Game Start!
"Ano, minna-san..."
11 pasang mata berbeda warna itu mengalihkan pandangannya ke arah pendar biru muda tersebut. Setelah yakin semua atensi tertuju padanya, si biru muda menarik nafas kecil dan berujar sesuatu yang-mungkin-tidak pernah terpikir oleh teman-temannya yang lain.
"Minna-san, kuy* main ww~"
Jangan tanyakan padaku dari mana dia belajar bahasa dari negara kepulauan yang berada di daerah paling selatan dari benua Asia tersebut. Dan tanpa dijelaskan lagi, semua orang di sana pasti mengeluarkan perkataan dan ekspresi wajah yang sama.
"Hah?"
Lalu ada tambahan,
"'Kuy'?"
.
.
.
Fanfic ini aku khususkan buat salah satu sahabatku yang berulang tahun~
Otanjoubi Omedetou, Tacchan!
.~.~.~.
Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi
Werewolves Game milik saya (ceritanya, bukan permainannya :v)
Genre(s) : yang utama, sih, humor...
Cast : Kiseki no Sedai, Kuroko Tetsuya, Kagami Taiga, Kasamatsu Yukio, Takao Kazunari, Himuro Tatsuya, Sakurai Ryou, Mayuzumi Chihiro, dan beberapa OC akan muncul (ada yang berperan penting dan ada yang tidak)
Waspadalah dengan ending yang (menurut authornya) gak jelas...:")
.~.~.~.
Happy Reading
.
.
.
"Jarang sekali kau mengajak kita untuk bermain permainan selain basket, Tetsuya,"ujar Akashi sambil melihat satu persatu kartu permainan ww itu.
"Kalau Kurokocchi yang minta dengan senang hati aku akan ikut bermain-ssu!"balas seseorang yang pasti sudah diketahui identitasnya dari nada bicara yang-terlalu-cheerfull ini, dan yang pastinya adalah Kise.
Berawal dari perintah untuk berkumpul di hari terakhir liburan mereka yang pastinya berasal dari tukang lempar gunti-maaf, kapten Rakuzan sekaligus anggota Kiseki no Sedai yang terpendek kedua setelah Kuroko :v
"Kau sudah bosan hidup, Author?"oke, tentu saja tidak. Ada UN yang masih menunggu dan informasi tadi 100% fakta.
Awalnya, Akashi hanya mengajak anggota Kiseki no Sedai saja yang berkumpul tentu saja Kuroko juga. Entah gengsi entah karena jiwa rivalitas yang masih tinggi, setiap orang membawa partner mereka masing-masing. Kuroko&Kagami, Kise&Kasamatsu, Midorima&Takao, Aomine&Sakurai, Murasakibara&Himuro, dan yang terakhir ada Akashi&Mayuzumi.
Yang namanya atlet basket, pastilah mereka memulai pertemuan itu dengan bermain basket. Dan karena fanfic ini bukan berfokus ke basket, melainkan ke permainan lain. Jadi, langsung skip saja ke malam hari setelah mereka selesai bermain-atau mungkin lebih tepatnya bertanding.
"Kenapa kau tiba-tiba ingin bermain Werewolf game, Kuroko?"tanya Kagami.
"Tidak ada salahnya, kan, lagipula kita juga jarang punya waktu bisa berkumpul di luar lapangan seperti ini, kan? Sekalian saja diisi dengan sesuatu yang lain dan menyenangkan,"jelas Kuroko.
"Bukannya aku tidak mau ikutan, tapi mumpung aku tidak punya kegiatan lain malam ini jadi tidak masalah-nanodayo,"tambah Midorima sambil menaikkan kacamatanya yang sama sekali tidak melorot di pangkal hidungnya.
Yang lainnya cuma ikutan saja dengan alasan yang kurang lebih mirip alasan si tsundere hijau kita. Mereka duduk melingkar di karpet ruang keluarga kediaman Kuroko-yang merupakan tempat pilihan Akashi sendiri. Kuroko-sebagai moderator permainan-duduk di atas sofa agar bisa melihat semua orang tanpa terkecuali. Maklum, dia masih masa pertumbuhan, sedangkan diantara mereka ada titan setinggi 208 cm yang tidak usah dipertanyakan lagi bagaimana ia bisa menjadi setinggi itu.
"Jadi, minna-san, silahkan ambil kartu terserah kalian."ucap Kuroko sambil menyodorkan beberapa kartu dan yang lainnya mengambil dan berdoa role yang mereka miliki bagus.
"Oh, ya, sebelum mulai, role dalam werewolf game ini punya dua sisi, ada good side dan bad side. Untuk lebih jelasnya seperti ini..."
.~.
*Good Side
Drunk : Ketika ia diserang oleh werewolf , malam setelahnya werewolf tidak dapat menyerang.
Anak seer : Saat seluruh seer sudah mati semua, barulah ia dibangunkan untuk menggantikan tugas seer.
Seer : Setiap malam ia bertugas untuk menerawang role-role para pemain terutama Werewolf
Bodyguard : Setiap malam ia bertugas untuk menjaga satu pemain dan pemain yang ia jaga tidak dapat diserang Werewolf (Ia juga dapat menjaga dirinya sendiri).
Lycan (anak malang) : warga desa yang terkutuk, ia memang bukan Werewolf tapi seer yang menerawangnya akan diberitahu kalau dia Werewolf.
*Bad Side
Werewolf : Setiap malam ia dapat memilih satu orang yang harus diserang
Pengkhianat : Awalnya dia berada di good side, tapi setelah Werewolf sudah mati semua ia yang akan menjadi Werewolf.
.~.
"Jadi, sekarang tutup mata dan ketika rolenya kupanggil buka matanya.".
Setelah mengatakan itu, yang lainnya menurut dan menutup mata mereka masing-masing. Keadaan di ruangan itu mendadak menjadi sangat sunyi. Tidak ada yang bersuara sampai Kuroko memanggil role pertama.
Werewolf
3 pasang mata terbuka dan saling melihat satu sama lain lalu disuruh untuk menutupnya lagi karena malam pertama Werewolf belum bisa menyerang.
Seer
2 pasang mata dengan warna paling atas sekaligus paling bawah dari pelangi menatap Kuroko. Mereka diminta untuk menerawang seseorang dan mereka sudah memilihnya.
Bodyguard
Satunya dari tadi gemetaran tanpa sebab dan yang satunya lagi sudah setengah jalan ke dunia mimpi. Sang moderator hanya bisa mengangguk pasrah dan membiarkan mereka menutup mata lagi karena tidak ada yang perlu dijaga.
Drunk, Lycan, dan juga pengkhianat
Mereka bertiga hanya dipanggil sebentar lalu disuruh tutup mata kembali.
"Oke, 'pagi hari' telah tiba, kalian bisa membuka kalian semua..."ujar Kuroko dengan nada yang datar seperti biasanya.
Satu persatu pasang mata terbuka, ekspresi mereka mengisyaratkan untuk waspada ke semua pemain. Ini memang hanya permainan, tapi tentu saja tidak ada yang mau kalah, kan?
"Jadi, silahkan berdiskusi dulu sebentar, aku akan mengambil minuman di bawah. Dan, penerawangan seer benar..."lanjut Kuroko sambil berlalu keluar kamar.
.
.
.
"Kau yakin mau melakukannya?"
Kuroko tersentak dan hampir menjatuhkan nampan berisi gelas-gelas penuh dengan jus. Ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang gadis berambut putih dengan mata merah darah duduk dengan santai di meja makannya.
"Ah, itu...aku belum memikirkannya,"jawab Kuroko.
"Ck, kau hanya punya waktu sebelum tengah malam untuk mengembalikan kartu-kartu permainan itu, kau tahu?"
"Tentu saja aku akan mengembalikannya, jangan khawatir,"ucap Kuroko mantap.
"Huft, cepet, ya! Temanku akan marah kalau aku tidak mengembalikannya, kartu-kartu itu miliknya, sih."
'Lalu kenapa kau mengambilnya dan meminjamkannya padaku tanpa izinnya?'batin Kuroko sweatdrop.
.
.
.
"Tetsu! Kau lama sekali, kami sudah memutuskan siapa yang harus digantung..."seru Aomine ketika Kuroko memasuki ruang keluarga rumahnya.
"Oh, baiklah. Saatnya 'Vote Gantung', siapa yang kalian ingin gantung?"tanya Kuroko.
Tanpa waktu yang lama, hampir semua orang langsung menunjuk satu-satunya yang bermegane di antara mereka. Yap, siapa lagi kalau bukan Midorima the king of tsundere :v
"E-eh? Kenapa aku-nanodayo?!"serunya hampir panik.
"Pertama, dengan sifat tsundere seperti itu, Shin-chan tidak berbakat untuk acting menyembunyikan kalau kau adalah werewolfnya~"jelas Takao riang.
"Lagipula, penerawanganku benar karena aku selalu benar, Shintarou."tambah Akashi dengan kepercayaan diri yang tinggi.
'Aahh, jadi dia seernya...'batin semuanya-minus Akashi.
"Ano, Akashi-kun, kau tidak diperkenankan untuk memberi tahu rolemu sebelum permainan selesai. Itu juga bisa mengakibatkan kau menjadi target penyerangan ww."jelas Kuroko.
Dan sangat jarang sekali terlihat Akashi terdiam karena perkataan seseorang. Untung saja itu hanya Kuroko, bagaimana kalau orang lain? Bisa dipastikan akan ada gunting yang menancap entah di bagian tubuh mana dari orang itu.
"Tenang saja, kalau aku mati diserang setelah permainan selesai aku akan benar-benar membunuh para ww dan juga bodyguard."Akashi sudah bertitah dan yang merasa kalau rolenya disebut oleh Akashi hanya bisa diam-diam menelan ludah ketakutan.
"Baiklah, kalau begitu sudah diputuskan kalau Midorima-kun harus digantung. Dan Midorima-kun mati sebagai?"Kuroko tahu kalau ia harus segera menyelesaikan vote pertama ini agar permainan dapat berlanjut.
"Hah, bukannya mau memuji atau apa, tapi terawangan Akashi benar-nanodayo."ujar Midorima sambil mengembalikan kartu role kepada Kuroko.
Untuk menghemat waktu para pembaca, kita lompat langsung ke akhir permain pertama. Di mana yang jadi werewolfnya adalah Midorima, Himuro, dan juga Aomine. Yang ketiganya digantung karena terawangan Akashi selalu benar dan tidak pernah salah-katanya, sih. Permainan pertama selesai dengan cepat berkat Akashi sebagai seer. Yah, meskipun diwarnai dengan drama ala sinetron oleh Kise yang menangis karena dimakan werewolf. Di sini, Kise berperan sebagai anak seer-atau harus kubilang 'anaknya' Akashi dan juga Murasakibara yang sepanjang permainan hanya memakan keripik kentangnya.
Mereka mengulang permainan dan berharap bisa menang. Tapi entah berkat entah keberuntungan Akashi selalu mendapat peran seer dan terawangan benar terus menyebabkan permainan selalu berakhir dengan cepat. Untuk masalah ini, Himuro memberikan sebuah saran yang kelihatannya disetuji oleh semuanya.
"Bagaimana kalau Kuroko-kun saja yang mengambilkan kartu peran untuk kita. Yah, keberuntungan kita, kan, berbeda dari Kuroko-kun,"
"Aku tidak masalah, lagipula tidak menyenangkan kalau Akashi terus yang menang."akhirnya Mayuzumi ikut dalam pembicaraan.
"A-aku ikut saja! Ah, sumimasen-sumimasen!"pasti tahu, kan, ini siapa? Pastinya Sakurai atau harus kupanggil Sumimasen Boy?
Melihat semuanya setuju, Kuroko mengocok kartu itu dulu sebelum membagikannya kepada yang lain. Kenapa masih Kuroko yang menjadi moderator? Entahlah, mungkin karena hawa keberadaannya, takutnya tidak ada yang menyadari kalau Kuroko membuka mata atau bahkan mengikuti permainan :v
"Hidoi na, Author-san -_-"Hehe, gomen nee, Kuroko-kun!
Kuroko sudah membagikan semua kartu dan yang lain mulai melihat isinya. Teringat sesuatu, Kuroko menatap semuanya satu persatu. Apa yang akan dia pilih, melakukannya atau tidak? Menghela nafas berat dia berbicara dengan nada yang lebih serius dari biasanya.
"Ano, minna-san, chotto ii ka?"tanya Kuroko. Setelah semua memperhatikannya ia melanjutkan,
"Bagaimana kalau kita buat permainan ini lebih seru? Seakan-akan permainan ini sungguhan."
"Eh, apa maksudmu, Tetsu?"tanya Aomine.
"Yang kumaksud adalah dengan menggunakan kontrak, gunakan darah kalian dan torehkan di kartu yang kalian dapatkan. Jika sudah, itu berarti kalian sudah melakukan kontrak dan itu akan tetap bertahan hingga selesainya permainan."
"Jika ada yang membatalkannya? Apa yang akan terjadi?"
"MATI."
Seketika suasana dalam ruangan itu berubah drastis begitu Kuroko mengatakan satu kata yang sebenarnya tidak enak dibicarakan dalam waktu menyenangkan seperti ini.
"Ka-kau bercanda, kan, Kurokocchi?"Kise mulai gemetaran, habisnya nada yang digunakan Kuroko itu terlalu serius untuk dibilang candaan. Lagipula, Kuroko memiliki rasa humor yang rendah untuk membuat lawakan.
"Tidak, kok, dan ada satu lagi-"
"Sudah, sudah! Ayo langsung main saja!"seru Kagami yang memang takut pada hal-hal seperti itu.
.
.
"Tetsuya, apa tidak ada kartu lain?"tanya Akashi dengan wajah kesal entah karena apa.
"Jumlah kartunya pas, Akashi-kun, maaf..."balas Kuroko dengan kikikan kecil yang sulit sekali didengar. Ah, sepertinya role milik Akashi bisa diketahui dari ekspresinya yang tidak menyenangkan itu, kan?
"Hai', minna-san, malam hari telah tiba silahkan tutup mata kalian..."ujar Kuroko dengan nada tenang dan memanggil satu persatu peran.
Kalau bukan karena sudah terlatih menggunakan topeng datarnya, Kuroko dapat menyembunyikan tawa kecilnya setelah memanggil seer untuk menerawang salah satu pemain. Pasti akan menarik sekali, begitulah pikiran Kuroko.
"Baik, pagi hari telah tiba, silahkan buka matanya. Aku akan membiarkan kalian berdiskusi sebentar sebelum aku membuka vote."jelas Kuroko.
"Tidak perlu pakai diskusi, aku tahu siapa werewolfnya! Akashi!"seru Kagami semangat sambil menunjuk Akashi dengan telunjuknya.
"Eh, kok kamu tahu, Taiga?"tanya Himuro.
"Eh? Tentu saja, kan, aku seernya!"jawab Kagami santai dengan polosnya-atau harus kubilang bodoh?.
Tanpa sadar semuanya menggelengkan kepalanya entah merasa kasihan atau menertawakan kebodohan Kagami. Yang dimaksud hanya menelengkan kepalanya bingung. Ia menoleh ke Kuroko dan mendapatkan ekspresi yang sama mekipun tidak terlalu jelas.
"Kalian ini kenapa? Bukannya bagus? Aku berhasil menebaknya dengan benar, ya, kan?"ujarnya lagi sambil mengharap sebuah jawaban dari bayangannya itu.
"Iya, penerawangan seer memang benar, tapi memberitahukan rolemu sebelum permainan selesai itu salah, Kagami-kun..."ujar Kuroko ditambah dengan helaan nafas berat.
"Eh?"
Setelah berpikir sebentar, Kagami membelalakkan matanya tidak percaya dan menjerit sekeras mungkin. Ia mengumpat tanpa pandang apalagi yang ia katakan. Yang lain hanya menertawakannya, Aomine dan Takaolah yang paling keras tertawa. Kuroko hanya tersenyum maklum lalu ingat bahwa dia masih punya sesuatu yang harus dilanjutkan.
"Kagami-kun, sudahlah. Ini sudah cukup larut, tetangga bisa memarahiku kalau mereka terganggu. Kalau begitu kita langsung vote gantung saja!"
Semuanya menunjuk orang yang sama, Akashi. Meskipun tadi tertawa, mereka juga tetap mengikuti kata-kata Kagami kalau wwnya adalah Akashi.
"Kalian..."aura hitam mulai mengelilingi Akashi.
Semua mundur tanpa sadar. Mereka sadar sudah membangunkan ibils sesungguhnya.
"Roleku kali ini benar-benar menjengkelkan. Aku rasanya ingin membunuh siapapun yang telah membuat role seperti ini ada."
"Akashi-kun, ini hanya permainan, terima saja kalau kau harus digantung."ujar Kuroko sambil menjulurkan tangannya ingin meminta kartu milik Akashi.
"Aku sama sekali tidak bercanda."balas Akashi sambil memberikan kartunya dengan setengah hati.
"Baiklah, jadi Akashi-kun harus digantung sebagai..."
Semuanya mendekat ke Kuroko untuk melihat kartu yang tadi dipegang oleh Akashi. Setelah membacanya, hampir tidak ada yang bisa menahan tawanya lagi.
"Lycan"
"Pantas saja diterawang Kagami hasilnya serigala, dia ternyata anak malang..."ujar Mayuzumi seperti tidak tertarik tapi senyum di wajahnya menunjukkan kalau dia juga ingin tertawa.
*Ckris*Ckris*
Mmm, sepertinya sudah tidak usah ditanyakan lagi apa yang berbunyi itu. Semuanya langsung terdiam dan menoleh ke arah Kuroko untuk meminta bantuan.
"Hah...daripada kemalaman lebih baik kita lanjutkan. 'Malam hari' telah tiba, silahkan tutup mata kalian..."
.
.
Sama seperti sebelumnya, Kuroko meminta satu-persatu pemain untuk membuka mata dan menjalankan role mereka. Setiap kali ada yang membuka mata, Akashi selalu menatap mereka dengan tatapan membunuh. Kuroko sudah bingung dengan apa yang akan ia lakukan untuk mengangani Akashi yang sdang kondisi 'jengkel' itu.
.~.~.
"Kagami-kun, seer telah mati diserang serigala."
Tidak ada yang menyesal ketika Kagami mati. Yah, itu salahnya sendiri membongkar rolenya yang termasuk penting itu saat vote pertama tadi. Dan alasannya diperjelas lagi oleh Himuro,
"Lagipula kau tidak berguna jadi seer, Taiga, itu akan menyulitkan good side untuk menang."
.~.~.
"Orang-orang memutuskan untuk menggantung Takao-kun, Takao-kun mati sebagai werewolf."
Yah, setidaknya tebakannya kali ini benar...:v
.~.~.
"Midorima-kun, anak seer telah mati diserang serigala."
"Wakakaka, ternyata Shin-chan anaknya Kagami, bwahahaha!!"
"Urusai, Takao!"
.~.~.
"Orang-orang memutuskan untuk menggantung Himuro-san, Himuro-san mati sebagai bodyguard."
"Tidak, bodyguardnya mati-ssu! Bagaimana ini?!"
"Kise, damare, masih ada satu bodyguard lagi, asal kau tahu!"seru Aomine sambil memukul kepala Kise.
.~.~.
"Kise-kun, drunk telah mati diserang serigala. Dan serigala tidak dapat makan selama satu malam."
"Hah? Kise drunk? Aku pikir ww, baru saja aku mau mengvote agar dia digantung..."ucap Kasamatsu.
"Eh, hidoi-ssu, senpai! Mou, jangan-jangan malah senpai lagi wwnya!"
"Aku lagi?!"
.~.~.
"Orang-orang memutuskan untuk menggantung Kasamatsu-san, Kasamatsu-san mati sebagai werewolf."
"Desu yo~aku benar kalau Kasamatsu-senpai wwnya-ssu!"
"Aku akan menendangmu ketika permainan ini selesai, Kise!"
.~.~.
"Orang-orang memutuskan untuk menggantung Murasakibara-kun, Murasakibara-kun mati sebagai pengkhianat."
"Che, baguslah kalau dia mati, ww tidak bertambah."ujar Aomine.
"Ya, itulah yang kupikirkan juga..."tambah Mayuzumi.
"Su-sumimasen, tapi kalau Murasakibara-san mati lebih baik."ujar Sakurai.
"Hah~? Kau mau kuhancurkan tukang minta maaf?!"seru Murasakibara.
"I-iie sumimasen! Sumimasen!"seru Sakurai sampai membungkuk berkali-kali.
.~.~.
"Mayuzumi-san, seer telah mati diserang serigala."
"E-eh?! Ja-jadi Aomine-san bukan seer?! A-aku salah melindungi orang! Sumimasen deshita!"seru Sakurai panik.
"Khukuku, kesalahan yang besar Sakurai."
"Tetsuya, tersisa dua orang yang sudah pasti werewolf dan bodyguard. Apa yang akan kau lakukan?"
"A-aku-"
.
.
.
Pet
Seketika lampu mati tiba-tiba. Sontak beberapa dari mereka yang diakui adalah para penakut langsung memeluk orang yang berada di dekat mereka. Bukannya dapat ketenangan mereka malah dapat sial. Ada yang langsung di tendang tepat di punggung padahal tidak bisa melihat apa-apa. Ada juga yang langsung dihadiahi gunting keramat yang entah kenapa tiba-tiba bersinar merah dalam gelap.
"Nee, Kuroko-kun, apa kau ada lilin yang bisa dinyalakan? Atau senter?"ujar seseorang yang sepertinya Himuro.
"Huwee, Kurokocchi cepet nyalain penerangan-ssu!"
"Kuroko cepatlah! Ini gelap sekali!"
.
.
.
"Tetsuya?"
Tidak ada jawaban hanya kesuyian yan mereka dapat. Meskipun gelap, semuanya pasti memasang wajah bingung sekarang ini. Apa Kuroko sudah keluar mencari penerangan dari tadi? Tapi, setidaknya ia menjawab kalau dipanggil seperti itu.
Tak lama lampu mulai berkedap-kedip menyala meskipun redup. Tidak, sama sekali tidak ada yang menduga apalagi ingin percaya. Di hadapan mereka Kuroko yang berdampingan dengan seekor-atau semakhluk-seperti serigala yang tinggi hampir 4 m.
Bulu serigala itu berwarna navy blue dan sediki coklat di bagian perutnya. Serigala itu berdiri dengan kedua kakinya dan menatap mereka dengan tatapan membunuh disertai air liur yang tidak hentinya menetes dari rahang penuh gigi runcingnya.
"Ku-kuroko?"
Tidak ada jawaban melainkan tatapan yang sama layaknya serigala yang menemukan mangsanya yang Kuroko perlihatkan pada mereka. Semuanya tidak percaya, sama sekali tidak ingin percaya.
"Bukankah kalian sudah membuat kontrak untuk bermain?"
"Kontrak? Maksudmu apa Kurokocchi?"
"Kontrak dengan darah kalian sebelum permainan terakhir tadi mulai. Dengan darah yang kalian torehkan di kartu role masing-masing, kalian secara tidak langsung terikat dengan game ini."
"Sebentar, aku masih tidak mengerti maksudmu-nanodayo."
"Gampangnya, bagi yang digantung dalam permainan akan benar-benar digantung, dan yang mati diserang serigala akan benar-benar mati."ucap serigala itu yang hampir tertutupi dengan geraman.
"A-aomine-san?"
"Hah, sayangnya dia bukan Aomine-kun lagi."
"Hah? Kau ini bicara apa Kuroko?"
"Aomine-kun sudah mati."
...
"Dan begitupula kalian."
Pet! Lampu kembali mati
Set! Kret!
Tali-tali tambang muncul tiba-tiba dari langit-langit ruangan dan menjerat leher Akashi, Takao, Himuro, Kasamatsu, dan Murasakibara. Mengangkat mereka hingga kaki-kaki mereka tidak menapak lagi. Hanya dalam hitungan detik saluran pernapasan mereka berhenti. Tidak sampai disitu, badan mereka ditarik dengan sekuat tenaga hingga terpisah dari kepala. Tinggalah kepala mereka yang mengeluarkan darah yang sangat banyak dan menggantung terayun dengan tali tambang.
Slash! Slash!
Tanpa aba-aba, serigala 4 m tadi menyerang mereka dengan cakarnya yang sepanjang lengan bawah orang dewasa. Tidak puas hanya dengan cakaran, ia menggengam tubuh mereka dan menghancurkannya layaknya meremukkan boneka dari tanah liat yang masih basah.
Lapar, daritadi serigala itu lapar dan ingin makan. Setelah membunuh mereka ia mengambil satu persatu anggota tubuh yang sudah rusak itu dan memakannya mentah-mentah. Manik aquamarine itu hanya menatap kejadian itu tanpa minat sama sekali. Ia sesekali menghindar dari darah yang bercipratan kemana-mana akibat 'peliharaan' baru pemberian seseorang itu.
"Eh~aku tidak menyangka kau benar-benar melakukannya, Tetsuya-kun~!"
"Kau sama sekali tidak mengecewakan kami."
Tetsuya berbalik dan terlihatlah dua orang gadis bermata merah darah tersebut. Yang satu berambut gradasi biru muda-biru tua dengan gaun selutut biru dongker disertai jubah hitam. Yang satu lagi berambut putih keperakan dengan kemeja coklat dan celana jeans hitam juga jubah yang sama.
"Bukankah itu perintahmu, Ojou-sama?"ujar Kuroko datar.
"Eh, panggil namaku saja, tidak perlu pakai 'Ojou-sama' segala, kok~"ujar gadis berambut gradasi biru itu.
"Jadi...Nidya-sama?"
"Un, seperti itu~"
"Nanti saja ngobrolnya, kita harus segera pergi sebelum ada orang yang tahu soal ini."sela si rambut putih.
"Mou~Tacchan, gak, seru~!"
"Hentikan itu dan ayo pergi. Kuroko urus 'peliharaan' barumu itu."
"Hai', Yutasya-sama."ucap Kuroko sambil membungkuk dan berbalik untuk menjalankan tugas sisanya..
.
.
.
.
5 five days before that~
"Hah, ini melelahkan! Kenapa juga ayah menyuruhku untuk ikut dalam misimu?!"
"Mencarikanmu mate."
Nidya menoleh dengan wajah bingung kepada Yutasya.
"Meskipun kau perempuan, kaulah satu-satunya anak alpha Alfred yang tersisa semenjak pembantaian yang merenggut nyawa ibu dan semua kakakmu baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Kaulah alpha selanjutnya bagi Gangsta Pack, apa jadinya seorang alpha tanpa pasangan?"
"Cih, aku juga tahu itu, gak, usah diceritakan detail seperti itu juga!"
"Lah, kalau gak detail gimana pembaca mau tahu maksud cerita ini :v"
"KAU!"
Malam yang sangat sunyi dan hanya terdengar sedikit hewan malam yang 'bernyanyi' mengisi keheningan. Hampir semua lampu sudah dimatikan-kecuali lampu jalan dan teras rumah. Pandangan Yutasya terkunci pada sebuah jendela rumah yang dalamnya masih menyala dan belum ditutup gordennya.
"Fufu~"ia tertawa kecil dalam pitingan leher Nidya.
"Apa yang kau tertawakan, Tacchan?"
"Sepertinya aku menemukan mate yang pas untukmu."
"Eh, siapa?"
"Lihatlah ke rumah itu, Nicchan. Si biru muda yang lagi baca novel itu."tunjukknya ke rumah tadi.
"Hm~boleh juga, dia manis."
"Tidak kuijinkan kau untuk memakannya."
"Maksudku bukan 'manis' yang itu!"
"Tapi, dia harus kita uji."ujar Yutasya.
"Yang pastinya dengan permainan dari ras kita."sambung Nidya.
Sebuah keputusan egois yang pastinya mementingkan satu pihak saja sudah diputuskan. Demi masa depan sebuah pack, nyawa 10 remaja tak bersalah harus diambil, satu diubah menjadi sejenis mereka, dan satu lagi harus menerima takdir untuk dimanipulasi dan menjadi pasangan seorang calon alpha wanita.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Jalani hidup bagaikan menaiki sebuah perahu di aliran sungai. Ikuti saja alurnya dan kau akan sampai di hilir, tujuan terakhirmu. Yang jelas, tidak semua sungai lancar tanpa ada hambatan, setidaknya pasti ada beberapa batu yang harus dihindari agar selamat sampai tujuan.
Percayalah, tidak semua cerita yang awalnya manis dan menyenangkan akan berakhir dengan happy ending. Pasti ada satu dua kisah yang berakhir buruk dan jauh dari ekspetasi pembacanya atau bahkan yang mengalaminya.
Untuk itu, siap-siap saja untuk menerima takdirmu yang sudah ditulis Tuhan...
.
.
.
.
.
.
.
"Wah~ceritanya lumayan juga, ya?"
"Iya, aku pikir endingnya membosankan seperti cerita yang biasa kubaca, ternyata ada unsur gorenya juga. Bagaimana menurutmu, Lia-san?"
"E-eh, kalau aku, sih, bagus aja. Katanya itu beneran terjadi, ya?"
"Beritanya, sih, gitu. Baru sekitaran setahun yang lalu~"
"Mou~berarti beneran, dong..."
"Chaeran-san, tidak usah khawatir, lagipula ini ditulis di blog orang, bisa jadi juga karangan."
"Hm, begitu, ya? Gimana, Li?"
"Oh, aku? Mau beneran mau enggak yang penting kita gak terlibat di dalamnya."
"Hm, jawaban yang bagus~"
4 gadis SMA itu sedang berkumpul setelah pulang sekolah di sebuah rumah makan cepat saji, Maji Burger. Sambil mengisi waktu luang, mereka membaca sebuah cerita tentang kumpulan remaja laki-laki yang bermain sebuah permainan yang ujungnya mengambil nyawa mereka. Salah satu dari mereka-yang dipanggil Lia-bilang mau itu benar ataupun tidak selama mereka tidak terlibat tidak masalah.
Hari semakin senja, sebelum matahari benar-benar terbenam mereka harus segera pulang ke rumah masing-masing. Karena terburu-buru beranjak, Chaeran menabrak seseorang hingga ia terjatuh.
"Ano, daijoubu desu ka? Sumimasen deshita, karena sudah menabrakmu."ujar laki-laki yang ditabrak Chaeran.
Chaeran mendongak dan melihat orang itu menjulurkan tangannya dan tanpa pikir panjang ia menyambut tangan itu.
"Un, tidak apa-apa, aku juga tidak melihat tadi."balas Chaeran sambil tersenyum meyakinkan bahwa dia tidak apa-apa.
"Huh~yokatta, kalau begitu sampai jumpa."
"Eh, 'sampai jumpa'?"
Tanpa mereka sadari orang itu sudah menghilang dari pandangan mereka. Chaeran, Lia, dan dua lainnya tidak terlalu memikirkannya lagi. Yang mereka bingungkan adalah warna mata dan rambut orang tadi yang sangat mencolok. Biru muda.
"Dia seperti tidak asing, ya?"tanya Lia.
"Iya!"sahut kedua yang lainnya.
"Apa ini?"Chaeran mengambil sebuah kotak yaang berada dekat tempat ia jatuh tadi.
Ia membukanya dan ternyata kotak itu berisi banyak kartu-kartu yang ia tidak tahu.
"Werewolf Game?"
***
"Kau sudah selesai, Tetsuya-kun?"
"Memangnya kau juga sudah, Nicchan?"
"Sudah, kok, targetku seorang anak berambut oranye yang sangat hiperaktif, dari bawaan dan pakaiannya sepertinya dia atlet voli."
"Owh, kalau targetku anak-anak smp itu, yang salah satunya mirip dengan Kuroko cuma rambutnya dikuncir dua."
"Jadi, karena kita sudah menetapkan target masing-masing, sekarang tinggal menunggu saja."
"Iya..."
"Kalau begitu, cerita kali ini diakhiri saja..."
"Masih banyak cerita lain, tapi aku tidak yakin akan diceritakan semuanya~"
"Oh, ya Tacchan~"
"Hm, nani?"
"Otanjoubi omedetou~! Maaf baru bisa bilang, padahal hampir lewat seminggu. Kau keseringan patroli, sih~"
"Itu juga, kan, karena kamunya yang malas! Dan, makasih..."
"Hehe~"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N : FINNALY!!!!! Akhirnya selesai juga...padahal kepingin publish tepat tanggal 16 kemarin tapi molor sampai tanggal 21. HONTO NI SUMIMASEN, TACCHAN~!
Ide cerita ini muncul begitu aja karena di kelas keseringan main ww--sebenernya, sih, authornya selalu jadi moderator kayak Kuroko aja...:)
Endingnya ketebak, gak? maaf, ya, pemikiran absurd ya gitu jadinya...
Makasih, sudah mau baca~!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top