Bab 16~Kekacauan di Pertandingan Academy

Tiga bulan telah berlalu dengan cepat. Selama tiga bulan juga Rafael dan Eli telah berhasil meningkatkan kekuatan mereka dengan bantuan Uta dan yang lainnya. Akhirnya pertandingan Western Academy. Terlihat arena tempat pertarungan telah penuh dengan penonton. Rika, Nico, Usui, Astin, Aleort dan delapan ksatria suci kerajaan Western datang untuk menyaksikan pertandingan secara langsung. Semua orang yang ada di gedung arena merasa sangat senang tidak hanya karena pertandingan yang selalu terasa menantang itu.

Namun, juga kedatangan keluarga kerajaan yang tidak pernah meninggalkan istana. Meskipun di lubuk hati mereka merasa sedih karena harus melihat ratu kerajaan mereka duduk di sebelah kursi yang kosong. Kursi yang seharusnya menjadi tempat bagi Raja cahaya. Seluruh murid yang berpartisipasi berkumpul menjadi satu dengan baris sesuai dengan tim mereka. Rika tersenyum kecil saat menemukan putranya berada di barisan paling depan tepat di depan Alvis.

Pertandingan Academy biasanya diadakan empat hari. Pertandingan kali ini tidak banyak murid yang ikut. Sehingga di tim yang mendaftar hanya dua puluh tim. Seorang pria tua berambut putih dengan mengenakan jubah putih masuk ke bagian panggung untuk segera memulai upacara pembukaan. "Saya ucapkan selamat datang di pertandingan Western Academy, saya ucapkan terima kasih bagi keluarga kerajaan yang bersedia hadir di pertandingan kali ini. Pertandingan ini di adakan untuk mengukur kemampuan murid yang berpartisipasi dan memberikan peluang agar bisa menjadi calon ksatria suci kerajaan Western..."

"Apa aku tidak salah dengar dengan yang di ucapkan kepala sekolah?" tanya Uta dengan suara pelan selama pria tua yang menjad kepala sekolahnya itu berbicara. "Kau tidak salah dengar. Hadiahnya adalah menjadi calon ksatria suci di kerajaan," jawab Alvis yang juga bernada pelan. "Kenapa kau tidak bilang dari awal? Jadi, kau memang tidak berniat ikut pertandingan ini karena tahu jika hadiahnya akan seperti ini?" tanya Uta. "Tentu saja," jawab Alvis santai. "Lalu apa gunanya aku ikut berpartisipasi dalam pertandingan ini? Jika kita menangpun, percuma saja, aku kan pangeran kerajaan cahaya. Mana mungkin menjadi calon ksatria suci?" tanya Uta.

"Tenanglah Uta. Aku juga sependapat denganmu. Tapi, ini adalah kesempatan emas bagi Rafael dan Eli jika kita menang. Mereka bisa saja menjadi calon ksatria suci. Karena kau sendiri sudah tahu kan? ksatria suci kerajaan tidak di ambil dari para bangsawan saja. Mereka adalah orang-orang yang berhasil memanjat dengan usaha mereka sendiri. Setidaknya jika kita yang menang. Rafael dan Eli bisa menjadi calon ksatria suci, dan kita bertiga bisa memberikan kesempatan kita kepada orang lain, kalau Eliar sih nanti kita tanyakan saja ke dia untuk masalah ini," jawab Alvis.

Jika Rafael dan Eli berhasil menjadi calon ksatria suci. Bukankah itu berarti mereka tidak akan mendapatkan penghinaan lagi dari anak bangsawan? Contohnya seperti ... Beatrice Von Elix, putri dari marquis Elix, batin Uta lalu melirik kearah wanita berambut kuning emas yang melirik Eli dengan tajam dari barisan kedua di sebelah kanannya. "Kak," panggil Uta pelan. "Hm?"

"Kita harus menang," ucap Uta dengan nada tegas. Alvis yang menatap Uta dari belakang terlihat sangat terkejut mendengar ucapan adiknya itu. "Tenang saja, kita pasti bisa," ucap Alvis sambil tersenyum kecil. Sudah lama ia tidak melihat semangat yang di tunjukkan Uta setelah Zen di kabarkan meninggal. Mengingat akan Zen, ia menjadi teringat kembali pertemuan dengan pamannya tiga bulan lalu. Alvis menatap kearah Rika yang tersenyum lembut menyaksikan pidato panjang dari kepala sekolah.

Ia sangat khawatir dengan keadaan bibinya. Alvis berpikir, mungkin saja saat ini bibinya itu tersenyum ceria. Namun, di lubuk hatinya, mungkin saja dia sangat sedih dan masih memikirkan pamannya.

***

Lima orang berjubah hitam terlihat tengah melayang di atas atap arena Western Academy tanpa seorangpun yang menyadari akan kehadiran mereka. "Sesuai perintah dari Master, kita akan menghancurkan pertandingan Western Academy dan memberikan peringatan akan kembalinya pemimpin pasukan kegelapan," ucap salah seorang berjubah yang ada di bagian tengah dengan nada dingin. "Baik," jawab keempat orang lainnya bersamaan. "Pergi," perintah orang yang ada di tengah. Setelah itu, keempat orang itu menghilang dan meninggalkan orang yang memberikan arahan kepada mereka.

Orang itu membuka tudung jubahnya dan memperlihatkan rambut biru tua dengan mata biru tua yang menatap kearah arena dengan dingin. "Maaf nona Rika. Aku hanya mengikuti perintah dari pemimpinku. Apapun pilihannya, dia satu-satunya pemimpin yang akan aku layani," ucap pria yang ternyata adalah Leo Asmeradolf.

***

"Bukankah itu adalah pidato yang cukup panjang untuk pembukaan pertandingan, Kepala Sekolah Western Academy?" tanya sebuah suara seorang wanita lalu diikuti kemunculan empat orang di hadapan para murid yang berpartisipasi yang berada tepat di bawah panggung. "Siapa kalian?" tanya kepala sekolah tajam dan semua orang menjadi waspada. Rika dan yang lainnya awalnya terduduk dengan tenang di tempat. Langsung berdiri saat kemunculan keempat orang yang ada di arena.

"Kami adalah empat ksatria kegelapan yang berada di bawah kepemimpinan Raja kegelapan. Kami di sebut, Drains," jawab seorang pria yang membuka tudungnya dan memperlihatkan rambut berwarna cokelat tua dengan diikuti dengan ketiga orang di belakangnya. "Drains? Ksatria kegelapan yang terkenal hanya dalam legenda itu?" tanya kepala sekolah yang terlihat terkejut. "Ternyata kami sampai di jadikan legenda. Terima kasih untuk kalian manusia. Sebelum itu, saya menyampaikan salam kepada Yang Mulia Ratu cahaya dari pemimpin kami, yaitu Raja kegelapan," ucap pria berambut cokelat itu sambil menyeringai dan membungkukkan badan tepat kearah Rika yang terlihat terkejut.

"Apa mau kalian kemari? Kami tidak menerima kalian di kerajaan Western!" tanya Rika. "Kami kemari hanya melakukan perintah dari Raja Kegelapan..." pria itu menggantungkan kalimatnya lalu menyeringai sambil melirik Rika yang seperti mengerti apa yang akan ia ucapkan selanjutnya. "...Raja kegelapan ingin menyampaikan jika pasukan kegelaapan akan kembali bangkit dalam waktu dua tahun. Kami harap kalian bisa bertahan dan tidak mengecewakan beliau," lanjut pria berambut biru tua yang tiba-tiba muncul di hadapan pria bermabut cokelat itu.

Membuat Uta, Rika, Nico, dan yang lainnya yang mengenal sosok itu menjadi sangat terkejut. "Paman Leo?" tanya Uta yang mengenali sosok pria itu dari belakang. "Kami hanya akan menyampaikan itu saja. Namun sebelum kami pergi..." Leo menggantungkan kalimatnya lalu tiba-tiba muncul sepasang saya naga berwarna kuning emas dari punggungnya. Membuat semua orang di sana terkejut. "... kami akan menghancurkan tempat ini sebagai peringatan awal," lanjut Leo dan mulai terbang. "Lakukan," perintah Leo kepada keempat ksatria kegelapan, Drains itu.

Keempat orang itu menganggukkan kepala lalu mengangkat tangan kanan mereka dan menciptakan sebuah bola sihir berwarna hitam dengan ukuran yang sangat besar. Setelah itu mereka menembakkan setiap bola itu ke dinding-dinding arena. Sehingga membuat arena pertarungan menjadi runtuh. Seluruh penonton dan tamu undangan segera di evakuasi dengan bantuan ksatria cahaya. "Tunggu, paman Leo!" teriak Uta memanggil Leo yang hanya diam di atap arena yang mulai runtuh.

Mata Leo dan Uta bertemu. Terlihat Leo tersenyum lembut dan menggerakkan bibirnya membentuk sebuah ucapan yang bisa di mengerti oleh Uta. Jadilah kuat, tuan muda, ucapan itu yang di katakan Leo tanpa suara sebelum Uta di tarik keluar oleh Eliar dan Alvis. Pertandingan Academy akhirnya di batalkan karena kekacauan yang di buat oleh ksatria kegelapan. Keluarga kerajaan Western segera kembali ke istana untuk membicarakan peringatan yang di berikan tadi. Untuk menjaga keamanan kerajaan. Rika meminta untuk mengaktifkan sihir suci yang bisa melindungi penduduk yang ada di dalam kerajaan dari pasukan kegelapan.

Nico mulai mengirim surat kepada seluruh kerajaan aliansi untuk berkumpul dan membahas mengenai Raja pasukan kegelapan yang kini mulai bangkit. Kali ini berbeda dengan yang dulu, bukan seorang master kegelapan. Melainkan Raja kegelapan yang bangkit, jika kita tidak bisa mengatasi masalah ini dan kalah dengan pasukan kegelapan. Maka dunia akan benar-benar hancur. Apa kita hanya bisa berperang, Zen? batin Rika sambil menatap kearah langit yang cerah dari kereta kudanya.

Bersambung....

Hai hai hai

Akhirnya via update juga nihhh

hehehe

Maaf kalau membuat kalian menunggu lama...

Awalnya karena via terlalu fokus melanjutkan cerita yg sedang di revisi besar-besaran

Akhirnya karena banyak tugas real. Jadinya makin lupa deh hehehe...

Jadi maaf jika lama. Tenang saja, sebentar lagi liburan. Jadi, pasti aman deh kalau update hehe

Kalau begitu, sampai jumpa lagi

Gokigenyou

Bab Selanjutnya :

Rapat Lima Kerajaan Besar

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top