Bab 24~Persiapan Perang
"Kalau begitu, saya dan yang lainnya harus segera berangkat ke Academy untuk menemui kepala sekolah," ucap Uta. "Ah, benar. Kalian harus menemui kepala sekolah untuk meminta bantuan murid Academy," ucap Rika. "Kalau begitu, kami berangkat dulu," ucap Uta lalu memberikan hormat sebentar sebelum berjalan meninggalkan Rika dan yang lainnya.
"Sungguh, dia sangat mirip dengan Zen. Tapi di lain sisi dia juga berbed dengan Zen," ucap Ema. "Dan Rupert, bisa tolong lepaskan aku?"
"Tidak, jika aku melepaskanmu, aku tidak akan tahu kapan kau akan tiba-tiba pergi lagi," jawab Rupert sambil mempererat pelukannya. "Itu karena kau terlalu lama tidak kembali, Ema," ucap Emerda. "Huft ... mau bagaimana lagi, aku kan sedang melaksanakan tugas sebagai penyihir kegelapan untuk mengawasi area kegelapan," ucap Ema dengan nada pasrah.
"Kalau begitu, aku dan Eleric akan melihat pasukan," ucap Rai. "Oh, aku akan ikut kalian," ucap Sumei. "Baiklah," jawab Rai. Setelah itu, Eleric, Rai dan Sumei meninggalkan Rika dan yang lainnya. Rika, Bridget dan Elmira hanya menikmati udara dan teh mereka tanpa merasa terganggung dengan kemesraan Ema dan Rupert yang sudah lama tidak bertemu.
***
Alvis mengetuk pintu kepala sekolah, lalu masuk setelah mendapatkan izin dari pemilik ruangan. Terlihat pria tua yang berambut putih panjang dengan mengenakan kacamata bulat dan mengenakan jubah biru tua panjang. "Maaf mengganggu waktu Anda, Kepala Sekolah," ucap Alvis.
"Tidak, ini sebuah kehormatan bisa bertemu langsung dengan pangeran cahaya. Apa yang bisa saya bantu?" tanya kepala sekolah. "Sebelumnya, kak Alvis telah menemui kepala sekolah dan memberitahukan masalah akan terjadinya kembali perang suci, benar?" tanya Uta. "Benar," jawab kepala sekolah.
"Saya ingin meminta bantuan murid Academy untuk melakukan tugas membantu mengevaluasi penduduk ke hutan di belakang istana. Di sana ada danau besar yang bisa menjamin keamanan penduduk tanpa takut akan serangan dari belakang dan sudah disiapkan tempat pelindung untuk penduduk yang berukuran besar," ucap Uta.
"Baik, kapan rencana ini akan di mulai?" tanya kepala sekolah. "Saya ingin rencana ini di lakukan mulai hari ini. Untuk murid yang sudah siap bertempur, agar membantu pasukan kerajaan. Sedangkan untuk murid yang belum siap bertempur untuk membantu mengevakuasi penduduk dan menjaga keamanan penduduk. Karena pasukan kegelapan telah bergerak. Jadi, kita harus melakukannya mulai sekarang," jawab Uta.
"Kalau begitu, saya akan membuat panggilan untuk seluruh murid dan professor untuk berkumpul di aula utama Academy," ucap kepala sekolah. Uta dan yang lainnya hanya menganggukkan kepala. Setelah itu, kepala sekolah menciptakan sebuah lingkaran berukuran kecil berwarna biru muda di hadapannya.
"Panggilan untuk seluruh murid dan Professor Academy Western. Agar segera berkumpul di aula utama Academy. Ini adalah pengumuman penting. Saya ulangi, panggilan untuk seluruh murid dan Professor Academy Western. Agar segera berkumpul di aula utama Academy, terima kasih."
Suara kepala sekolah terdengar menggema di telinga Uta dan yang lainnya. Apakah ini sihir komunikasi? batin Uta. "Kalau begitu, sekarang kita bisa menuju aula utama academy," ucap Alvis. "Anda benar. Mari," ucap kepala sekolah lalu berjalan memimpin jalan.
***
Seluruh murid dan Professor dibuat bingung saat mereka semua sudah berkumpul di aula utama academy. Mereka langsung terkejut saat melihat kepala sekolah berjalan di panggung aula dengan diikuti Uta, Alvis, Eliar, dan Alecia. "Hari ini ada pengumuman penting yang harus di sampaikan oleh Yang Mulia Pangeran kepada kita semua," ucap kepala sekolah lalu mempersilahkan Uta untuk maju.
"Akan saya ucapkan secara singkat saja. Hari ini, saya berada di sini bukan sebagai murid Academy. Melainka sebagai Putra Mahkota kerajaan Western. Uta Bistona Western, dengan ini meminta kerjasama dari seluruh murid dan professor Academy Western untuk melindungi kerajaan Western dari pasukan kegelapan di perang suci yang dipicu oleh pasukan kegelapan," ucap Uta.
Membuat semua murid dan professor yang mendengar itu menjadi sangat terkejut. "Saat ini pasukan kegelapan telah bergerak. Aliansi kelima kerajaan telah berkumpul di kerajaan Western untuk mempersiapkan penyerangan pasukan kegelapan di Kerajaan cahaya. Seluruh pasukan kelima kerajaan sebelumnya sudah di sebarkan untuk membatu mengevakuasi penduduk yang tidak di ibukota agar memasuki ibukota lima kerajaan yang sudah dibentuk sihir pelindung suci. Perang ini bukan hanya mengatas namakan kerajaan Western. Melainkan mengatas namakan seluruh mahkluk di dataran Terania. Agar pasukan kegelapan tidak berhasil menguasai dunia dengan kegelapan," ucap Uta.
Alvis maju beberapa langkah di sebelah Uta. "Kami tidak akan memaksa jika kalian tidak ingin berkerja sama dan ikut berlindung dengan penduduk lain. Bagaimana, apa kalian bersedia untuk berkerja sama atau tidak?" tanya Alvis. Seluruh murid dan professorlangsung menegakkan tubuh dan meletakkan tangan kanan mereka di dada. "Kami bersedia meskipun nyawa kami sebagai taruhannya," ucap semua orang.
"Terima kasih. Kalau begitu, akan Kak Alvis akan mengatakan rencananya," ucap Uta senang. "Untuk murid kelas satu yang belum siap untuk bertempur, akan membantu prajurit kerajan mengevakuasi penduduk ke hutan belakang istana dan menjaga keamanan mereka di sana. Di hutan belakang istana terdapat danau suci yang dapat melidungi kalian, dan akan dikelilingi pelindung dengan sekalah besar. Untuk murid yang siap bertempur akan mendapatkan pelatihan khusus prajurit dari kerajaan untuk membantu di garis depan," ucap Alvis.
"Para professor akan mendapatkan pelatihan khusus secara langsung dari ketua dari pasukan matahari senja, tuan Nico. Murid yang memiliki keahlian memanah akan di latih secara langsung oleh Ratu kerajaan Twilight, ahli berpedang akan dilatih oleh Raja Flore, ahli sihir akan di latih Ratu Flore dan Raja kerajaan Air, dan penyembuh akan mendapatkan pelatihan secara langsung dari Ratu Rika," ucap Uta. Membuat seluruh murid bersorak gembira.
Uta mengetukkan pedangnya di lantai. Membuat suara yang sangat keras menggema di aula, dan membuat semua orang di sana terdiam. "Sayatahu jika kalian senang dapat dilatih secara langsung oleh Raja dan Ratu kelima kerajaan. Tapi, kalian harus ingat. Perang ini bukanlah permainan, kalian tidak hanya melindungi nyawa kalian, tapi juga melindungi nyawa ribuan penduduk. Kesuksesan perang ini juga ada di tangan kalian. Jadi, saya ingin kerja sama kalian sepenuhnya dan saya tidak ingin adanya perselisihan hanya karena perbedaan status. Kalian Paham?!" tanya Uta dengan nada tegas dan mengeluarkan tekanan aura membunuh yang sangat kuat.
Membuat semua orang di sana terkejut dan gemetar. "Baik!" jawab semua orang sambil meletakkan tangan kanan mereka di dada. "Untuk pemberitahuan selanjutnya akan diinformasikan," ucap Uta lalu menatap kepala sekolah dan menganggukkan kepala.
"Kalau begitu, bisa mempersiapkan diri. Yang Mulia Ratu telah memberikan izin kalian memasuki wilayah istana, karena kalian akan berlatih di istana. Tapi, kalian tidak diizinkan memasuki istana, jadi kalian hanya akan diizinkan untuk berada di taman depan istana, hutan belakang istana dan arena latihan prajurit. Kalian mengerti? Jika ada yang melanggar, akan ada sanksi yang berat," ucap kepala sekolah. "Baik!" jawab semua orang.
"Kalian akan diberi waktu sampai sore nanti untuk menemui keluarga kalian di tempat evakuasi sementara yang tidak jauh dari Academy. Karena begitu kalian memasuki wilayan istana. Kalian tidak akan di perbolehkan keluar," ucap Uta tegas. Membuat semua orang di sana langsung terdiam.
"Kalau begitu, kalian bisa bubar sekarang," ucap kepala sekolah lalu berjalan bersama Uta dan yang lainnya. "Pangeran Uta!" panggil Rafael. Membuat Uta dan yang lainnya menghentikan langkah mereka lalu menatap Rafael dan Eli yang menatap mereka dari bawah panggung. "Eli, aku merindukanmu!" teriak Alecia lalu meloncat dan memeluk Eli. Eli sedikit terkejut, tapi ia membiarkan Alecia memeluknya.
"Kepala sekolah, kami akan menyusul ke ruangan Anda nanti," ucap Alvis. "Hohoho ... baiklah kalau begitu," ucap kepala sekolah lalu berjalan meninggalkan Uta dan yang lainnya. "Lama tidak bertemu, Rafael, dan Eli," ucap Uta sambil turun dari panggung dengan diikuti Alvis dan Eliar. "Benar, pangeran," ucap Rafael.
"Sepertinya latihan kita memang di persiapkan untuk menghadapi perang, bukan untuk pertandingan," ucap Rafael sambil tersenyum ceria. "Maaf," ucap Uta. "Kenapa Anda meminta maaf?" tanya Rafael. "Karena ayah, kalian jadi harus menghadapi perang," ucap Uta pelan.
"Tenang saja, aku yakin kalian akan mempuyai kesempatan lebih besar jika mempunyai sudah hebat dan berhasil melindungi penduduk dari pasukan kerajaan," ucap Alvis. "Benar, aku yakin cita-cita kalian sebagai ksatria suci kerajaan pasti akan berhasil," ucap Alecia. "Terima kasih, kami pasti akan melindungi kerajan Western. Meskipun nyawa kami sebagai taruhannya," ucap Eli dan diikuti anggutan tegas dari Rafael.
"Kalau begitu, kalian segera menemui keluarga kalian," ucap Uta. Eli dan Rafael menganggukkan kepala lalu berjala meninggalkan Uta dan yang lainnya. "Uta, kan aku sudah bilang. Kau tidak perlu sedih tentang paman, kita akan menyelamatkannya," ucap Alvis. Uta hanya terdiam, lalu mereka berjalan menuju ruangan kepala sekolah untuk membahas tempat yang akan di gunakan seluruh murid dan professor untuk menginap di wilayan istana Western.
Bersambung...
Hai hai
Akhirnya via ada ide hehehe
Kalau begitu, kalian tunggu aja kelanjutannya yaa
harap bersabar ini ujian hehehe
Kalau begitu...
Gokigenyou
Bab selanjutnya:
Pelatihan di Istana part 1
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top