Bab 28~Kebenaran

Uta yang baru saja kembali ke kamarnya masih dibuat bingung dengan sosok gadis yang ia lihat di danau. Ia membaringkan diri di tempat tidur dan menatap langit-langit kamarnya yang terlihat gelap. Hari sudah semakin malam, kamar yang sangat besar itu terlihat sangat sunyi tanpa ada suara apapun yang terdengar.

Uta menghembuskan napas berat lalu mengambil buku yang di berikan Zen untuk dirinya di bawah bantal tempat tidurnya. Ia membaca buku itu sambil membaringkan diri. Meskipun dalam kegelapan, Uta masih bisa membaca buku itu, karena tulisan yang ada di dalam buku itu tersimpan sihir cahaya. Sehingga bersinar saat dibaca di tempat yang gelap.

Ia sudah membaca hampir seluruh buku itu dan mempelajari teknik berpedang dan sihir yang di tulis Zen untuknya. Tapi, dia masih tidak mengerti dengan kalimat yang ada di halaman terakhir buku itu. Ia menatap kalimat itu dan membacanya sekali lagi.

"Kegelapan akan datang, dunia membutuhkan sosok cahaya yang bisa menenggelamkan pasukan kegelapan dan membawa kebahagiaan bagi seluruh mahkluk di dunia. Putra dari Dewa Licht, Putra Cahaya. Prinz des Lichts."

Uta masih tidak paham dengan kalimat yang ditulis ayahnya itu. Apa maksud dari kalimat itu. "Kegelapan akan datang ... Itu berarti pasukan kegelapan yang akan menyerang kerajaan cahaya untuk menghapuskan kekuatan cahaya dari dunia ini dan menguasainya kan? Sosok yang dimaksud dalam kalimat ini siapa? Putra Dewa Licht? Apa ada seseorang dengan keturunan dewa?" tanya Uta bingung.

Kalimat yang di tuliskan Zen sungguh tidak masuk akal bagi Uta. Karena ia tidak mengetahui maksud dari pesan yang disampaikan ini. "Aku harus bertanya kepada siapa? Apa aku tanya kepada ibunda saja ya?  Saat ini dia pasti selesai berdoa di kuil," ucap Uta lalu berjalan meninggalkan kamarnya.

Saat berjalan di gelapnya lorong istana menuju kuil dan hanya di sinari cahaya rembulan. Keadaan yang sunyi, hanya bisa terdengar suara angin malam yang berembus dan suara langkah kakinya. Tiba-tiba Uta menghentikan langkahnya saat melihat sosok Rika yang baru saja keluar dari kuil.

"Ibunda."

Rika yang mendapatkan panggilan itu langsung menatap Uta dengan bingung. "Uta, apa yang kau lakukan di sini malam-malam?" tanya Rika. "Ada yang ingin aku tanyakan," jawab Uta. "Apa tidak bisa besok saja? Ini sudah sangat malam, kau kan harus istirahat," tanya Rika khawatir dengan keadaan putranya.

"Tidak bisa, aku harus bertanya sekarang," ucap Uta. "Hah..., baiklah katakan saja," ucap Rika yang akhirnya menyerah berdebat dengan Uta.

"Ibunda, aku mendapatkan catatan yanh di tinggalkan ayah di perpustakaan pribadiku. Buku ini berisikan catatan cara berlatih pedang ayah dan sihir ayah," ucap Uta sambil menunjukkan buku bersampul cokelat tua yang ada di tangannya lalu menyerahkannya kepada Rika.

Rika menatap buku itu dengan teliti. "Ini buki cahaya," ucap Rika. "Buku cahaya?" tanya Uta bingung. "Buku cahaya adalah buku yang di tulis dengan tinta khusus sehingga hanya pengguna kekuatan cahaya atau keturunannya yang bisa membuka buku ini. Sepertinya ayahmu sudah mempersiapkan semua untuk kau pelajari selama dia pergi," ucap Rika.

"Aku sudah mempelajari semua yang ada di buku itu. Hanya saja, aku masih tidak mengerti dengan pesan di halaman terakhir yang di tinggalkan ayah," ucap Uta. Rika langsung membuka halaman terakhir buku dan membaca pesan yang ada di dalam buku itu.

"Apa ada dewa Licht mempunyai anak?" tanya Uta.

"Yang di maksud di sini bukan anak dewa sungguhan. Ini hanya perumpamaan bagi seorang anak yang terlahir dengan kekuatan cahaya yang besar tanpa terpengaruh kekuatan kegelapan. Kau kan tahu, dulu dunia ini hanyalah dataran kosong. Hanya ada kegelapan dan cahaya. Dari kegelapan, terciptalah dewa Dunkelheit dan dewa cahaya Licht. Mereka adalah dewa yang mencipkan dunia saat ini. Dewa Dunkelheit yang menjaga dunia bawah dan Dewa Licht yang menjaga dunia atas. Maksud dari putra cahaya adalah seorang anak yang menjadi pangeran cahaya sejati dan memiliki berkah dari dewa Licht," jelas Rika.

"Pangeran cahaya sejati itu maksudnya apa?" tanya Uta.

"Ibu juga tidak begitu paham. Ini adalah Legenda kerajaan Western yang hanya di ketahui oleh Raja cahaya. Ibu dengan dari ayahmu, biasanya cerita ini akan di turunkan kepada calon raja selanjutnya. Namun, karena saat kau masih kecil ayahmu menghilang saat perang, dia tidak bisa memberitahukannya kepadamu, dan ibu juga tidak tahu cerita secara jelasnya. Ibu hanya tahu jika dulu ayahmu di panggil sebagai pangeran cahaya sejati. Tapi, ayahmu bilang kepada ibu. Dia bukanlah putra cahaya, dia adalah putra dari cahaya dan kegelapan. Karena didalam dirinya terdapat berkah dewa Dunkelheit dan dewa Licht," jelas Rika.

"Jadi, siapa putra cahaya itu? Jika ayah bukan pangeran cahaya sejati seperti yang ibu bilang, lalu siapa?" tanya Uta.

"Bukankah itu sudah jelas?" Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang sangat familiar dari arah belakang Uta. "Ema?" panggil Rika. "Kalian ini malam-malam sedang apa di sini?" tanya Ema. "Kau sendiri kenapa ke sini? Ini kan menuju kuil," tanya Rika. "Aku hanya ingin mencari udara segar setelah berhasil lepas dari Rupert," ucap Ema santai.

"Apa tidak masalah? Dia mungkin akan mencarimu," tanya Rika. "Tidak masalah, aku sudah meninggalkan catatan," ucap Ema santai. "Nona Penyihir Kegelapan, apa yang Anda maksud perkataan Anda tadi?" tanya Uta mengalihkan pembicaraan.

"Tolong panggil saja saya Ema, dan juga sepertinya Anda harus di beritahu. Saya sebenarnya bukan penyihir kegelapan dan Anda tidak perlu bicara terlalu formal dengan saya. Yang Mulia Zen saja selalu berbicara santai dengan saya," ucap Ema.

"Bukan penyihir kegelapan? Bukankah Anda sendiri bilang jika Anda penyihir kegelapan? Yang lain juga sepertinya tahu jika Anda penyihir kegelapan," tanya Uta bingung.

"Saya hanya menyamarkan diri sebagai penyihir kegelapan. Karena penyihir kegelapan yang sesungguhnya yaitu Yang Mulia Elizabeth menghilang. Namun, karena  Yang Mulia Elizabeth sendiri yang berpesan kepada saya untuk berhenti menyamar menjadi penyihir kegelapan sebelum beliau tertidur abadi, jadi saya kembali menjadi penyihir api," jelas Ema.

"Jadi, kau..."

"Benar, saya adalah penyihir suci Api, sekaligus Ratu kerajaan Lorraine, Ema Chrovilius Reinald," ucap Ema sambil tersenyum kecil. Uta yang mendengar itu menjadi sangat terkejut akan kenyataan yang baru saja ia dengar.

"Jadi, maksud ucapan saya tadi. Bukankah sudah jelas jika pangeran cahaya sejati adalah Anda, yang mulia pangeran Uta Bistona Western," ucap Ema.

"Bagaimana bisa?" tanya Uta bingung sekaligus terkejut. "Anda adalah pangeran dari kerajaan cahaya, putra dari raja dan ratu cahaya. Anda memiliki kekuatan cahaya yang besar, bukankah itu sudah jelas?" jawab Ema santai. "Tapi, aku tidak pernah mendapatkan berkah apapun dari dewa Licht. Bagaimana bisa?" tanya Uta yang masih tidak percaya.

"Bukankah Anda bisa melihat sosok cahaya?" tanya Ema. "Sosok caha..." Tiba-tiba ingatan akan sosok gadis bercahaya yang menari di atas danau muncul dalam benak Uta. Membuat Ema yang melihat itu langsung tersenyum kecil. "Apakah Anda tahu jika danau di belakang istana ini istimewa?" tanya Ema. "Aku tidak tahu, bukankah itu hanya danau yang dalam seperti danau lainnya?" ucap Uta.

"Danau di belakang istana bukanlah danau biasa. Danau itu adalah tempat pertama kali dewa Licht memberikan berkahnya kepada Raja cahaya pertama ribuan tahun yang lalu. Setiap keturunan yang mendapatkan akan mendapatkan berkah dari dewa Licht akan melihat sesuatu yang bercahaya dari danau itu. Danau itu juga memiliki air yang dapat menyembuhkan, itulah kenapa tempat perlindungan kita di dekat danau istana," jelas Rika.

"Jadi, sosok gadis yang aku lihat saat itu..."

"Sepertinya Anda juga bertemu dengan sosok gadis yang bercahaya di danau itu," ucap Ema. Membiat Uta menatapnya terkejut lalu berucap, "bagaimana kau tahu?"

"Dulu, Yang mulia Zen juga melihat sosok gadis bercahaya di danau itu, saat itu ia sedang merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh sebelum menemukan putri legendaris. Putri legendaris adalah putri yang dapat menyelamatkan dunia dari pasukan kegelapan tanpa danya pertumpahan darah. Saat akan berangkat itu, Yang Mulia Zen mendapatkan berkah dari dewa Licht. Bagaimana mendapatkannya? Aku juga tidak tahu. Aku hanya tahu sebelum ia berangkat tepat saat pesta ulang tahunnya, dia melihat sosok gadis bercahaya yang menari di atas danau yang dalam," jelas Ema.

"Putri legendaris? Siapa?" tanya Uta. "Siapa lagi kalau bukan Rika, ibumu sendiri," jawab Ema santai. Membut Uta langsung menatap Rika terkejut. "Putri legendaris adalah putri dari kerajaan Morchers yang sudah hancur, dan memiliki kekuata cahaya yang besar sebagai pembawa pesan dewa Licht," jelas Ema.

"Tapi, bagaimana kau tahu semua ini nona Ema?" tanya Uta bingung. "Oh itu, aku mendapatkan ingatan Elsa saat dia mengawasi Yang Mulia Zen," jelas Ema. "Sekarang sebaiknya Anda tidur pangeran. Besok kita akan berperang kan? Jangan sampai Anda merasa kelelahan saat perang," ucap Ema.

"Ema benar. Apa yang dikatakan Ema itu benar atau tidak, kau harus percaya akan dirimu sendiri, semoga Dewa Licht memberikan jalur cahaya kepada kemenangan kita besok," ucap Rika sambil mengelus kepala Uta lembut. Uta menganggukkan kepala lalu berjalan meninggalkan Ema dan Rika.

"Bukankah kata-katamu tadi sedikit menyakitkan?" tanya Ema malas. "Benarkah? Ya, kau juga tidak masalah. Sebaiknya kau juga kembali sebelum Rupert mencarimu dengan panik," ucap Rika sambil tertawa kecil. "Tenang saja, dia tidak akan membuat keributan. Aku sudah mengikatnya dengan tali sihir," ucap Ema.

"Bukankah kau yang kejam? Tapi, lebih baik kau kembali sekarang. Kau kan juga harus istirahat," ucap Rika. "Baiklah," ucap Ema.

Setelah itu, Rika dan Ema berjalan bersama meninggalkan lorong kearah kuil dan berjalan menuju ruangan mereka masing-masing.

Bersambung...

Hai hai bagaimana kabarnya???

Akhirnya via lanjut cerita nihhh

Meskipun via lagi kekurangan ide buat lanjutin cerita akibat gak ada refrensi dan keseringan dirumah.

Tapi via akan berusaha update terus kokk

Jadi...

#stayathome

Gokigenyou

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top