan berkacamata yang terbang di atas danau.
"Ksatria kegelapan," ucap Emerda. "Apa? Dia salah satu ksatria kegelapan?" tanya Alexia terkejut. "Kita tidak punya waktu. Alexia, kau tetap di sini dan lindungi yang lainnya. Pasukan Cahaya bulan biru, bantu putri Alexia untuk mengamankan penduduk!" ucap Emerda. "Baik!"
"Tapi, ibu..."
"Alexia, ini adalah perang. Kau harus mengikuti semua perintah. Jangan melawan dan lindungi penduduk bersama pasukan Cahaya Bulan Biru, apa kau mengerti?" tanya Emerda memotong ucapan putrinya. "Ba, baik," ucap Alexia. "Bagus, sekarang pergilah," ucap Emerda. Alexia menganggukkan kepala lalu mundur bersama pasukan Cahaya Bulan Biru, meninggalkan Emerda sendirian di dekat danau sambil menatap pria yang terbang di atas danau.
~~~
"Cih ... gadis suci. Dia masih saja mengganggu. Pelindung yang ada di istrana lebih kuat, Yang Mulia jadi tidak bisa masuk. Kalau begitu, pertama kita harus mengalahkan pelindung gadis suci," ucap Flaunder.
Jack, Miu, Anton. Kenapa kalian lama sekali? tanya Flaunder yang menghubungi ketiga rekannya menggunakan telepati. <Mau bagaimana lagi, aku sedang kesusahan melawan Raja dan Ratu Lorraine,> jawab Anton. Bukankah tuan Leo sudah datang untuk membantumu? Bukankah melawan Raja Lorraine tidaklah sulit bagimu? ucap Flaunder.
<Ah, jadi kau tahu? Hahaha...>
<Kau masih saja tidak bisa serius Anton,> ucap Miu yang tiba-tiba membalas perkataan Anton dengan telepati. <Ugh ... nona Miu.> ucap Anton. Jack, aku tahu jika kau sedang kesulitan melawan pelindung gadis suci. Tapi, Miu dan Anton. Segera selesaikan urusan kalian dan segera kita hancurkan penjaga gadis suci agar Yang Mulia bisa masuk, ucap Flaunder. <Baiklah.>
Setelah memutus komunikasinya dengan ketiga ksatria kegelapan lainnya. "Baiklah, karena sudah sampai sini dan persiapan perang selanjutnya akan selesai. Sebaiknya kita mulai sekarang," ucap Flaunder sambil menyeringai dan memasukkan kedua tangannya di saku celana sambil menatap Emerda yang menatapnya tajam.
"Saatnya untuk bersenang-senang," ucap Flaunder. "Dark Element Art : Dark Flame!"
Flaunder menciptakan bola api berwarna hitam yang berukuran sangat besar, membuat Emerda yang melihat itu menjadi sangat terkejut. "Hm ... sebaiknya kita selesaikan ini dengan sekali serang," ucap Flaunder sambil menyeringai.
"On behalf of the Queen of the Flore Empire, guardian of the holy maiden. I pray to Lord Licht, the god of light who has blessed this holy land, give your light as my strength to protect this holy place."
Bola api raksasa itu meluncur dengan cepat lalu meledak. Asap yang di timbulkan ledakan itu menutupi pandangan Flaunder yang tersenyum kecil menyaksikan ledakan itu. Namun, begitu asap menipis, Flaunder langsung membulatkan mata sempurna saat melihat seorang wanita berambut silver, mengenakan gaun biru laut dengan air yang mengelilinginya sambil mempertahankan pelindung yang melindungi penduduk dari serangannya.
"Penjaga gadis suci. Akhirnya kau menunjukan sosokmu, Ratu kerajaan Flore," ucap Flaunder. "Beraninya kau ingin melukai para penduduk kerajaan cahaya. Aku tidak akan memaafkanmu!" ucap Emerda. "Holy Water Art: Water Hand! Sebaiknya kau turun sekarang," ucap Emerda sambil tersenyum kecil.
Tiba-tiba dari danau muncul tangan-tangan yang terbuat dari air dan berusaha untuk menangkap Flaunder. Flaunder dengan cepat berusahan menghindari tangan-tangan itu. Namun, salah satu tangan ciptaan Emerda berhasil menangkap kaki Flaunder dan langsung menari dan menjatuhkannya di tanah yang tidak jauh dari Emerda.
"Jika seperti ini, bukankah lebih baik? Tuan ksatria Kegelapan, Flaunder Betroct?" tanya Emerda sambil tersenyum kecil. "Hoo ... jadi kau sudah mengetahui siapa aku? Ratu kerajaan Flore, Emerda De Heartfillia," ucap Flaunder sambil kembali bangkit dengan tenang. "Tentu saja, siapa yang tidak tahu dengan ketua Ksatria kegelapan? Ini juga berkat ingatan dari yang lalu," ucap Emerda.
"Hoo ... ingatan pelindung gadis suci. Memang berguna ya? Tapi, apa ingatan itu akan membantumu melawanku? Ratu Flore yang lemah dalam menggunakan sihir serangan," tanya Flaunder. Emerda yang mendengar itu langsung menatap Flaunder tajam. "Holy Water Art : Mermaid Song!" Tiba-tiba dari dalam danau, muncul air yang membentuk sosok putri duyung yang duduk di atas batu lalu terdengar suara melodi yang begitu merdu, namun membuat Flaunder tidak bisa bergerak.
"Meskipun saya tidak lemah dalam serangan, saya bisa memberikan waktu sampai pelindung gadis suci kembali berkumpul," ucap Emerda sambil tersenyum kecil. Flaunder yang mendengar itu langsung menatap Emerda sambil menyeringai. "Apa kau berpikir seperti itu? Kami ksatria kegelapan lebih kuat dari kalian para pelindung gadis suci," ucap Flaunder yang terlihat tenang, meskipun tubuhnya tidak bisa bergerak.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan dan diikuti sebuah anak panah berwarna hitam yang melesat kearah Emerda. Emerda langsung meloncat kebelakang untuk menjauh dari anak panah itu. Membuat konsentrasi Emerda hancur dan Flaunder dapat kembali bergerak. Emerda langsung menatap kearah anak panah itu berhasil dan mendapati seorang pria berambut merah yang terbang di atas mereka sambil membawa wanita berambut kuning emas dan terlihat bulu sayapnya yang terlihat berjatuhan dan rusak.
"Apa Anda baik-baik saja, tuan Flaunder?" tanya pria yang melayang diatas mereka dan ternyata adalah Arvie yang sedang membawa Sumei. "Kau datang tepat waktu, Jack," ucap Flaunder. Arvie langsung meleparkan tubuh Sumei begitu saja. "Sumei! Water Element: Water Hand!" Membuat Emerda menggunakan kekuatannya untuk menangkap tubuh Sumei sebelum membentur tanah yang keras.
Arvie langsung mendarat dengan tenang di samping Flaunder. "Aku merasa jijik membawa pelindung gadis suci itu. Kenapa Anda meminta saya membawa pelindung gadis suci itu kemari dan mempertemukan mereka?" tanya Arvie bingung. "Aku hanya ingin lihat. Apa yang bisa mereka lakukan saat bersatu seperti saat ini," ucap Flaunder sambil tersenyum kecil menatap tatapan tajam dari Emerda.
"E, Emerda," panggil Sumei dengan lemas. "Sumei! Aku di sini!" ucap Emerda. "Mereka ... terlalu kaut ... maaf ... aku tidak kuat melawan ... salah satu ... dari mereka," ucap Sumei lemah lalu menutup matanya dan tubuh Sumei kembali berubah. Rambutnya yang berwarna kuning emas kembali berwarna biru gelap.
"Sumei! Sumei!" teriak Emerda. "Tenang saja, dia hanya pingsan karena kehabisan kekuatan suci. Sebenarnya aku ingin sekali membunuhnya," ucap Arvie sambil menatap Sumei yang sudah tidak sadarkan diri dengan tajam.
"Hei hei ... mereka berdua masih kita butuhkan untuk tujuan Yang Mulia," ucap Flaunder. "Hah ... Anda benar juga," ucap Arvie pasrah. "Jadi, bagaimana sekarang? Bukankah kau bilang jika pelindung gadis suci bersatu, kalian pasti bisa mengalahkan ksatria kegelapan. Bagaimana dengan sekarang?" tanya Flaunder sambil menyeringat saat mendapatkan tatapan tajam dari Emerda.
Bersambung...
Hai hai
Kebetulan Via lagi rajin hehe
Mangkanya update sekarang
Seharusnya seminggu sekali
jadi, semoga saja via lagi rajin, jadi minggu depan bisa update
Kalau minggu depan tidak update, berarti via lagi gak rajin hehe
Kalau begitu,
Gokigenyou
Bab Selanjutanya:
Serangan selanjutnya
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top