𝙋𝙖𝙧𝙩 01 - Tetangga Baru

Memulai hari yang baru di kediaman yang baru. Yua sudah memulai aktifitasnya dengan memasak sarapan untuknya.

Ia masih sedikit bertanya-tanya bagaimana tetangganya di komplek ini. Kemarin ia hanya bertemu dengan Hatsu selaku bu RTnya. Tapi ia tahu dengan tetangga-tetangga yang lain.

"Apa aku harus menyapa? Tapi mereka ada dirumah nggak ya," gumam Yua.

Ia sebenarnya masih memikirkan bagaimana rumor yang tersebar tentang komplek ini. Akan tetapi ketika ia tiba di komplek ini ia merasakan suasana yang sangat jauh berbeda dengan yang dirumorkan. Terasa hangat dan damai. Sama sekali tidak ada aura mencekam seperti yang dikatakan orang-orang.

"Sekarang masih hari kerja ya, mungkin aku akan menyapa mereka sore nanti,"

Yua segera menyelesaikan sarapannya dan bersiap. Walau kelas akan dimulai jam 9, tapi tidak ada salahnya untuk datang lebih awal, ia ingin pergi ke perpustakaan kampus lebih dulu.

Kalau dilihat-lihat lagi rumah ini terlalu bagus untuk harga yang relatif sangat murah. Bagaimana tidak dibilang murah, semua perabotan rumah sudah begitu lengkap dengan penataan yang begitu rapi dan elegan. Bahkan halamannya tertata rapi. Tidak seperti rumah yang sudah lama tidak ditempati.

Yua awalnya tidak ingin mempercayai papan iklan rumah yang ia lihat di jalan. Terlihat sangat tidak masuk akal, rumah bagus dengan harga yang sangat murah. Walau ada pilihan apakah ingin dibeli atau dikontrak. Namun karena Yua sangat butuh tempat tinggal saat ini, ia pun mencoba untuk menghubungi orang yang memasang iklan.

"Baiklah, tidak apa-apa Yua, kamu akan baik-baik saja disini," Yua mencoba menyemangati dirinya. Kemudian berjalan keluar dari rumahnya.

BRAK

"E-eh?!"

Baru keluar gerbang ia sudah menabrak seseorang. Yua yang terkejut langsung menoleh dan mendapati sosok gadis kecil dengan seragam anak SD.

"Ma-maaf, nggak apa-apa kan?" tanya Yua sembari membantu gadis kecil itu untuk berdiri.

Bisa Yua lihat dengan jelas kalau anak itu mencoba menahan tangis. Yua sendiri sibuk memperbaiki penampilan gadis kecil tersebut.

"Tidak apa-apa kok, tidak ada luka," ucap Yua tersenyum.

"Tapi sakit," ucapnya lirih.

"Lagian siapa yang nyuruh kamu lari-lari gitu,"

Seorang anak laki-laki yang terlihat mirip dengan gadis kecil itu muncul dengan tatapan kesal. Sementara gadis kecil itu berusaha menghapus air matanya.

"Nanti telat kalau nggak cepat," sahut gadis kecil itu.

"Oh iya nee-chan cantik banget, apa nee-chan baru pindah kesini? Aku Shiratori Yura, kalau yang ini Shiratori Ryo, " ucap gadis kecil bernama Yura itu sembari mengulurkan tangan mungilnya.

"Hei jangan sembarangan kenalan sama orang asing," tegur anak laki-laki bernama Ryo itu sampul menyikut lengan Yura.

"Tapi nee-chan itu bantuin Yura berdiri,"

"Tetep aja nggak bisa gitu,"

"Iya aku baru pindah kemari, namaku Ito Yua, senang berkenalan denganmu Yura-chan," ucap Yua menyambut uluran tangan tersebut.

"Eh kalian mau berangkat sekolah kan? Aku ikut ya!"

Sebuah cahaya menyilaukan tiba-tiba datang dari arah samping membuat Yua terkejut. Ia menutup sedikit matanya dengan tangan untuk mengurangi silau.

"Akito, kita mau sekolah, bukan ke konser," ucap Ryo yang entah sejak kapan sudah memakai kacamata hitam, begitu juga dengan Yura.

"Kata tou-san, kita harus bersinar di mana pun kita berada," ucap Akito riang.

Yua hanya bisa terdiam. Apakah anak laki-laki yang baru saja dipanggil Akito itu salah menafsirkan makna "Bersinar di mana pun berada".

"Nee-chan nggak perlu kaget, Akito suka pakai baju silau begitu kemanapun," ucap Yura yang seakan tahu isi pikiran Yua.

Tapi tetap saja Yua tidak bisa memahaminya.

"A-aa... Iya, kalau begitu aku pergi dulu ya Yura-chan, kalian juga harus berangkat sekolah kan?" ucap Yua.

"Ah iya, sampai bertemu lagi nee-chan!" ucap Yura melambaikan tangannya pada Yua yang sudah pergi menjauh.

"Eh tadi itu siapa ya?" tanya Akito yang baru sadar kalau sebelumnya ada seseorang di samping Yura.

"Tetangga baru, kemarin kan digosipin sama mama dan tante yang lain," ucap Yura santai.

"Masih kecil kok dengerinnya gosip," ucap Ryo heran.

"Mama kemaren ajak aku juga kok," ucap Yura yang bangga karena diajak ibunya ikut dalam obrolan.

"Ngomong-ngomong Akito nggak mau matiin lampu di bajunya?"

―――――――――――――――

"Jadi... Bagaimana malam pertamamu di rumah baru?"

"Tidak ada yang istimewa sih, semuanya baik-baik saja," ucap Yua.

"Masa sih, padahal rumornya udah serem banget gitu," ucap Kei, teman Yua yang sebenarnya juga tidak terlalu dekat dengan Yua. Hanya kebetulan suka mengobrol beberapa hal.

"Buktinya aku baik-baik saja," ucap Yua.

"Mungkin hanya awalnya saja, sebaiknya hati-hati saja, kita tidak tahu karakter asli orang kan," peringat Kei. Yua hanya mengangguk tanpa terlalu memikirkan hal itu.

Menurut Yua tidak ada yang aneh walau ia baru semalam tinggal di tempat itu. Walau memang akan ada kemungkinan buruk, tapi sepertinya itu hanya akan jadi sesuatu yang mustahil.

"Aku bisa jaga diri kok," ucap Yua kemudian.

Kei hanya menatap tanpa arti. Ia tidak bisa berkata apapun juga, karena sepertinya ia tidak akan bisa membujuk Yua untuk pindah ke tempat lain.

"Ya sudah, aku duluan ya," ucap Kei yang izin pamit meninggalkan Yua sendiri di meja kantin.

Setelah kepergian Kei, Yua hanya bisa menghela nafas. Sebenarnya ia juga sedikit cemas, tapi tidak mungkin juga terlalu berprasangka buruk dengan orang lain.

"Lagipula sepertinya mereka semua sibuk, mungkin aku hanya bertemu beberapa kali aja," gumam Yua.

Sayangnya pemikiran itu meleset.

―――――――――――――――

CTAS

CTAS

PYAAR

"SELAMAT DATANG TETANGGA BARU!"

Sebuah kejutan datang ketika Yua baru saja memasuki pagar rumahnya. Sebuah banner bertuliskan selamat datang dengan hiasan balon warna-warni, bintang-bintang, dan juga.. Ufo?

"Yua-nee!!!"

Yura langsung berlari menghampiri Yua yang masih terdiam di depan pagar. Gadis kecil itu langsung memberikan sebuah mahkota bunga pada Yua. Karena terlalu bingung, Yua pun menundukan kepalanya agar gadis itu bisa memakaikannya.

"Yua-nee cantik banget!" puji Yura girang. Mungkin Yua sudah menjadi inspirasi bagi Yura.

"Ma-makasih, tapi.. Ini apa ?" tanya Yua bingung.

"Hanya pesta penyambutan tetangga baru,"

"Hatsu-san?"

Hatsu menghampiri Yua sembari memberinya segelas minum. Yua menerimanya dengan baik tapi tetap saja ia kebingungan.

"Nggak apa-apa kok, ini hanya bentuk keramahan sederhana," ucap Hatsu.

"Sederhana?"
Ah iya, sangat sederhana sampai benar-benar ada ufo disamping rumahnya.

"Ayo kemari, ku kenalkan pada ibu-ibu yang lain," ajak Hatsu yang langsung menarik Yua ke arah ibu-ibu yang sudah menunggu kedatangan Yua.

"Kenalkan ini Ran Wafa, dia tinggal di sebelah rumahmu,"

"Salam kenal,"

"Kalau itu Shiratori Yuna,"

"Hai!"

"Ini Aoba Yuki!"

"Hai Hai! Salam kenal!"

"Yang manis disana itu Suou Runa,"

"Salam kenal ya, semoga kita berteman baik,"

"Yang dari tadi diam itu Nito Himari, tapi tenang aja dia nggak serem kok,"

Himari yang ditunjuk hanya sedikit melambaikan tangan sebagai bentuk sapaan.

"Kalau yang disebelah Himari itu Amagi Rin,"

"Salam kenal,"

"Yang mukanya agak galak dikit itu Oogami Wawa,"

"Kenapa aku disebut galak? Haish.. Salam kenal ya," ucap Wawa yang langsung mengulum senyum supaya tidak disangka seram.

"Yang terlihat ceria itu namanya Akehoshi Keiko,"

"Hai! Hai! Senang bertemu dengamu!"

"Yang mukanya lebih datar dari dinding itu namanya Hakaze Kurou,"

"Ah dan yang imut itu Sena Na,"

"Salam kenal,"

"Terakhir itu ada Yuuki Haruna,"

"Salam kenal ya,"

Ternyata komplek ini cukup ramai, begitulah pemikiran Yua. Awalnya sih hanya ramai dengan obrolan biasa dengan tawa anak-anak di sana. Hanya saja netra hazel Yua menangkap sosok pria-pria yang sedang berdiri di dekat ufo. Rasanya ia tidak asing dengan wajah-wajah mereka

"Waaah papa aku juga mau naik ufo!"

"Ayo Natsu kita cari alien sama-sama!"

"Itu nggak mungkin bisa diterbangkan beneran kan?"

"Kurasa tidak,"

Himari menyadari tatapan Yua yang sedang fokus pada para laki-laki yang ada disana. Ia pun mendekati Yua.

"Kalau kamu melihat mereka di TV, kamu benar," ucap Himari seakan paham apa yang ada di kepala Yua.

"Tu-tunggu, mereka benar-benar idol?" tanya Yua tak percaya.

"Tentu saja, walau sebagian sudah aktif kerja masing-masing daripada unit," ucap Himari.

Yua tak menyangka akan bertemu dengan para idol. Ia ingat mereka sangat populer diantara teman-temannya ketika SMA. Sampai-sampai ia bosan mendengar obrolan mereka yang selalu membicarakan idol Ensemble Square.

"Tapi tolong rahasiakan ya," ucap Himari dengan seulas senyuman.

Satu kalimat itu membuat Yua sadar kenapa bisa sampai ada rumor buruk tentang komplek ini. Mungkin karena mereka ingin menutupi kehidupan pribadi mereka.

"Nee Sena mau ikut juga nggak?"

"Nggak, jangan bawa-bawa aku dengan urusan alienmu,"

"Ihh.. Sena nggak asik!"

"Papa, ini bisa nyala?" tanya Natsuko pemasaran.

"Tentu saja!"

"Tunggu, ufo itu nggak beneran nyala kan?" batin Nazuna, Aira, Tsukasa, dan Makoto.

"Ayo terbang!" ucap Leo langsung menekan tombol on.

Benar saja ufo itu terbang sedikit demi sedikit hingga semua orang yang ada di acara itu pun menoleh.

"AAA LEO! ITU ANAKKU MAU DIBAWA KEMANA?!" teriak Hatsu yang panik karena Natsuko sudah dibawa terbang oleh Leo.

"Lean itu kenapa papamu nggak dihentikan," rengek Hatsu pada putra satu-satunya.

"Kata Om Kaoru biarin aja,"

Tidak hanya mereka, Yua pun terkejut dengan pemandangan dihadapannya. Memangnya ada Ufo sungguhan. Tapi itu benar-benar terbang walau tidak terlalu tinggi.

"Mungkin hanya awalnya saja, sebaiknya hati-hati saja, kita tidak tahu karakter asli orang kan,"

Seketika itu Yua mengingat ucapan Kei siang tadi. Memang benar tidak bisa melihat orang dari luarnya. Padahal selama ini jika ia melihat para idol itu di TV, mereka sangat berkarisma dan bersinar walaupun Yua sendiri bukan fans berat idol.

"Haa~"

Hanya bisa menghela nafas saja. Mungkin setelah ini hari-harinya tidak akan tenang.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top